Jumat, 17 November 2017

Halmahera Tanah Kelahiran Indonesia

visitindonesia-paradise.blogspot.co.id
Halmahera Tanah Kelahiran Indonesia
 
Yang berharga hanya dengan rasa, yaitu cinta.
Harmoni negeri menjadi ngeri
Cahaya bohlam-bohlam tak lagi menjadi penerang pada perang
Perjuangan Negeri ini.
Berikan ruang kebebasan, dengan simpati kepadaku
Agar aku menjadi air mengalir dari sumber tanah kita sendiri.
Sehingga tanah yang aku injaki, melahirkan tumbuhan bunga-bunga yang indah
Dan jika aku akan lahir seperti bunga yang memberikan estetik pada negeri ini,
INDONESIA...
Sehingga tumbuhlah bunga dari tanah kita sendiri, dengan senang bibit manusia menjadi bagian dari Indonesia.
Halmahera memperindah mata,
Cita-cita hak kami izinkan aku menjadi bagian dari Indonesia, bangga dengan cara sendiri.
Bercinta dengan  cerita pena mahasiswa yang sederhana dalam asa, berharga dalam niat jalan setapak
penuh keringat.
Almahera yang lahir dari tanah Indonesia tanpa bergerak indah.
Kita manusia bergerak apa yang akan persembahkan untuk memperindah Indonesia.

Rabu, 15 November 2017

REFLEKSI SUMPAH PEMUDA ERA MILENIAL



www.indoices.com


Akhmad

Sumpah Pemuda 28, Oktober 1928
Pertama. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia,
Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe,
Tanah Indonesia.
Kedua. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia,
Mengakoe Berbangsa Jang Satoe,
Bangsa Indonesia.
Ketika. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia,
Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean,
Bahasa Indonesia.
Beberapa hari lalu telah terlewati oleh kita tanggal 28, Oktober 2017. Di mana hari itu kita dikenal dengan hari Sumpah Pemuda dan lahirnya Bahasa Indonesia, yang mana para pemuda-pemuda yang merasa dirinya harus mengenang sejarah dan tidak enggan melupan sejarah. Status dalam sosial media ramai dengan mendengungkan hari sumpah pemuda, diantara dalam status pemuda Indonesia di Sosmed WA, IG, FB, BBM, Twiter, sbg. Itu sebuah bukti cinta pada sejarah secara eksistensi.
Kaum muda menghafal dan mengerti dengan Sumpah Pemuda, kaum tua rasa-rasanya sudah tidak begitu mengerti, entah apa mereka enggan mau memahami, itu karena tidak mementingkan eksistensi. Dalam hal ini penulis mengamati dari Sosial Media (Sosmed), hasil kaum tua itu lebih sedikit, dari yang menyuarakan tentang Sumpah Pemuda. Akan tetapi semua itu dianggap tidak penting yang terpenting adalah esensi dari sumpah pemuda.  
Bagaimana manusia menemukan cara, dalam logika membangun cita-cita tidak lupa dengan apa yang nyata dalam sejarah, yang ada pada masa lampau terjadi, yang harus ditunaikan secara signifikan pada diri pemuda sekarang semangat 28/10/1928, untuk mengambil refleksi dari apa yang telah terjadi. Jika tempo dulu kaum intelektual mencita-citakan semangat muda untuk melawan kolonial Belanda, era ini berbeda semangat melawan diri sendiri yang menjerumuskan pada kebobrokan yang merisaukan, tanpa penajajahan mengenaskan. Tujuannya untuk menghindari apa yang telah terjadi di masa yang tidak baik, sehingga hal yang baik akan menjadikan sesuatu yang terjadi, sebagai evaluasi diri, dalam sejarah memiliki cara melalui perjalanan lebih baik. Serta untuk mencapai cita-cita, serta masa cara manusia yang telah ada dalam metarialis historis.
Untuk melalui segala hal yang terjadi dengan menghadapi apa yang akan terjadi, melalui cara manusia pada kudrotnya, dengan mengambil cara, dari apa yang ada atau yang telah terjadi, karena keterbatasan manusia dalam menciptakan ide fundamental yang dapat difungsikan dengan cara baru. Disebabakan lemahnya kaum muda Indoensia membaca.
 Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca.
Riset berbeda bertajuk "Most Littered Nation In the World"
Sehingga ide pemuda era milenial tak memiliki kekuatan dalam merumuskan segala hal, maka seorang dewasa tidak akan dapat melogikakan apa yang akan dilakukannya, dengan kebebasan yang baik serta kreatif.
Sumpah pemuda yang dingungkankan dalam acara-acara mahasiswa di kampus-kampus dalam diri mahasiswa khususnya dalam Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, bahkan ada reflelksi yang sangat menyimpang dari apa yang akan dilakukan oleh mahasiswa, dalam melakukan sebuah perayaan atau ajang eksistensi mahasiswa. Maka mereka melakukan konsolidasi dengan melakukan aksi-aksi di pinggir jalan dalam memperingati “Sumpah Pemuda”. Dengan embel-embel untuk melakukan rekfleksi Sumpah Pemuda serta mengkrtisi para birokrasi negeri untuk malakukan aksi.
 Banyak cara untuk memperingati seorang pemimpin kita, dengan menggunakan kekreatifan diri dengan menggunakan kebebasan yang kreatif, entah itu yang di namakan esensi atau eksistensi sumpah pemuda di era milenial miris dalam merefleksikan cara yang diharapkan oleh Muhammad Yamin sangat tidak selaras yang dicita-citakan, bahwa di dalam diri kaum muda sekarang semangat kebersamaan dalam menciptakan semangat visioner untuk melawan kegersangan hati yang dijajah oleh diri sendiri, dalam mengaplikasikan semangat sumpah puda bagi pemuda kaum Z ini .
Sehingga mahasiswa dalam era melineal hanya pemuda berbaris untuk memeratakan barisan untuk sebuah ancaman bagi para pemerintahan, dalam memiliki pemikiran kaum muda khususnya para mahasiswa yang memerdekakan dirinya dari istilah kebebasan manusia/mahasiswa, mengaktualisasikan sebuah ispirasi yang berisi untuk menyadarkan dan menginngatkan, para manusia yang ada di atas dengan apa yang dikerjakan olehnya. untuk menyampaikan kebutuhan rakyat, atau menyuarakan harapan rakyat.
Namun kadang enggan mahasiswa untuk mendengarkan suara rakyat terlebih dahulu untuk menemukan problekamatika di masyrakat, bukan hanya tanpa kurang jelas dan aksi mereka hanya bicara kepentingan. Maka kearifan mahasiswa dituntut dalam tindakan yang solutif, sehingga tidak hanya objektif mengharamkan sebuah dogma dengan stigma tidak dapat dipertanggungjawabkan. Seharusnya ada beberapa tahapan terlebih dahulu dalam mensiasati apa yang terjadi dan melakukan refleksi serta renungan terlebih dahulu dalam diri pemuda.
Dalam Indoprogres.com tulisan Linda Cristianty Pada suatu hari, di tahun 1994, di tengah aksi buruh dan mahasiswa, mendengar seseorang mengucapkan “Sumpah Rakyat”. Bunyinya seperti ini:
Satu, Kami putra-putri Indonesia, mengaku bertanah air satu,
tanah air tanpa penindasan.
Dua, Kami putra-putri Indonesia, mengaku berbangsa satu,
bangsa yang gandrung pada keadilan.
Tiga, Kami putra-putri Indonesia, berbahasa satu,
bahasa kebenaran.
Banyak cara untuk mencintai Indonesia dan memikirkan rakyat jelata, apa yang dibawa dengan cita-cita bangsa keharmonisan dari Gotong Royong para generasi bangsa untuk membentuk melestarikan apa yang ada di Indonesia dengan cara para pemuda yang memberla dan bercita-cita revolusioner, asalkan jangan sampai melalui radikal, apalagi extreme revolusi, yang ada merugikan, karena evolusi diri lebih efektif untuk membantu Indonesia lebih baik.
Kitika ada eksistensi maka tidak lepas dari esensi, sehingga eksistensi adalah wujud substansi dari esensi, sehingga esensi apa yang ada dalam kehidupan yang nyata, jelas oleh kesat mata manusia. Esensi ada di dalam keberadaan yang nyata, dari apa yang terjadi dalam dunia yang nyata, serta bentuk dari sebuah cita-cita dengan cara yang berada di dunia, di dalam apa yang ada untuk memanusiakan manusia (Dehumanisme). 

Sabtu, 11 November 2017

Artikel Dunia Dalam Lipatan



DUNIA DALAM LIPATAN
gambar: Jurnalkita

Hidup di bumi sebenarnya ketika semakin tau dan semakin pintar, tidak ada apa-apanya seharusnya merasa semakin kerdil, tidak harus dengan sombong karena yang diketahui belum tentu betul, senyampang dunia masih berputar tak akan ada kebenaran yang tetap, hari ini benar belum tentu esok, itulah kebenaran dunia hanya paradigma setiap individu yang berhak memberikan sebuah kebenaran. “mata hati punya kemampuan 70 kali lebih besar untuk melihat kebenaran dari pada indra pengelihatan (Jalaluddin Rumi penyair sufi 1207-1273)
            Semudah apa ketika melangkah, sangat mudah menjalani hidup, bukan sulitnya untuk mengubah namun sulitnya untuk melakukan suatu tindakan ketika dunia telah memberikan arah hidup yang meyakinkan, maka manusialah yang bisa memanfaatkan. Namun hal ini kadang yang menjadi tidak sadaranya, sejauh mana mata memandang maka seluas itulah dunia di zaman yang semakin sekarang ini semakin sempit, mengubah paradigma kehidupan abtrak semua itu kembali kepada diri setiap individu. Hal ini yang menjadi pertanyaan mampukah ketika dunia ada di dalam lipatan.
Sehingga hal yang sulit menjadi mudah sebagai manusia intelektual mampu memanfaatkan dalam mengaplikasikan di dunia yang sudah ada ditangan kiri, ketika sudah bisa mengendalikan maka sejarah-sejarah baru akan segera dirasakan, semua itu ada pada tangan orang mampu berpikir yang kritis terhap lingkungan sosialistis, dan mampu membaca keadaan dunia. Bahwa pada nyatanya ada yang mengatakan dunia sekarang tanpa batas borderless world. Sehingga semuanya telah sadar bergerak tanpa mesin terasa dunia sempit katanya, sangat fatal ketika menutup mata untuk tidak membuka pancaindra yang telah digenggam. Bukan hanya menikmati sebagai fasilitas hanya menjadi eksistensi, dunia bukan tempat berkopetisi, namun untuk hidup berkolaborasi jika manusia dahulu hanya butuh sandang, pangan, gedong, akan tetapi sangat berbeda dengan sekarang bahwa mesin bagian dari kebutuhan hidup manusia yang sangat sentral.
            Diera modernisation ini sangat mudah untuk mengubah hidup yang akan meyakinkan  fasilitas kehidupan sudah lengkap tanpa mencari telah ada dan merasa kalau hidup di zaman ini ada dua dunia. Pertama dunia nyata yang kedua dunia maya, ketika diamati terjadi ketika bangun dari tidur tidak menutup kemungkinan yang ditengok dunia satunya (Gaway), di situlah kadang menggap ada dunia lain, selain dunia nyata yang ada di kehidupanya, dan itu di anggap bagian dari kehidupannya. ada di dalamnya yang selalu menjadi perhatiaan setiap yang pengguna gaway. Bahkan ada yang mengatakan kehidupan ini tanpa gaway dunia sempit sempit. Hal ini yang menjadi bukti terutama di Indonesia, jumlah sambungan Internet Indonesia saat ini memiliki 47 juta pengguna, dan bagi pengguna ponsel, ada 270 juta pengguna, terutama di DKI paling banyak 1,8 Gaway perorang, ( Riset Menkominfo,2014).
Dengan mengamati apa yang telah ada disekitar sangat pesat dalam pengguna gaway terutama di Indonesia, ini sebuah bukti dari kemajuan zaman dan menjadi ancaman kepada regenerasi bangsa yang hanya bisa menikmati tanpa memanfaatkan. Kadang juga menjadikan regenerasi yang manja tanpa untuk mencintai sebuah proses perjalanan hidup, karena dengan gaway yang memudahkan gaya hidupnya. Kadang juga dengan perkembangan zaman yang hampir kecangihan di era ini melupakan leluhur yang harus di lestarikan seperti budaya pemuda sekarang hanya memikirkan perkembangan zaman yang ingin akan membantu untuk memperbaiki hidupnya. Bagaimana ingin melestarikan budaya terlalu banyak kesibukan dan tanpa disadari kalau kebutuhan hidupnya ada di dalam genggamannya, dalam genggamnya yang selalu menjadi surga dunianya, kalau di surga ketika dalam hati hanya berkenginan maka langsunglah datang, karena setiap keinginangan bisa di akses melalui gaway yang digenggamnya .
Bagaimana dapat mengubah hidupnya kalau gaya hidup yang enak tidak diubah. Sesuatu yang nihil keti dengan sebaik mungkin.  lama mengecek dunia yang satunya, karena menggap kalau hidup telah memiliki dua dunia, yang pertama digaway, ketika tidak pernah membaca dan menganalisis apa yang ada dan memanfaatkan fasilitas yang ada. Menurut Filsuf Eropa Basel Friedrich Wilhelm Nietzsche dalam buku filsafatnya “bahwa jangan biarkan Tuhan mati di zaman modern”. Bahwa zaman yang canggih ini tidak lepas dari campur tangan Tuhan. dalam hati pembaca mungkin akan bertanya dengan kutipakan kata-kata di atas. Pikiran logika saja tidak mudah menganalisis, maka renungkanlah. Beberapa lama untuk menumakan makna tersebut dalam kehidupan yang sangat luas Tuhan berperan tidak lepas, bahkan tidak menutup kemungkinan semua yang ada untuk manusia, agar dapat mensyukuri bahwa semua yang ada itu ada yang mengadakan.
Akan tetapi paradigma kita dalam mendalami semua itu buta untuk memandang semua yang ada, bahkan kecanggihan yang ada digenggaman kita kadang hanya menjerumuskan, bahkan menganggap Tuhan sudah tiada dizaman modern.
            Kemudahan dalam hidup sekarang memberikan dua bersyukur ketika diberikan sebuah Berbicara dunia yang ada di dalam lipatan seharusnya pikiran kita semua refleksi kepada diri sendiri karena itu semua tidak jauh dari kehidupan sekarang, menjadi orang lebih peka dan kritis dengan keadaan, lingkungan, maka berpikirlah sejenak dengan apa yang ada dibenak kita yang konkrit, bukalah naluri untuk merasakan apa yang didekat kita tapi kadang menyombongkan diri untuk tidak merasakan, dalam KUHP kesalahan yang fatal ketika orang salah masih tidak merasakan kesalahan, maka renngkan pada bangun tidur kita tidak menutup kemungkinan kalau yang pertama dicari saat bangun tidur mencari yaitu dunia keduanya, yang dianggap lebih jelas dan banga dengan apa yang ada di dunia yang satunya (gaway, sebagian hidupnya ada di dunia yang penuh menjanjikan katanya, bukan hal itu ibarat dua mata pisau, ketika pisau yang satu ini ada ditangan dapur (koki), maka pisau itu akan sangat berpengaruh besar manfaatnya, namun mata pisau yang satunya ketika ada ditangan orang yang tidak tepat (penjahat), maka pisau itu menjadi yang paling berbahaya. Hal inilah yang menjadi refleksi kita untuk menghadapi hukum dunia bagaimana dunia itu hanya satu, dan “gaway”, bukanlah dunia, itu hanya bagian dari dunia (fasilitas) dan juga bukan tuhan kedua yang dapat menjawab setiap pertanyaan yang kadang semua kesulitan dipertanyakan gaway kita.
            Hal ini Akan lebih mudah menjelajahi dunia, hanya dengan genggaman tangan kiri, tanpa berjalan, maka dunia sudah ada di dalam lipatan tangan kiri, akan dapat menelusuri dengan luas, sangat mudah dan instan  menjani hidup sekarang, berbeda dengan zaman yang masih jauh dari dunia yang ada di dalam lipatan, era yang di mana tahun 1987, yang masih gila dalam memipikan sebuah menjelajahi dunia.  Renungan kembali apa yang telah ada pada di depan kita, yang sangat miris apakah akan bertindak untuk menjelahi dunia dengan apa yang sudah ada yaitu fasilitas yang ada ditangan kita semua, untuk berjalan merangkak sehingga berdiri sendiri akan lebih mudah di zaman sekarang ini, melangkah jauh ke seluruh dunia tidak ada yang tidak mungkin bila yakin dan akan berusaha untuk meluangkan waktunya untuk masuk dalam dunia dalam lipatan yang kadang kita pandang sangat sempit, rengungan ini membuka ketika kerugian terbesar ketika kita tidak mau untuk masuk dalam dunia yang telah dapat kita jelajahi semudah mungkin, untuk memperluas kompetensi dengan fasilitas yang ada gaway.
            Fakta yang sangat ril dunia yang mudah ini menjadikan musibah terbesar ketika yang ada itu masih belum dapat difungsikan dengan baik dan menjauhkan langkah dari yang nyata, nyata dalam menysukuri jika Tuhan telah banyak memberikan banyak fasilitas kepada manusia, sehingga tidak menutup kemungkinan Tuhan itu mati dalam zaman modernisation ini, bagi yang lupa dengan dasar-dasarnya hidup. Ketika sudah merasa nyaman dengan keadaan yang nyaman, maka lupa dengan apa yang menjadi kewajiban, sehingga jiwa yang menjauhkan dengan jiwa yang mandiri, bahkan jiwa yang seharusnya tidak keluar diri manusia (akan manja dengan yang harus bisa sendiri), mangapa mengatakan “manja”, ketika semua kepentingan hidup ada di dalam genggaman, maka sudah tidak lagi memiliki jiwa mandiri dan berusaha untuk mensyukuri sebuah proses, karena sebagian manusia sekarang lebih banyak suka dengan yang siap jadi (instan), dalam melakukan aktivitas gaway salah satu andalan manusia zaman sekarang contoh kecilnya, belanja daring, dan setiap pembelian yang semua sangat lengkap sudah tersedia di dalam lipatan, sehingga ketidak sadaran doktrine menjadi seorang yang ingin selalu mudah dalam menjalani hidup, sedangkan kemudahan itu akan lebih menjerumus pada ke zona yang mencelakakan karena akan lebih mudah menjalani hidup di dunia, sedangkang dunia tidak semudah yang ada dibenak, sedangkan tidak ada di dunia manapun, sebuah pencapaian yang berkelas itu akan dicapai dengan secara instan, sehingga harus melewati kudrot Tuhan yang paling berkesan di dalam sebuah pencapaian itu adalah sebuah prosesnya.

            Dunia dalam lipatan, mengingat dengan kata-kata yang pernah diucapkan orang tua kuno bahwa akan ada dunia sauatu saat dizaman akhir nantinya akan ada masa yaitu masa yang paling mudah dan gampang, tidak ada masa sulit pada semuanya mudah, dan sempat megatakan tahun 2000 dan selanjutnya adalah tahun harapan kaum manusia, yang mana sekarng tibalah tahun yang telah ditunggu bahwa pekerjaan yang dilakukan bertumpu pada mesin, sampai-sampai ada perkataan tidak akan bisa hidup tanpa mesin itu telah menjadi bagian hidup di era manusia, manusia zaman sekarang, namun hal ini bukanlah tumpuhan semua kembalikan pada kita apa yang menjadi manfaat jangan sampai kudrot manusia dirubah oleh perkembangan zaman, jiwa mandiri dengan proses yang pasti tanpa meninggalkan pola pikir orang kuno, mesin dan gaway jangan samapai jiwa kita dikuasai, manusia yang harus mampu menguasi, marilah mulai dari sekarang renungkan pikirkanlah masa yang akan datang dari sekarang, untuk mengontrol pola hidup yang manja, tanpa memikirkan yang ada sebelah kita, kadang jiwa sosial kita terkikis ketika kehidupannya terbelah menjadi dua. (*)


Penulis: 
Akhmad 
Penulis Buku Antologi Geriliya Deraian Sajak-sajak 
Mahasiswa Universitas Islam Malang 
Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia 
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Kamis, 09 November 2017

Puisi Refleksi Para Pahlawan



gambar malixscjdw.wordpres.com
 
Haayy Bung Karno Bapak Revolusi Indonesia... Dengan bangga kita semua.
Heeyy Bung Hatta Bapak Demokrasi kita... Dengan bangga kita.
Rovolusi-revolusi disuarakan, dengan bangga, kau pemuda membawa bendera.
Hay Syahrir, Tan Malaka, Suderman, kau angkat segala gelanggang pemikirannya demi kemerdekaan I-N-D-O-N-E-S-I-A.
Kau bentuk metode dengan membenturkan pikirannya, untuk mengusir penjajahan kolonial, yang bengis dan sadis. Dengan sadis maka lahirlah tragedi kemerdekaan cita-cita kita.
Harus kita aminin bersama kembali...
Lagi-lagi Bung Tomo, yang membukakan hati pemuda Surabaya, Madura, serta Jawa lainnya, bagaimana mempertahankan kibaran bendera merah putih, untuk tetap berkibar dengan memebakar semangat muda mengusir Inggris, yang diancam pemuda Surabaya menyerahkan senjatanya.
Bahkan dengan linggis-linggis keberanian serta ketaqwaan, bahwa kemerdekaan Indonesia tidak boleh diganggu gugat, yang mengguggat akad perang tak akan ditolak. Dengan memabakar semangat merdeka Indonesia...  disuarakan Allohuakbar 3x.
Pada saat kelam 1928 lamanya. Telah ada pembentukan pemuda intelektual yang dipelopori oleh M. Yamin dan kawan-kawan. Melakukan Diskursus-diskursus untuk, menjadikan Nusantara... sebagai sebutan I-N-D-O-N-E-S-I-A. Sebagai lahairnya bangsa kita, Indonesia dan bahasa kita, Bahasa Indonesia.
Biarlah Belanda tak menganggap Indonesia ada, bahwa mereka tetap menganggap Hindia Belanda yang kaya raya, dengan bangga Belanda mempatri jika Indonesia dikuasi Belanda.
Refleksi kita...
Beberapa kesadaran kita Bangsa Indonesia jika Kapitaslis yang bengis, bertopeng Feodalis untuk bisa membinasakan Indonesia dengan mengukir otak-otak kita dengan upah-upah. Sehingga Imprealisme lahir dalam diri mereka memaksakan anak-anak bangsa kita, tetap menjadi budak-budak mereka hingga lupa dengan merdeka.
Kelahiran Revolusi Indonesia....
Jika 1945 lahir sebagai Negara Indonesia yang merdeka, Revolusi Jihat diteriak oleh Kiyai Hasim Ass’ary dengan pengorbanan darah-darah mengalir mengarah pada banteng-banteng Indonesia merdeka... bahwa kita sebagai manusia harus merdeka sebagai manusia dilahirkan dengan kemerdekaan yang mutlak.
Lahirlah kaum intelektualitas dengan sebutan Mahasiswa.
Salam Mahasiswa...
Hay pemuda-pemuda yang berada di gedung-gedung tinggi. dengan fasilitas, kertas-kertas berharga, setelah kau pahami sejarah mereka yang telah mendahului kita, kau tak mungkin seperti mereka Bung Hatta, Tan Malaka, Suderman, Sukarno dari penjara-penjara mengaji penderitaan rakyat, bagaimana Indonesia tanpa kemerdekaan.
 Maka jikalau kau hanya mementingkan kualitas integgritas diri, dengan kebobbrokan-kebobbroakan alamamater kita, sebagai insan manusia yang dianggap intelektual sebagai mahasiswa, tanpa bergerak mengajak masyarakat mengangkat martabat pentingnya pendidikan.
Maka Aristoteles dan Plato tidak akan terpatri dalam jiwa-jiwa pemikiran kita, jika peradapan manusia masih berkiblat pada eropa. Padahal senja telah bersinar lagi, pantang pemuda menerima nasibnya, dengan bahagia apa adanya, padahal dengan darma-darma Indonesia pemuda akan bisa keluar dari nasibnya untuk merdeka.
Kelahiran Pahlawan baru...
Maka, akan jadi apa Indonesia, jika kau pemuda berbahagia tanpa ada persembahan kebebasan diri, tanpa menjadikan dirinya pada bagian Indonesia.
Jangan kau diam jika kau tak ingin dijadikan garam, bergeraklah agar kau menjadi manusia yang menemukan kemerdekaan negeri sendiri dan kemerdekaan negeri Indonesia. Jangan kau mati muda, lantaran kau menjadi pemuda tak berharga, dalam perguran tinggi. Maka berbanggalah dengan bahagia mati tua bermakna untuk kita dan Indonesia.
Salam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia...

Surabaya, 2017

Selasa, 07 November 2017

Diskursus Malam

Gambar Darkness
Bisikan malam yang tajam mengancam pada ruang kosong segi empat tempat yang sangat pengap.
Ada Orang yang merindukan anugerah karena merasa gerah
Ada Orang yang nyaman dengan tenang mengenang malam pada jurang-jurang kegelapan.
Sedangkan Tan Malaka Pernah Menuliskan (4T)Terbentur, Terbentur, Terbentur, Terbentuk.
Masih kah ada yang merindukan fajar dengan tenang tidur telelap pada mimpi seorang Plato dan Aristoteles mencinta-citakan dunia dengan rasionalis dan Idealis tanpa ada membenturkan dirinya pada dunia yang fana, sehingga dunia akan menjanjikan keberadaan pada ketiadaan mereka yang terbentur.
Akan tetapi nirwana akan tetap pada semesta yang memiliki kata 'KUN", Manusia hanya statnan ada pada kata "ikhtiar", karena semuanya tidak menjanjikan apa-apa manusia kecil hanya ada pada kebenaranian untuk memiliki sejarah yang mengarah pada kesucian yang tidak hanya ada pada dirinya, karena dirinya hanya menemukan kepastian dalam diskursus dengan negerinya sendiri, untuk selalu menghadari menemukan kematian dalam kehidupan, serta senantiasa merasakan kematian dalam kehidupan.
Dunia hanya indah dirasa saat berkasih dengan kekasih yang ada di dalam jiwa manusia-manusia.
Alam semakin malam semakin gelap, gemerlap bintang telah tak sedap dikelopak mata yang kusam terasa muram, hanya ada kawaijen yang berdusta pada malam, jika hanya ada disaat siang yang terang.
Malam ini semakin menentang dalang yang menciptakan malam goresan pena terus menanyakan kemanakah naskah-naskah yang telah tersusun disetiap kata, menjadi frase, kluasa, serta kalimat dan wacana dalam bahasa selalu memaksa untuk bisa menjadi susunan kata yang memiliki mata serta melihat pada saat kegelapan nanti saat telah mati telah menghampiri, akan tetapi berharap ciri-ciri tetap menari dalam jiwa-jiwa manusia yang enggan mati muda.