Rabu, 17 Januari 2018

Kau Hanya Bahasa (Puisi)

Gambar: pinteres.com
Saat sepi kadang Tuhan menyembunyikan arti kenyaman dan ketenangan.
Namun kadang itu ku benci dari rindu yang ingin sekali dimanja,
Saat sore sudah mau malam, di pinggir Kota Malang alang kepalang saat berjuang
Saat malam mulai tiba mencoba berdialog dengan gelap
Kadang ada nostalgia dari arti wanita yang berarti namun tak pasti.
Kecuali malam yang berganti siang tak terjadi, gelap itu terasa mati.
Namun tak ingin membenci, lantaran Kau Wanita yang mengisi disetiap tinta hitamku habis
Benalu tak berbentuk amplak telah rusak, tapi naluri masih memimpikan bahwa Kau masih berarti.

Walaupun Kau ku benci, namun itu tak selamanya.  

Kamis, 11 Januari 2018

Resensi Buku “AKU”


Resensi Buku “AKU”
 


Judul Buku: AKU Berdasarkan Perjalanan Hidup dan Karya Penyair Chairil Anwar
Penulis: Sjuman Djaya
Penerbit : PT Metafor Intermedia Indonesia
Cetakan : II, 2003
Tebal : xii +155 hlm
Sinopsis: setelah bom atom pertama meledak di Kota Hiroshima, langit bersalaput awan candawan berbisa. Ketika memburai awan ini, bumi laksana ditimpa hujan salju yang ganas. Gedung-gedung, Beton Rumah. Aspal-Aspal jalan terbakar menyala. Bumi retak-retak berdebu, di segala penjuru. Dan beribu tubuh manusia meleleh tewas atau terluka. Seekor kuda paling binal, bebulu putih berambut kuduk tergerai, berlari di pusat kota. Jakarta tidak peduli pada yang ada, sekelilingnya tidak pada manusia. Dia meringik alangkah dahsyatnya, menampak dan menyepak alangkah merdekanya. Dunia ini, seolah cuma menjadi miliknya seolah dia berbicara.

Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya yang terbuang.
Gaung puisi ini yang menggaung bagaikan membelah bumi.

Dalam buku yang berjudul AKU karya Sjuman Djaya yang menceritakan karya perjalanan hidup seorang satrawaan muda Chairil Anwar, yang berbentuk buku skenario flim, untuk mengingat seorang sastrawan muda yang sangat besar namanya di kalangan sastrawan berniatan untuk membangun semangat penyair besar yang sangat dikaguminya.
Buku ini merupakan karya terpenting bagi Sjuman Djaya dan bertujuan membangun sesuatu yang telah mati, penyair muda yang sangat ia kagumi, dengan cara seperti ini nama penyair muda tidak asing lagi bagi pecinta sastra. 
Dalam sekenario buku yang berjudul “AKU” ini menceritakan tentang perjalanan hidup sastrwan yang mempunyai julukan Binatang Jalang, nama yang tidak asing lagi di kalangan pencinta sastra, “Sjuman Djaya menghidupkan kembali dengan cara menulis buku yang berjudul AKU”. Sangat indah untuk didengar, judulnya dan isi buku tersebut sangat bagus karena banyak pelajaran hidup tentang sejatinya sastra yang sangat dekat dengan kehidupan kita. Buku ini sangat bermanfaat untuk dipahami bagaimana pecinta sastra yang sejati, buku ini membuktikan bahwa dunia sastra itu mempunyai dunia sendiri, tidak ada yang salah dalam sastra selagi tidak merugikan orang lain. Kesenian itu sebuah simbol dari kekreatifan manusia untuk menilai estik kehidupan di dunia seni.
Dalam perjalanan hidup Chairil Anwar yang bebas seperti tidak mempunyai ikatan contoh yang sangat mendukung dari karya-karyanya yang sangat bombastis terang-terang ketika membaca keadaan Bangsa Indonesia pada masa 1940-1950; sangat kritis saat membaca suasana pada masa awal kemerdekaan. Karya-karyanya sangat kritis dan liar, bahasa yang digunakan dalam karya-karyanya sangatlah sederhana, tidak terlalu mementingkan diksi yang dalam, bahasa sehari-hari yang digunakan, intinya bahasa dapat dipahami oleh pembacanya, sehingga siapa yang membaca dan yang mendengarkan syair-syair Si Binatang Jalang itu membuat kita berpikir kalau sastra itu kesenian yang tidak terikat setiap sastrawan mempunyai ciri khas berbeda.
Chairil Anwar mendobrak sastrawan yang lain bahwa sejatinya sastra itu, dapat membangun semangat para pembacanya sehingga menyadarkan kenyataan terjadi, mana yang pantas untuk dibela dan yang dihela. Budaya Indonesia dengan sastra kesenian budaya harus dilestarikan agar melekat dalam jiwa masyarakat, karena budaya harga mati untuk dipertahankan.
Walaupun karya-karya yang sekian banyak itu tidak diakui oleh semua kritikus-kritikus pada masanya karena terlalu liar, dan bebas dan di anggap kalau kemunculan Chairil Anwar akan merusak nilai-nilai sastra tanpa menggukan bahasa-bahasa yang dihias, namun semua kritikus itu akhirnya mengakui setelah Chairil Anwar meninggal bahwa karya-karyanya itu menjadi pelopor pembaruan seni sastra di Indonesia, sehingga semua sastrawan yang pada awalnya tidak menganggap Chairil Anwar seorang sastrawan, mereka sangat kehilangan ketika Chairil harus menghadap Tuhan terlebih dulu. Ia meninggal dan mempunyai cerita pada masa yang datang hingga sampai sekarang sehingga seni yang Ia persembahkan lebih luas mengembangkan kepribadian untuk gaya kesenian yang baru. Semua pecinta sastra pasti sudah mengetahui namun semua itu tidak akan suka dengan apa yang dilakukan olehnya, namun terbukti dan diakui bahwa Ia adalah salah satu dinamisator bagi kehidupan kebudayaan bangsa.
Semua itu akan terasa jika sudah tiada, kehilangan seorang sastrawan muda yang sangat kritis dalam membaca suasana keadaan negeri, sehingga negeri dapat hidup dengan semua karya yang Ia persembahkan untuk Bangsa Indonesia bertujuan untuk membangun semangat dan merubah pola pikir rakyat Indonesia dengan ciri sastra yang sangat bebas.

Namun dalam kehidupan itu kita harus memilih dengan baik untuk kehidupan yang layak untuk memanusiakan manusia. Ada juga dalam perjalanan hidup yang tidak harus kita teladani dari sastrawan yang mempunyai julukan Binatang Jalang itu, Ia sangat hobi dengan minuman dan mendekati perempuan kebebasan yang sangat menjadi tantangan untuk generasi penerus bangsa. Harus mampu membaca dan memilah sastra yang seperti apa yang harus kita ikuti dari sastrawan Chairil Anwar. Harus mempu mengambil hikmah dari sastra yang Ia ajarkan pada kita. Biarkan Ia hidup dengan ciri khasnya pada masanya, dan kita juga harus mampu melestarikan kebudayaan bangsa ini dengan cara kita sendiri dengan masa yang sekarang untuk mempererat kebudayaan sasrta Indonesia yang berbudi pekerti. 

Resensi Flim Jendral Suderman

Flim Soederman
"Kita Indonesia maka jangan lupa akan segala yang ada dan yang terjadi untuk menjadikan kita sebagai apa berdiri sekarang" 
Jadikan masa lalu segalanya anugerah Tuhan diciptakan mereka yang berharga berjuang untuk kita hari ini, semangat yang betul-betul dibela bukan sekedar hidup dengan harga yang diperbangga. Jika masih merasa berharga jangan tersenyum pahit bagaikan pahitnya madu, jika masih Indonesia.  
Sumber foto pidia.com. Jendral Suderman 

“Anak-anakku tentara Indonesia, kamu bukanlah sardadu sewaan, tetapi parjurit yang berediologi, yang sanggup berjuang dan menempuh maut untuk keluhuran tanah airmu. Percaya dan yakinlah, bahwa kemedekaan suatu negara yang didirikan di atas timbunan runtuhan ribuan harta benda dari rakyat dan bangsanya, tidak akan dapat dilenyapkan oleh manusia, siapapun juga” (Panglima Besar Jendral Sudirman)
Banyak hal yang dapat dipelajari dari sebuah perjuang perang gerilya yang menggunakan naluri. Perjuangan bukan suatu kenyamanan namun penderitaan, bukan mementingkan kepribadian yang menguntungkan diri sendiri. Hakikinya seorang pejuang, berkaca kepada tentara perang Jendral Panglima Besar pertama Indonesia—sebutan Soedirman. Perjuangan yang sejati dari ketulusan hati akan abadi sampai mati. Hal ini bukan berarti memberikan pelajaran hidup dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia pada masa itu, namun apa yang dari hati dapat kita pelajari karena sangat berarti untuk kita ambil pencapaian perjuangan dari hati dilandasi oleh naluri yang bersama dengan sang ilahi. Tiada yang tak mungkin untuk mencapai sebuah impian yang dinanti-nanti oleh rakyat Indonesia dan untuk diri kita sendiri bahwa kemerdekaan yang sejati tersimpan dalam diri, bukan hanya Indonesia yang bermimpi merdeka lepas dari penjajahan selama ini. Dalam film ini, banyak yang dapat kita ambil hikmahnya untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar menjadi manusia yang berarti sampai mati.
Pemilihan jendral besar menghasilkan 127 dan hasil itu mutlak dengan cara demokrasi yang setuju dengan persepakatan meliter di Indonesia. Terpilih sebagai panglima besar Indonesia, menjadi sebuah kebanggaan tersendiri baginya dengan tanggung jawab yang sangat besar. Siapa yang tidak mengenal pelopor perang grilya Indonsia dengan separuh jantung, hanya tersisa raga dan semangat juang, hanya orang yang tidak cinta Indonesia sehingga melupakan sejarah yang telah kelam beberapa tahun lalu, Indonesia bersyukur memiliki Jendral Besar Soederman yang sangat gagah dan mencintai Indonesia; jiwanya menyatu dengan indonesia, sehingga kematiannya tidak akan dihiraukan untuk kepentingan Indonesia.
Sumber foto pidia.com”pada penyiaran menentang Tentara Belanda”

Indonesia menyaksikan kalau ia sudah memiliki jendral besar perang yang dilantik Soekarno dan Hatta. Seiring berjalannya waktu, saat Soedirman bertemu dengan banyak tumpang tindih masalah internal dalam negeri, semangat jiwanya tidak menurun untuk membela Indonesia. Ada kalanya setiap kehidupan itu tidak lepas dari masalah namun masalah itu dapat ia atasi. Pada suatu  ketika bertemu dengan Tan Malaka sebagai pejuang pada masa itu namun ia sangat mendukung perjuangan Tan Malaka. “Namun saya militer tidak sejalan dengan Ki Sanak karena perjuanganmu terlalu radikal” Kata-kata diucapkan dengan lemah lembut oleh panglima besar itu, namun ia memberikan pujian kepadanya, kalau dengan kelembutan dapat mencapai kemerdekaan, maka tidak harus dengan radikal.
            Jendral besar indonesia ini sosok seorang yang menjadi figur untuk penerus bangsa jiwa kepemimpinanya yang lembut dalam berucap santun, tegas saat mengatasi masalah walaupun genting masalah itu tetap menghadapi dengan tenang, entah itu masalah yang mengancam dirinya atau Indonesia. Pada awal yang melukiskan sejarah baru, tentara Belanda kembali menyerang Yogyakarta dan Nusantara lainya  karena tidak ingin ada kemerdekaan untuk negara Indonesia, padahal kemerekaan sudah dikumandang pada 1945 oleh Presiden Soekarno dan Hatta telah mencapai kemerdekaan yang mutlak harga mati. Namun Belanda masih belum menerima kalau Indonesia merdeka sehingga ia melakukan penyerangan terhadap indonesia terutama di seluruh wilayah Yogyakarta dan Nusantara lainya pada tahun 1948 kemerdekaan sudah berumur tiga tahun.
Negara indonesia tidak berhenti dijajah oleh Belanda, sehingga pada masa itu soederman dan angkatan perang mereka melakukan perang bersejarah, karena negara Indonesia sudah memiliki jendral perang yang sudah dilantik sebagai panglima besar. Pangkat, suatu bukti kalau Jendral Soedirman mempunyai gelar sehingga Indonesia percaya kepadanya, namun tinggi tanggung jawabnya, semakin orang lain percaya kepadanya, itulah kemampuan yang ada dalam dirinya.
Ketika Indonesia mendapatkan serangan, Jendral Soederman tidak tiinggal diam sehingga ia berpiki kalau Indonesia ini kuat karena sudah mempunyai angkatan perang. Haknya untuk melawan dengan berperang juga, keputusan itu ketika sudah genting sudah tidak menemukan titik perdamaian soedirman memutuskan untuk berperang. Ia tidak mementingkan dirinya sendiri bawah perang melawan Belanda itu sebuah kewajiban mutlak baginya karena kepentingan indonesia.
Ketika bergegas untuk berpamitan kepada orang tuanya untuk berperang hanya berkata seorang ibu ke jendral besar itu, Hati-hati semoga selamat” serentak Soedirman berkata  niat selamat pasti akan selamat. Seketika tiba di istana, ia segera menemui Soekarno dan Hatta ke dalam istana untuk meminta izin memberikan perlawanan kepada Belanda dengan berperang. Setelah sampai, Soekarno berkata jangan panik kang dimas sekarang pulang istirahat Indonesia tidak ada apa-apa pasti semuanya akan baik-baik saja. Tapi perintah Soekarno tidak dihiraukan ia diam sejenak, Indonesia lagi ada masalah sembari ia berkata kepada mereka berdua untuk mengajak  presiden dan wakil presiden itu agar segera ikut bergerliya agar presiden tidak ditangkap oleh tentara Belanda, namun ajakan itu ditolak oleh Soekarno karena Soekarno menegaskan bahwa ia seorang presiden tidak harus meminpin perang dan meninggalkan istana kemerekaan ini. Namun bantahan Soekarno membuat Soedirman tersebut berkata kalau presiden tidak ikut bergeriliya maka Belanda akan menembak kepala bapak presiden. Namun Soekarno masih menolak ajakan tersebut dengan alasan yang benar sehingga ia membentak Soedirman, dengan kata-kata pemimpin tidak harus ikut berperang, ini tugasnya seorang angkatan perang dan pengikutnya (beserta prajuritnya).Soekarno tidak takut mati jika untuk Indonesia” Serentak Soedirman mengangkat tangannya hormat meminta izin kepada  Presiden Soekarno untuk berangkat perang gerilya. Walaupun berat dan sangat tidak memungkinkan dengan keadaan Jendral Soedirman yang beberapa hari baru keluar dari rumah sakit kesehatannya masih kritis, namun itu sudah menjadi tekad bulat Soedirman mengangkat tangannya untuk melakukan penghormatan di dalam istana kepada Presiden Soekarno.
Sumber foto pidia.com”pamitan berangkat perang geriliya, dari kanan Bung Hatta, Bung Karno, dan Ibu Fatmawati.

Soekarno tidak dapat berbicara apapun kepada kanjeng dimas, sebutan Soekarno kepada Soedirman, hanya ada perkataan yang menjadi pesan semangat sekaligus doa kepada Soedirman, jadikanlah perang grilya ini perang sejarah dalam negara Indonesia. Setelah penghormatan itu Soedirman menurunkan tangan penghormatan pada Soekarno, dan Soekarno memeluknya sembari mendoakan dan selamat perjuang.
Ia bergegas berangkat dengan ajudan Abu Arifin dan ajudan satu Supardjo Rustam. Dengan pasukan yang tidak banyak, ia berangkat ke hutan rotan bersama dokter pribadinya yang setia kepada Soederman. Ikut berperang dengan menjaga kesehatanya panglima besar itu, karena keadaannya masih jauh dari kesehatan yang sempurna. Melangkah menjauh berlari dengan penuh perhitungan, pergi bukan untuk melarikan diri namun ini pelarian menjadi perlarian yang penuh perhitungan untuk mencapai suatu tujuan kemerdekaan Indonesia. Kita ini berjuang, tidak ada perjuangan itu senang, kita berjuang akan merasakan kematian, maka di sini kita akan menderita dan akan kelaparan, pasti juga akan merindukan keluarga dan istrinya, kita akan kedinginan jikalau tidak ingin merasakan apa yang saya ucapakan kalian boleh tidak mengikuti saya.
Pada saat berkumpul sampai di hutan, Soedirman mengucapkan dengan batuk keras, sembari dadanya dipegang yang sangat membuat miris dan ada beberapa prajurit yang sampai meneteskan air mata karena apa yang diucapkan itu sangat benar dan apa yang akan mereka rasakan. Namun semangat perang untuk mencapai kemerdekaan tidak menyerah sampai di situ, karena ia melihat keadaan Soedirman yang seperti itu saja tidak menikmati kenikmatan yang ia miliki sebagai panglima besar dengan keadaan yang sakit keras ia masih memperjuangkan dan ingin berperang untuk bertujuan mengemban tanggung jawab yang sangat besar yakni ingin berperang dengan mempertahankan kemerdeakaan Indonesia. Mereka menyempurnakan tekad berangkat berperang karena ia merasa yang masih sehat dan normal. Semangat jendral besar itu membangkitkan semangat perjuangan demi tanggung jawab seorang meliter perang berperang berani untuk mati untuk kemerdekaan.
Sumber foto pidia.com”pada saat perang Geriliya di Hutan"

Waktu berjalan cepat begitu lama sudah beberapa bulan berada di dalam hutan, hutan demi hutan telah terlewati sehingga pasukan semua itu masuk ke lereng Gunung Wilis menempuh rute berbahaya sejauh 35 kilomiter dari wilayah Kediri hingga Nganjuk. Perjalanan yang sangat jauh namun kejahuannya itu tidak terasa oleh mereka yang bergerilya, karena menjalani dengan ketulusan dan semangat kemerdekaan yang sudah tertanam harga mati. Sudah beberapa bulan berada dalam hutan hanya arah atas dan bawah dipahami, barat dan timur menjadi tujuan yang tak pasti, utara dan selatan menjadi perlindungan yang tak pasti, hanya Allah SWT yang menjadi teman tempat keluhan saat langkah-langkahnya.
Setelah perjalanan sudah begitu jauh kecemasan datang berita yang tidak baik bahwa Presiden Soekarno dan wakil Presiden Hatta di tangkap oleh Belanda dan di asingkan, berita itu baru ia dengar namun penangkapan itu sudah beberapa bulan yang lalu, tentara Belanda hanya mengincar satu orang lagi di Indonesia yaitu Panglima Besar Jendral Soedirman, karena kekuatan indonesia itu ada di tiga orang itu anggapannya. Sehingga ancaman kematian dari tentara belanda bagi Soedirman diperlukan karena pelarian Soedirman membuat tentara resah karena hanya dianggap Soediman orang yang berbahaya, beberapa percobaan pembunuhan yang dilakukan oleh tentara Belanda namun hasil itu terus gagal karena pertolongannya Allah SWT. Sangat jelas kalau perjuangan ini direstui oleh Tuhan ketika dikepung oleh tentara belanda yang pada saat itu Soedirman dan pasukannya istirahat namun bunyi tembakan yang diluncurkan tentara belanda di dalam gubuk itu ada bunyi tembakan satu kali, dan prajurit yang keluar ke kali buang air kecil mengira tembakan itu sebuah tembakan yang diluncurkan kepada jendral karena pasukan dan jendral ada di dalam gubuk tersebut, prajurit itu menangis sehingga bergegas kembali ke gubuk dan ternyata ada mayat tentara belanda yang terlentang di depan pasukan dan jendral. Sehingga prajurit tersenyum kembali melihat jendral tertunduk sembari memimpin tahlilan. Kronologis penembakan yang dilakukan oleh tentara Belanda kepada rekannya sendiri menganggap memberikan laporan palsu bahwa yang ia tunjukan jendral besar Indonesia sehingga kolonel Belanda menembak rekannya sendiri. Karena menggap bahwa tidak percaya kalau seorang panglima besar Indonesia sakit-sakitan dan seperti orang agraris dengan pakaian dan tampilan yang sederhana, Soedirman dan pasukan yang lain selamat dari kepungan tentara belanda.
Setelah Jendral Soedirman dan pasukannya melewati daerah membentang antara Yogyakarta, Panggang, Wonosari, Pramcimantoro, Wonogiri, Purwantoro, Ponorogo, Sanbit, Teranggalek, Banderejo, Tulunagung, Kediri, Bajulan, Griamto, Warungbung, Gunungtukul, Teranggalek dan Punggul,  Wonokarto dan Sobo. (Selama tiga bulan, 28 hari berjalan dari perbatasan Jawa Timur pulang dan pergi melalui 75 kota meliputi 900 kilomiter pada kenyataan panjangnya mencaoai 1.009 km) di tempuh dengan berjalan kaki dan  pada tanggal 10 Juli 1949 mereka kembali ke Yogyakarta memenuhi panggilan pusat dari Ibukota Yogyakarta setelah kota itu bersih dari musuh, sehingga kanan dan kiri tepi jalan menerima sambutan dari masyrakat Yogyakarta untuk menyambut Panglima Besar Soedirman dengan pasukannya tangis senang dan begitu banyak membuat mereka tersenyum lega itulah yang diharapkan Soedirman negara bebas dari penjajahan sehingga rakyat tenang menikmati bumi Indonesia.

Sumber foto pidia.com” sambutan kemenangan perang Geriliya” 

Minggu, 07 Januari 2018

Rasa, Realita, Tercipta

Gambar: Pinterest 

Konsep tidak hanya ada dalam peradapan manusia yang sudah ada, namun segala esensi yang dilakukan dengan segala rasa yaitu rasa cinta, maka terbentuk sebuah konsep yang dilakukan melalui proses. Jika sebuah pemikiran yang ada dalam hati ditunaikan dalam kehidupan. Maka terbentur beberapa kali pun akan merasakan keindahan dan keniscahyaan untuk kehidupannya. Karena harapan yang ada dalam sumber perjalanan itu ditunaikan dalam rasa yang paling dalam yaitu rasa cinta pada peradapan, sehingga cinta akan selalu ada dalam setiap keindahan yang dilakukan oleh kita yang terbentuk dari dalam. Sehingga alam akan menjadi keindahan dengan rasa cinta yang bukan hanya arti dan makna yang dicari dari esensi kehidupan hari ini terjadi.
Jika setiap hari sudah terlantar dengan keadaan yang telah diperjuangkan, maka manusia akan menjadikan dirinya untuk bisa membawa ke dalam esensi kehidupannya, penjara bukan hanya ada dalam jeruji besi yang ada, namun kesempitan berpikir dalam menjadikan sebuah jeruji, jika di dunia bisa membawa dirinya untuk bisa tindakan yang bukan hanya untuk memuaskan dirinya. Sehingga terlahirlah cara manusia yang diberikan adalah perjalanan yang tak ingin dirasakan oleh orang lain, sehingga apapun yang dituliskan bisa memberikan cara bagaimana dirinya bisa memimpin dirinya untuk menggerakkan hati manusia lainnya dengan pemikirannya yang telah ditunaikan pada kehidupannya, dan telah terjadi pada dirinya.
Sebagai manusia bukan hanya bisa membawa kita pada paragraf yang indah dalam setiap langkah, namun hal yang indah akan ada dalam setiap nada-nada benturan yang dianggap dirinya untuk bisa mendakatkan dirinya pada penderitaan rakyat, dan penderitaan diri-NYA yang tak hanya dinikmati. Yang tercipta sudah ada cara dari apa yang ada dalam dunia. Sehingga bisa membawakan setiap nada-nada kehidupan yang terjadi pada kekuatan metafisika yang nyata. Materialisme akan selalu ada dalam setiap zaman, berganti dengan sesuai dengan dialektika kita, sehingga yang harus dilakukan dengan bukti di dunia, karena dengan memiliki sebuah cara dan bagaiamana perbedaan dapat diklasifikasikan menjadikan sebuah cara baru dengan sebuah tindakan yang terarah, sehingga di masa yang akan terjadi akan ada yang mengabdi pada sejarah terarah pada sebelumnya.
Cara baru akan memberikan sebuah hasrat baru, jika cinta dilakukan dengan hati dan membalikkan dirinya pada apa yang dicintainya, maka akan menemukan esensi dari keadaan cinta yang akan selalu ada dalam setiap jalan dan ruang, tuk menjadi yang berharga keindahan bagi manusia.
Jika dalam kehidupan adalah sebuah dialog yang belum ditemukan sebuah arti kemerdekaan yang sejati. Namun segalanya itu memberi apa yang akan terjadi pada hari ini dan nanti. Bagaimana hari ini melakukan hal, bukan hanya untuk perjuanganku, namun ini sebuah perjuangan—Mu, dan perjuangan dari banyaknya manusia yang sangat dalam, nemun itu sangat memberatkan dalam menjalankan, karena terjadi banyak dosa-dosa dengan apa yang ada dalam keadaan, yang sadar dalam kesunyian dan sepi dalam kekosongan yang signifikan. Membawa kita pada rasa yang betul-betul Kau harapkan bukan hanya rasa yang dilakuakan manusia yang tidak sadar akan dirinya, ada diri-Nya. Segala pemikiran yang ada itu memiliki objek pada satu tujuan yaitu kemerdekaan yang sangat diharapkan setiap manusia untuk memenuhi segala hal.
Keadaan yang bukan hanya diriku merasakan apa yang diharapkan dalam keadaan kita, mengubah segala apa yang setiap waktu itu hanya hilang sia—sia tnpa ada hal yang berharga dalam cita-cita. Dengan rasa cinta, yang terlaksana pada apa yang ada di dunia. Kita manusia bukan hanya bisa dilakukan hari ini untuk bisa membawa segala hal yang halal untuk semua yang akan meraskaan kemerdekaan nanti. Sehingga cara, semangat yang mengjak kita pada kekehidupan yang baru untuk bisa dijadikan sebuah saksi bisu, dari apa yang baru dilakukan.
Maka kedewasaan kita sebagai manusia akan membawa segala yang ada dalam logika, sehingga melahirkan pada renungan dengan segala tindakan yang diharapkan, pada manusia yang selalu memikirkan, kedewasaan kita  terjadi bukan karena usia yang dibawa, namun akan menjadikan kita untuk bisa menciptakan rasa, dalam memanusiakan manusia yang lebih bemakna, yang paling berharga adalah berpikir. Sehingga dalam kekosongan akan menciptakan sebuah cara bersama tuk bisa mendapatkan hal bagaimana menghndari dan melakukan dengan keadaan setiap individu, menciptakan kemerdekaan.
            Maka segala yang berharga akan ada pada setiap yang memberikan kita pada kata manusia yang melakukan bukan hanya bisa merasakan apa yang dilakuakn mereka bekerja, segala hal yang bermakna aka nada pada dirnya untuk merasakan hal yang tak pernah dirasakan oleh padanan manusia, yang tak mampu menjaga apa yang harus dijaga olehnya. Memaksa sebuah cara kekuatan akaan ada pada apa yang diderita, terbentuk dari apa yang ditunaikan dalam peradapan dunia, berharga bukan hanya ditunaikan dirinya saja, namun semua manusia melakukan, apa yang dilakukan untuk ditunaikan karena terinspirasi dari sebuah perjuangan yang dari hati.
  

Sabtu, 06 Januari 2018

TOR Term Of Reference DIALOG “MAHASISWA DALAM MEMBENTUK KEHARMONISAN IMABA DENGAN IDEALISME BERBEDA

TOR
Term Of Reference
DIALOG “MAHASISWA DALAM MEMBENTUK KEHARMONISAN IMABA DENGAN IDEALISME BERBEDA”

A.                Latar Belakang
Keharmonisan Ialah sebuah cita-cita bangsa yang termaktum dalam substansi sikap gotong royong dalam impian dari negara kita Indonesia, dengan adanya darma-darma yang ada dalam jiwa leluhur kita Madura dan khususnya di Madura Kabupaten Bangkalan. Kekompakan dalam memusyawarohkan dalam memecahkan malasalah, setiap keputusan lebih dikenal “Arembukgen”. Dengan adanya sikap gotong royong, dengan ada yang memimpin bersama-sama mencita-citakan rasa manusiaan yang memanusiakan manusia.
Selaras dengan ediologi kita Pancasila pada sila ke-empat “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam permusyawaratan perwakilan”. Maka lahirlah Ikatan Mahasiswa Bangkalan (IMABA), yang kini ada di Malang dan mewadahi mahasiswa-mahasiswi yang  datang dari Kab. Bangkalan datang belajar di Perguruan Tinggi di Kota Malang. Yang  kini berada pada deratan kaum intelektual yang kita sebut mahasiswa yang pada suatu saat nanti akan kembali pada Bangkalan, dengan harapan untuk bisa merealisasikan di tanah kelahiran kita dengan bekal apa yang didapatkan dalam perguruan tinggi.
Sehingga oleh rasa mahasiswa Bangkalan terbentuk menjadi organisasi yang mampu memberikan wadah edukasi yang signifikan bagi kita sebagai manhasiswa yang merantau membawa nama daerah asal yang kita tempati, dan  Organisasi IMABA menjadi organisasi yang mampu memberikan suri tauladan bagi organisasi daerah lainnya. Sehingga kehadiran oragnisasi ini betul-betul melahirkan kaum intelektual muda, yang nantinya mampu membawa Kab. Bangkalan lebih baik.
Sehingga fungsi idealisme yang berbeda-beda akan mampu membawa Kab. Bangkalan pada realita kita yang ada pada cita-cita masyarakat Bangkalan untuk bisa berbudidaya dalam cita-cita bersama, apa yang menjadi kebanggaan kita khususnya mahasiswa atau masyarakat Bangkalan. Dengan bersama-sama untuk bisa membawa Bangkalan kita lebih baik, dengan kaum muda yang belajar di perguruan tinggi dengan impian mempertajam perasaan rasa kemanusian, dengan menciptakan sebuah intelektual muda yang berguna bagi masyrakat Bangkalan terlebih dahulu, serta bagi nusa dan bangsa. Harapan lahirlah intelektualitas yang humanis.
Dengan rasa kemanusiaan maka masyrakat akan melihat siapa yang akan menjadi wakil bagi dirinya pada masyrakat kecil. Maka ruang harus diperluas untuk memberikan kesempatan dalam bidang pendidikan. Karena dengan pendidikan segala budaya akan menjadi berharga, sehingga akan mengurangi rasa apatisme dan hidonesme pada manusia yang hanya bisa mengkritisi namun tidak memberikan fungsi. Maka dengan adanya beasiswa bagi masyarakat yang pantas mendapatkan beasiswa secara signifikan, berharap Orda IMABA memberikan ruang luas untuk menciptakan generasi yang akan membawa Kab. Bangkalan lebih baik. Maka dengan banyaknya generasi yang berpendidikan. Sehingga selain itu juga Pemerintah Daerah (PEMDA) akan memberikan fungsi secara signifikan pada masyarakat yang membutuhkan, karena mengembalikan hak rakyat kepada rakyat yang membutuhkan bantuan.
B.                     TUJUAN

1.      Untuk mendiskusikan arah IMABA akan dibenturkan dalam kepentingan masyrakat yang seperti apa yang diharapkan dengan banyaknya idealisme berbeda dengan sebuah tujuan bersama.
2.      Untuk membukakan rasa, pola pikir, dalam membentuk keharmonisan Orda IMABA dalam bidang edukasi yang konkrit di ruang pendidikan perguruan tinggi.
3.      Untuk memperluas pengetahuan kaum muda Bangkalan yang menjadi mahasiswa dengan banyaknya dimensi pilihan jurusan dapat berfungsi pada tatanan masyarakat yang akan diharapakan oleh masyrakat Bangkalan pada cita-cita bersama.
4.      Untuk mensosialisaskikan memberikan cara-cara bahwa ada ruang bagi masyarakat yang tidak mampu, namun berkeinginan berkuliah di perguruan tinggi ( untuk mendapatkan biasiswa).

C.                HASIL YANG DIHARAPKAN

1.      Terciptanya pemahaman tentang IMABA dalam kontribusi pada masyrakat untuk mengaktualisasikan dengan sebuah pemikirannya (idealismenya).
2.      Menghasilkan sebuah rasa memiliki dan rasa ke keluargaan pada mahasiswa yang terhimpun di Orda IMABA. Dengan jiwa gotong royong serta rasa “Asah, Asih, Asuh” bahwa Orda ini wadah edukasi dalam pendidikan perguruan tinggi.
3.      Memberikan sebuah rekomendasi nantinya pada mahasiswa yang tergabung dalam Organisasi Bangkalan. Pada jurusan yang memiliki fungsi berbeda-beda namun tetap memberikan kontribusi pada masyarakat.
4.      Sehingga dunia pendidikan memberikan ruang luas bagi masyrakat yang tidak mampu untuk berkuliah di perguruan tinggi, dengan mekanisme yang memiliki keinginan tinggi. Untuk bisa mendapatkan beasiswa pada masyarakat tersebut.

D.    KEGIATAN YANG LAKSANAKAN

Pelantikan sekaligus Dialog Terbuka diselenggarakan “Ikatan Mahasiswa Bangkalan” IMABA.
Hari/Tanggal               : Rabu, 20 Desember 2017
Tempat                        : Ruang Gedung Muslimat JL. MT. Haryono, Arah Merjoasari Dinoyo
Pukul                           : 18:30-21:30(Diawali dengan pelantikan)       

E.     Randown Acara
No
Waktu
Agenda
1

Pelantikan
2

Dialog Terbuka
3

Sumpah organisasi
4

Penutup doa
5

Foto bersama
6

Makan bersama


v  Dengan Hormat: Seluruh Anggota

Senin, 01 Januari 2018

MIMPI SEPATU KACA HATTA BAPAK DEMOKRASI KITA



Bung Hatta bapak demokrasi kita, yang memberikan cara memikirkan kemerdekaan yang lahir dari diri sendiri. Memberikan cara menjalani koprasi kita Negara Ripublik Indonesia yang kata Najwa Shihab masih merindukan sosok Bung Hatta yang tertata dalam menangangi bangsa. Sepatu yang dicita-citakan menjadi hal yang berharga sampai tidak sampai pada menikmati apa yang sudah di depan mata dengan harta yang ada, pada saat menjadi presiden, sepatu tidak sempat dibeli hingga nadinya berhenti. Namun Hatta tetap memilki jasa melaupaui batas itu.
Semua apa yang ada di dunia kebutuhan dalam kelangasungan hidup sangat memiliki kebutuhan yang sangat familiar yaitu materi. Karena pasrah dalam kehidupan tidak semunya akan diberikan kepada Tuhan, kita hidup sudah diberikan pola pikir yang sangat sempurna dibandingkan dengan mahkluk hidup yang lainnya, kesempurnaan yang dimiliki akan membuat pola pikir dan menerapkan kehidupan yang berbeda kadang manusia hidup berpikir harus bahagia dengan harta, sesungguhnya pada dasar bahagia, dapat diciptakan oleh manusia dengan keadaan setiap individu dengan bagaimana memerdekakan dirinya, dengan caranya sendiri dan sangatlah relative dalam perspektif kebahagiaan, biarlah kita berpikir untuk kita dan kata-kata yang memberikan makana pada pembaca.
Impian mendapatkan segala sesuatu yang nyaman aka ada disetiap insan yang ada di bumi, kaum tani, buruh, pengangguran, dan sebagimana. Tidak pernah bercita-cita untuk menjadi seperti apa yang ia dipandang orang lain, pekerjaan yang dilakukan adalah rendahan namun itu sebuah cara kebahagian mereka. Perspektif itulah yang menjadikan dasar seorang pemimpi untuk mengubah dan bermimpi jika hidup adalah kebahagian tersendiri yang memiliki dorongan untuk mempertahankan kehidupan yang mereka jalani, jika senang dan bahagia bersama apa yang dianggap tidak bahagia hilangkan rasa yang ada dalam kebahagian yang dimiliki manusia itu.
Maka tidaklah terlalu fokus dengan apa yang dikatakan namun fokuslah apa yang dikerjakan, mereka menganggap bahagia tentunya akan memiliki perpekstif berbeda dengan apa yang diucapkan mereka, karena kemerdekaan sesungguhnya ada dalam diri manusia setiap individu, tetapi kemerdekaan tidak hanyalah ada dalam pikiran, melainkan dalam perjuangan yang konkrit, jika seorang dokter bisa memberikan sebuah cara bagaimana ia bisa memberikan keringan dalam kesakitannya manusia. jika kita petani membenahi tanaman dan bibit, bubut kita dengan cara kita. Maka kemampuan manusia tercipta dengan sesuai cara-caranya yang dibawanya, namun bisa menirukan cara-cara terbaik orang lain, untuk membenahi apa yang sudah terjadi yang belum bisa menghiasi diri pribadi, cara itu bisa membenahi diri yang lebih mandiri dengan cara yang diberikan Tuhan pada kita namun tidak mengetahuinya, maka dengan manusia yang lain dapat menciptakan cara dan bisa memberikan cara baru dengan tujuan manusia yang sama, konsperasi manusia memberikan cara apa yang di derita dengan bahagia yang ada pada manusia lainnya.
Jika mimpi kita berkiblat pada satu tujuan maka kita akan memaksakan diri kita sebagai kudrot manusia, bahwa kebebasan kita tidak digunakan secara signfikan. Maka bumi manusia yang mengarahkan akan dikemanakan, akan dijadikan bahan apa? Maka manusia hanya bisa melakukan bukan hanya memimpikan dalam kehidupan nyata. Jika keinginan manusia belum pernah tercapai dalam kehidupan kita, maka jangan takut sebagai manusia karena itu masih belum diberikan kepastian kapan, namun pasti diberikan jika itu suatu cita-cita yang memberikan keutamaan untuk dirinya yang mencita-citakan. Karena yang ada dalam di dunia akan selalu ada dalam usaha kita sebagai manusia jika kita masih bisa berusaha dengan cara-cara yang ingin dapatkannya. Maka Tuhan dan proses pasti memperhitungkan.
Masa muda masa di mana bercita-cita dengan sebuah paragraf panjang dan akan banyak kaitan dengan kalimat majemuk bertingkat, untuk bisa menemukan apa yang akan ditemukan. Merasakan setiap perjalanan menemukan kalimat majemuk bertingkat. Analoginya dalam kehidupan mengulang-ngulang kesalahan di dalam merenungkan akan mampu mengembalikan pada arah jalan yang menyelaraskan. Jika pada masa lalu pernah melakukan kejahatan setiap malam direnungkan dengan cara sebelum tidur, memikirkan kebaikan dalam tindakan seharian yang telah dilewati, serta memberikan hal positif khusus dirinya, bersyukurlah jika masih bisa berpikir untuk orang lain. Maka itu sebuah keberasilan dalam hidup menemukan siapa dan apa yang akan terjadi di masa akan datang, karena masa muda bukan hanya memikirkan masa depan, namun mengerjakan apa yang sekarang ada dihadapan kita.
Jika kita kaitkan dengan sebuah cita-cita para generasi bangsa yang lalu telah berjumpa dengan Sang Pencipta lebih awal, maka kita sebagai masyarakat Indonesia mengingat dan mengambil hikmah dari sejarah yang dilakukan oleh Moh. Hatta, atau dikenal Bung Hatta. Masa muda yang berintelektual, sebagai mahasiswa berkuliah di Belanda yang memiliki cita-cita akan nantinya bisa memerdekakan Indonesia dengan cara pemikiran anak muda Indonesia. Kita apresiasi pemikirannya yang sangat visioner. Bukan hanya cita-cita yang hanya ada dalam keinginan namun Ia berusaha bagaimana Indonesia merdeka dengang dedikasi yang signifikan.
Dalam kisah hidupnya yang harus kita cermati kita teladani dari pemikirannya, serta tindakannya, dalam perkataanya yang menjadi doa Bung Hatta berkata “saya tidak akan menikah sebelum Indonesia merdeka”. Dalam hal itu banyak kekayaan dedikasi dalam pemikirannya yang mencakup kecintaan terhadap manusia, jiwa nasionalisme, kekokohan regelius, serta kekokohan pendiriannnya. Memberikan inspirasi dalam kehidupan sosial, moral, cara hidup. Untuk bisa menjadikan sebuah pelajaran berharga.
Yang menjadikan sejarah yang tak pernah terlupakan dalam sejarah jika kita melek terhadap sejarah dalam kehidupan Bung Hatta, Ia pernah menginginkan memiliki Sepatu Bally, yang diinginkan dari mulai sebelum menjadi Wapres hingga mengakhiri hidupnya tidak tercapai. Jika memerdekakan Indonesia bisa kenapa? hal yang kecil untuk memiliki sepatu tidak bisa, karena hal itu menunjukkan bahwa hal yang terbesar dicita-citakan bersama dengan melakukan bersama (gotong royong). Sedangkan Sepatu itu sebuah kepentingan pribadi yang harus menguji diri sendiri bagaimana nanti untuk mendapatkan sepatu itu, dan bisa menikmati sendiri. Untuk bisa berdiri tegap dengan caranya sendiri dengan mengabdikan dirinya pada dirinya sendiri, karena itu sebuah kepentingan pribadi yang tidak akan dikaitkan dengan kepentingan negeri.

Biarkanlah bapak demokrasi kita memberikan inspirasi kita, dalam pandangan hidup, serta dalam kehidupan politik, ataupun kehidupan manusia sederhana, serta bagaiamana bisa manusia menguasai apa yang tidak nyata yang ada dalam diri seperti Bung Hatta yang bukan hanya harta yang dibela. Membiasakan manusia berbahasa dengan cara memanusiakan manusia, yang tidak hanya memerdekakan dirinya. Keinginan yang terbaik ketika kita memperhatikan apa yang baik untuk orang lain. Dan kita memperjuangkan.