Buku
judul: Tiba Sebelum Berangkat
Karya:
Faisal Oddang
Tebal:
216 hlm; 13,5x20cm
Penerbit;
KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)
ISBN:
978-602-424-351-7
Dalam buku ini menceritakan tentang
tragedi tahun 1950 latar belakang yang dijadikan cerita di Sulawesi Selatan.
Menceritakan tentang sebuah penghianatan. Setelah Indonesia merdeka ternyata
banyak lagi tragedy yang terjadi, mengenai DII/TII yang memiliki misi
menjadikan Indonesia ini Negara Islam. Sehingga nantinya di Sulewesi Selatan akan
ada konflik besar karena adanya sebuah kejanggalan di sana dalam gender, dalam
fakta sejerah Bugis, di sana memiliki lima gender, berbeda dengan wilayah lain
dan keadaan pada masa itu, ada pembantaian mengenai perbedaan budaya di
Indonesia, khususnya harus sama dengan agama islam sesuai dengan zaman pada
waktu itu.
Lima gender di Sulawesi ini terdiri
dari 1. Cewek, 2. Cowok. 3. Cewek berperan cowok. 4. Cowok berperan cewek.5.
Bissu. Kelima gender ini akan menjadi pertentangan sangat besar pada tahun 1950,
karena sebuah budaya dan tindakan yang dianggap tidak lazim di dalam kehidupan
beragama Islam. Jadi rentetan knflik ini akan menuju pada tokoh dalam buku ini
yang memiliki gender Bissu, yang memiliki posisi mulia di mata orang bugis dan
orang dihormati. Karena seorang Bissu orang yang selalu mengantarkan kedua
jalan seorang laki-laki kepada perempuan dan laki-laki kepada perempuan. Sebuah
kisah di dalamnya juga menceritakan bahwa Bissu tersebut orang yang sangat di
Muliakan, walau dalam segitu fisik biologis ia seorang laki-laki, namun
laki-laki tersebut memiliki keanggalan dalam kepribadiaannya yang suka kepada
kedua jenis.
Dalam cerita buku ini, sebuah
penghianatan, penyiksaan, dendam, kematian, amarah dan cinta yang muram
diikisahkan oleh seorang yang sedang
berda dalam sekapan. Seorang tokoh Mapata yang memiliki reprsentasi dari
kehidupan manusia yang tidak memiliki apa-apa, walau pada dasarnya seorang
hidup itu memiliki pasangan yang katanya telah ditakdirkan. Namun Mapata tidak
dia selalu mendapatkan reprsifitas dalam dirinya, semenjak kecil ia dirampas
identitasnya.
Dalam psikologi pembaca akan
menemukan sebuah reprsentasi dari apa yang ada dalam cerita ini. Sejarah
Indonesia di masa 1950 setelah kemerdekaan akan melahirkan sebuah konflik besar
lagi, bukan lagi berbicara merdeka mengenai sebuah Negara namun sebuah
kemerdekaan diri kita, kghususnya pembaca akan menerima bahwa pada masa lalu
negera kita ada hal yang penting juga kita pahami dari budaya dan suku serta
pembantaian terhadap kaum yang dianggap minoritas dalam beragama.
Dalam psikologi penyair, bahwa
Faisal Oddang ingin sekali tidak ada dikotomi, dan dari latar belakang Bugis
bukan masalah agama menjadi hal tidak penting, namun agama sebagai abdi diri
yang tidak perlu diberitakan mengenai agama kita. Bahkan dalam hal ini penulis
ingin memaparkan sebuah Pratik-prakti agama yang akan dipersembahkan pada
kehidupan yang baik, tercipta dalam karya, sehingga penulis senantiasa membawa
dirinya serta karya pada ranah social kultur wilayahnya. Sehingga selalu tidak
melepaskan zaetgaest jiwa zaman dalam
karyanya.
Psikologi karya sastra, dalam karya
Faisal ini menawarkan hal kebaruan di era yang sangat moderniasasi bisa
dikatakan ini karya kontemporer dikala karya-karyanya dikaitkan dengan sebuah budaya
dan sejarah. Kedalam dalam mengemasnya Faisal sangat detail dan rinci. Sehingga
karya-karyanya kaya meliputi karya fakta yang dijadikan fiksi sebagaiannya, hal
ini bisa dikatakan Tiba Sebelum Berangkat ini karya yang meliputi sejarah,
percintaan, dan penderitaan yang tidak
pernah dapat di nalar oleh manusia ketika masa sekarang. Sehingga psikologi sastra dalam pegemasannya,
bisa dikatakan menggunakan cara psikologi di bawah alam sadar yang dituliskan
oleh Freud. Karya meliputi dari pengemasan psikologi tokoh dan narasi yang
dibangun dalam ceritanya.