Rabu, 06 Maret 2019

Tiba Sebelum Berangkat





Buku judul: Tiba Sebelum Berangkat
Karya: Faisal Oddang
Tebal: 216 hlm; 13,5x20cm
Penerbit; KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)
ISBN: 978-602-424-351-7

            Dalam buku ini menceritakan tentang tragedi tahun 1950 latar belakang yang dijadikan cerita di Sulawesi Selatan. Menceritakan tentang sebuah penghianatan. Setelah Indonesia merdeka ternyata banyak lagi tragedy yang terjadi, mengenai DII/TII yang memiliki misi menjadikan Indonesia ini Negara Islam. Sehingga nantinya di Sulewesi Selatan akan ada konflik besar karena adanya sebuah kejanggalan di sana dalam gender, dalam fakta sejerah Bugis, di sana memiliki lima gender, berbeda dengan wilayah lain dan keadaan pada masa itu, ada pembantaian mengenai perbedaan budaya di Indonesia, khususnya harus sama dengan agama islam sesuai dengan zaman pada waktu itu.

            Lima gender di Sulawesi ini terdiri dari 1. Cewek, 2. Cowok. 3. Cewek berperan cowok. 4. Cowok berperan cewek.5. Bissu. Kelima gender ini akan menjadi pertentangan sangat besar pada tahun 1950, karena sebuah budaya dan tindakan yang dianggap tidak lazim di dalam kehidupan beragama Islam. Jadi rentetan knflik ini akan menuju pada tokoh dalam buku ini yang memiliki gender Bissu, yang memiliki posisi mulia di mata orang bugis dan orang dihormati. Karena seorang Bissu orang yang selalu mengantarkan kedua jalan seorang laki-laki kepada perempuan dan laki-laki kepada perempuan. Sebuah kisah di dalamnya juga menceritakan bahwa Bissu tersebut orang yang sangat di Muliakan, walau dalam segitu fisik biologis ia seorang laki-laki, namun laki-laki tersebut memiliki keanggalan dalam kepribadiaannya yang suka kepada kedua jenis.

            Dalam cerita buku ini, sebuah penghianatan, penyiksaan, dendam, kematian, amarah dan cinta yang muram diikisahkan  oleh seorang yang sedang berda dalam sekapan. Seorang tokoh Mapata yang memiliki reprsentasi dari kehidupan manusia yang tidak memiliki apa-apa, walau pada dasarnya seorang hidup itu memiliki pasangan yang katanya telah ditakdirkan. Namun Mapata tidak dia selalu mendapatkan reprsifitas dalam dirinya, semenjak kecil ia dirampas identitasnya.

            Dalam psikologi pembaca akan menemukan sebuah reprsentasi dari apa yang ada dalam cerita ini. Sejarah Indonesia di masa 1950 setelah kemerdekaan akan melahirkan sebuah konflik besar lagi, bukan lagi berbicara merdeka mengenai sebuah Negara namun sebuah kemerdekaan diri kita, kghususnya pembaca akan menerima bahwa pada masa lalu negera kita ada hal yang penting juga kita pahami dari budaya dan suku serta pembantaian terhadap kaum yang dianggap minoritas dalam beragama.

            Dalam psikologi penyair, bahwa Faisal Oddang ingin sekali tidak ada dikotomi, dan dari latar belakang Bugis bukan masalah agama menjadi hal tidak penting, namun agama sebagai abdi diri yang tidak perlu diberitakan mengenai agama kita. Bahkan dalam hal ini penulis ingin memaparkan sebuah Pratik-prakti agama yang akan dipersembahkan pada kehidupan yang baik, tercipta dalam karya, sehingga penulis senantiasa membawa dirinya serta karya pada ranah social kultur wilayahnya. Sehingga selalu tidak melepaskan zaetgaest jiwa zaman dalam karyanya.

            Psikologi karya sastra, dalam karya Faisal ini menawarkan hal kebaruan di era yang sangat moderniasasi bisa dikatakan ini karya kontemporer dikala karya-karyanya dikaitkan dengan sebuah budaya dan sejarah. Kedalam dalam mengemasnya Faisal sangat detail dan rinci. Sehingga karya-karyanya kaya meliputi karya fakta yang dijadikan fiksi sebagaiannya, hal ini bisa dikatakan Tiba Sebelum Berangkat ini karya yang meliputi sejarah, percintaan,  dan penderitaan yang tidak pernah dapat di nalar oleh manusia ketika masa sekarang.  Sehingga psikologi sastra dalam pegemasannya, bisa dikatakan menggunakan cara psikologi di bawah alam sadar yang dituliskan oleh Freud. Karya meliputi dari pengemasan psikologi tokoh dan narasi yang dibangun dalam ceritanya.