Kamis, 29 November 2018

Proses dalam Membuat Majalah LPM Fenomena

Saya mendapat jadwal kerja dari pukul 15:00-23:00 hari Kamis, hari itu kebetulan saya hanya kulia dua mata kuliah, yang keduanya terdiri dari SKS yang lumayan banyak yaitu enam SKS. Kebetulan hari itu mata kuliah ini semuanya praktik agak kewalahan dalam waktunya, apalagi mata kuliah yang mata kuliahnya itu dosennya tidak pernah masuk, sebenarnya kuliahnya hari jumat namun mengatur sendiri meminta hari kamis untuk melakukan perkuliahan, namun saya tidak akan menjelaskan nama dosen tersebut. 

Tenma-teman LPM Fenomena pada sibuk ingin bahas dan majalah ingin segera terbit. Mengapa saya ikut serta dalam kegiatan tersebut, tidak menutup kemungkinan karena saya pernah belajar di sana. Sehingga saya dianggap paling tua diangkatan 2016, sedangkan saya sendiri kuliahnya 2015 masuk kuliah. Teman-teman pada sibuk akan mengadakan rapat karena akan segera harus terbit majalah tersebut, tempat kumpulnya bertempatan di tempat saya bekerja, namanya Kedai Elle tempat jualan Kopi dan makanan. 

Diskusi dengan teman tadi malam meluas tanpa kemana mengenai ilmu yang tidak akan ada habisnya jika dibahas. Keluasan dalam khasanah ilmu terbentuk dari sebuah perbedaan  sebuah persepsi mengenai pandangan mengenai dunia, di mana ada teman yang namanya Iqbal mengatakan dunia adalah cara belajar tentang kegelisahan dengan bisa menciptaan sebuah karya yang mana setiap karya tulis darinya akan menimbulkan sebuah aroma kegelisahan sangat pada pembaca. Hal tersebut selalu menjadikan dirinya terkontaminasi dengan sebuah keadaannya yang membawa dirinya pada suatu moment setiap menulis mengingatkan dirinya pada ayahnya yang telah tiada. 

Ada lagi yang sangat menjadikan dirinya pada suatu hari di mana setiap dunia akan memiliki sebuah pandangan mengenai dunia. Sehingga dalam sebuah karyanya akan selalu menghadirkan sebua h pandangan baru dan mengingat dengan sebuah kehidupan baru, sehingga akan menawarkan pada setiap karyanya bisa membawa pembaca pada paragraf utama kehidupannya. 
Sehingga yang bisa menghidupi dirinya adalah karya tulisannya, karena dari tulisannya sangat percaya akan semua itu bukan hanya sekedar bisa menulis namun dari tulisannya bisa menghidupi dieinya. 

Saya sendiri sederhana dalam memandang dunia, sebab terlalu sempurna dunia yang telah Allah persembahan pada diri saya, dalam apa yang bisa saya lakukan pada dunia akan selalu memberikan sebuah penawaran baru dengan apa yang menjadi seorang tetap hidup dengan caranya sendiri, namun saya memberikan sebuah pendangan baru dengan menyelaraskan kehidupannya dengan sebuah pandangan yang bisa tuliskan, dan bisa dibaca olehnya serta bisa dicerna olehnya. Dunia adalah cara saya menemukan hal baru yang sekiranya setiap karya tercipta bukan karena sebuah keadaan yang melahirkan namun sebuah keadaan dilahirkan dari sebuah cinta dari dirinya.

Namun sebeum itu kami ber-enam membahas mengenai majalah. di mana itu bisa dikatakan rapat pengumpulan tulisan dari teman-teman dalam melakukan sebuah liputan dari beberapa hasil anggota LPM Fenomena. Sudah banyak anggota baru menuliskan sebuah gagasan yang dijadikan sebuah tulisan berharap dalam benaknya bisa diterbitkan di dalam majalah LPM Fenomena yang direnacakan nanti pada akhir Desember bisa terbit, sesuai tema majalah yang akan diangkat yaitu "Kriminilisasi Pendidikan", tema itu dijadikan tiga aspek pembahasan dari ketiga sisi yang dibahas yaitu:
1. Kriminilisasi pendidikan
Akan menjadi sorotan pembaca dalam majalah LPM Fenomena tahun ini, jika tahun lalu majalah tidak terbit dengan eksemplar yang banyak, namun tetap dalam melakukan sebuah praktik-praktik jurnalistik di dalam menghasilkan sebuah karya jurnalistik. 
2. Mengenai kebudayaan 
Budaya adalah salah satu pembahasan sangat luas pula bisa saja dikaitkan pada tema besar kita, bagaimna budaya menjadi sarana manusia bisa hidup dalam suatu wilayah akan tetap bisa membawa budaya yang menjadi ciri khas, akan tetapi akan tetap hidup dalam koridor yang bisa diterima dalam kehidupan tersebut, sehingga budaya itu penting salah satu kebiasaan yang mendidik akan karakter sebuah bangsa.
3. Kecintaa Bahasa Indonesia 
Bahasa adalah salah satu fungsi kehidupan dalam berinteraksi: dalam penggunaan bahasa yang baik yakin manusia akan hidup baik pula (selalu diterima dalam setiap bagian). Bahasa salah satu dari hal yang penting dalam dunia pendidikan motor dari segala ilmu adalah bahasa, ketika manusia bisa mampu menggunakan bahasa yang baik dan benar maka ia akan hidup lebih capat dalam sebuah wilayah tersebut. Maka perlu bahasa kita bahas dalam mencintai bahasa sehingga bahasa itu akan menjadi salah satu bentuk tertinggi, untuk bisa menguasai. Apalagi hari ini bahasa Indonesia menjadi bahasa yang banyak diminati oleh negara-negara lain di eropa, bahkan di salah satu Negara  Australia, bahasa Indonesia menjadi pelajaran wajib untuk dipelejari, sehingga banyak pula di setiap kampus khususnya di Unisma yang dari Uzbekistan belajar bahasa Indonesia dengan tujuan belajar bahasa Indonesia. 

Pembahasan sangat meluas, sehingga pembahasan sebuah kumpulan cerpen dimana cerpen nanti itu: bisa menjadi Antologi dan menjadi hal baru dalam LPM Fenomena bisa menerbitkan sebuah cerepen selain majalah. Sebenarnya tidak perlu gelisah jika anak sastra Indonesia ketika membicaarakan cerpen, kita pasti punyas setelah didata ternyata sudah banyak yang memiliki cerpen, salah satunya Atiya, Iqbal, Riska, dan Anin. Saya sendiri masih akan mencarinya kumpulan cerpen yang mungkin saja menjadi salah satu yang masuk ke antologi tersebut dan bisa menerbitkan secara bersama dalam bentuk antologi cerpen.

Ketika yang perempuan sudah pulang, karena waktu sudah menunjukan pukul 22:00 Wib, mereka harus pulang untuk, karenawajar perempuan punya jam malam (ke atas pukul 21:00 dikunci). Saya dan teman-teman ketiga anak masih bertahan, kembali pada paragraf pertama dan ketiga memmbahas hal yang paling jauh namun paling dekat dengan diri kita, bahasa mengenai karya yang tidak akan ada habisnya ketika kita mau menulisnya dalam sebuah bentuk karya tulis. 

"Tidak ada yang paling berarti dalam hidup manusia ketika ia tidak berpaling dari kenyataannya, sehingga tidak hanya menjadi manusia yang hanya menerima apa adanya"

Rabu, 28 November 2018

Catatan Mahasiswa; Membagi Cara Literasi Kesehatan FKUB


Saat hujan menyapa dengan sebuah tanya, tanpa maksud apa-apa pada saat itu  sebagai manusiabertannya pada diirinya “apa hari ini sebuah cita-cita masa depanku?”. Sebuah perjalanan akan menyisakan kesan pada setiap peralanan, alam selalu mempersembahkan  apa yang telah dititakan ketika memaksakan untuk mengikuti perputaran alam. Suasana pertemuan dalam sebuah perjemuan pada sebuah ilmu pengetahuan sangat banyak jalan untuk menempuh.
            Pada saat kuliah aktiv sebagai mahasiswa akan mengemban beberapa banyak tanggung jawab “katanya”, ketika kita yang lain sibuk dengan tugas tanggungjawab laporan, yang akan diserahakan kepihak sekolah, suasana kos sudah tidak kondusif. Banyak dari antara buku dalam rak hanya menjadi instalasi pemandangan yang menuai estetika pencitraan ketika mengmbil buku hanya berdebu dalam rak buku yang telah terkumulkan. Rasa-rasanya kemaraian itu menunda kegelisahan serta menguji bahwa literasi sebagai pondasi sudah tidak dihiraukan kembali, dengan  keadaan manusia dalam menciptakan sebuah karya ketika sudah menjadikan kita untuk lebih bermakna dalam membaca. Ketika Unisco melakukan penelitian pada 2014 mengenai tingkat literasi di Indonesia dikategorikan rendah dan lemah, karena hasil dari data bahwa rata-rata dari 1.000 orang Indonesia yang suka pada literasi hanya 1 orang. Proses penelitian itu dilakukan dengan peringkat baca; Koran, majalah, dan buku sangat rendah dalam hasil dan pembelian atau koleksi buku orang Indondesia.
            Sifat malas adalah kudrot dalam diri manusia, jika nyaman dengan sebuah keadaan bersiaplah untuk digilas oleh peradapan. Peradapan  lebih kejam dari kejahatan para kriminalisasi ketika perjalanan tidak pernah memberikan sebuah marwah terhadap kisah tuk masa akan datang. Dengan proses membacalah manusia bisa Berjaya serta bisa berkarya, berbuuat baik manusia akan bisa dicipta namun sebuah cara terbaik yang mampu memberikan hak cipta pada kehidupan manusia. Kemalasan itu hanya bisa dilawan dengan sebuah keinginan, dengan seperti itu maka akan meruntuhkan sebuah kemalasan.
            Pada suatu hari yang lalu saya mendapatkan pesan watshap, berbunyi permintaan untuk menjadi pemateri 19, September 2018 di Fakultas Kedokteran Unversitas Brawijaya (FK-UB), kala itu saya sangat kaget karena merasa belum siap, dikarenakan  saya sendiri masih semester VII, karena itu adalah pilihan untuk bisa belajar dengan apa yang berkan kepada saya mungkin saja itu amanah. Dan saya rasa itu sebuah titahan dari Allah Swt diberikan agar saya bisa belajar lebih giat mengenai teori serta tetantang kehidupan. Setelah itu saya putuskan untuk menerima apa yang sudah menjadi pilihan yang penting niatkan untuk belajar.
            Banyak hikmah yang dapat saya ambil dari apa yang dapat saya bagikan nantinya. Langkah awal saya mengambil data-data peringkat literasi yang ada di Indonesia, karena materi yang diminta yaitu mengenai literasi “Budaya baca, Diskusi dan Menulis”, sebuah keresasahan dan kebahagian lantaran ini menjadi tantanangan kepada kompetensi pada diri sendiri serta bagaimana mental bisa memberikan pandangan pada mahasiswa FKUB yang dalam klasifikasi disiplin ilmu tergolong pada disiplin ilmu eksaskta. Sehingga tugas saya sebagai orang yang nantinya bisa memberikan stimulus dan peserta bisa merespon apa yang bisa saya sampaikan, harus lebih siap dengan persiapan mateng. Setelah mencari serta mendapatkan data dari apa yang ditemukan sangat memiriskan karena peringkat negara palinng rendah Negara Indonesia berada diposisi paling bawah nomor 2 di atasnya Bostwana. Ini permasalahan sangat memilukan dari tahun ketahun 63 tahun yang lalu kata Taufik Ismail negara kita.
            Paling menarik dalam literatur menemukan data mengenai pentingnya literasi. Tulisan itu ada di dalam risetnya media tirto.id bahwa Francis Bacon sorang filsuf Inggris mengatakan bahwa “Pengetahuan adalah kekuatan, siapapun pelakukanya”. Kalau kita mennjau lebih dalam mengenai sejarah, pada saat berjayanya seorang Fir’un Berjaya bukan semata-mata dengan kekuatan militernya, Fir’un memiliki perpustakaan sendiri yang mengoleksi buku 20.0000 buku. Hal itu menjadi refleksi dalam kehidupan dalam pentingnya literasi baca. Membaca adalah kekuatan manusia ketika mampu menguasai apa yang telah dibaca. Dengan seperti itu pula saya bisa sadar atau kritis atas pentingnya membaca bukan hanya memberikan dampak pada diri sendiri namun akan memberikan dampak pada kehidupan kemaslahatan ummat serta membantu atas kemajuan perkembangan sains sebagai sumbangsih mengenai pentingnya perkembangan zaman, dengan pengetahuan yang dimiiki akan memberikan dampak terhadap fungsi orang lain serta punya nilai estetik.
            Setelah mendapatkan di sini saya mempersiapkan diri mengenai teknis bagaiamana nanti bisa menyampaiakan mengenai budaya literasi, dengan keadaan yang jarang istirahat secara teratur. Ketika sudah sudah siang pergi ke Perpustakaan Pascasarjana untuk baca-baca literatur yang berkaitan dengan kesehatan literasi, setalah menemukan sangat menarik, karena kesehatan literasi sangat penting pada kehidupan dalam membangun kognitifitas serta psikomotorik dalam perkembangan hidunya. Otak akan selalu sehat ketika keterampilan membaca, diskusi, serta diskusi (dunia literasi) diintensifkan dengan serius. Ketika masyarakat cerdas bersiaplah negara akan berkelas.
           

Minggu, 25 November 2018

Catatan 26, November 2018


Sebuah keadaan akan membawa saya pada sesuatu  yang akan menjanjikan sebuah kegagalan dalam tindakan.Hari ini menjadi hari paing membosangkan, karena sangat membuat malas. Didukung sebuah yang membuat tambah malas dalam melakukan sebuah kegiatan rutinan saya setiap hari senin pergi ke salah satu SMK ANNUR Bulululawang di Malang, setiap kala tawaran yang diberikan ke saya waktu saya terima, walaupun saya sendiri telah melakukan beberapa aktivitas sama mengelesi di SMA NURUL ULUM di Malang juga. 
Memuat hari ini semakin malas adanya hujan yang akan menjadi sebuah penghalangku. Saya kira hal itu ada yang menganggap sebuah anugerah ada pula hal itu sebuah penghalang bagi saya, namun hal tersebut memang menjadi kendala dalam langkah saya untuk pergi ke tempat saya mengelesin. Delima dalam setiap langkah pemuda bukan hanya sebuah keadaan namun sebuah jiwa yang masih dalam peperangan dalam batin. Perjalanan yang seharusnya menjadi sebuah kebanggan saya, seharusnya bersyukur dengan tulisan ini saya mencoba merekan dan ketika nanti dibaca bisa mengetahui apa yang seharusnya saya benahi dari kehidupan yang sagat penuh persoalan mendewasakan. 
Pada saat ada teman kos saya memperhatikan sebuah langit yang menedung, mungkin akan turun hujan walau dalam ucapan yang saya katakkan "Saya tidak akan mendahului Allah tapi dengan tanda mendung seperti ini akan terjadi hujan nanti", dengan bahasa yang paling sederhana karena untuk melampiaskan kemalasan dalam sebuah aktivitas. 
Saya mengambil sebuah buku dan dibaca, setelah itu saya mencoba memualai menuliskan tentang itu semua dalam sebuah keadaan yang selalu ingn berdamai dengan sebuah persoalan. Saya sudah lama menemukan hal tersebut dan saya sering mendiskusikan dengan hati, apakah ini sebuah kelemahan saya, sehingga akan menjadi hal yang kuat dalam jiwa, cara-cara apa yang akan saya lakukan terkadang sangat membingungkan serta membosankan. Hingga pada akhirnya ketika semua terasa asing serta sangat membosankan, banyak hal yang saya coba ingat.
Yang sering saya ingat sebauah rutinitas dan keadaan diri ni, dengan sebuah rutinitas terkadang menyita waktu dalam melakukan sebuah kreativitas dalamn belajar. Bahkan rutinitas mengalahkan sebuah kreatfitas yang betul-betul lahir dari hati kita sendiri tanpa kita sadari. 
Setelah hujan tiba saya merasa bersyukur dan menyesal, ketika hujan senang karena tidak berangkat dari sisi lain saya merasa menyesal ada waktu yang sangat sia-sia hari ini, ada waktu yang tdak maksimal dengan sebuah baikan (Kurang faedah bahasa sekarang). 

Mengenai persoalan dengan diri belum selesai, tidak pernah sibuk mencintai. 

Setelah saya buka hp ada yang mendiskusikan sebuah kegiatan di hari rabu tgl 28, mengenai kegiatan Frol (Frum yang bergerak dalam dunia literasi). Ada yang mengirimkan pesan bahwa: 
"Mas Rabu besok ini akan mau diisi dengan materi apa?" 
"Isi saja sastra atau e-jurnal atau bedah buku"
Karena sudah beberapa waktu lalu berjalan dengan sebuah kegiatan literasi dengan bedah opini. Saya sendiri yang mengisi di kegiatan tersebut, semua akan menjadi tantangan dalam mencintai literasi dan membangunkan gairah dunia literasi sebab hal ini menjadikan kita sebuah tantangan diri sendiri dan menjadi tantangan orang banyak, dengan kegiatan saya bangun dengan salah satu teman namanya Febi semester VII satu angkatan dengan saya. Serta ada banyak tim yang ada di dalamnya saya kenali yaitu Atiyah, Iqbal dan teman-teman baru yaitu Apria dan Anggun nama-nama baru saya kenal itu yang kemarin ikut kelas opini. 
 Berbicara lieterasi kita tau, semua orang tidak akan banyak yang suka dengan dunia ini. Padahal sangat paham dengan fungsi dan manfaat dari kegiatan tersebut. Banyak dari sekian banyak orang suka baca namun tidak akan suka dengan menulis, begitu sebaliknya. Namun penulis sudah tentu membaca.

Setelah membuka hp kedua saya mendapatkan mahasiswi mengirimkan pesan ke saya mengajak bertemu, mahasiswi tersebut sering mengajak ke saya untuk mendiskusikan tulisan, beberapa hari lalu mahasiswi yang itu mengirimkan tulisan ke email saya.selain itu juga ia sering memperhatikan saya beberapa lalu rambut saya panjang dan ia dengan kode menyarankan tempat potong rambut namun saya dengan kesibukan aktivitas lupa akan semua itu. Dalam benak saya pertemuan sekarang itu ia mengajak saya bertemu mungkin akan membahas sebuah tulisan. 

"Yang berharga adalah waktu, yang tersial adalah laku yang tak memiliki sesuatu menyayangkan waktu"

Hari Guru 25 November 2018

Hari ini ada yang mengikuti latihan drama teater. Semua serasa menjadi kewajiban ketika semua hal itu dilakukan secara bersama, tidak akan menemukan sebuah alur yang lahir dari dirinya, sehingga rutinitas akan menjadi kegiatan utama dalam kehidupan, kreatifitas akan hanya menjadi hambatan.
Pada dasarnya semua harus mengikuti sebuah kreativitas lahir sebuah kebutuhan batin serta menjadikan rutinitas sebagai arah kedua lantaran segala perjalanan  perlu sebuah kenyamana.

Hari ini saya mencoba melakukan hal tersebut, walau pada dasarnya saya harus melakukan sebuah kebohongan kepada teman-teman sejawat serta seperjuangan dalam mensukseskan dalam tugas akhir dalam mata kulia praktik drama teater. Perjalanan sudah beberapa bulan, sudah tidak terasa sudah sampai pada hari yang hampir tiba dalam pementasan. Semua disibukkan dengan sebuah tujuan yang menyita kreativitas kebebasan diri manusia.

Setelah hujan turun manusia akan selalu memikirkan kenangan, terlalu milankoli dengan derasnya hujan ketika semua menjadi kenangan, kenangan akan menjadikan kita hidup apa akan hanya menjadikan kita redup, kenangan bukan hal utama dalam hidup, sebuah pelajaran akan menjadi berharga ketika manusia mampu membela akan dirinya dalam mencapai merdeka.

Tanggal 25, November 2018 ada banyak dari teman-teman mengatakan kalau hari ini hari guru nasional. Yang paling berharga memang guru yang paling berjasa adalah guru, masih mengingat pesan-pesan guru:
Aku masih ingat pesan salah satu guru SMA dulu
Untuk menjadi berkelas harus keras 
Untuk menjadi berkualitas harus totalitas
Untuk menjadi sufi harus menepi dan mencintai sunyi
Untuk menjadi gagah harus gigih
Untuk menjadi kuat harus tahan banting
Untuk menjadi berani harus latihan 
Untuk menjadi kaya harus hemat
Untuk menjadi camat harus menjabat
Untuk menjadi kiayi harus mengaji

Buku adalah sumber pengetahuan 
Alam adalah sumber pengalaman
Keadaan adalah sumber melangkah
Persoalan adalah sumber menemukan
Puisi adalah sumber cinta dalam berkarya 
Bahasa adalah sumber dalam bercerita 
Sastra adalah sumber berkarya
Karya adalah sumber meminta doa

Semua yang terjadi hari ini bukan hanya menjadikan kita menjadi kata-kata berharga. Seorang guru memiliki tujuan tentang apa yang harus ditiru, untuk menjadi seorang guru perlu keluasan hati agar tidak selalu mengelu. Guru sebagai orang yang ditiru sebelum ditiru harus meniru. Jika ingin menjadi guru yang baik jadilah seorang yang bijak.

Cara menjadi guru, belajar dari murid jika kita masih menjadi guru selalu menjadikan dirinya sebagai penyambung dan pengirim ilmu maka berhentilah, jadilah guru yang bisa diterima oleh murid karena ilmu ketika diterima menjadikan murid arif, ketika menjadi arif ilmu jadi dasar urip.

Sabtu, 24 November 2018

Menanyakan sebuah Toleransi di Kampus NU

Pada Hari Jumat pukul 14:00 Wib, Kampus Universitas Islam Malang (UNISMA) mengadakan sebuah sosialisasi mengenai empat pilar MPR RI di Gedung Abd. Rohman Wahid Pascasarjana. Saya sudah mendaftarkan diri karena gratis. Namun sebelum itu saya juga pergi ke Perpustakaan Pascasarjana bertemu dengan adek tingkat yang ingin membangun Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) di fakultasnya, diskusi berlangsung selama satu jam sambil seminar dimualai saya membicarakan cara bagaimana membentuk LPM. Sekilas saya memberikan konsep tentang membuat sebuah oraganisasi dalam kampus. Konsep yang ditawarkan ada dua cara, dalam membangun sebuah oraganasasi pertama yang harus ditata adalah niat: sebab dengan niat yang baik akan menghasilkan sebuah finis yang baik insyaallah.

Diskusi terus berlanjut dua konsep itu saya tuliskaan bahwa dalam membangun dalam sebuah lembaga itu harus memiliki strategi, bukan hanya mempersiapkan adanya PSDM yang militan, walaupun ada PSDM namun tidak bisa bergerak maka akan sulit dalam mengembangkan dalam sebuah perjalanan sebuah organisasi tersebut. Maka perlu pengguatan dari internal, jangan sampai hanya semangat di depan, jika ingin memualai dirinya harus kuatkan serta tekadkan lalu berangkatlah sebagai tujuan sebagai wadah belajar di dalamnya.

Konsep tersebut ada dua yaitu: Instan dan Proses 
Konsep dalam sebuah LMP dalam segi karya jurnalistik akan sama, namun strategi dalam melegalkan dalam organisasi yang pertama lakukan konsolidasi dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), "kamu harus memetakan strategi mendapatkan legalitas, serta memaparkan ke pihak BEM bahwa pemaparan konsep rancangan kerja yang kamu buat akan membuat ia akan percaya dengan sebuah proses dari pembentukan LPM, bahwa program yang diusulkan akan melakukan praktik jurnalistik dan mempersembahkan karya jurnalistik dalam bentuk Majalah, Buletin, Koran tempel dan Wabsite, ketika menyampaikan hal tersebut lambat laun SDM itu bentuk dengan memberikan pengetaguan mengenai jurnalistik sehigga semangat itu akan didasari dengan komitmen kita dalam melakukan sebuah praktik jurnalistik untuk menghasilkan karya jurnalistik sesuai dengan koridor poksi LPM". Hal tersebut tidak lepas dari sebuah kebijakan BEM alangkah baiknya menjadi BSO Bandan Semi Otonom di BEM-F langkah pertama sebagai pilihan yang instan dalam menentukan serta membangun. Langkah kedua yaitu kita menawarkan sebuah produk karya jurnalistik samahalnya dengan langkah pertama, yang membedakan nanti disebuah proses legalitas untuk memperlihatkan sebuah eksistensi sebagai pers kampus dengan melakukan praktik-praktik jurnalistik tanpa dibawah naungan BEM. Berdikari dengan menonjolkan prooduk dan akan dikenal tanpa memperkenalkan diri sebagai pers, namun hal itu menjadi hal yang paling berat butuh ekstra dalam melakukannya.

Setelah perbncangan sudah selesai saya langsung bergegas ke Seminar serta Sosialisasi MPR RI. Untuk menghadiri harus mendaftarkan dari jauh-jauh hari, maka perlu administrasi dulu ke panitia. Pada saat bersllangsung pula setelah masuk pada acara tersebut, saya duduk dipaling belakang dalam acara tersebut, namun buku yang didapatkan dikeluarkan sebagaimana bisa mencatat dan mengambil sedikita banyak dari apa yang disamapaikan oleh pemateri yang dari MPR RI. Pada sambungan dan pembukaan diacara tersebut, Prof. Dr. Maskuri, M.si,. membuka dengan nada yang bisa kita dengar, heroik penyampaiannya sebagai orator bahwa pengenalan  sebagai yang tepat yang paling aswaja bahkan dengan terang-terang menjelaskan bahwa UNISMA anti radikalisme dan ada di dalamnya mulai dari kariyawan serta setaf dan dosen akan dipantau terus dalam pengawasan mahasiswa yang menggukan.

Dalam hati saya tidak setuju karena kampus mederat akan selalu multikultural tidak memberikan ruang khusus dalam dunia belajar-mengangajar, ketika ada hal tersebut akan lebih kecil dalam melakukan kebajikan di Unisma dalam belajar bukan malah disudutkan dengan dallih islam radikal. Yang paling menjaggal pula mengapa hanya orang yang nyata muslim bercadar diberikan sebuah aturan sedangan yang lebih fulgar non-muslim ada mengapa tidak diterapkan aturan tersebut, ada ketimpangan dalam sistem kampus kita.

Jika memang ingin menanggulangi hal tersebut alangkah baiknya ada bimbingan khusus pada mereka yang senantiasa memakai cadar, serta menanyakan latar belakag dan tujuan dalam menggukan cadar, sebagai tradisi bukan kewajiban bagi kaum muslim menggukannya. Untuk menjaga rasa kemananusian bimbingan khusus bagi yang mengenakan cadar tersebut, bukan malah memperlakukan dengan dalih memberantas tentakan hak orang lain, terjadi memarjinalkan seorang.

Kebiakan tersebut mengacu kapada sebuah toleran, namun dalam praktik tidak toleran mengapa demikian lebih kwatir (ketakutan) daripada berani tapi mempelajari dari mereka yang bisa masuk ke dalam melalui mahasiswa yang dengan seperti itu mahasiswa yang dibimbing akan menjadi mahasiswa yang diitemewakan namun juga harus dipantau setiap gerak, maka dari itulah kita perlu mawas diri dari lingkungan ikita sendiri bukan melegalkan mengharamkan orang yang belajar nantinya. SK diturunkan dengan dalih menjaga tradisi NU. mari bersama beristifar dan merenungkan dengan baik ketika melakukan sebuah batasan yang berkaitan dengan agama.
"Saya menangis  dalam hati dengan sebuah keputusan, bukan mendukung tapi lebih mencegah dengan adanya hal tersebut ancaman maka kampus lebih memperhatikan dengan cara memberikan sebuah bimbingan"


Resuman Kelas Opini Frol Unisma



Pemateri oleh Akhmad PBSI Semester VII

Istilah opini mungkin tak asing untuk kita dengar. Istilah opini ini sering kita jumpai pada majalah, koran maupun media cetak lainya. Lalu menelisik banyaknya media yang menggunakan istilah ini apakah kita sudah faham apa itu opini ? bagaimana struktur yang ada didalam kepenulisan opini ? dan juga apa tujuan dari kepenulisan opini?. Pertanyaan- pertanyaan ini sering kali mengiisi ruang pemikiran kita, terutama bagi kita yang masih awam mengenai dunia literasi oleh karena itu dalam kesempatan kali ini komunitas FROL memberikan wadah untuk teman-teman yang ingin belajar lebih mengenai kepenulisan dan bedah opini yang dilaksanakan pada Rabu, 21 November 2018 bertempat di Perpustakaan Pusat Universitas Islam Malang Lantai 2 dalam kesempatan ini komunitas FROL mengundang pemateri yang tak lain adalah teman kita sendiri yaitu kak Ahmad dari jurusan PBSI Semester 7, pemateri yang kita hadirkan merupakan sosok  yang sudah menekuni dunia literasi beberapaka karya beliau sudah beberapa kali terbit di media cetak maupun media online yang ternama seperti jawa pos, times indonesia serta kompas.
Istilah opini dapat kita artikan sebagai pengekspresian suatu sikap mengenai persoalan yang mengandung pertentangan. Opini juga dapat diartikan sebagai pendapat atau pandagan terhadapa suatu persolan. Seiring dengan berkembangnya era moderen juga meningkatkan padangan seseorang mengenai dunia kepenulisan atau yang kita kenal dengan literasi. Saat ini pandangan orang mengenai kepenulisan lebih mengarah kepada materialistik dalam hal ini yang memiliki arti mengenai dampak materialistik apa yang dapat kita peroleh dengan suatu penulisan karya baik non fiksi maupun fiksi.
 Kita ketahui bahwa karya non fiksi yang sangat berkembang saat ini adalah esai dimana esai memberikan dampak material yang dapat kita rasakan kedepanya seperti esai merupakan prasyarat beasiswa dan berbagai perlombaan banyak didilakukan baik di sekala regional, nasional bahkan internasional mengenai kepenulisan esai dengan berbagai tema yang menarik. Yang menjadi persolah dalam kepenulisan opini yaitu apakah opini juga memberkaan dampak material kepada para penulis ??. Pardigma- paradigma yang terbagun seperti inilah yang membuat menurunya kemampuan kita untuk mengeksplorasi ide pemikiran kita menjadi terbatas, oleh karena itu paradigma negatif ini harus mampu kita kurangi. Opini merupakan karya yang digolongkan menjadi karya semi ilmiah. Dimana dengan kepenulisan opini memiliki segi keuntungan sendiri dibandingan segi material, fungsi dari penulisan opini yaitu kita dapat memperluas pengetahuan dan memberikan dampak kepada para pembaca mengenai sudut padang serta solusi yang kita miliki. Dampak pemikiran kita terhadap pembaca inilah yang nantinya akan menjadi dampak yang nyata apabila solusi   yang kita tawarkan mampu diimplempentasikan dalam masyarakat. Seperti yang dikemukaan oleh teman kita Ilham dalam forum diskusi FROL bahwa opini merupakan kepenulisan yang “disik i kerso” dalam bahasa jawa yang berarti opini memberikan dampak pemikiran untuk masa depan. Dalam kepenulisan opini yang harus kita perhatikan yaitu kita harus menemukan jati diri atau karakter dari diri kita sendiri dalam menuangkan sudut padang kita terhadap sutu persoalan yang kita bahas, meskipun kita menguanakan referensi sebagai bahan penguat tulisan kita, sehingga ide serta kebebasan berfikir mampu melahirkan tulisan dengan kuliatas baik dan original .
Bagaimana kita bisa menulis opini ?? inilah pertanyaan yang sering kita ajukan sebagai pemula. Opini secara struktural terdiri dari latar belakang yang mengambarkan persolan yang ingin kita tuliskan. Isi mengenai ide atau gagasan yang ingin kita ulas dalam suatu opini, kemudian diparagraf terakir dapat kita menulis ringkasan. Dalam menulis opini alangkah baiknya bila opini kita memiliki referensi yang akan memperkuat ide kita. Penulisan referensi atau kutipan dapat kita lakukan dengan sistem A B A B atau sesuai gaya kepenulisan kita. Yang dimaksud sitem A B A B yaitu penulis mengungkapkan ide atau sudu pandang penulis mengenai persolan kemudian diselingi referensi untuk memperkuat ide atau sudut pandang penulis, penulis juga dapat meletakan referensi di awal pargraf kemudian mengungkapkan ide atau sudut padang penulis diparangraf lain secara rinci, dalam segi kepenulisan ini merupakan kebebasan penulis untuk mengungkapkan idenya.
Bagaimana agar penulisan opini kita dapat dipahami oleh para pembaca?? Kita kesulitan dalam meluis ?. Sering kali kita menulis namun kurang dipahami atau kita justru mengalami kesulitan untuk menuliskan ide yang sudah ada dibenak kita. Oleh karena itu pemateri memberikan gambaran dalam menulis kita harus memiliki kerangka berfikir dari kerangka inilah kita kembangkan untuk menjadi sutu karya yang tak hanya baik tetapi juga dapat dipahami oleh pembaca selain itu diharapkan tulisan kita mampu memerikan dampak positif bagi pembaca. Salah satu contoh kerangka yang diberkan oleh materi yaitu opini mengenai “kriminalisasi pendididikan”. Diaman diparagraf pertama pemeteri memberikan gambaran dari permasalahan pendidikan yang menjadi latar belakang masalah, kemudian pembateri juga memberikan rumusan masalah dari rumusan masalah inilah kita dapat mengembangkan isi tulisan dapat berupa apa penyebab suatu persoalan, potensi apa yang dapat kita kembangakan serta solusi apa yang dapat kita tawarkan yang menjadi pokok bahasan  dalam kepenulisan. Bermula dari kerangka berfikir inilah kita mampu menuliskan karya.
Dalam bedah opini teman kita Apria menyajikan opini yang diperoleh dari majalah komunikasi dengan judul “ Buatkan saja film Gemar Membaca ‘’ opini penulis yaitu mengenai ketidak setujuan penulis dalam pembuatan film G30SPKI versi terbaru yang mempunyai berbagai persolan didalamya. Sehingga penulis berpendapat bahwa lebih baik membuat film gemar membaca untuk meningkatkan mintak baca di berbagai kalangan terutama saat ini Indonesia masih dalam urutan 60 dari negara dengan minta baca yang rendah. Ide penulis mengenai film gemar membaca diadopsi dari cara negara Jepang menumbuhkan minat sepak bola para pemudanya melalui animasi kapten tsubasa. Dari anime ini jepang sukses dalam mengembangkan minat para pemuda untuk meningkatkan minat sepak bola. Dari cara ini penulis memeberikan gamabaran dengan adadanya film gemar membaca tengan tokoh utama suka membaca dan beritelektual tinggi akan mampu menjadi stimulus bagi seluruh kalangan masyarakat Indonesia untuk meningkatkan minat baca yang memberikan dampak positif. Tentu dari ide ini terdapat beberapa ide hasil diskusi salah satunya yaitu ide dari pemateri mengenai penyediaan buku baca wajib di setiap rumah sehingga mampu meningkatkan minat baca yang mencakup seluruh daerah di Indonesia.
 Dalam diskusi teman kita Amin menanyakan mengenai peran opini dalam menemukan fakta ?. Dalam menuliskan suatu opini kita harus memiliki referensi untuk memperkuat gagasan kita, referensi dapat kita peroleh melalui riset atau observasi yang dimaksud observasi dalam hal ini dapat berupa studi pustaka yaitu dengan memperbanyak bacaan kita sehingga mampu menyakijian fakta-fakta yang aktual dan up date, selain itu juga dapat kita melalui tulisan orang lain yang memiliki sumber yang jelas.

“ Dunia Ini Tidak Dapat Kita Ubah Secara Revolusioner Melalui Literasi, Tetapi Literasi Mampu Merubah Dunia Secara Evolusioner “
Rabu, 21 November 2018

             Tim Redaksi FROL



Senin, 19 November 2018

Elegi dan Sublim

Kesunyian paling suci
Memahami sublim tentang diri
Elegi menjadikan sebuah arti

Pencarian tentang arti dan makna
Membawaku pada satu paragraf lekuk cahaya:
yang bernama cinta

Kabar berita yang derita
Dari cinta kepada manusia
Bernostalgia dengan sukma tanda tanya

Raut wajahmu mengngatkan aku pada puisi
Yang aku rangkai: dari saduran kelopak matanya yang tak pasti
Bahwa memahamimu ialah cara istimewa
Sebab dirimu mengalahkan keinginan dengan Tuan

Minggu, 18 November 2018

Menulis Puisi Sunyi

Aku menulis puisi saat sepi
Agar aku tau bahwa yang berisi saat menepi, saat kegelisahan bertabrakan

Saat ramai kau mati dan tiada lagi diri ini
Puisiku bukan tentang keadaan
Puisiku tentang cara mentittahkanmu

Pada dalamnya hati
Agar selalu dikaji dalam bentuk doa

Jika aku menulsikan puisi tentang Ibu
Aku tak bisa merangkai huruf menjadi kata untuk memiliki makna
Aku gali setiap sifatnya, aku temukan dalam tabiatnya: agarku tak membenci

Puisiku akan terus berjalan
Saat bukuku masih di tangan peminjam

Dari sepi aku bisa belajar
Dari sepi aku bisa bersyukur
Dari sepi aku bisa berpikir
Tentang sepi itu hati mampu menjadikan sunyi bisa lari menulis puisi
Lari menjabarkan gelap menjadi sebab, bahwa yang mencintai sepi mengangkap memori hari ini menjadi histori, yang nanti dirindukan kembali oleh pencinta sunyi bersama puisi