Minggu, 30 Oktober 2016

Puisi Dalang Aku Ingin Kau Bersamaku

Dalang Aku Ingin Kau Bersamaku

aku melangkah karena dalangapakah aku hanya diperbudak olehnya. ?aku sadar kalau aku orang kecil hanya bisa mengeluhdalang apakah aku hanya orang yang harus manut kepadamu.ohh.. tidak aku ini bukan pemain yang hanya manut kepadamu dalangaku ini harus bertindak walaupun tanpamunamun aku tidak percaya kalau aku melakukan sesuatu tanpamu.aku pernah ingat dengan ucapanmu dalang, kalau kamu sewaktu-waktu akan aku letakkan aku juga ingat kalau aku lupa dengan dalang maka dalang akan tidak menggerakkan aku.dalang aku tanpamu tak akan bisa, bisaku akan mengikuti apa yang engkau gerakkan.sekarang aku pasrah dengan kau dalang, tapi aku akan ikhtiar juga.

Kamis, 27 Oktober 2016

Sendiri untuk Diriku, Mendapatkan Untuk Aku 

Senja indah bersama dengan mimpi

saat terbangun mempiku bangkit saat bangkit aku melangkah saat aku melangkah ku rasakan kejenuhan saat hari sudah siang ku merasakan proses saat aku menjalani aku menikmatinya keras dan lembutnya jalan hingga sampailah kesenja sore hari maka aku menemukan keindahan saat perjalanan panjangku dalam keseharian ini sungguh ku nikmati keindahan tuhan ini tanpa aku menghilangkan-MU sehari ku rasakan keindahan yang telah telat ku jemput ku nanti tiada hari yang tidak indah ketika menanti dengan ikhlas dan bersama dengan yang pembentuk senja.

AKU

aku perjuang karena mimpi dalam kehidupan yang nyata
aku bermimpi karena aku seperti makluk tuhan
aku sedih karena banyak hal aku ridukan
aku tersenyum karena aku menikmati sebuuah perjalanan
aku mengeluh karena aku punya Tuhan
aku punya rasa karena aku punya nafsu.
aku berdiri karena setiap perjuangan butuh pendirian sehingga kekuatan akan mengikuti mimpi yang nyata, terpenting langkah-langkah tetap bersama sang Ilahi


#apa kata aku unutuk aku
Kearifan Lokal Melawan Lupa Yang Nyata
Kerinduan masa-masa yang mengingatkan pada lamunan saya saat sendiri sunyi dalam gelapnya malam, masa yang terlewati sangat saya rindukan terasa hilang semua dibenak akal pikiran dibawah kesadaran teringat saat sunyi menghampiri merenungi masa yang terlewati hanya dengan seperti itu saya dapat menikmati apa yang terlupakan sangat berkesan dalam hidup yang tak pernah terhapus dengan lengkangnya waktu panjang.
Jalan hidup yang pernah saya lalui jejak langkah tidak akan terhapus tak mungkin yang telah terjadi membohongi, untuk menjadikan renungan yang nyata pada saat saya merindukan, masa sekarang membuktikan kalau sesuatu yang terlewati paling berharga karena sesuatu yang indah akan terasa jika sudah tiada. Sekarang saya putuskan untuk mengukir sejarah baru karena setiap perjalanan tidak akan melewati sejarah yang telah terjadi, saya ingat dan ingin belajar dari kearifan lokal untuk masa yang akan datang yang lebih panjang dengan menciptakan sesuatu yang lebih indah untuk saya sendiri dan bagi nusa dan bangsa. Teringat dengan apa yang pernah dipesankan oleh Cak Nun, waktu serasehan di Polinema Negeri Malang, hidup ini sangat luas dan demensi-dimensi persoalanya tak terhingga, untk itu diperlukan bukan sekedar wawasan yang luas dan pengetahuan yang terus dicari melainkan juga kearifan dan sikap leluhur yang konsisten dari hari kehari.
Bahwa jangan sekali-kali kepada anak muda terutama sebagai penerus bangsa untuk melupakan ke arifan lokal kita karena sudah menjadi bukti dan mendarah daging kepada diri kita, bahwa yang sudah terjadi itu cerminan sudah membuktikan yang nyata tidak pernah berbohong. Saya mengingat apa yang menjadi pesan karena setiap kata yang menjadi nasehat saya selalu mencoba renungi dari hari-kehari bahwa apa yang sampaikan oleh Cak Nun itu hal yang baik untuk saya sendiri dan kebaikan bangsa ini. Setelah itu saya putuskan bertanya kepada orang yang lebih tua yaitu orang tua saya sendiri.
“ Pak, kearifan lokal yang seperti apa yang harus dipertahankan. ?
“ Kearifan lokal itu pemahaman yang telah terjadi dimasa lampau terjadi, dan sampai sekarang itu harus masih harus dipertahankan. !
“ Seperti apa pak kearifan itu, “ Apa salah satunya kebudayaan adat masuk. ?
“ Iya itu masuk. “ Namun itu masih dalam ranah umum belum bisa kita tangisi, Bapak tangisi itu budaya perimbon.
“ Perimbon pak. ?”
Kebudayaan adat istiadat itu masih umum, membudaya tentang peringatan tahun baru ini, setiap tahun kita dapat menontonnya apalagi di Malang ini satu tahun sudah dua kali sehingga membuat jalan macet. Kearifan bukan hanya seperti itu saja, cinta terhadap budaya, primbon jawa tidak akan merubah pendirian Agama kita, dalam agama tidak ada penjelasan tentang primbon jawa, namun nenek moyang melakukan hal itu untuk pedoman lalu mengamalkan, namun itu semua pedoman nenek moyang kita yang nyata dari itu kearifan lokal yang terbukti jangan pernah ditenggelam oleh sisanya waktu ini.

***
Saya merasakan apa yang telah terjadi dengan apa yang diucapkan oleh Cak Nun dan Orang tua saya sendiri, keadaan akan terlupakan akan tenggelam oleh perkembangan zaman akan merasakan tanpa arah untuk melangkah untuk lebih maju ketika kearifan lokal terlupakan dan tidak di amalkan. Sesuatu akan terbukti jika itu sudah mengalami sendiri, bicara orang akan menjadi bicara yang tak nyata, jika itu hanya indah di dengar saja. setelah apa yang saya dapatkan itu ialah pengetahuan yang dapat saya dengar dari orang-orang hebat menurutku, hari-hari demi hari renungan sering saya lakukan, karena dengan merenung saya mendapatkan jawaban yang menjadi pertanyaan dalam hati, walaupun itu tidak puas dengan hasil yang pasti ketika pikiran sejenak dengan menggukan naluri. Sarasehan Cak Nun sudah beberapa bulan ini berlalu kini saatnya lagi bertemu dengan beliau hati senang, walaupun beliaunya tidak senang dengan keberadaanku, senang bisa mengikuti dan mendengarkan setiap kata yang terangkai indah beliau utarakan keapada kita yang ada terutama kepada saya sendiri meninspirasi, keinginan banyak berbicara kepadanya namun rasa malu mengalahkan semua keinginanku, karena saya memang orang kurang percayaan diri untuk bersuara. Lagi-lagi yang belum tuntas menjadi pembahasaan kearifan lokal yang belum tertuntaskan beberapa bulan lalu, saya berbaharap apa yang ada dipikiran ini beliau tanpa menyuruh audien bertanya akan menjelaskan apa yang menjanggal dipikiran saya apa kearifan lokal yang bapak sampaikan persis dengan apa yang dijelaskan nanti oleh Cak Nun, beberapa menit saya sudah menunggu beliau datang keruangan kantin yang sederhana menjadi tempat beliau bersinggah di Polinema Negeri Malang, walaupun beliau sering di malang saya tidak pernah punya kesempatan mengundang beliau ke kampus saya Universitas Islam Malang. Semoga seuatu saat keinginan ini tercapai amien. Pembicaraan sudah dimulai panjang lebar oleh beliau belum ada titik jawaban yang menjadi harapan saya, ternyata selang beberapa menit kemudian ketika sudah satu jam lebih tiga menit beliau mengingat tentang pembahasan yang bulan lalu sehingga kearifan lokal yang harus dipertahankan bukan hanya budaya yang bertajub hiburan pulau jawa banyak mempunyai ke arifan lokal lainnya yang lebih penting yaitu yang membetuk karakter anak muda semua bangsa ini tidak mengalami kebingungan, dalam melangkah ke dapan kearifan itu perimbon jawa jangan sampai dilupakan, melainkan harus mengamalakan. Serentak beliau menanyakan apakah kalian tahu perimbon jawa itu. ?
” Tidak cak” serentak secara bersama menjawabnya
“ Waduh yang jawa tidak kenal dengan kearifan lokalnya” payah kalian Nak, menangis Nenek moyangmu sekarang ketika kalian menjawab “TIDAK”. Payah-payah ini.
Senyum dan malu saat dikatakan namun saya tidak begitu malu karena saya bukan orang jawa hehe dalam hati berkata. Setelah ada pertanyaan siapa yang mengetahui hitung naptunya hari dan naptu pasaran lima, saya syukur masih dapat menjawab apa yang beliau katakan walaupun semuanya itu seperti katak kesiram air, tidak ada yang paham apa yang di katakan Cak Nun, mungkin baginya asing apa yang beliau tanyakan.
***
Setelah saya menjawab bahwa hari dan pasaran itu bisa juga di sebut Perhitungan Weton, kalau Senin Kliwon, Selasa Manis, Rabu Pahing, Kamis Pon, Jum’at Wage dan seterunya kembali ke perhitungan awal setiap weton itu kita hitung lagi naptunya hari Senin naptunya 4, selasa 3, rabu 7, kamis 8, jum’at 6, sabtu 9, minggu 5, dan sedangkan pasaran Jawa, Manis 5, pahing 9,  pon 7, wage 4, kliwon 8, setelah saya menyebutnya dengan ragu-ragu tapi kata beliau benar setelah itu beliau menyuruh saya mengamalkan, kamu Mahasiswa yang penuh perhitungan kalau di amalkan kamu tidak akan kebingungan dalam menjalankan hidup, saya masih bingung jawaban beliau dan teruslah saya penasaran karena yang penasaran membuatku lebih paham jika saya menemukan penasaran tersebut.
Setelah beberapa waktu saya ada tugas dari kampus kebelulan perbitan majalah sudah mendekati waktu singkat, terutama saya dibutuhkan oleh UKM kampus untuk mengambil data dari desa ke desa yang ada di pelosok desa untuk mengambil foto dan cerita jawa yang sudah tenggelam dalam persimpangan arus. Beberapa budaya yang terlupakan dari itu karena saya lebih memilih sejarah dan juga bagian dari penikmat sejati sejarah, teman-teman percaya pada saya kalau saya bisa mengisi majalah yang akan di terbitkan bulan depan yang bertema Di Persimpangan Arus. Agar  dapat memberikan inspirasi yang kuat kepada semua pembaca sehingga budaya kearifan lokal bukan hanya bahasa dan tradisi saja yang masih kita kenang, masih banyak pula budaya lokal seperti perimbon yang masih dibutuhkan di zaman modern ini, sehingga tidak seakan-akan Tuhan mati di zaman modern, sehingga kearifan lokal yang pada dasarnya semua dari tuhan, sehingga manusia mampu mengplikasikan dalam kehidupannya, sehingga memberikan maanfaat pada pembaca majalah yang nantinya terbit.
Pagi ini saya bergegas berangkat ke desa Alasrajah, Bangkalan yang terletak di pelosok dan desa ini penuh menyimpan mistik yang kuat, dalam hal yang Negativ membahayakan mulai dari hipnotis dsb, namun selalu ingat dengan pesan Cak Nun selain berdoa menita kepada Tuhan, perhitungan yang kamu pahami kamu itu gunakan manfaatkan (Perimbon Nak) hitung pembrangkatan pertamamu dengan cara menghitung dan berankatlah sebelum hari pas kelahiran, keluarlah dari rumah kalian semua sebelum mentari terbit, sehingga hindari dua hari dari kelahirannya kalian, ketika berhadapan dengan orang diantaranya harus ada menghadapi bicara empat mata, jika kamu lahir hari sabtu pahing, kamu tempati harus dari arah utara menghadap ke arah barat, maka apapun urusan kamu diluar dengan apapun akan berjalan dengan lancar, tak gentar dengan apa yang terjadi nanti yang penting saya dapatkan data untuk Majalah.
Yakin saja setiap jalan yang penuh perhitungan tidak akan tuhan membiarkan. setelah perjalanan sudah panjang jauh dari kota waktu adzan Dzuhur berkumandang, saya belum menemukan Masjid atau tempat shalat lainya. Saya dengan kamera tas yang di ransel yang saya kalung kamera untuk pengambilan gambar, setiap berbicara dengan orang lain saya berbalik posisi ke arah barat untuk berhadapan dengan orang tersebut, karena memang orang desa sini menyimpan banyak mistik, teringat dengan orang yang berpesan desa sebelah hati-hati setiap berhadapan dengan orang mengajak bicara ketika menatap mata lawan bicaranya akan hilang ingatkan (hipnotis) otomatis barang berharga yang dibawa harus saya jaga dengan teman-teman, namun saya percaya kepada Allah SWT, dan perimbon yang tuhan berikan kepada manusia agar mempelajari dan diamalkan hingga perjalanan ini penuh perhitungan, saya anggap rintangan pertama sudah saya anggap lewati. Perjalanan sudah larut malam dan berada di hutan desa Alasrajah yang terletak di pulau Madura Bangkalan mendengar nama desa saja sudah mengerikan, waktu sudah mengalir desir angin menusuk kulit yang berlapis kain tak setebal kulit kijang menghangatkan, saatnya beristirahat untuk menunggu senja di ufuk timur teman-teman sudah merasakan lelahnya perjalanan perbedaan cuaca dingin ke cuaca yang lebih panas dari Malang-Madura, adapun teman diatara kami mengalami meriang yang mengakibatkan kurang sehat setelah sampai di tengah alas hutan Alasrajah saya dan yang lain mencoba memberikan obat agar cepat sembuh.
Mengambil data untuk memberikan fakta dalam memberikan berita pada pembaca sebuah tanggung jawab seorang jurnalis tanggung jawab dalam berita yang nyata dalam kehidupan dan lingkungan yang dekat dengan kita, teringat dengan kepercayaan saya Agama Islam dalam konteks seorang jurnalis menginformasikan suatu kebenaran dan membela serta menegakkan kebenaran itu. (Al-Qur’an dan As-sunnah). Mengingat kata yang ada di dalam pedoman kita saya memberanikan terjun di bidang menjadi seorang jurnalis (pemberi berita kebenaran, dan hak setiap manusia mempunyai hak mengetahui kepentingan publik) karena kebenaran yang nyata harus dipertahankan untuk umat yang harus mengetahui. Senja sudah menghiasi gelapnya malam jarum jam menunjukkan pukul 3:56 WIB, sudah memasuki Shubuh teman-teman yang lain pada pergi ke kali dekat hutan dan teman mahasiswa yang sudah pernah mengetahui tempat ini sebelumnya mengarahkan mereka, saya sebagai penanggung jawab mendapatkan tugas harus menjaga mereka semaleman rela mata tidak memejamkan mata, ayam sudah berkokok bersamaan dengan terbitnya matahari yang indah dari arah timur, jarang-jarang dapat menyambut pagi yang indah, baru kali ini tidak telat menyambut keindahan di pagi hari. Setalah pukul 7:15 WIB, warga sekitar sini banyak sudah beraktivitas mulai dari membajak, menam padi, serta suasana yang sangat asing di mata saya dan teman yang lain, ibarat sekarang saya hidup di zaman 80an, sapi yang masih akrab dengan sipengembalanya membajak masih menggunakan sapi, Saya berkata pada teman saya.
“Lutfie di malang pernah menemukan orang membajak tah. ?”
“Nemu sihh tapi gak pake sapi. “ di sana sudah modern, pake mesin kale hehe.
“Sama lut, di kampung aku itu bajak dan yang nanam padi sudah mesin yang kerja, ini kampunya siapa Maja. ?” hehe
“Lut dan Mai, kalian itu jangan keras-keras kalau bicara, kedengaran para petani itu bisa di bacok kamu hehe, kita orang baru di sini. Ini kampungnya samsul hehe”
Kami berempat sedikit bergurau tentang perkembangan teknologi yang sangat masih jauh dengan di Malang, namun kerukunan dalam berkerja sama mereka tanpak jelas untuk di contoh kepada kita, setelah tertawa kita bersama-sama sudah kita tiba ke tujuan kita Bapak Maulana yang banyak dengan pengetahuan jawanya (Primbon jawa) objek penelitian untuk membuktikan semua itu bahwa kearifan lokal sangat relevan jikalau kita gunakan dalam kehidupan yang sudah modern ini. Setelah sampai disinilah saya dan teman-teman yang lain mengajak berbicara dengan Bapak Maulana yang sudah berumur 67 tahunan, menanyakan dan kearifan lokal yang harus kita unjung tinggi di negeri ini. Teringat dengan Cak Nun yang beliau katakan, kearifan lokal yang benar-benar kita perlukan dalam hidup kita untuk membangun bangsa kita ini agar kekuatan negara tidak hanya memiliki SDA yang diandalkan yang menurut kita SDA sangat masih jauh dari negara-negara lain, dengan kearifan lokal ini kita punyai kekuatan, negara lain yakin tidak mempunyai kearifan lokal Weton Perimbon peluang besar dengan ini yakin membangun negara dengan penuh perhitungan akan menciptakan hasil akhir yang baik pula. Pak Maulana berkata,
Perembun (perimbon) ini ada buku (kitab kuno wali sembilan) bapak pesan kalian semua amalkan ini. kalian penerus bangsa kalau tidak mempunyai dasar hidup yang kuat kalian belajar pada sejarah  yang sudah terjadi karena sejarah yang tidak pernah bohong nak.!” “Wejangan Weton ini kalau bukan kalian siapa yang akan mengamalkan karena kalian semua orang jawa semua nenek moyangmu percaya dengan Weton ini dan kepada Alloh SWT.!”
“Enggeh pak, serentak menjawab bersama. !”
“Kalian akan dapat membuktikan kearifan lokal ini Perimbon Weton ini mulai dari zaman Wali Songo sudah menggukan perimbon ini.!”
Data sudah saya dapatkan untuk majalah yang akan siap kami terbitkan, kamipun berepat begegas kembali ke malang dengan rasa senang banyak hal baru yang di dapatkan, bukan hanya data kita dapatkan, tapi mendapatkan pengetahuan dan pengalaman hidup yang akan sulit saya lupakan. mereka membangun Indonesia dengan besar dengan penuh perhitungan Perimbon karena jikalau tidak menggukan hidup ini serasa mengalami kebingungan, namun perimbon ini sebuah keyakinan namun saya yakin karena sejarah telah membuktikan.



***
Catatan:
·         Perembun dalam bahasa madura, namun pada dasarnya perimbon hanya orang jawa yang memilikinya, satu-satunya kearifan lokal yang dimiliki indonesia terutama di jawa, dan perimbon inilah yang sekarang kebanyakan orang jawa tidak mengetahui apa kearifan lokal yang harus dibudayakan.
·         Weton penghitungan dalam bahasa indonesia setiap hari mempunyai naptu, dan setiap pasaran lima punya neptu. Kearifan lokal ini yang banyak orang memiliki.
·         Tulisan ini saya terinspirasi dari kearifan lokal satu-satunya yang hampir terlupakan, saya masih bersyukur mempunyai orang tua yang selalu memperhitungkan saya setiap langkah saya untuk selalu berusaha tidak melupakan kerafian lokal primbon, dengan ini langkah saya selalu penuh dengan perhitungan dengan seperti ini Alloh selalu memberikan cahaya setiap langkahku.

Biografi Penulis

1.      Nama                                                  : Akhmad
2.      Nama Pena                                         : AH
3.      Status                                                 : Mahasiswa Semester III jurusan Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Islam Malang
4.      Organisasi kampus Internal                : LPM-Fenomena
5.      Moto                                      : jagalah apa yang harus dijaga, maka jangan pernah takut untuk tidak terjaga.
6.      Alamat: JL. MT. Haryono gang VIII-C No Kost (Rumah) 994 masuk gang depan RSI-Unisma.  
7.      Email, Fb, blogspot                : akhmadmus16@gmail.com / Akhmad.mustaqim77@yahoo.com /blogspotperantautanahgaram.
8.      No hp                                     : 087750942014
9.      Karya                                     : Cerita perjalanan Terjebak di kota penuh cerita (lomba UKMP UM).
Cerpen Bunda Maryam (lomba toleransi agama Pasca-Unisma).

Puisi Ibu Hanya Sebuah Nama (lomba lustrum ke VII UNISMA)

Sabtu, 22 Oktober 2016

Ada dan Tiadamu Adanya Aku


Engkau membuktikan tapi tak nyata.
engkau ada tapi mentiadakan
engkau punya nama tapi tak ku hafal wajahmu
engkau aku indukan tapi tak engkau tanggapi
engkau punya bahasa ibu tapi tak pernah berbasa denganku
engkau mengantarkan aku, tapi engkau tak amanah sehingga sampai, hanya separu ku hafal bahasamu hanay nama ibu.
engkau berada tapi hilang dalam keberadaanmu
engkau tak aku salahkan, namun engkau pula tak akan aku lupakan walaupun hanya sebuah nama yang dapat ku hafal dalam setiap mengaduh kepada sang Khalik.
engkau ku yakinkan kau ada, tanpa kau mengadakan. 

ibu dengarkan Oktober-22-2016

Menjaga Apa yang Harus Dijaga
September-25-2015

Mentari sudah tak memberikan sinarnya pada bumi, Bulan sudah tak bersinar, kalilawar sudah terbangun dari tidurnya, dalam malam sepi hanya nyanyian jangkrik yang setia temani dalam malamku menjadikan lantunan suasana indah. tempat yang sederhana di balakang rumah yang penuh banyak ilalang dan duri-durinya, sanngat lumayan angker saat gelap, bagaikan rumah dalam hutan, namun memang sudah takdir tuhan hidup dalam rimba nafas ku tiada bosan nya menghirup udara belakang rumah sejak masa senangnya bermainku, hingga sekarang pada masa mengetahui arti hidup. Saat malam yang terbiasa sunyi tempat yang biasa ku hampiri sebelum tidur tiada sangka dalam sepi getaran di dalam saku dan cahaya dalam saku kananku ada satu panggilan masuk di hampone genggamku, ada nomer baru masuk menelfon ku, tanpa banyak berpikir aku menganggat dengan mengucap salam “Assalamualaikum hallo maaf ini siapa.? Jawaban salampun tiada jawaban, sampai salam dua kali salaman”Assalamualaikun hallo. tiada sedikitpun jawaban, hanya suara tangisan yang ber derung, tangis yang tak jelas terdengar, “ini siapa.? Kenapa nangis hallo.Tanya sekali lagi aku pada penelfon. dalam malam yang sepi mendengarkan tangisan ingatan aku langsung terpacu teringat kuntilanak, “hallo ini siapa.? Nakut-nakutin aku ya.? Tanya yang ke tiga kalinya,”hallo Assalamualikum.
“Wealaikumsalam kakak... “ dengan suara yang serak tangisan.
“Behh kamu tak dek alfa, kakak kira siapa nomer baru tumbenan ada yang telfon kakak, kenapa kamu nangis dek… ?”
“Adek mau cerita ke kakak, karena satu-satunya orang biasa mengerti kakak…’’
“Iya ayo cerita dek, “ tapi adek bukan alasan aja kan mungkin kangen ke kakak ya? hehe…”
“GR kamu kakak hmmm…” adek ada masalah kakak yang tak pernah aku rasakan dalam hidupku aku di kejar-kejar kebingungan dan penyesalan tiada henti deraian air mata tiada waktu jika ku ingat itu,,,”
“Hmm gitu dong senyum dek..” masalah apa kok sampe segitunya dek, gak lebaykan adek hehe… ?” iya adek pasti setiap masalah itu akan ada sebabnya dan akibatnya, tiada masalah juga tiada jalan keluarnya dek begitupu…” tut..tut..tut.. berakhir sudah telfon nya belum selesai memberikan saran dan masalahnya yang membuat menangisnya.? Bingung.” Sepi pun kembali pada malam yang telah larut malam ini, jam di hampone menujuk kan 19:30 WIB. 
Waktu pun sudah larut malam aku singgah dari tempat yang sunyi tanpa bintang itu, hendak pulang ke rumah untuk beristirahat kerena besok hendak sekolah berangkat pagi, di perjalanan bunyi hempone yang di genggang untuk menyinari gelapnya jalan, bergetar ada sms dari adek yang menelfon tadi.
“kak maaf, ketemu besok di sekolah, adek lanjutin cerita ku besok. Selamat malem kakak….”
Isi pesan dalam sms nya,” tak ada balasan karena tidak ada pulsa. Perjalan menuju ke rumah pun telah sampai isi rumah yang memang jauh dari keramaian, tempat tinggal yang sederhana di isi hanya tiga orang keluarganya hanya berisi nenek, bapak, dan mama tirinya. Terasa sepi malam-malam nya, kerena mereka semua lelah siang hanya di sempatkan untuk kerja ke lading dan mencari rumput, tidurpun tidak akan larur malem. Tiba di rumah nya membuka kamar tempat biasa tidur sebelum  membuka pintu kamar, hendak mencuci kakinya sehingga langsung masuk ke dalam kamarnya untuk beristirahat. . .
Ayam berkokok, kalilawar hendak tidur kembali senja mentari dari arah timur telah terbit. Semangat sekolah yang setiap hari menjadi rutinitas nya tiada jenuh untuk membuang kebodohan yang ada pada dirinya dengan belajar di sekolah dengan kaki yang menjadi saksi bisu menderapkan kebumi setiap embun pagi membasahi rumput, semanagat pun bagaikan mentari yang setiap pagi mentari terbit dari timur setia terbit dengan cahaya nya.
Tiba di sekolah yang mana tempat iya menuntut untuk mendapatkan cahaya ilmu dari tuhan dengan teman-teman yang iya belajar bersama, kelas yang di tempati 11-IS-2. Yang di pandang anak yang nakal katanya…
“Maja selamat pagi semangat ya tumben pagi-pagi datang.”
Iya pagi juga kak dut, biasa aja aku berangkat pagi hmmm.” Mapel apa kak sekarang…?”
“Gaul kamu gak tau mapel yang di pelajari…” yaa Alloh kak, gimana mau maju bangsa ini..”
“hehe inilah aku dengan seribu kali kekuramgan ku kak, tiada yang sempurana hidup ini kecuali Alloh SWT…!”
“Pinter ya sekarang weeckk..”mapel bahasa indo…”
“siipplah kak, makasih ya dutt,..”
 Waktu yang berjalan tanpa terasa bunyi bel masuk, telah berbunyi. Saat belajarpun telah di mulai dengan di awali dengan doa-doa keyakinan masing-masing siswa dan siswi, KBM berjalan dalam kelas yang indah saat belajar bersama, Tanya jawab pun telah di lakukan siswa dan guru, aku hanya berdiam mendengarkan apa yang menjadi percakapan meraka, tanpa terasa waktu yang tak berbentuk memberikan buktinya saat waktu itu hanya bias di rasakan tak dapat dilihat. Bel istirahat pun sudah berbunyi, hati senang bersorak siswa/siswi. Istirahat yang digunakan untuk makan dan sebagainya, hati setiap orang tidak biasa di tebak bukan hanya di manfaatkan buat makan, namun hal yang di larang di sekolah sebagian siswa tiada rasa bersalah dosa melakukan nya, namun inilah hidup tiada mungkin semua itu berada di surge tiada mungkin semua itu ada di neraka mesteri hidup.
Aku berjalan menuju ke kantin, yang arahnya sampingan dengan kelasnya alfa, tak berjanji ketemu di tempat yang tiada rencana di tentukan karena kuasa tuhan, aku bertemu dengan adek alfa tadi malem nya menangis dalam telfon. Aku pun segera duduk di samping kelas nya, menemani dia yang bengung saat duduk sendiri,..
“dek alfa sini duduk.hehe ”
“ hmm iya kakak…” maaf kak seharusnya kan aku yang nawarin kakak duduk…” oia tadi malem kehabisan pulsa.
“Hehe mangkanya kamu ngelamun adek, Iya tidak apa-apa kok…”
“Adek sudah lama tah disini…”Oia ada masalah apa kamu tadi malem kok menangis…?”
“Iya lumayan dari tadi yang pas bell istirahat…” berat ini kak aku benci dengan diriku sendiri kalau ingat masalah ini kak. “
“Apa ada masalah dengan cowoknya sepertinya kemaren lusa masih boncengan pas pulang sekolah…” memang dek dunia ini tidak akan selamanya indah walaupun tuhan telah menciptakan lebih sempurna, itupun juga cinta itu tak akan selamanya berbuah manis walaupun itu nyata anugrah terindah dari tuhan, contohnya ini adek dengan sii nuril kemaren masih merasakan dunia bagaikan dunia milik nya berdua, sekarang sudah tiada tanpak indahnya dunia kalian.
“Bukan itu kakak, salah penafsiran kamu kak…” dengan deraian air mata yang tak mampu terhan dari matanya menetes deras di pipinya, merona indah saat di pandang, tiada tanpak keindahan saat air mata deraian melintas di pipinya. Adek tiada keindahan dunia yang tanpak saat adek kehilangan mutiara yang berharga pada diriku kak, semuanya itu bagaikan singa menemukan daging segar pasti akan di makan tiada banyak berpikir, tak ada niat aku ini kakak buat melepaskan itu semua kak awalnya ku hanya bermain kerumahnya sepulang sekolah waktu itu, aku tidak bisa menjga apa yang harus aku jaga sesuai yang kakak pesankan ke aku dulu masih SMP,,,!” maafin adek, kakak tiada niat aku, namun semua itu tak berdaya saat itu kak.
“Memang hidup itu penuh mesteri tanpa di tebak tak ada yang ingin namun terjadilah, tuhan tidak salah jangan salahkan tuhan menciptakan semua yang terbaik buat ummatnya, menyesal percuma semua telah terjadi bagaikan nasi menjadi bubur, yang pantas di perjuangkan di jaga benar-benar jaga apa yang harus di jaga terlepas oleh duai armara dunia yang fana, kakak harap kamu bisa menghapus dan berjanji pada dirinya untuk tidak akan melakukan hal yang seperti binatang, bagaimanapun adek mandi di luasnya laut samudra pasifik tiada kesucian yang kamu dapatkan dari dirimu, hanya satu yang akan bisa mengembalikan ke sucian mu taubatan nasuha, namun kelak doa pada suami mu yang harus ingat, sampaikan kelak pada suami mu apa yang telah terjadi yang tak mampu kamu jaga hilang dalam terkaman binatang buas...”! aku akan hajar dia dek biar tidak di ulangi lagi, karena tidak mampu menjaga apa yang harus iya jaga pada mu dan dirinya…
“Jangan kakak tiada masalah selesai dengan pemikiran yang keras.”
Kerumunan gaduh tak biasanya terdengar dan suara siswa/siswi berteriak bahwa ada banjir dan semua siswa di pulangkan lebih cepat dari kepsek, lewat bell tiga kali bunyi, kepanikan pun aku langusung ingat pada keluarga, tanpa lama aku ambil telfon untuk menelfon ke bapak menanyakan kepastian nya, namun alhamdulilah semua selamat keluarga ku.
“Kak maja ayo pulang rumah mu kenak banjir kak dan sekarang banjir telah sampai di depan gerbang sekolah kak…
“Iya-iya kak dutt jangan panic gini semua sudah alloh rencakan ini” keluargaku alhamdulilah mereka selamat kak…”keluargamu telfon ini hp buat nelfon tanyakan keadaan nya gimana. Karena semua yang kita ini indah kedepan nya tiada seangka hanya sedetik tuhan memberikan keindahaan nya pada kita.
“alhamdulilah kak selamat semua keluargaku. Hanya kambingku ikut tenggelam kak hua hua…”
Dunia bisa di cari keindahan ini hanya sesaat kak semua yang terjadi semua ada sebab dan akibat itulah rahasia tuhan yang gaib yang mustahil kita tebak, pandailah menanam sebuah pohon di dunia agar kelak bisa memetiknya.
 Semua yang gelap bersama alang-alang yang berada di belakang rumah rata dan serampun sudah tidak tanpak, keindahan dunia bukan surga yang hakiki, surampun tak hakiki, namun yang tanpak hanya sunyi yang tak berubah dalam gelapnya malem serta bersama Mentari tetap bersinar dalam kesetiaan nya. 
Puisi Tidurku

aku melangkah dengan kesunyian,
aku temukan kesepian gelapnya malam,
aku merasakan tanpa sentuhan, entah itu keberadaan-mu
sehingga aku hanya menangis dalam mimpiku.
engkau manis datang dalam mimpiku
engkau siksa walaupun dalam mimpi, 
karena kau tak pernah tampakkan wajah cantimu, 
yang mirip aku.