Senin, 21 September 2020

Belajar UMKM dengan Prinsip 5R


Judul: Rantai Tak Putus 

Penerbit: Bentang

Penulis: Dee Lestari 

Cetakan: Pertama Agustus, 2020

Tebal: 209 halaman

ISBN: 978-602-291-724-3

Genre: Non-Fiksi 


Perekonomian masa pandemi covid 19, memaksa jutaan manusia di dunia mengurung diri di rumah masing-masing, Menimbulkan kelumpuhan banyak aspek secara global. Sektor ekonomi pun, menjadi salah satu faktor paling krusial. Semua bingung. Disisi lain banyak keterbatasan. Namun harus tetap bertahan dan mengembangkan sesuai dengan kemampuan untuk berinovasi di tengah keterbatasan yang dipaksakan untuk jaga jarak dan diam di rumah.

Buku ini menjadi refleksi untuk bisa mengembangkan serta memajukan ekonomi mikro. Khususnya perekonomian Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), yang produktif biasanya usaha tersebut dimiliki oleh perorangan. Dee Lestari dengan melakukan riset untuk menghasilkan karya non-fiksi ini, merepresentasikan bahwa dalam buku ini, berkisah seorang pengusaha bengkel dengan tekun mengaplikasikan dan menerapkan 5R; ringkas, rapi, resik, rawat, rajin. Pada dasarnya prinsip tersebut diusung oleh Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) (hal. 35).

Dee Lestari secara naratif sangat kreatif menyampaikan kepada pembaca.  Dee Lestari, lebih menekankan pada sebuah praktik paling sederhana ketika menjalankan UMKM. Tidak muluk-muluk dalam pengembangan usaha, lebih berfokus pada usaha yang dikembangkan oleh setiap individu maupun secara kelompok. Hal yang menjadi penting yaitu penerapan prinsip 5R dikebijakan internal. Karena dibutuhkan penegakan secara disiplin, baik bagi pemilik maupun staff (hal.108). Sebagaimana peran seorang pemilik untuk membangun sinergisitas dengan staff, secara maksimal menjalankan prinsip sebaik mungkin.

Tujuan prinsip 5R yaitu dijadikannya sebuah dasar di UMKM, berharap bisa meningkatkan kualitas usaha. Mashudi sangat terbantu dengan adanya prinsip tersebut. “Dulu bengkel ini di lantai tanah dan de’ bambu. Sekarang, sudah saya jadikan beton.”  Dengan menerapkan ilmu dari YDBA secara bertahap secara signifikan meningkat. (hal.63). Ternyata rapi itu, bukan cuma soal estetika. Bagitu barang lebih tertata, operasional juga jadi lebih mulus. Maka, pengetahuan yang diaplikasikan akan menjadikan usaha lebih baik.

Terlepas dari prinsip 5R di UMKM berjalan dengan baik. Hubungan antara pemilik dan karyawan harus dibangun secara harmonis. Sebab bukan hanya orientasi pendapatan namun, kerekatan antara pemilik dan pekerja bisa beriringan dengan baik. Dee Lestari begitu estetik menyusun kalimat sesuai dengan realitas bahwa pendekatan humanistik dan sikap profesional terbukti dapat meningkatkan kelas usaha. (hal. 54).

Maka, membaca Rantai Tak Putus terbitan Bentang 2020 karya Dee Lestari, mengingatkan pada salah satu buku berjudul Self Driving diterbitkan Mizan 2014 karya Rhenald Kasali. Jika Self Driving membahas akan hal dinamika diri sendiri yaitu pengendalian diri. Dan cocok dibaca oleh pemuda yang berumur 20-30 tahun yang sedang mengalami Quarter Life Crisis. Jika karya Dee Lestari ini, menawarkan perspektif baru yang patut diaplikasikan di masa pandemi covid 19 menyerang negeri ini, khususnya mengenai prinsip 5R penerapan di UMKM, secara baik yang telah berhasil dilakukan oleh Bapak Mashudi.

Solusi yang ditawarkan, bahwa kemanapun kita melayangkan pandang, UMKM Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah selalu hadir. Dari petani cabai hingga pemilik bengkel, UMKM menyediakan lapangan kerja terbanyak sekaligus alat terbaik untuk pengentasan kemiskinan dan pemerataan ekonomi. Namun, kuantitas tak selalu bertumbuh selaras dengan kualitas. Lantas, adakah formula ideal untuk menaikkan kelas UMKM di Indonesia, dengan prinsip 5R. point penting dari buku Rantai Tak Putus ilmu merupakan warisan yang langgeng ketika mata rantai dana berakhir dengan cepat, mata rantai ilmu tak terputus (hal.209).


Burung Jalak Berdarah Biru

Aku yang ingin sekali memiliki dada seperti manusia, memiliki kepala seperti manusia, memiliki mata biru seperti manusia, memiliki hati seperti manusia yang bisa dihormati dan bisa dipahami apa yang bisa dimengerti. Bukan yang bermata merah dan berdarah merah ditakuti.

Di dalam Masjid begitu ramai. Aku pernah berfikir ada apa ramai-ramai di sana. Lalu ingin aku bertanya tapi kepada siapa? sadar tidak ada yang memahami keinginan dan bahasaku kecuali Nabi Sulaiman dan Angling Darma di Indonesia. Kalau seperti ini ingat dengan sejarah masa nenek moyangku. Mungkin Tuhan menciptakanku bukan untuk manusia jika untuk manusia pasti manusia harus memahami bahas aku.

Pada saat adzan berkumandang dan aku berbunyi. Manusia mendatangi sangkarku dipukul-pukul maksudnya tidak tahu, namun saking kagetnya aku harus berhenti.  Tidak tahu apa maksud manusia. Waktu yang panas matahari di musim kemarau. Aku hanya bertengger di sebelah teras Masjid. Apa yang harus aku lakukan. Mengapa setiap aku berbunyi di Gereja, Masjid, dan di Vihara mereka memberhentikan ku untuk berbunyi. Bahkan manusia tidak segan untuk melemparkan batu ke aku.

“Sebenarnya aku juga ingin seperti mereka melakukan doa dan meminta kepada Tuhan”

Aku sebagai makhluk bebas diciptakan, sebelum banyak aku hidup dalam sangkar. Banyak peristiwa menjadi cerita. Dan ingat dengan perjalananku. Tepatnya di Indonesia menjelajahi beberapa tempat. Banyak peristiwa yang dapat direkam dalam otakku. Dan bisa ku jadikan cerita pada nenek moyangku. Mending menjadi qudrat burung yang lepas bebas dan menelusuri kehidupan sesuai napas yang tidak pernah terbatas, kecuali tiba saatnya.

Aku pernah berjalan-jalan ke beberapa wilayah Ke Makassar, Bali, dan Papua. Tidak pernah menemukan perbedaan karena Ini masih dalam wilayah Indonesia letak geografis yang tidak jauh berbeda. Pada saat terbang menelusuri setiap hutan terbang sesuai dengan inginku. Tuhan memberi sayap karena berharap kehidupanku bebas. Tapi nasib di bumi tidak dapat diprediksi. Di bumi Tuhan memberikan kebebasan kepada manusia: berbunyi Tuhan tidak akan mengubah nasibnya suatu kaum kalau tidak kaum itu mengubah sendiri. Wajar kala manusia melakukan sewenang-wenang kepada kaum hewan, termasuk diriku.

Hal paling sadar ketika berbicara tentang kebebasan. Aku senang ketika harus lapar bisa mencari sendiri. Pada saat mencari makan di hutan sering aku tertangkap oleh manusia. tidak mengerti dengan maksudnya manusia itu, tidak pernah tahu mengapa harus menangkapku. Apa salahku. Setelah tidak segan-segan memasukkan ke dalam sangkar. Pertama ku ditangkap di Makassar di daerah hutan yang ada pohon kehidupan setelah kematian. Namanya Pohon Puya. Keunikan daerah itu kematian bayi diposisikan kedudukannya. Di atas dan di bawah seperti halnya hakim kehidupan itu terletak pada manusia.

***

Ketika aku berhasil lepas, kesenangan tidak bisa diukur. Cukup dengan keadaan yang bebas hanya dengan kebebasan itu paling membuatku bahagia. Lepas dari sangkar orang Makassar. Dengan qudrat bebas, melanjutkan perjalananku. Tibalah di mana pulau paling di rindu banyak orang ingin mengunjunginya. Nama pulau itu, Bali.

Pernah juga aku ditangkap di daerah Bali. Pada saat aku menelusuri Kota Bali dan bertengger daerah Pantai Kuta, begitu panas tempat ini.

Dalam perjalanan yang telah lepas. Ketika berhasil lepas dari orang Makassar. Tubuhku sangat lemas. Memanfaatkan kesempatan. Aku bisa lepas gara-gara akan dimandikan pada saat pagi, setelah itu biasanya dijemur, sebagaimana bisa sehat seperti manusia, ya, seperti para manusia di Pulau Bali yang berjemur.

Apa, mungkin karena aku merasa orang-orang di pantai itu sudah tidak merasakan panas, pakaian yang membuatku tidak kuat menahan. Andai saja aku jadi manusia, dan aku sendiri masih belum tahu dengan jenis kelaminku. Mereka sangat putih mulus kulitnya ingin sekali aku dekati agarku lebih tahu pori-pori orang berjemur itu. Dan perasaanku ketika melihat orang Itu semakin dekat kult, dan putihnya itu berbeda dengan orang-orang Bugis di Makasar. Molek iya, tapi beda. Mungkin bukan orang Indonesia.  

**

Berapa jam kemudian Jalak mampu mendekat. Lalu mencoba lebih dekat ingin sekali tahu siapa orang itu yang begitu pamer atas tubuhnya. Padahal ini panas dan baru tahu orang-orang ini ingin berjemur. Karena apa ia berjemur. Ia menyimpan pertanyaan besar. Setelah berhasil mendekat ke arah itu baru tahu kalau pori-pori orang itu lebih besar lobangnya daripada orang Indonesia dan terbukti itu bukan Indonesia. Pantasan saja. Kulit putihnya tidak seindah kulit orang bugis, Makassar, dan orang Bali yang tadi ditemukan di Gilimanuk sebelum tiba di sini.

Keasikan menonton orang-orang bertubuh seksi yang transparan, sambil memakan sisa-sisa kacang yang dimakan oleh orang-orang berkulit putih.  Jalak, tidak sadar ada orang orang berkulit putih berdarah Bali blasteran dengan Belanda, karena sudah lama di Bali kini sudah memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP).  Melihat Jalak yang elok dilihat berbeda dengan Jalak bali. Lalu ditangkap lah Jalak tersebut. Brakk... Coekkk, Coeekk, Coeeekk. Berbunyi keras tanpa tidak tahu apa yang dimaksud manusia. Padahal kaget dan ingin lepas maksudnya.

*

“Tolong, tolong, tolong. Lepaskan aku”. Dalam mengeraskan ocehannya.

 Manusia hanya ingin menangkapku tidak mengerti keinginanku. Manusia hanya tahu aku Ini hidup untuk manusia padahal aku tidak untuk mereka seandai untuk mereka mengapa ia tidak tahu keluh kesahku. Andai Tuhan bisa diajak dialog aku protes padanya mengapa manusia dicipta bukannya hanya merusak tatanan alam.

Aku pasrah sekarang, akan dibawa ke mana aku Ini. Ombak di dasar laut Kota sepertinya hanya sekali bisa kurasakan indahnya dan melihat pemandangan indah. Gelap sudah akan dibawa kemana aku ini. Walau mataku tidak disumpal, tapi gelap kini dirasa, merasakan kelembutan dan menyangka ini kain yang lembut. Membuatku tidak bisa melihat bumi. Tempat yang sangat sempit untuk menggerakan sayapnya tidak bisa 'Greekk'… jejak kaki manusia yang membawaku masih terdengar. Dan bunyi “Greekk’ itu terdengar curiga kalau itu sangkar buatku. Sama Halnya di Makassar. Hidup burung akan tambah kurus, karena tidak harus lepas dan tidak bebas, apa Tuhan mentitahkanku seperti ini. Hidup dari sangkar ke sangkar. Manusia itu berkata sendiri.

"Kau di sini aja"

Aku dengar kata itu Aku tidak tahu dengan arti itu. Hanya anggap itu bunyi manusia.

‘Greek’,,, “masuk ayo, tenang ya”, manusia bergumam.

 Tangan menerkam masuk dalam gelap. Aku mulai melihat dunia lagi. Sangkar yang tidak akan asing tidak akan pernah membuat bahagia, walau ini tempat istimewa berbeda dengan yang lain, lebih luas tempatnya. Aku berbunyi dengan bertujuan mencari teman apa yang bisa aku rasa di sini.

Weeekkk, koweekkk, bunyi itu terdengar keras. Dan aku yang ada dari sebelah timur. Bersyukur ada teman bicara di sini.

 

"Kamu bisa bicara denganku?" dengan bahasa aku sendiri

"Bisalah, aku di sebelah kananmu". Saut Bio jambul kuning.

" Enak kamu tidak disangkar"

"Kalau aku di Sangkar pasti aku habisi sangkar itu, ini mulutku yang kuat memang Tuhan ciptakan untuk tidak di Sangkar"

"Nasibku ya gini". Dengan bunyi yang sedih berkata padanya.

" Jangan bersedihlah, jalanmu. Aku sudah nyaris tidak memiliki teman dan keluarga sudah tidak ada, nyaris punah bangsaku. Walaupun ada tapi adanya di Brazil, pernah sebelum keluargaku meninggal berkata kalau  di sini telah tidak ada. Di sana masih ada"

"Iya, aku dengar juga seperti itu, kau di asalnya, Masalembu ya? Wilayah yang dikenal dengan segitiga bermuda".

" Bukan, aku di Masa Kambingnya. Iya benar, wilayah segitiga bermuda itu tempat paling angker lautan  itu. Kalau ingat dengan itu, bersyukur jadi burung karena tidak ada kaitannya dengan hal seperti itu".

 

Aku sekarang tidak pernah, kesepian, sekian lama banyak bertemu dengan orang-orang tapi tidak bisa bicara denganku. Manusia tahunya hanya mengagumi tanpa sadar membuatku luka. manusia hanya menjadikan aku riasan dan tanpa memikirkan kebebasanku. Kalau memang ada hubungan manusia denganku seharusnya tidak menyiksa

Dan sekarang tidak sebahagia hari ini. Tempat ini. Ada teman yang bercerita, bagaimana luka-luka ini masih saja belum terobati, tapi hanya dengan cerita luka lebih tidak terasa. Bercerita pada orang lain tujuan untuk tidak mudah melupakan.

Karena sudah banyak manuskrip yang telah dibakar oleh rezim orde baru, 29 judul tulisan dibakar. Kini aku ingin sekali menuliskan cerita panjang yang ingin sekali ketika nanti telah merdeka keluar dari penjara dijadikanlah 4 judul buku. Dalam setiap bukunya akan kujadikan cerita perjalanan. Di pulau Buru separuh dari hidup ada di penjara.

“Aku hanya ingin bersuara ketika semua cerita ini bisa dibaca serta semua orang tahu bagaimana burung Jalak yang bukan Jalak Bali, bisa jadi bagian dari keabadian negeri”.

Dan aku Bisa menyampaikan pada mulanya perjalananku di Nusantara. Dan aku akan mempresentasikan salah satu tokoh dalam cerita, tokoh pejuang kemerdekaan yang tidak hanya mementingkan Agama serta membenahi agama tapi membenahi kehidupan manusia untuk merdeka. Karena ada salah satu pejuang sebelum kemerdekaan Negara Indonesia mati-matian memperjuangkan tapi tahapan itu belum bisa dibentuk secara sempurna karena masih jauh dari kesadaran rakyat tentang dirinya. Bahwa kita hidup di Negara sendiri harus berdikari.

Dan perjuangan mengubah nama Kuning menjadi Merah Putih. Aku hanya ingin rakyatku tahu bahwa dengan membaca serta tahu tentang sejarah akan lebih paham menjalani arah hidup.

**

Ketika sudah 2 tahun di dalam sangkar. Bersama orang bali, Jalak hanya merekam bagaimana ia melihat majikannya. Beberapa lama hidup bersama nya. Tidak pernah menegur Jalak berbunyi kala waktu malam. Karena dengan keramaian bunyi Jalak bisa menyembunyikan sesuatu.

Dan ketika sadar, bahwa setiap malam Rabu dan Kamis melihat kelakuan majikan laki-laki yang bejat. Sering  melihat kemesraan dengan perempuan saban bulan berbeda beda masuk ke kamarnya. Setiap malam Rabu dan Kamis tepatnya. Karena majikan perempuanku saban hari bekerja. Menafkahi lelaki bejat. Kebingungan ini menyaksikanku mengapa yang menafkahi kok perempuan dalam berumah tangga. Aneh memang hidup manusia itu.

Aku ingin lepas tapi kapan ada kesempatan. Pertama aku membuka diri dengan cara mengatur strategi. Dan berdoa bagaimana Tuhan memberikan kesempatan kepadaku. Dalam sangkar berbunyi dengan begitu ramai, ramai untuk bisa disamperin. Mengira kalau aku harus makan. Hanya dengan berbunyi tengah malam pukul 01;30 Wib. Dan itu bukan hari tepat ketika laki-laki tidak membawa perempuan ke kamarnya.

***

Ia yang tidak pernah merasa kalau bunyi pada saat malam Jalak memiliki tanda tidak baik bagi metos Jawa. Bunyi Jalak, itu memberikan tanda kalau akan ada kematian, dan terkadang ada pencurian tanda itu menjadi symbol kalau akan ada musibah.

Pemilik Jalak itu memandangi dan curiga. Bunyi malam-malam seperti mengganggu tidurnya. Padahal lagi berdua dengan Istrinya di kamarnya. Di kamar sebelah Jalak itu berbunyi lalu ia nyamperin Jalak itu. Kebanggaan Jalak, mempersiapkan dirinya

“Kenapa burung ini, malam-malam bunyi,” bergumam laki-laki itu.

“Urus sana burung Jalak yah.. malam-malam ramai aja”. Dengan mata yang sedikit terbuka dan tertutup lagi.

Tanpa tidak sadar kalau ada manusia dengan kesadaran paling tinggi. Kepekaan seperti bunga yang telah layu setelah tanpa air selama tiga hari. Bunga yang tidak pernah disiram tapi tetap ada baunya, harumnya, dan keindahannya. Lalu mekar bunga itu dan membaca malam itu.

Dibukalah sangkar Jalak itu. Lalu bersiaplah Jalak itu untuk keluar. Burung Jalak yang sudah beberapa waktu merencanakan untuk keluar. Karena masih banyak orang-orang itu sadar. Dan pada saat lengah mencoba untuk keluar dari sangkar itu. Setelah dibuka pintu keluarnya lalu memasang pakannya. Keluarlah Jalak dengan memanfaatkan celah manusia itu.

Jalak hanya merasa bahwa hewan hanya bisa memanfaatkan kelemahan manusia tanpa seperti itu kekuasaan akan tetap berpihak pada manusia.

*

Byurrr… keluralah Jalak itu. Kini aku sudah bebas dari manusia. Yang aku benci dari manusia katanya sempurna tapi mengapa masih lupa dengan tanggung jawab, bahkan yang fatal ketika sering lupa memberi makan, minum, dan bahkan lupa menjemurku berjam-jam hingga tidak memikirkan panasnya matahari yang mencapai 15 juta Celcius. Rasa hanya ada pada diri manusia yang panas tanpa disadari oleh keadaan manusia. Hingga teringat dengan temanku mati gara-gara kepanasan. Maka kekerasan manusia itu tanpa disadari membuka luka yang tanpa dirasa., tapi lama dilupa.

Jalak yang sering berbunyi kini telah menjadi sunyi. Bio Jambul Kuning merasakan kesepian kenapa begitu cepat ditinggalkan oleh Jalak.sudah 5 tahun menjadi penghuni menemani tempat ini. Menyaksikan ketidak kesetiaan bos laki-laki, disebabkan karena diberikan kesempatan kepadanya, tradisi itu tidak pernah memberikan kebaikan,. Walaupun  sadar sebagai Bio tidak bisa apa-apa datanglah tiba-tiba mengucapkan selam. Kini teman bicara sudah tidak ada, bagitu cepat baginya.

 

 


 


Minggu, 20 September 2020

Ibadah Ngopi dan Puisi

 

Kopi dan puisi kedua qudrat berbeda. Namun, ketika perbedaan jadi satu  akan menjadikan sesuatu; kopi mengobati kesepian diri dan puisi menjadi obat kesepian hati. Dan keduanya harus tetap bersama agar senantiasa menemukan kemerdekaan diri yang abadi dengan minum kopi sambil mencipta puisi lalu tanpa sadar bisa mensyukuri anugerah Pencipta.

Kopi pahit pada dasarnya namun, tidak akan ada fungsi kala manusia tidak memiliki rasa. Mengapa kopi dicita tujuan sederhana yaitu agar hidup kalau sudah manis perlu minum kopi bagi yang hidupnya pahit biarkanlah cukup kopi saja dengan dasarnya asik dengan sendirinya.

Subjek sebagai manusia tentu selalu ingin mendapatkan kebahagiaan dari hidup. Kehidupan seorang tolok ukur bahagia bukan sekedar mendapatkan sesuatu dari sebuah peristiwa, melainkan sebuah perjalanan yang dibumbui beraneka ragam rasa; ada dengan bahagia sendiri mengabdi dalam sunyi hingga tiba suatu hari biasa, ada yang mencari keramaaian di tempat kopi mencari inspirasi dalam menuliskan puisi.

Orang yang menulis puisi kala minum kopi ketika kesepian akan selalu menganalogikan bahwa kopi tetap dengan kepahitannya. Namun berbeda dengan orang yang ngopi atau minum kopi berdua dengan pasangannya tidak hanya berkonotasi kopi dalam puisi tersebut pahit. Biasanya kopi akan selalu menjadi obat atau menememani kesepian dan menyembuhkan kesendiriannya, apalagi ketika malam minggu para kaum sunyi beribadahnya ke warung kopi.

Bagi sebagian orang kopi adalah teman paling setia, daripada pasangannya. Ketika pasangan hanya sementara kala lara atau kala bahagia duduk berdua dan memakan dinner dalam bahasa gaulnya. Dan itu dapat ditemukan dari sekian banyak orang, namun bahagia orang ngopi sendiri dengan pasangannya lebih berarti sendiri; sebab kalau dengan pasangannya akan memiliki banyak pembahasan mengenai keduanya, seringkali ditemukan bicara masa depan atau kalau tidak mengenai permasalahan, dan ngopi-nya kedua pasangan tidak bisa ditebak, ketimbang kumpul ngopi namun bersama dengan teman organisasinya.

Dikacamata orang oragnisasian seorang yang suka ngopi akan selalu mendatangkan masalah baru. Apalagi anak muda yang sering kali ngopi-nya hingga larut malam; hiingga lupa pulang, pulang-pulang biasanya membawa masalah dalam pikiran belum diselesaikan untuk dilakukannya.

Kacamata seorang penyair tentu memiliki ciri berbeda. Penyair biasanya suka dengan kesunyian, akan memerlukan teman, selain teman baca puisi atau mengoreksi puisi, kala tengah malam pasti selain rokok yaitu kopi. Ada banyak seorang penyair tidak merokok namun penggila kopi suka ngopi. Usman Arrumy dalam bukunya berjudul Kasmaran (2018) menuliskan berjudul Ode Untuk Jomblo pada;

surah 1/

Malam minggu terbuat dari rindu

Yang menuntut untuk bertemu

Juga terbuat dari kenangan

Yang tak menghendaki ‘selamat jalan’

 

Para jomblo bergelimpangan

Di atas medan kenangan

Mereka merapikan masa lalunya yang berantakan

Yang telah diobrak-abrik oleh kawanan mantan

 

Surah ke-III

“Dengan  seluruh kesepian ini

Kami putra-putri jomblo mengikrarkan diri

Untuk senantiasa menjunjung tinggi wibawa sepi

Dan akan setia mengabdi pada kedaulatan kopi”

 

Dalam sajak di atas menunjukkan bahwa puisi merupakan representasi dari apa-apa yang ada dalam diri. Dan penyebutan kopi bisa diidentifikasi bahwa kopi adalah khas para penyair kesunyian sehingga masuk dalam puisi. Mengapa bukan teh dijadikan sebuah pengganti kopi. Kembali lagi pada awal dasar kopi itu sendiri pahit, seorang penyair akan senantiasa mebawa dirinya pada kondisi berbeda dengan nyatanya. Bayangkan kalau penyair kaya dan tidak membenturkan dirinya dengan realitas sosial yang pahit kemungkinan karya-nya hanya manis-manis saja dan tidak memiliki sentuhan kepada pembaca.

*

Kopi bagi para petani sebagai obat kala kejenuhan telah menghampiri. Bayangkan ketika membajak sawah, mencangkul, dan mencari rumput. Berangkat kala matahari akan menyinari bumi embun masih basahi rerumputan. Glansie sudah separuh terisi, karena pencari rumput manusia pada umumnya akan mengalami sebuah rasa capek. Ketika lelah tentu bukan hanya sekedar berhenti namun harus bisa minum kopi untuk bisa membangkitkan semangat kembali ketika melanjutkan aktivitasnya.

Kopi mengandung kafein; ketika diminum tentu akan memiliki dampak pada semangat dalam diri Jadi, apa saja manfaat minum kopi untuk kesehatan. Tempo Senin (07/10/2019) Agar tidak semakin penasaran, berikut ini penjelasan lengkapnya untuk anda seperti dilansir Sehat.

1. Mengandung banyak mineral dan vitamin

Kopi tidak hanya mengandung kafein. Berbagai mineral dan vitamin, ternyata juga bisa Anda dapatkan dari minuman pahit ini. Dalam satu gelas kopi, juga terkandung vitamin B2, vitamin B5, mangan, kalium, dan magnesium.

2. Membakar lemak di tubuh

Kafein disebut dapat membantu meningkatkan metabolisme di tubuh, termasuk dalam pembakaran lemak. Namun, manfaat minum kopi yang satu ini disebut akan kurang terlihat, pada orang yang sudah punya kebiasaan minum kopi sejak lama.

3. Meningkatkan stamina

Kafein dapat membantu memecah lemak yang ada di tubuh dan membuatnya digunakan untuk stamina. Sehingga, tidak ada salahnya Anda minum kopi hitam satu setengah jam sebelum berolahraga.

4. Meningkatkan fungsi otak

Saat Anda minum kopi, kafein yang Anda minum akan masuk ke dalam darah, lalu berjalan ke otak. Di sana, kafein akan mengaktifkan saraf serta hormon-hormon yang bisa meningkatkan berbagai fungsi otak, seperti daya ingat, suasana hati, hingga fungsi mental secara umum.

Petani akan minum kopi ketika merasa lelah kala bekerja maka sangat nikmat ketika seorang petani minum kopi. Sebab menghasilkan sesuatu dari pekerjaannya lalu ngopi, berbeda dengan ngopi tidak melakukan apa-apa namun sudah melakukan ibadah ngopi.

 

Mari lakukan ibadah ngopi saban sunyi sambil merangkai puisi agar kesepiannya segera terobati 


Sabtu, 12 September 2020

Cerita Kolektif Ganjil Masa Pandemi



Membaca buku ini, seperti memakan camilan kacang tanah “sekali memulai makan serasa tidak mau berhenti, sebelum habis”, Kalau bicara pengetahuan, pasti buku ini memberi sebuah pandangan, bahwa cerita kolektif ini menurut hematku. Mengingatkanku pada salah satu cerita pendek, yang terkumpul dalam satu buku kumpulan cerpen Martabat Kematian ditulis oleh Muna Masyari. Penulis asal Madura Pamekasan. Karangan Agus Noor berjudul Kisah-kisah Kecil & Ganjil, berisikan kisah 1001 pandemi, memiliki kisah gelisah bersama. Yang setiap tokoh atau naratornya memberikan sebuah pandangan akan hal pandemi yang menyelimuti negeri ini.

Sebagai pembaca memberikan pandangan paling sederhana; mulai dari bentuk buku minimalis serta cover yang begitu cerah namun tidak membosankan kala dipandang. Ketika dilihat bisa enak dipandang dikarenakan sebuah kombinasi warna merah dan abu-abu dan biru. Buku yang diterbitkan oleh Diva Press di tahun 2020. Agus Noor dalam pengantarnya menyebutkan bahwa bentuk kreatif menulis bukan hanya ingin memberikan sebuah ceramah akan hal kepenulisan semata, yang biasa dilakukan oleh sebagian banyak orang memberikan sebuah pemahaman kreativitas kepenulisan. 

Namun beliau memberikan sebuah cara bahwa memberikan pelatihan penulisan bukan hanya mengenai sebuah teori namun dengan cara memberikan sebuah objek dalam menulis dengan suasana kota, dan menawarkan kepada orang yang ingin mengikuti menulis bersama dengannya. Hasil dari semua tersebut dikembangkan kembali olehnya dijadikan cerita utuh dalam satu novel. Proses tersebut dilakukan oleh beliau bagi yang mengikuti menulis bersamanya tersebut; yaitu menulis di akun instagram. 

Aku duduk bermalas-malasan, selama beberapa bulan, kebosanan dilewati. Kepala ini, dan rasa ingin keluar tuk mengarungi dunia bebas, sebebasnya pikiran (bebas yang dikodratkan), terbendungkan, dengan narasi tunggal covid 19 menggegerkan dan gegarkan dunia, kondisi dunia baru seperti tercipta. Setelah terbit novel berjudul Kisah-Kisah Kecil & Ganjil karya @agusnoor_ isinya kumpulan fragmen menggugah naluri. Setelah saya pergi ke meja belajar membuka buku dan memulai mengarunginya. Kepala digedor-gedor dengan pemanis buatan malam 1001 pandemi, tuk menemukan kisah seolah-olah dunia ganjil yang membuat tanya. 

Kepalangan dan kepalangan; seperti halnya kisah seorang anak yang ingin sekali mencapai semua harapan-harapan besar. Namun, ketika berkaca di atas air yang bening, tapi sepertinya angin membuatnya bergoyang, kejelasan dari bentuknya wajahnya tidak jelas. Kota dan desa seperti sudah tidak indah lagi, kecuali rongga hati dan isinya menjadi kunci. Kisah-Kisah Kecil & Ganjil merepresentasikan jiwa zaman (zeitgeist), yang tidak dapat dipungkiri kegelisahan bersama dirasa, dalam buku mungil dan memukau ini. 

Sebuah masyarakat urban atau pedesaan, merasakan hal serupa; derita, lara, dan gegar. Bahkan, dalam per bab novel tersebut memberikan sebuah fragmen luka tergambar dalam narasi kolektif di dalamnya. Dan pada akhirnya ketunggalan akan tinggal seperti menjadi manunggaling gusti; ada yang gagal, ada pula yang berhasil mencapainya.Sebuah kisah yang akan memiliki nafas panjang nantinya; di masa akan datang peradaban dan menjadi kronik di masa mendatang, bahwa ada kalanya semua merasakan bahwa pandemi menjadikan dunia seakan ganjil menyimpan pertanyaan mengerikan atau membahagiakan. Kepala berbeda akan memiliki nostalgia berbeda; bukannya nostalgia sebuah derita paling mulia di kehidupan nyata. Pun, dengan pandemi ini menjadikan manusia jauh dari raga, padahal kegagalan tujuan dari Pencipta bahwa kembali pada Yang Tunggal, untuk merenungkan keramaian hidup yang seperti ganjal.

KUMANDANG YANG MALANG


“Mariyam, kamu mau kemana?”

“Saya mau ke kolam ingin redam, agar sedikit tenang, masak keluar jauh sekali-sekali tidak boleh bu”.

“Boleh nak, tapi jangan sendiri bahaya, apalagi ke kolam umum itu”.

“Iya bu, Iyam ajak Isa ya Bu”.

“Iya bawa adekmu itu”.

“Saya berangkat bu”.

Pagi yang cerah membuat Mariyam berangkat untuk berendam, anak jaman sekarang untuk menghilangkan penat redam ke kolam. “Padahal kolam itu tempat sangat berbahaya, apalagi anak jarang keluar seperti Iyam. Permintaan harus sedikit diberikan lantaran anak itu jarang meminta apa-apa, aku turuti saja”. Percapan hati seorang ibu setelah anak keduanya pergi ke kolam, dengan membawa motor peninggalan ayahnya. Coba saja Pak Yanto sebagai kepala keluarga masih ada akan ada liburan bersama dengannya dalam mengisi kekosongan. 

Berangkat dengan kekawatiran orang tua seorang ibu menjadikan sebuah gambaran akan ada apa, dan akan seperti apa?. Semua pada dasarnya berangkat dari mana manusia tidak hanya bertahan dengan sebuah ketidak berkembang ketika manusia selalu berada dalam genggaman orang tua. Jika mampu membawa akan senantiasa menjawab akan menjadinya anak sholeh dan sholehah diharapakan setiap orang tua. Jika tidak biarakan Tuhan menjawabnya. 

Berajalan tidak tahu kalau tempat kolam itu di mana terpenting kolam, katanya anak jaman sekarang nekad, Iyam dan Isa tanpa ada petunjuk sampai di tempat, perjalanan 7km dari rumahnya. Hanya mengandalkan Hp dan paketan tidak ada yang tidak mungkin dalam perjalanan, sudah sampai di kolam umum itu, sebagai mana Iyam jarang keluar rumah baru pertama kali ingin tahu mandi di kolam lantaran melihat teman-temannya di story gedged-nya ada di kolam, berangkat dari jaman sekarang bukan karena sebuah keinginan hati. Semua seperti ada stimulasi dari sebab moderniasasi. 

Isa sebagai anak cowok penurut tidak keluaran, tidak pernah tahu bahwa kolam itu seperti yang ada dalam bayangan ternyata hidup itu luas, sebagaimana ini salah satu ciptaan Tuhan dan salah satu kehendak-Nya. Malu-malu untuk menyewa baju renang, karena harus pake baju renang jika ingin mandi, bagaimana mau mandi kaum wanita dan laki-laki campur. 

Sebagai anak santri yang pulang karena liburan, mengingatkan Isa pada kehidupan di pesanteren, menemui hanya hamparan sungai menggunakan sarung atau tidak gunakan polosan pada saat mandi tidak masalah. Paling beda air yang mengalir hilir, bukan hanya seperti kolam diam tapi diombak-ombak oleh manusia, akan membahayakan badan serta kulit.

“Hmm Ini bagaimana mbak?” dengan malu-malu menyampaikan.

“Ahh tak usahlah malu ayo mandi”, 

“Terlalu rame mbak”.

“Sepi itu kali di pesantrenmu adanya lab-balap1 hehe”.

“Mbak dapat ide dari mana mandi di tempat seperti ini?”

“Sudah, ayo foto dulu mbak!”, setelah itu foto bareng dek”.

Jika hari libur menguntungkan bagi pemilik kolam, suasana gembira senang bersama anaknya ada juga, ada yang senang bersama kekasihnya, ada yang gembira dengan pacarnya, semua searasa dalam keindahan dalam kesat mata. Isa dengan kecemasannya. Ada yang bergelombol orang laki-laki kaum muda. Tidak tahu apa yang dilakukan banyaknya manusia di dalam kolam sebesar 21 m x 25 m x 5cm khusus dewasa. Semuanya mandi dengan gembira.

Setelah beberapa jam sudahlah bergegas untuk kembali dan pulang ke rumahnya, Iyam dan Isa langsung ke rumahnya. Setelah sampai di rumah seorang ibu menyiapkan makanan dengan lauk telur, tiram, dan pisang. Makanan itu seperti biasanya ibu siapkan oleh kepada anak-anaknya. Setelah makan langsung bergegas semuanya untuk beristirahat. 

(***)

Siang dan malam telah menjadi hukum dunia dalam merasakan disetiap kehidupan manusia untuk bisa, menikmati setiap karya-karya dari manusia, ada yang menderita dengan caranya serta menderita dengan keadaanya, serta berbahagia dengan fungsinya. Semuanya ada dalam siang dan malam. Gelap dan terang tempat manusia, membaca, mengarang, menuliskan bahkan menunjukkan. Suasana mengajarkan sebuah karya yang dikerjakan. 

Hidup itu sebuah penyesalan ketika paham akan sebuah keadaan, akan tetapi itu pilihan bagaimana manusia, akan tetap bertahan? apa akan menyerah dalam kehampaan, mengengai hidupnya, bahkan mengeluh untuk memperhalus perasaan menyerah akan memperkeruh keadaan maka itulah kehidupan dan keduanya sebuah pilihan. 

Mariyam kini menemukan kematian dalam kehidupan, merasakan penyeselan dalam kehidupan, yang pernah terpikirkan namun tak pernah merasakan, bahkan tak disangka akan merasakan segalanya dengan penyesalan sangat dalam. Menanggung malu keluarga, warga desa, hingga tahta seorang wanita, bahkan pada agama, ternyata kewajaran seorang wanita hamil muda itu hal biasa akan tetapi bukan biasa ketika hamil tanpa siapa yang mendzolimi, menyetubuhi, bahkan tak mengetahui kapan bisa terjadi proses sel opum perempuan dengan sperma laki-laki bersatu, proses fertilisasi, proses pembelahan sehingga terbentuk menjadi bayi. 

Hanya terasa pada saat Mariyam mual dan merasakan apa yang dirasakan orang hamil. Seorang ibu yang merasa hancur, terpukul, bahkan merasakan hal tak berharga namun itu bermakna, malu terasa ada di atas benalu yang tak tahu siapa yang mengkui dirinya dan anaknya. Merasakan kematian dalam kehidupan Si Mariyam. 

Setelah mendatangi ke dokter, dokter menjelaskan bahwa anak Ibu Warni hamil, bukan hal yang bahagia karunia itu sebagai bencana, bagi keluarga, desa, bahkan seluruh dunia dengan agama yang dibawanya. Ketika ibu harus mempenjarakan seorang Mariyam dari penjara suci, padahal penjara suci selalu menjadi tamingnya, sebagai pondasi selain agama, cara, serta pelarangan pacaran sebelum waktunya. Pada siapa akan menyalahkan, Tuhan hanya menciptakan bahkan segala kehidupan sudah dipasrahkan bagaimana manusia bisa membawa dunia dan kehidupannya, surat-surat berupa cara Tuhan sudah menjelaskan 

Tuhan tidak akan merubah nasibnya suatu kaum kalau tidak mengubah sendirinya.

  Masihkah menyalahkan dan membeci Tuhan sebagai mana telah diberikan sebuah ketidak wajaran dalam hidupnya. Ternyata manusia selalu hidup dan bisa berkembang sesuai dengan keadaanya. Sebagaimana manusia berada pada zaman sekarang. Bahwa modrnisasi sebagai kebanggan dan sebagai kewaspadaan, karena pada zaman 1980-an masih belum ada orang hamil tanpa suamianya. Kecuali zaman Bunda Mariyam Ibu Nabi Isa AS.

(***)

Setelah diproses dalam kandungan Mariyam, karena isu warga sudah sampai ke desa sebelah, serta warga sekelilingnya sudah tahu kalau Mariyam belum menikah, tapi hamil. Pergilah salah satu warga paman dari Mariyam untuk mendatangi kepala desa, melaporkan kejadian ini kepada kepala desa. Pak lurah itu kaget setelah dengar fenomena itu, bahwa ada yang hamil di luar nikah. Bapak lurah sebagai kepala desa bergegas untuk segera mengurus siapa yang menghamili Mariyam. “Bukannya sosok dia orang bisu dan tuli sebagai perempuan baik1”, sambil gelengkan kepala desa Jamal itu. Masalah itu dilaporkan ke polisi sebagai pihak berwajib untuk segera menuntaskan masalah ini, segera menelfon pak polisi.

“Selamat siang Pak, saya kepala Desa Alasrajah, Kampung Konyik, di sini ada masalah, minta bantuannya pak”.

“Siang, iya, masalah apa pak?

“Ada orang hamil tapi suaminya tidak bertanggungjawab”.

“Saya catatat segera menuju ke desa bapak. Kronologi itu diperkosa dan yang pasanganya tidak bertanggungjawab atau melarikan diri?”

“Saya tunggu, nanti akan dijelaskan di desa saja pak”.

Bergegaslah menuju ke desa itu, untuk menemui si korban. Perkumpulan desa itu membuat gaduh desa itu, serta seorang ibu dan Mariyam tidak henti-hentinya mengalirkan air matanya, bahwa kandungan sudah berumur 3-4 bulan, Tuhan telah menitipkan nafas pada janin seorang yang hamil. Seharusnya menjadi kebanggan, Namun tangis itu bukan kebahagian. Menangis tidak akan menyelesaikan masalah, bahwa dalam hamilnya itu, Mariyam menjadi bahan olok-olok setiap hari ramai datng ke rumahnya. Wajah dari orang yang datang memiliki paras beraneka ragam dalam perasaan ibu, Ada yang menjenguk dengan rasa iba, ada pula dengan rasa empati, ada pula dengan rasa malu dengan rasa percaya dirinya paling benar, sehingga menghina pun sudah akan menjadi terimaan oleh batin Mariyam dan keluarganya. 

Karena walau bagaiaman pun, penyelesaian tidak akan menyelesaikan masalah, sehingga dosa berzina sedikit pun tidak dirasakan oleh Mariyam, sebagai mana katanya zina itu nikmat, karena diberi bumbu oleh setan. 

Sebagai mana datang kembali ke rumah Mariyam seorang polisi bersama kepala desa itu. Bahkan isu itu terdengar oleh media sehingga wartawan dan warga yang suka dengan menyebar luaskan berita tanpa verifikasi datang untuk mendatangi, serta menggali informasi untuk mejadi citizen jurnalism atau dikenal jurnalisme warga, tanpa memikirkan praktik jurnalistik oleh warga masuk pada karya jurnalistik. 

Pertanyaan yang dilontarkan menguyak-ngoyak batin Mariyam, seperti halnya wawancara dengan narasumber yang tidak ingin bicara karena kebingunan dan tekanan. Sebagai orang periang polos dan jarang keluar dari rumah ternyata hamil di luar nikah. Setelah ditanya dan seorang Mariyam dengan deraian tangisan dengan menyumpah akan dirinya bahwa tidak berdosa atas terjadi menimpa dirinya yang hamil. Warga ada yang percaya akan apa yang dibicarakan oleh Mariyam karena jawaban yang histeris dengan tangisan. 

Warga serta kepala desa saling mencari cara bagaimana bisa, jika tidak terjadi persetubuhan bisa hamil. Pertanyaan di lontarkan kembali mengenai yang terjadi pada Mariyam apa pernah bermimpi aneh, seperti halnya cerita-cerita Bunda Mariyam bermimpi ada bulan masuk keperutnya.

“Sebelumnya pernah bermimpi apa Mariyam ada yang aneh kah?”

“Jawabannya tidak pernah bermimpi apa-apa”. 

Semua pikiran sudah dikerakkan, bahwa dengan apa lagi ini bisa dipecahkan isu semakin luas, perkembangan media massa. Menjadi trending topik di sosmed-sosmed, kehidupan sekarang tidak bisa menyimpan aib sedikit, semua warga serta aparatur negara bisa mengkomsumsi apa yang menjadi informasi, banyak yang memposting ke Ig, youtube, twiter dll. Semua orang dengan mudah menerima informasi. 

Salah satu warga pergi ke dukun untuk menanyakan tentang permasalahan yang menimpa pada Mariyam. Jawaban seorang dukun agar tenang dan ditemukan siapa yang menghamili Mariyam, seorang dukun ternyata sama saja dengan dukung yang lain, suruh mandikan dengan kembang tujuh rupa, maka akan ketemu siapa yang menghamili, resep itu resep umum dilakukan dukun. 

Semua serasa menjadi usaha sia-sia yang nyata. Bagi batin yang tidak kuat akan melakukan bunuh diri ditimpa seperti ini. Harus dipenjarakan jika si pelaku ditemukan lalu mempertanggungjawabkan. Semua orang memberikan pendapat seperti itu.

(***)

Setelah sampai beberapa hari, mendatangi dokter kandungan untuk memastikan kehamilannya, tidak diragukan ternya 100% sudah berbentuk bayi. Sebuah karunia dan keajaban Tuhan dalam memberikan sebuah keajaiban anugerah. Karena yang baik tidak akan memikirkan kejelekan akan sennatiasa mengembalikan bahwa setiap kejadian bukan keberuntungan bisa terjadi kalau tidak ada campur tangan Ilahi. 

Polisi serta warga setiap hari meramaikan rumah kediaman Mariyam, ketiga kali datang polisi mendatangi ibu dari seorang Mariyam, menanyakan mengenai aktivitas kesibukan Mariyam, serta kesehariannya, 

“Mariyam pernah keluar ke mana saja bu?”

“Sebagai anak rumahan dan selain keluar ke langgar3 sebelah rumahnya, jika keluar hanya ke warung semenjak lulus SMA tahun lalu, setelah itu Mariyam masih dalam pingitan4”.

“Terakhir kemana ibu dia keluar?”.

“Lima bulan yang lalu dia terakhir keluar jauh, ke kolam umum bersama adeknya Isa”.

“Isa selama keluar mbaknya pergi kemana saja?”

“Tidak, kemana-mana pak kami berdua pada waktu itu kita hanya pergi mandi di kolam umum 5km dari sini, di sana kami hanya 2jam aja, setelah itu pulang pak”.

“Benaran itu?...

“Benar berani bersumpah pak”.

Sebagaiman mana ketidak wajaran akan senantiasa menjadi manusia selalu berusaha akan menemukan sebuah tanda tanya itu, menyesuaikan apa yang terjadi dalam hidup manusia dari hari-hari bukan saja memberi dan menerima saja, namun manusia bisa dituntut untuk mencari yang menjadi tanda tanya, siapa tahu akan berharga dan menjadikan manusia lebih bijaksana atas apa yang diketahuinya. 

(***)

Penyelidikan dimulai dari itu tempat kolam umum itu, tidak ada tanda apa-apa sebagai kesat mata. Setelah mendatangi staf penjaga kolam itu, Isa ikut karena sabagai saksi, setelah memulai dari bukti kedatangan ke tempat itu, pertama seorang polisi mengecek pada tanggal berapa, pada di tanya Mariyam dan Isa lupa, namun polisi menanyakan apa ada foto pada saat di kolam itu, ternyata ada Isa memberikan foto dan polisi cek pada tanggal berapa berfoto, di pengaturan foto program tanggal aktiv, setelah itu polisi menemukan tercatat tanggal 25, Februari 2018, setelah mendapatkan foto pada waktu berselfie bersama Isa, setelah jelas tercantum seperti di atas. Polisi mendatangi tempat kolam tersebut. 

Setelah sampai di tempat mendatangi staf penjaga kolam itu, dan menanyakan pada tanggal 25, Februari 2018. Proses pencarian itu untuk membuktikan bahwa kekuasaan Tuhan samapi di mana, masih Tuhan berikan dalam kehidupan modernisasi, masih saja di zaman sekarang ada hamil tanpa ada suaminya. Fenomena itu mengingatkan pada terjadinya Lahirnya Yesus Kritus tanpa memiliki ayah, dan menjadi sebutan anak Tuhan karena karunia dilimpahkan. Jika bukan kehendak Tuhan siapa lagi sebagai manusia sadar akan terus berusaha mencari ada apa kok bisa?. Sebagai tugas manusia sadar akan keadaan dan ciptaan.

“Permsisi mau tanya pak.”

“Iya pak mau tanya mengenai apa?”

“Menegai tergedi ibu hamil tanpa suami tanpa berhubunga intim.”

“Pada tanggl 25, Fenruari 2018 yang lalu ada kejadian aneh di kolam bapak?”

“Aneh bagaimana pak?, tidak ada apa-apa seingat saya pak, karena pada waktu siang kebetulan shif itu yang menjaga saya. 

“Aneh ada hal yang tidak dapat kita jangka dalam pikiran.”

“Tidak ada pak, seingat saya!”.

“Ada pak masalah pada saat itu!” ada salah satu kariyawan teman pak Rudi.

“Silahkan jelaskan Pak”, saut pak polisi memberi kesempatan.

“Waktu itu, saya dan Pak Rudi menemukan pemuda mandi di kolam ini melakukan hal yang tidak senonoh. sebelum pukul 9:00, sekitar pukul 7:45WIB, kami meringkus dan mengusir pengunjung muda itu”.

“Lantaran apa diusir membuat onar kah?” saut paman Mariyam.

“Tidak buat onar. Tapi anak muda itu melakukan hal yang tidak senonok di kolam kami, waktu itu ternyata pemuda itu melakukan onani di kolam kami, kita berdua mempergoki tingkah laku orang itu, dengan gerakannya yang aneh kami pantau dengan petugas yang lain, jika tidak percaya bapak bisa melihat di CCTV kolam ini. Maka dari itu kami melakukan pengusiran pada pemuda itu, hanya kejadian itu yang menurut kami masalah pada tanggal itu”.

“Ohh iya terima kasih atas penjelasannya”.

(***)

Setelah mendapatkan informasi itu bergegaslah kembali, menemui dokter untuk meminta penjelasan bahwa, bukti konkrit tidak ditemukan, tapi seorang paman dan polisi yang terus mengurus kasus hamilnya Mariyam. Namun dari hasil itu memeberikan tanda tanya dari data yang dipadapat, walaupun itu hanya bukti ambigu tapi sebagai dokter spesialis akan paham prosesnya sel opum dan sperma berkembang pada janin perempuan. 

“Dok, apa bisa orang yang tidak berhubungan intim manusia bisa hamil?”

“Tidak bisa pak, akan tetapi bisa seorang perempuan sehat akan bisa hamil jika sperma aktiv subur menyatu dengan sel telur perempuan dengan proses yang ringan, ketika sperma itu bisa masuk ke dalam varji’5 maka akan menjadi bayi dan menjadi seorang perempuan itu hamil, hal itu tidak lepas atas keajaiban Tuhan, Kenapa memanganya pak?”

“Bisa jadi Mariyam korban dari apa yang dikatakan dokter ini”.

“Iya bisa jadi pak”, karena sapi di tetangga saya bisa hamil dan punya anak tanpa dikawinkan, lantaran sapi tetangga disuntik.

“Hukum apa yang akan diberikan pada pemuda itu, kesalahan apa memang karena sebuah kekuasaan Tuhan yang Maha Esa, apa-apa yang tidak nyata akan menjadi fakta dan nyata. Polisi dengan menggelengkan kepala atas kuasa dan bagaimana hukum ditendakan pada pemuda itu.

“Manusia pun bisa melakukan suntik kehamilan tanpa harus berhubungan intim, terpenting sperma sehat bertemu dengan sel opum sehat, akan terjadi kehamilan.

Fenomena yang ada pada modernisasi tidak lepas campur tangan yang Ilahi apapun yang tak mungkin menjadi mungkin, karena dunia adalah campur tangan. Modernisasi tidak akan mematikan Sang Ilahi6, sebagaimana Tuhan dan perkembagan tidak diam, alam bergerak manusia pun ikut bergerak serta Tuhan akan juga ikut, kekawatiran seorang Ibu akan bahaya pergi ke kolan memberi bukti, kekawatiran seorang ibu memiliki campur tangan Tuhan.


REVOLUSI PENDIDIKAN MASA PANDEMI


Masa pademi semua orang akan merasakan sebuah kegelisahan bersama, tanpa terkecuali. Khususnya di negara Inggris, iItalia, dan Indonesia masih belum mengalami penurunan hasil membaik. Banyak cara telah dilakukan, berharap akan tetap lebih baik dengan cara paling dilakukan secara bersama. Mungkin semua orang telah tahu kalau virus corona ini berasal dari Wuhan China kini telah menyebar ke seluruh dunia. Kehadiran pandemi ini memberikan dampak luar biasa, paling signifikan dari sektor perekonomian mulai dari ekonomi mikro hingga makro akan mengalami degranasi, jika tidak stabil krisis, mari kita semua melakukan refleksi pasca pandemi ini diantisipasi. 

Namun, dalam tulisan ini bukan perihal per-ekonomi melainkan mengenai dunia pendidikan yang tentu menjadi perhatian paling sentral. Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan  Bangsa Bangsa (PBB) Unisco merilis ancaman kepada masa depan anak sekolah seluruh dunia 300 juta siswa terganggu terhadap kegiatan sekolahnya dan terancam hak-hak pendidikan mereka di masa depan. 

Dampak besar pada dunia pendidikan akan terjadi kepada dua objek menurut hemat saya. Pertama psikologis anak akan terganggu, paling sederhana sekolah tidak akan maksimal dengan dunia anak adalah bermain tidak dipungkiri di rumah anak biasanya harus bermain, kali ini harus belajar. Tentu, akan memberikan ketidak nyamanan kepada orang tua yang harus terus membagi waktu kerja sambil mendampini anak untuk sekolah secara daring. Kedua kepada guru (tenaga pendidik) yang akan mengalami gegar pendidikan mengapa demikian, tidak dipungkiri setiap guru tidak akan semua bisa mengoprasikan media sosial, atau lebih tepatnya memahami aplikasi yang bisa dijadikan wadah mengajar. Sebagian guru, khusus yang berada di desa bukan tidak ingin mengajar muridnya. Namun, ada yang tidak bisa mengoprasikan hp, laptop, dan sejenisnya. Kepanikan pada elektronik pasti akan terjadi pada sebagian guru.

Sekolah dalam bentuk virtual tentu ada nilai postif dan negatifnya. Sebab jika dipandang dari segi positifnya dalam konteks pendidikan sekarang sudah masuk pada suatu di mana orang tua memang betul-betul menjadi guru pertama mengajarkan anaknya, karena pemerintah telah menginisiasi mengenai penyebaran covid 19 dengan cara tidak keluar rumah. Dari dampak negativ seorang kepala keluarga atau ibunya, akan merasakan apa yang telah terjadi kepada per-ekonomian tidak setabil secara internal, serta arus terus mendampingi seorang anak sambil bajalar dengan membelikan kouta untuk menyambukan ke internet. Hal tersebut akan menjadi pekerjaan sangat berat dan ganda. 

Bersyukurlah kepada anak yang memiliki orang tua kreatif. Sebab akan selalu menampung cara sebagaimana seorang anak tetap bisa belajar dengan baik di rumah. Jika tidak membuat nyaman kondisi di rumah jangankan untuk belajar, sekolah pun akan menjadi bosan. Sebab anak sekolah terkadang bukan karena butuh pengetahuan, namun lebih ingin banyak bermain di sekolah bersama dengan temanya, jika itu tidak dimaksimalkan dengan baik akan merasakan stress, tidak mau belajar di rumah karena tidak ada temannya. Seorang anak tidak akan terlalu tahu banyak dengan detail apa yang terjadi pada dunia yang mengalami gonjangan besar, menghadapi pandemi ini. 

Masyarakat telah melakukan usaha kecil dari bawah telah dimulai. Maka dari atas perlu ada ketentuan serta ada standarisasinya, sebab ekor akan selalu mengikuti kepala di mana berjalan. Kecuali memang kepalanya tidak melangkah dengan baik. Apalagi masih bersikap anak kecil saling menyalahkan. Ada yang menyalahkan pemerintah ada pula yang menyalahkan masyarakat karena tidak saling sinergi. Maka kebijakan pemerintah sangat menjadi penting dalam kondisi seperti ini. Pandemi covid 19 ini akan mengganggu kesetabilan dunia pendidikan. 

Menteri pendidikan baru periode kedua Presiden Joko Widodo mengkampanyekan kemerdekaan belajar di tahun 2020 hingga jika tidak diubah lagi yang disuarakannya tersebut Unas khusus sekolah di Indonesia ini tidak akan dilakasanakan atau dihapus. Namun, semua itu terkendala dengan adanya pandemi ini maka tidak lain perjalanan program kerja tidak akan maksiamal. Dunia pendidikan hari ini tentu diseluruh dunia mengalami hal serupa. Maka yang harus menjadi pekerjaan menteri pendidikan, segera menyusun kurikulum darurat pendidikan, sehingga revolusi pendidikan harus terjadi. 


Kurikulum Darurat Pendidikan

Perubahan seharusnya  terjadi dari segi pendidikan ini. Sebab jika tidak ada, progresif pendidikan kita tidak akan samapai pada final atau stabil dengan baik, secara praktik di masyarakat. Seorang guru masih bingun dengan cara-cara apa harus dilakukan, karena tidak semua guru bisa menguasai alat-alat yang tersedia sekarang, atau bahkan masih tidak biasa menyampaikan pelajaran dengan cara jarak jauh. Ada yang menganggap guru harus bisa memberikan sentuhan secara verbal. 

Revolusi pendidikan sebuah cara paling baik untuk bisa meng-cover jalannya stabilitas pendidikan. Harus ada cara yang bisa memberikan standariasi mengajar seorang guru yang baik sebab tidak bisa dipukul rata dengan sistem awal yang khusus keadaan normal yang seorang guru masih bisa bertatap muka dengan muridnya, permasalahannya itu tidak bisa terjadi pada tenaga pendidik kita hari ini. Kondisi seperti memang harus ada jalan alternative agar kondisi lebih membaik khusus di dunia pendidikan. 

Hal ini harus ada kerja kolektif saling sinergi antar guru, wali murid, dan pemerintah. Untuk menanggunali atau mengatasi gegar pendidikan yang tidak pernah terjadi di masa-masa sebelumnya. Jika tidak ada gerakan seperti itu, yakin dedikasi pendidikan di Indonesia akan mengalami sebuah ancaman pada generasi emas yang katanya ada demografi pada tahun 2040, jika persiapan anak-anak didik sekarang tidak dipupuk dengan baik, tidak akan bisa menikmati bonus demokrafi. 

Sebab keadaan ini tidak dapat diprediksi kapan pandemi ini berakhir. Semua masih dalam tanda tanya akan masa depan diri sendiri apalagi negeri ini. Ekonomi serta virus corona masih belum menemukan keseimbangan atau bahkan mana yang harus didahulinya, masyarakat bingung akan kejelasan maka jalan paling baik sistem segera menjadi alternatif untuk menjadi jalan paling efektif dalam memeberikan keseimbangan dalam proses belajar mengajar masa pandemi menghadapi covid 19.