Selasa, 31 Januari 2017

Puisi Merah

Merah

Merah membakar hati buta melihat manusia
Hanya kemerdekaan yang ku tergores di hati
Aku tumpahkan darahku untukmu merah putih ku,
Darah hangat mengalir, ku pejamkan mata untuk Jepang dan Belanda.
Karena engkaulah yang penghalang kemerdekaan Indonesiaku,
Enggan ku biarkan kau, hingga harus darah tak mengalir dalam tubuh.

Sabtu, 07 Januari 2017

Artikel BANGUN JIWA PEMIMPIN ASAH, ASIH, ASUH



gambar Katalis mutualisme
BANGUN JIWA PEMIMPIN ASAH, ASIH, ASUH
Asah, Asih, Asuh,miliki jiwa yang tidak hanya menuntut, namun juga dapat memberi, namun juga dapat menerima, ketika telunjuk tangan terkepal menuding, adakalanya telapak tangan di atas, dan telapak tangan di bawah.Undang-Undang Dunia  yang tidak pernah lepas.
            Bicara keadilan mudah untuk diucapkan, bicara keadalian hanya indah untuk di dengar, tidaklah mudah keadilan ketika memandang kenyataan yang ada dikasat mata, semua keadilan yang kita dengar masih abstrak. Kenyataan implemintasi yang ada di dalam lingkungan yang kita amati semua metafisik karena dapat dirasakan namun tidak melihat bentuknya. Kadang yang merasakan itu semua adalah orang-orang yang sudah mendapatkan keadilan, maka mereka sudah mengatakan kalau negara kita ini sudah adil, namun sebaliknya ketika orang yang tidak mencicipi rasa keadilan mereka hanya diam berkatapun tidak akan berani, karena otomatis yang tidak mendapatkan keadilan orang kecil. Pada dasarnya mereka yang mendapatkan keadalian mereka merasakan nyata adil, bagaimana untuk merasakanberkatapun masih membutuhkan perhitungan, pembicaraan orang kecil tidak akan sampai kepadanya.
            Ketika berteriak dari jarak jauh, itu hanya memperindah saat mereka mendengarkannya, saat merasa kalau mereka dibutuhkan tidak merasa dengan tanggungjawabnya. Jauh  berbeda dengan anaknya pejabat kalau marah, jika marahnya anaknya pejabat membuat susah rakyat, kalau kebutuhan pribadi, dibawa ke dalam kekepentingan orang banyak ediologi dalam dirinya akan rusak fatal, komitmen hanya menjadi kebanggaan warna indah sesat. Apateriakan keras itu berhasil membuat mereka memahami apa yang dirasakan,belum tentu saudara-saudaraku, melihat dari kenyataan pada apa yang terjadi kepada sejarah kita yang lampau, karena sejarah tidak akan membohongi kita, sebab dan akibatItu pelajaran dan pekerjaan pejabat, yang paling harus diperhatikan dalam sejarah Indonesia sebab dan akibat sebuah kejadian yang telahterjadi, tidak semerta-merta mempunyai kepentingan pribadi yang kecil ingin lepas itu sebab akibat yang besar dan sangat sakit hati dengan kebijakan suatu negara.
            Pada masyrakat di sana sehigga terjadi hal yang tidak diharapkan sebelumnya perjuangan untuk mempersatukan Indonesia bukanlah hal yang mudah utuk para pejuang yang telah mendahului kita. Harus di garis bawai jika sebuah tindakan tersebut sangat merugikan apalagi untuk merugikan suatu negara, haruslah kita berkaca pada sejarah tersebut, jangalah sampai sejarah terulang kembali sehingga tidak ada lagi sebuah negara yang ingin lepas dari NKRI. Sebagai pemerintah yang berhak untuk mengayomi dan berusaha memenuhi apa yang rakyat kecil harapkan itu menjadi pekerjaan rumah, ketika merenung bagi pejabat yang memiliki tanggungjawab, jangan sampai hanya keluarga dan kepentingan pribadi ketulusan menjadi pudar, namun perhatikanlah sebagai tugasnya sebagaimana pemimpin sudah terjun dalam kalangan yang mempunyai tanggungjawab besar.
            Berani mengambil keputusan dan memberikan tindakan,mempunyai mimpi harus bersama dengan aksi (tindakan), misi tanpa aksi akan menjauhkan dari kenyataan yang pasti, hanya menjadi mimpi dalam dunia yang tidur, tidak bermimpi dalam dunia yang nyata,usaha pemimpin hanya mampu berusaha untuk menjadi adil, karena tidak ada manusia yang sempura setiap kekurang itu semua hanya milik manusia, sebagaimana sudah menjadi kudrotnya. Usaha seorang pemimpin sudah ingin menjadikan peminpin adil namun kadang itu masih dalam mimpi belaka, sehingga banyak hal yang terjadi mengaku adil tetapi itu hanya menjadi perkataan yang hanya indah didengar (janji sorang pemimpin).
            Akan tetapi tidak menutup kemungkinan seorang pemimpin harus mampu melihat masyarakatnya agar mengetahui keadaan masyarakat yang sejahtera, sehinnga benar-benar merasakan keadilan, tugas itu berat bagi seorang pemimpin namun tidak ada yang tidak mungkin, ketika sudah niat ditata dan merasa bahwa masyarakat adalah tanggungjawabnya.Implemintasi dalam naluri akan membuka jalan hidupnya dalam haknya, tidak merasa benar pada saat memimpin lebih pandailah intropeksi, ada kalanya seringterjun ke tempat mencari apa yang sekiranya kurang yang membuat masyarakat tidak merasakankeadilan dan kemakmuran, maka usaha seperti itu Tuhan akan membukakan hati rakyat akan merasa bangga mempunyai pemimpin yang bijaksana dan tidak mementingkan kepentingan pribadi, tidak perlu bicara maka akan dibicarakan oleh Negara.
Adakalanya seorang pemimpin merasa bingung, adakalanya seorang pemimpin merasa bosan, adakalanya soerang pemimping terbelinger dan tidak menemukan jalan revolusi, maka dari itulah kita kembalikan kepada penderitaan rakyat yang konkrit, maka disitulah kita menemukan rillnya revolusi, dan insyaalloh Tuhan akan menolong. (Ir. Soekarno).
            Kutipan pidato yang mengelegar ini yang mengingatkan kepada kita semua seorang pemimpin mampu membangun memiliki cita-cita tinggi agar keadilan yang nyata dapat di nikmati oleh rakyat, sehingga ketikasudah bingung melangkah saat melangkah di atas pimpinan dan bagaimana sudah merasa bingung dengan jalannya struktur revolusi ini, maka kembalikanlah semua itu kepada penderitaan rakyat, di rakyatlah akan menemukan lurus rilnya revolusi.Maka setiap apa yang menjadi kewajiban pemimpin, jalani sesuai dengan kemampuannya maka Tuhan akan menolong memberikan apa yang akan dicita-citakan sebagaimana tujuan ingin membuatkeadilan kepada rakyat.
Kalau ingin menjadi pemimpin, jadilah pemimpin yang mampu meluluhkan hati rakyat, dekatilah rakyat dengan sentuh dan embanlah rakyat, karena rakyatlah yang akan mengembanmu dalam mencapai cita-citamu(HOS. Cokroaminoto).
            Kata-kata ini yang parnah dikatakan kepada Soekarno murid kesayanganya,dan mungkin juga kepada semua anak penerus bangsa, perkataan ini seperti menyarankan bahwa seorang pemimpin itu harus mampu menarik hati rakyat maka akan gampang untuk mengerahkannya mencapai sebuah cita-cita, dengan mengimplemintasikanaksi (tindakan) dan passi (diterima), oleh masyrakat sehinggaapa yang menjadi kebutuhan mereka, sehingga membantu melancarkan jalannya cita-cita revolusi yang menjadi visi dan misinya. Sehingga dapat diterima oleh masyarakat, tugas berat dan tanggung jawabbesar butuh proses untuk mencapai sebuah cita-cita seluruh anak bangsa Indonesia.
            Banyak hal yang menjadi problermatika untuk menyentuh keadilan yang kongkrit. Menerima apa yang menjadi sarapan setiap pagi berat bagi para pemimpinuntuk mendapatkan kritikan, berupa apapun kritikan harus membungkusnya (menerima). Tidak ada yang harus dibela mati-matian, hanya saja bagaimana berusaha seorang pemimpin untuk menjadi pemimpin yang asah, asih, asuh,ketiga hal ini menjadi poin pokok dalam kehidupan sosial membentuk rakyat Indonesia yang lebih baik dalam melangkah lebih jauh dengan rakyat yang lebih baik dalam menjadi sosok didepan, pemimpin belajar kepada komandan bebek ketika digiring masuk ke dalam kandangnya, ketika melihat orang yang giring bebek, itulah jiwa pemimpin yang patut diterapkan, mengarahkan rakyatnya tersebut dari belakang, seorang pemimpin yang dibelakang untuk mimpin memantau rakyatnya, sehingga akan nyata ketika melihat apa yang ada di depan, ketika posisi dari belakang akan tahu beberapa yang mengalami rasa sakit dengan keadaan pemimpin ini, maka jelas penderitaan rakyat yang konkrit.
            Hal ini pemimpin tidak hanya mengomandani bicara di depan tanpa memandang masyrakat dari belakang, kesalahan yang fatal saat pemimpin tidak membaca naluri rakyat, maka masyarakat akan menilai keadalilan yang hanya indah didengar tanpa dirasakan. Semua itu kembalikan kepada rakyat karena merekalah yang merasakan apa yang terjadi di masyarakat, sehingga sebuah cita-cita dan impiannya akan menjadi mimpi yang nyata.(*)