Jumat, 31 Desember 2021

CATATAN TAHUN BARU YANG BEGINI-BEGINI SAJA

Dalam buku "Jazz, Parfum dan Insiden," (1996), gubahan Seno Gumira Ajidarma, pernah menulis begini... barangkali memang sudah waktunya kita harus menjadi kejam kepada diri sendiri, memikirkan perasaan kita menggelepar seperti ikan, yang mencoba hidup bersama kenyataan. Kenyataannya, apakah kenyataan mau hidup bersama kita? 

Paling bangga patut bersyukur dalam hidup saat pergantian tahun, saya masih sehat. Di tahun 2021 kalau diingat sudah bersyukur karena pernah sakit, tapi sembuh. Sakit karena corona virus tapi sembuh lagi. Nikmat paling tinggi yang diharapkan yaitu nikmat sehat, nikmat umur, dan nikmat rejeki yang menyertai di 2022. Serta kepada waktu terima kasih banyak sesuatu.

Secara, kita tidak pernah merasa kalau pergantian hari dirasa secara signifikan. Paling mentok tanda-tanda yang paling signifikan karena nama hari dan tahun dianggap berganti, kita tahu itu hanya dibentuk oleh manusia yang secara arbiter bahasa ditentukan. Begitulah bahasa bekerja di masyarakat mampu membentuk pola pikir diagonalistik. 

Namun, saya hanya berharap di masa yang akan datang--yang tidak ingin saja menghabiskan waktu di jalan mengisi kemacetan jalan di kota maupun desa. Setidaknya bisa menjadi manusia memilih dan memilah mana yang dapat dijadikan dedikasi dalam diri. Apapun bentuknya terpenting bisa mengamini setiap kebaikan--yang seperti langit, ketabahannya seperti bumi, dan berbagi seperti jalinan puisi. 

Pada intinya tidak ingin menjadi seorang Narcissus, saya tidak ingin hal itu terjadi. Pada tahun depan ini, tidak pula menjadi pecundang di setiap pilihan. Begitulah mungkin manusia sederhana bermimpi di tahun akan datang, tidak sekedar memandang hal estetik, tapi juga nilai-nilai kehidupan yang sangat lenggang di kehidupan. Serta bisa saja membentuk jalan luas di antara kamus-kamus suci yang berharga. 

Di tahun baru ini, di telinga sangat ramai menerima bunyi-bunyi petasan dari sana dan sini, dari beberapa sisi mengetuk sunyi. Sehingga tidak semua masuk ke dalam rasa dibunyi dan kaki-kaki capek berdiri lantaran kesemutan lantaran berdiri di kamar memandang ke luar jendela. 

Teman-teman yang punya usaha selalu didoakan terbaik dalam usahanya, teman yang masih studi semoga bisa saja tetap semangat belajarnya, dan teman yang masih belum bekerja semoga segera mendapatkan yang sesuai, di tahun 2022. Semua hal baik menyertainya. Begitulah sederhananya. 

Orang-orang banyak bakar-bakar jagung, ikan, dan bahkan ubi-ubian. Sedangkan perayaan yang tak pernah dilakukan oleh kita dengan sendirinya, kecuali sesuatu berharga bersama orang pilihan, seperti keluarga, teman dekat, dan orang yang special. Memasak bersama membakar ubi-ubian yang dinikmati dengan secangkir kopi dengan akrab sambil tertawa, bersama.

Doa sederhana di bulan Desember 2021 sehat selalu serta tetap bisa melakukan sesuatu lebih baik lagi secara postif, sehingga apa yang dilakukan selalu memberi dampak di lingkungan serta masyarakat luas. Lalu bentuk syukur lain yaitu, menjaga kesehatan serta tetap berusaha dengan baik dan lancar. Mungkin.




Sabtu, 25 Desember 2021

REFLEKSI DUNIA TEATER DAN PESAN YANG MEMBEKAS

 


Foto: Deri/Osman Mansur

Saat itu. Kita bukan sekedar ngopi menonton seni pertunjukkan (pementasan drama teater). Ada Deri, Arif, Ayu, Liya, dan Umi. Mereka menikmati secara bersama. Mungkin saja mereka akan menangkap dari beberapa sisi berbeda dari segi maknanya. Sebagai penonton yang awam, hanya tetap menatap pementasan di depan, agar dapat apa yang disampaikannya. 

Teater secara makna harfiah diartikan sebagai panggung (gedung pertunjukan) film, sandiwara. Makna tersebut menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jadi, jika bicara tentang pertunjukan berarti bicara tentang apa yang dilihat. Namun makan tersebut tidak hanya diterima bahkan diterima mentah-mentah dalam ingatan, hati, dan pikiran. Perlu adanya reduksi secara baik agar lebih bijak mengaitkan dengan hidup. 

Adapun jika bicara kehidupan hal kompleks. Tapi, perlu diambil dari banyak sisi paling berharga dari setiap hasil bacaan; mata, hati, dan otak. Tiga organ tersebut yang mampu mereduksi ke dalam untuk menemukan nilai paling baik serta bijak. Jika seorang mampu mengambil dari banyak sisi representasi setiap karya berbentuk pementasan. Begitulah kurang lebih cara baik dan buruk mengambil intisari jalan hidup manusia yang ada di dunia nyata. 

Sarasehan dengan Orang-orang Berpikiran Kelas 

Di kesempatan yang kedua ini, saya mencatat tentang sarasehan singkat yang disampaikan oleh dosen kebanggan kita semua. Beliau sangat loyal terhadap pementasan yang dilakukan oleh mahasiswa semester V. Walaupun di tengah kesibukan beliau yang panjang, tak putus seperti kereta api, terus mendampingi menyempatkan hadir. Bahkan sebelum itu juga sempat menyampaikan kabar melalui via watshap, dengan bahasa ibu yang baik dan singkat, berkata, "dateng ke acara reah cong (berisi poster pementasan hari tersebut)...!" 

Dalam pesan tersebut bersanding dengan foto poster pementasan teman-teman PBSI Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Unisma. Dengan bahasa singkat dan baik saya jawab, "Baik Pak, insya allah hadir nanti pukul 15.00 Wib." Ya, walaupun tepat waktu datang. Ternyata beliau sudah sampai di lokasi dari pukul 12.00 Wib, sudah di lokasi. Sungguh semangat yang tak kendor beliau dari dulu hingga kini. 

Saat di lokasi pertunjukan. Saya sudah sedikit fokus dengan naskah yang diambil oleh kelas A angkatan 2019. Kurang tahu detail naskah siapa, dan saya masih awam mengenai naskah tersebut. Bahkan, saya awam juga di dunia pementasan. Intinya saya hadir dapat menikmati sambil mencari-cari nilai apa saja yang akan ditawarkan dari pementasan ini. Selain rasa ta'dzim kepada Pak Tabrani selaku dosen. 

Saat itu, saya berada di pojok kanan paling belakang, lampu lighting dimainkan oleh para ahli dan panitia bertugas. Semakin kesini, semakin penasaran mengenai pementasan ini... (terbawa arus suasana dan musik yang mengiringi). Namun tetap saja saya akan mencoba berpikir seru, agar tak negatif dan bosan di ruangan gelap, tapi indah. Di benak masih belum menemukan intisari dari pementasan tersebut: semangat dan nilai apa yang dibawa itu apa, penuh tanda tanya... Diriku melotot santai sambil menikmati kopi dan camilan yang panitia sodorkan dengan ramah, "kopi dan camilan mas!" Dengan singkat dan mengambil menjawab "baik mbak, terima kasih..." langsung melanjutkan cerita. 

Ternyata. Pementasan yang dilakukan oleh jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) ini, sering kali ditunggu-tunggu, lantaran ini ajang hiburan penuh dedikasi. Hitung-hitung dengan pementasan ini dapat disampaikan nilai-nilai adiluhung kepada generasi bangsa. Karena minat visual sangat tinggi di Indonesia, sudah tahu sendiri tingkat baca sangat rendah. Cara tersebut dalam hemat sederhanaku, baik dan efektif. 

Pak Tabrani menyampaikan. "Pementasan ini Ya, tanpa membawa Al-quran, tapi mengaji nilai-nilai yang ada di Al-quran ditampilkan secara baik dan penuh ekstra latihan, bagi para aktor. Tapi memang demikian, saat kita merasa senang waktu 1 jam 30 menit sangat sedikit. Terasa cepat, padahal kopi dan cemilan makaroni masih tersisa banyak." Ujarnya dengan menggunakan bahasa Indonesia dan campuran bahasa Ibu, disampaikan. 

Selain itu, pementasan ini seperti jalan baik dari seorang Pak Tabrani melakukan kritik sekaligus saran yang dibalut kebanggaan dan kebahagiaan. Karena kali ini, kali pertama dari dua tahun teater kelas sudah tidak tayang secara luring. Kali ini bisa...! Jika tahun lalu dalam bentuk daring, tapi tanpa penonton. Semoga ini jadi jalan belajar lebih baik lagi menjadi manusia love is wisdom. Begitulah yang sampaikan beliau saat sarasehan singkat kemarin. 

Adapun perkataan yang terngiang-ngiang hingga sekarang dari beliau. Saking banyaknya para peserta dan panitia. Bahwa teater merupakan dedikasi yang tidak mengatasnamakan agama tapi isinya sangat religius. Jika yang ditampilkan sangat dekat dengan kehidupan. Di panggung ini sangat kental dengan kehidupan manusia untuk dipelajari. Sehingga manusia di bumi berlaku sebagai subjek mengelola bumi. 

Semoga kegiatan ini selalu lancar dan sukses. Sehingga selalu memberikan ekstensi yang mendedikasikan kepada kita semua. Dari setiap pementasan ini akan menemukan kepingan yang paling dalam dan mampu diimplementasikan dalam kehidupan. Dan refleksi kehidupan itu mampu dedikasikan di jalan kehidupannya. Bicara tentang Tuhan dan kemanusiaan akan tetap penuh kesucian dari dalam diri tanpa merusak logika dan hati tentang kemanusiaan dan ke-tuhanku, serta tentang hewan dan tumbuhan. 

Salam budaya, salam Literasi. Salam ta'dim kepada-nya, sehat selalu.


Selasa, 21 Desember 2021

WAJAH PUISI


saat ia merasakan dan sambil berkata "semua akan selesai dan sulit dan mudah akan selesai, walaupun ada kekekalan" begitulah rumusnya. saat malam yang lembam lantaran dipukul oleh pikiran--yang jelek dan menjengkelkan. di kamar yang telah mengerikan sebab tak ada keindahan, tergambar. 

ada seorang teman menawarkan gambar yang bagus dan indah. pesannya saat semua gelisah memandang setiap lapisan--yang dibalut dari aroma surga, dan tawaran dari perawan surga. malam yang bersandar pada pundak masa lalu, seperti kertas basah, dan lusuh. dan bunga-bunga tumbuh dari dada-dada yang penuh air rasa. 

di depan rumah yang basah alami, sebab embun pagi. bunga tumbuh subur setelah usai perang besar dari dalam diri, melawan rasa. setelah arah pulang dari perang itu, ia pulang perang membawa biji bunga, lalu ditanam di rongga kepala mereka, dan tumbuh berkembang lalu berbuah. 

wajah-wajah kota tak membawa kabar berita yang bahagia. semua berisi informasi tentang nilai kebaikan. lampu-lampu nyala sebab siaran langsung selalu merawankan siap. mengatakan "lampu mati tak bahasa." seorang penjual kaki lima mengeluh lagi, dan sebab sepi, cari dukun ramai yang mampu menyulap keadaan yang sepi, jadi ludes sebab diborong dapatkan!" dan mata yang tak mampu menahan berat ngantuk, kini segar kembali. 

#

Adalah wajah puisi yang tidak pernah ditemukan diksi indah. Semakin berusaha menuliskan namanya, semakin jauh dan sulit menciptakannya. Mungkin begitulah kau sebagai objek wajah puisi yang tak mampu dituliskan  dalam rumus paling dalam hidup. Sehingga kau sempurna dalam ingatan dan hati paling sepi saat tak sedikitpun ada puisi tertukar darinya. 

Seorang penulis puisi atau ia memang ingin menulis bukan karena dirinya, kemungkinan tak akan lama berhenti. Penciptaan puisi paling baik saat mata tak mampu memandang sudut objek dan di hati berdoa akan kebaikan, itulah anugerah. Begitulah hidup manusia saat memandang bahwa wajah dan puisi sangat tipis prosesnya. Wajah manusia yang sangat jatuh cinta tak mampu menatapnya, seperti halnya ketika seorang ibu duduk berdua bicara serius tak mampu menatapnya, begitulah. Berbeda dengan kondisi seseorang menyukai dan ingin memiliki tak mampu menatap, sebab ada ketulusan dari hati.

Ada puisi yang mengisahkan hidup seorang dalam percintaan. Bunyinya begini, "aku mencintaimu karena setiap sholatku, mendoakanmu…" Potongan puisi di atas representasi bahwa-manusia Bucin, melainkan trend. Sehingga dasar sebagai umat yang suci menyampaikan dari salah satunya memuliakan seseorang. 



Minggu, 19 Desember 2021

CATATAN MEDAN PEMBACA

CATATAN PEMBATJA

Minggu 19, Desember 2021

Foto: Akhmad/Merjosari 



Seperti biasa, bincang buku kali ini. Dibuka dengan sederhana dan baik. Karena di forum ini beragam agama saya buka secara netral tanpa membuka dengan atas nama agama. Salam semuanya, ini Medan Pembaca akhir 2021 dan samapai jumpa pertemuan tahun depan 2022. Semoga sehat selalu semuanya.

Kali ini kita sangat sedikit walaupun kita hanya ada 4 orang. Suasana hujan ini ternyata menjadi hambatan baik. Karena ini tidak wajib hanya ingin tetap saja menjaga konsistensi ini, di kegiatan medan membaca. Saya sekaligus moderator dan juru tulis. Kini akan dibuka secara baik dan selamat datang ke orang-orang baru. 

Pengulas buku: Cak Pendek, Erny, Mas Onie, Akhmad, dan Mas Imam

Pembuka awal seperti biasa, kepala suku yang membuka dengan buku yang dibaca. Lalu memulainya. Seperti biasa diskusi sesuai cara sederhana dengan waktu ditentukan 20mnt saja. 


Judul: Hoakiau Indonesia 

Penulis: Pramoedya Aman Toer 

Pengulas: Cak Pendek 

Genre: Sejarah 

Pram memberi judul buku ini dengan pandangan cara paling sederhana membuka stigma Tionghoa. Pram pada tahun 1959 adanya aturan terhadap pemerintah Soekarno Undang-undang PP. No 10. Tulisan ini dengan tujuan seorang Pram menulis surat kepada nama yang tidak dapat disebutkan. Nama tersebut HSY. 

HSY merupakan penerjemah buku karya Abdul Muis judul "Salah Asuhan" yang dialihkan ke dalam bahasa Melayu ke Bahasa Tionghoa. Ternyata sosok tersebut punya cara paling baik dalam melakukan penceritaan seorang penerjemah. Sehingga sosok tersebut punya pengaruh besar secara tidak langsung, dianggap Pram dan perlu dibela, salah satunya Parm menulis buku ini suatu usaha mendukung tidak adanya rasial kepadanya. 

Buku ini diterbitkan 1960-an penulisnya yaitu Pram dipenjara. Karena UUD militer. Pada intinya bentuk rasial yang terjadi di Indonesia sangat tidak adil kepada orang Tionghoa. Sehingga Pram banyak pengaruh Hoakiau membuka dan membela dengan caranya. Katanya, akar permasalahan masuk ke zaman kolonial. Walaupun pada dasarnya tidak ada dampak signifikan. 

Konflik tersebut bermula Belanda masuk merasa tersaingi oleh perdagangan oleh Hoakiau. Pemisahan antara Batavia. Pembantaian Muara Angke 1740 PP No.10, pembunuhan orang Tionghoa. Padahal membantu menolak kolonialisme. Cara ada domba yang dilakukan oleh Belanda. Aturan yang tidak masuk akal kata Pram. 

Peraturan yang sangat merugikan kepada Tionghoa. Pengaruh terhadap peraturan. Pram menolak PP 55. Karena merugikan para Tionghoa. Pada dasarnya budaya di Indonesia bisa dikatakan beberapa pengaruh salah satunya, makanan yang dilakukan oleh Tionghoa pengaruh dari China. Pengaruh Budaya ternyata juga ada seperti tarian, Lenong, masuk. 

Adapun asimilasi menggabungkan dengan Indonesia peraturan yang tidak disetujui. Tidak semua orang-orang menyetujui. Namun  lebih setuju peraturan tersebut orang Tionghoa itu, tetap menggunakan nama dan bisa juga berbahasa menggunakan bahasa sendiri. 

Buku ini kuat bicara mengenai rasisme kepada orang China apakah masih ada? Di Indonesia maupun di luar Indonesia? Ternyata masih ada jawaban dari Cak Pendek. Tradisi yang ada di Kediri pembantu di Indonesia adalah orang China begitupun sebaliknya. Secara kultural ternyata sudah tidak ada. 

Rasial terjadi setelah kolonial berkuasa. Sehingga karya Pram menolak terhadap. Rasisme kepada orang Tionghoa. Satu-satunya penulis Indonesia yang pro ke Tionghoa. Bahkan Ia juga perlu mengubah nama orang-orang "Tionghoa" menjadi "Hoakiau". 

Tambahan dari Mas Onie. Bahwa dalam catatan 1998 mengenai investigasi terhadap aktivis perempuan. Konflik itu sangat masih abu-abu tanda tanya secara konflik dan pergolakan tidak ada yang membenarkan tapi masih penuh tanda tanya. 

Di Malang ada buku berjudul "Tjambuk Berduri di Malang" buku tentang Tionghoa-Malang. Bahkan dulu ada narasi tentang sate China dan saat itu warga Tionghoa di Kasin dibunuh. Saat itu masih ada semangat mengenai strategi bumi hangus. Buku berkisah di Malang latar tahun 1947. PP No. 10/1959.

Pada polemik yang dialami oleh orang Tionghoa merupakan rasial mengenai bisnis di desa dan tidak boleh di kota. Akan tetapi PP. 55, tidak adil. 

Bahkan untuk menghapuskan rasialisme akan tidak ada, kalau para keturunan Tionghoa melebur ke Indonesia. Tidak saling menjaga batas terhadap orang Indonesia yang kini terjadi. 


Judul: Sang Alkemis 

Penulis: Paulo Coelho 

Pengula: Erni 

Genre: Novel 

Namanya Santiago sebagai seorang tokoh utama. Pernah bermimpi untuk merongrong di bawah Piramida ada sesuatu. Harta karun di mimpinya. Ia melakukan perjalanan dari Timur Tengah ke Mesir. Ia pun menjual Kambingnya semua untuk pergi ke Mesir. 

Perjalanan yang di jalan tersebut memiliki perjalan di Timur Tengah untuk menemukan harta karun. Dia di sana ketemu dengan seorang gila yang banyak bicara saat Santiago melakukan penggalian di bawah Piramida. 

Apa yang dilakukan oleh seorang itu sebuah usaha mencapai mimpi. Mimpi yang perlu dilakukan oleh dirinya secara semangat terus. Potret semangat tersebut penuh dengan tanda tanya semestinya dilakukan dengan semangat lalu memahami dirinya sendiri, yaitu ada hal berharga. 

Refleksi yang diambil dalam novel ini. Jika kita mengejar mimpi dengan fashion atau kita ini apakah harus mengikuti fashion. Harus terus tetap bermimpi sesuai apa yang didapatkan. Pada dasarnya seorang mampu melakukan refleksi mengenai mimpinya. 

Dalam perjalanan seorang memalukan mengejar mimpi perlu menemukan apa yang dirinya sendiri. Hidup seorang dalam menggapai hidup lebih berarti tanpa memikirkan apa yang berharga mengenai potensi dirinya. Posisi tokoh Santiago ketika dikatakan oleh seorang gila itu hendak untuk kembali ke Timur Tengah lagi, karena harta karun ada di sana. Lalu, ia kembali karena bertahun-tahun tidak menemukan apa yang dicari karena mimpinya. Tapi setelah kembali ternyata benar saat kembali menemukan dan Ia menjadi kaya raya. 

Menyikapi kenyataan yang tak berhasil tapi tidak mengejar mimpi tidak berhasil. Dari seorang gila tadi itu, sebenarnya tidak terjadi. Posisi yang tidak ditentukan oleh seorang Santiago yaitu seorang gagal orang gila, yang tidak punya semangat lagi mencari apa yang menjadi mimpinya. 


Judul buku: Mata di Tanah Melus 

Penulis: Okky Mandasari 

Pengulas: Akhmad Mustaqim 

Genre: Novel Anak 

Mula-mula buku ini secara substansi dikategorikan novel sastra anak. Walaupun secara pribadi dikotomi sastra ini tidak setuju kategori sastra anak. Namun tetap harus ikuti apa yang umum ada, bahkan buku yang disesuaikan dengan kebutuhan anak. Tetap kalau mengamini novel ini sastra anak. 

Kategori sastra anak juga masih mengambang kalau akademisi memberi nama sastra anak. Sehingga sastra anak dilihat dari topik dan yang menulis. Penulis dewasa untuk anak atau anak menulis karya sastra. Begitulah mungkin dialektika perlu ditegaskan lalu tetap dibincangkan dengan baik. 

Secara latar belakang penulis bernama Okky Madasari, ia sebenarnya menulis buku-buku yang serius. Bahkan karya-karyanya bicara tentang kritik sosial, pendidikan, agama, dan kebijakan dll. Karya beliau seperti Pasung Jiwa, Kerumunan Terakhir, 89, dan Genealogi Sastra, dsb. Tidak bisa disebutkan satu-persatu. Jadi, novel ini sangat jauh dengan sebelumnya. Karena karya ini mengarah ke anak-anak. Buku ini juga punya empat edisi yang ini pertama. Saya akan jelaskan. 

Novel ini secara substansi berlatar di Atambua lokasinya, tokoh utama Matara sekaligus seorang menjadi narator dalam novel ini. Sehingga secara garis besar sudut pandang orang utama, yang menghidupkan novel ini. Tokoh di dalam paling konsen menghidupkan narasi secara kuat bicara tentang kehidupan urban dan desa. Di mana seorang anak dari desa dan kota. 

Mata, sosok narator menceritakan tentang kehidupan perjalan ke Atambua secara tujuan spesifik buku ini bicara latar belakang wilayah. Bicara tentang kehidupan, budaya, dan letak geografis. Secara naratif dan dialog dapat ditemukan secara baik dan apa yang diinginkan orang penulis. Kalau penulis ingin sekali membuat perjalanan bersama anaknya untuk berkesan, ketika dibaca oleh orang di luar sana. 

Secara... buku ini seperti bentuk usaha memberikan dedikasi kepada anak-anak untuk menanamkan nilai-nilai karakter. Nilai karakter budaya, geografi, dan pola hidup di suatu daerah. Atambua latar yang jadi kesan menarik bagi seorang tokoh di dalam sebagai narator yaitu, perjalan Matara. 

Novel dibuka dengan perjalanan ke Atambua yang ingin sekali seorang mengisahkan hidupnya. Mata mengisahkan seorang ibu seorang penulis. Dalam perjalanannya seorang Mata bertemu dengan namanya Tania seumuran, 9 tahun. Tanpa berpikir panjang dialog dan perjalan dilakukan oleh mereka. 

Pada mulanya mereka bertemu di pasar. Saat seorang Ibu Mata mencari seseorang untuk mengantar dan ke gunung Alpin. Dapat sopir dan mobil sewa. Setelah itu melakukan perjalanan sesuai dengan tujuan awal. Mereka satu mobil melakukan perjalanan. Tanpa disengaja secara singkat di tengah perjalanan menabrak seekor sapi yang bergerombol. Satu sapi mati karena ketabrak mobil yang ditumpangi Mata dan ibunya. 

Secara cepat masyarakat yang terdekat menghampiri mobil sambil melihat kondisi sapi. Salah seorang ibu menangis karena ia yang punya sapi yang kena tabrak. Secara tidak langsung terjadi dialog seorang ibu dan ibunya Mata. 

"Ini sapi satu-satunya yang aku punya..." Ia sambil menangis suaranya yang serak lantaran menangis. 

"Ia bu kami akan ganti dan bertanggung jawab." Ucapnya mamanya Mata. Kagetnya ibu Mata saat diminta ganti 20jt, karena sapi satu mati. Padahal salahnya sapi itu, karena tanpa tali. Sehingga berkeliaran di jalan. 

Namun, masyarakat tidak memberi toleransi kepada ibunya Mata. Bahkan kalau tidak ganti rugi harus membayar adat berlaku di daerah tersebut. Perlu melakukan ritual untuk menghilangkan nasib buruk (menghilangkan balak). Karena kalau tidak dilakukan akan punya dampak negatif. 

Singkat cerita, karena tidak mau melakukan ritual. Ternyata Mata saat malam tidak bisa tidur karena saat merem mau tidur dia bermimpi diserang makhluk halus, yaitu sapi-sapi banyak ingin menjenguknya. Lalu ia menangis dan menceritakan kejadian ini kepada ibunya, lalu mamanya menemani. Di hari kedua ternyata kejadian sama muncul ke anaknya. Kesal iya, karena  seorang anak yang disayang merasa diganggu. 

Besoknya, ibunya mencari orang di pasar. Ketemu dengan ibunya Tania di pasar. Sehingga menceritakan kejadian dialami oleh anaknya. Dan seketika diceritakan kronologi, lalu diputuskanlah oleh ibunya Tania untuk melakukan hukum adat agar tidak diganggu anaknya. Namun tetap saja solusi tidak diterima olehnya, tapi ancaman dilakukan kalau tidak dilakukan anaknya akan diganggu. Sehingga ia mau melakukan ritual tersebut. Pada hari selanjutnya tidak ada lagi mengganggu anaknya. 

Adapun selain itu, seorang anak ternyata berkenalan akrab dengan anak bernama Tania. Ia bercerita dan bertukar kisah hidup yang di kota dan di desa. Dimana ada kelebihan kekurang terdapat. Maka kehidupan Tania dan Matara diceritakan secara dialog. 

"Aku senang kehidupan di sini, cuaca dan suasananya enak, beda dengan di Jakarta." Ujarnya Mata ke Tania 

"Padahal aku ingin tahu Jakarta katanya bagus kalau lihat di televisi..." 

"Lebih enak di sini tidak sempit, dan kamu sehat terus ya karena kamu suka berjalan." 

Potret di atas menunjukkan kalau hidup yang menggambarkan kehidupan berbeda antara kota dan desa. Secara kelebihan merupakan transformasi budaya dan keadaan hidup. Sehingga dapat diambil kesimpulan kalau novel ini secara tersirat ingin mengenalkan budaya dan kehidupan di daerah. 


Judul: Membongkar Manipulasi Sejarah 

Penulis: Asvi Warman Adam 

Pengulas: Mas Onie 

Genre: Sejarah 

Asvi Warman Adam seorang peneliti negara di LIPI. Seorang penulis juga sejarah mengenai Indonesia, sangat dikenal pemikiran sejarahnya. Ia pun menjadi seorang yang bicara panjang lebar tentang sejarah dan sebagai pelurus sejarah yang ada di Indonesia. 

Buku ini bicara tentang sejarah, bahkan sejarah yang bengkong diluruskan olehnya. Mas Onie hanya ingin berfokus pada sejarah yang diajarkan di sekolah. Belajar sejarah yang di sekolah dari guru, teman dekat, keluarga, dan orang yang dipegang guru. Potret pelajaran sejarah pola lama, tapi sebenarnya juga ada  masalah kalau tidak dibenahi di era sekarang. 

Anak belajar sekarang, khususnya dalam sekarang bicara sejarah, yang berbeda dengan dulu yang sekarang pelajaran di sekolah. Sehingga siswa sekarang ditemukan  di sosial sehingga seorang siswa punya referensi sendiri. Sehingga melakukan chaos dengan seorang guru di sekolah seorang siswa. 

Asvi Warman Adam memberikan pandangan pelajaran di sekolah jangan hanya pilihan ganda. Tapi lebih banyak pertanyaan esai. Lebih melakukan dan memberikan pandangan yang beragam. Kalau soal-soal lebih terbuka. Akan membantu seorang murid mengeksplorasi. 

Bagaimana seorang yang guru punya peran dalam pelajaran sejarah. Bahkan seorang siswa membeli pola pelajaran yang berbeda. Sehingga tawaran ini sangat baik bagi pendidikan di bangku kelas. 

Asvi Warman Adam juga membuka pola pandangan baru dalam pembelajaran sejarah. Sehingga pandangan paling detail yaitu bicara mengenai Bung Karno yang pernah menganggap kalau beliau pernah minta ampun ke Belanda. Apakah benar. Ternyata beliau menemukan salinan "tidak ada dalam sejarah..." 

Buku ini multiperspektif dalam sejarah. Di dalam ini banyak mengajak kita berpikir kritis terhadap sejarah. Beda referensi beda versi. Namun, hari ini jangan hanya bicara tentang apa yang dilakukan oleh seorang fokus sejarah, bacaan, dan bisa mempertanggungjawabkannya fakta dalam sejarah.


Salamat berjumpa lagi di tahun 2022








Sabtu, 18 Desember 2021

TOXIC MASCULINITY DAN DEDIKASI HAL-HAL LAIN HADIR DALAM FILM SEPERTI DENDAM HARUS DIBAYAR TUNTAS

Foto diambil dari akun facebook Eka Kurniawan 


Saya duduk bersemangat awalnya. Duduk tidak terlalu di depan dan tidak terlalu belakang. Kanan kiri bangku banyak yang kosong. Teman-teman, Arif, Iqbal, Umi, dan Liya, jauh denganku. Sambil minum air putih yang ada di tas, dan teman mengajak bicara, "film ini menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, tidak ada unsur Jakarta Loe, gue, dll, coba perhatikan." Ujarnya, sambil saya dengar dengan serius. Siapa tahu jadi pengantar sedikit flim ini.!!


Mula-mula ketika menonton pembuka film. Seperti biasa, kejutan muncul dalam benakku--halnya seorang perempuan yang tiba-tiba bangun dari kuburan--yang ada di Cantik Itu Luka karya Eka Kurniawan. Film Seperti Dendam Harus Dibayar Tuntas alih wahana dari novel ditulis oleh Eka, film disutradarai oleh Edwin. Film tersebut menampilkan hal-hal yang tak senonoh, tapi sangat rell di kehidupan, kita. 

Adegan film yang muncul sangatlah kental di kehidupan dari dulu hingga sekarang. Paling tegasnya, film memberikan gambaran kuat seorang Ajo Kawir, tokoh utama yang diperankan sosok seorang bajingan (orang yang terkenal dalam kehebatan berkelahi). Adapun yang lain tokoh Budi Baik sebagai sosok seorang begitu laki-laki jago, tapi toxic. 

Seorang yang sangat kental dalam hidup seorang pembuat susah secara ucapan maupun tindakan. Hal ini realitas yang sangat kental di kehidupan akhir-akhir ini. Banyak orang merendahkan di sosial media. Tanpa berpikir memberi kritik terhadap objek, dengan perkataan yang sangat tidak pantas. 

Namun, film ini tidak ada unsur yang demikian. Potret toxic zaman dulu. Bahwa seorang dengan mudahnya mengatakan "Ajo, burungnya yang tidak bisa terbang...!" Kalimat tersebut di awal film dimunculkan dengan begitu sering, tanpa memikirkan dampak dari seorang Ajo secara psikologis mendapat tekanan. Walaupun secara, itu merupakan aib semestinya dijaga oleh keluarganya, namun tetap dilakukan berulang-ulang tanpa merasa memikirkan seorang Ajo Kawir. Seorang jagoan tapi punya kelemahan di bagian syahwat. 

Maskulinitas yang ada pada tokoh Reza (Budi Baik) merupakan trend masa dulu tahun 1980-an. Potret tersebut menunjukkan dirinya seorang yang punya kelebihan dari segi fisik dan kejantanan. Sosok tersebut selalu mendominasi sosok seorang perempuan yang dianggap lemah. Lebih mendominasi. Sehingga secara tidak sadar Ia selalu memandang rendah sosok seorang Iteng. Melakukan hubungan dengan paksaan sejak kecil. 

Film ini juga menghadirkan unsur realisme magis yang sangat kental ada di Indonesia. Terlihat pada adegan film saat seorang Iteung mendatangi makam di samping tragedi seorang yang dibunuh di dekat rumah kosong. Tokoh bernama Rona Merah yang hanya sekilas muncul lalu meninggal karena seorang tentara yang membunuh dan Codet. 

Pemerkosaan saat gerhana matahari itu, sehingga makam di samping rumah kosong. Membuat seorang Iteung menganggap ada arwah tidak tenang sehingga melakukan ritual seperti pemberian bunga-bunga dan pisang. Tradisi tersebut juga berlaku di jawa. Bahwa dengan seperti itu arwah dari seorang yang meninggal menjadi tenang. 

Iteng sosok yang memiliki pemikiran dan seperti seorang laki-laki. Bahkan sejak kecil sudah punya keahlian bertengkar yang baik. Sangat tidak setuju dengan apa yang telah dilakukan oleh seorang lelaki tak bertanggung jawab. Begitulah kiranya yang dapat dijadikan pelajaran dari Iteung peduli dan bahkan ingin menghabisi lelaki yang tidak bertanggung jawab. Hanya melampiaskan nafsu tak beraturan, merugikan. 

Film yang secara subjektif berpendapat sangat berusaha menghadirkan dan bahkan ingin menampilkan realisme magis. Hidup yang ingin sekali tidak ingin seorang rasakan secara logis. Tapi itu muncul dalam hidup ia di film yang modern. Lalu hidup yang dirasakan seorang itu. Logis seorang untuk tetap bisa percaya. 

Adapun film alih wahana ini akan membosankan ketika tidak baca buku atau karya-karya Eka Kurniawan. Akan tidak merasakan dan bahkan menikmatinya. Sehingga film merasakan tidak begitu bisa diambil hikmah dari film ini. Saya rasa film ini ingin menampilkan hal paling berbeda untuk kehidupan manusia. Film yang sering dikatakan bagus untuk era sekarang bahkan mendapat penghargaan dari Locarno 2021. Penghargaan yang sangat prestisius di kancah film. Film ini telah dapat apresiasi oleh international. 

Sebagai penonton newbie. Ingin berpendapat. Film ini penuh dengan lompatan yang tanpa sebab yang saya rasa ada, contoh; saat seorang waria yang tiba-tiba muncul dari laut, dan tiba-tiba hilang saat bersama Ajo Kawir pada saat di truk tengah malam bercerita sambil baca buku. Ternyata baru ingat itulah hantu yang muncul sebagai seorang Rona Merah diperankan Djenar Masayu. Hukum sebab akibat sangat kasar tidak halus. Jujur di pertengahan film ingin sekali saya sudah keluar dari area bioskop, karena film dianggap ada yang kurang diminati. Setelah melanjutkan ternyata bisa juga diambil hikmahnya. 

Film ini saya nonton bersama teman seperjuangan Arif, Iqbal, Umi, dan Liya. Walaupun saya duduk berbeda dengan seorang kawan yaitu Mas Kukuh mahasiswa Psikologi UGM. Nonton ini menebus janji kita yang kemarin tidak jadi. Sudah belain berangkat mereka kehujanan, sehingga saya merasa kalau saya perlu nonton bersama. Dan hasilnya bisa kita nikmati sebagai seorang dewasa dapat mengambil hikmah dari film dari banyak sisi dedikasi. Seperti toxic tidak baik, tidak semua manusia dengan tubuh kuat dan hebat tidak memiliki kekurangan, dan perasaan cinta tidak hanya berkaitan dengan nafsu saja, namun masih banyak hal lain perlu dipikirkan dan selesaikan dalam hidup. Film ini juga tidak membawa unsur agama walaupun dibuka dengan suara adzan yang menggema saat pagi. Mungkin. 


Jumat, 10 Desember 2021

MASAKAN DAN KENANGAN: DI KONTRAKAN DERI

 bukan sekedar ngopi VIII: memasak-masak dan makan

Foto: Deri/Kontrakan


"Masakan bagiku selalu punya ruang kenangan tersendiri. Saat masakan enak dan tidak enak, biasanya punya kesan tersendiri. Masakan selalu kental dengan peristiwa rasa..." 


Teman-teman bukan sekedar ngopi mengadakan kegiatan masak-masak. Di hiruk pikuk tugas yang banyak, bahkan belum ada ujung selesai. Di hari Selasa mengadakan kegiatan masak. Beda dengan kegiatan seorang yang niat mau masak-masak biasanya di hari libur. Ini beda dan pasti punya kesan berbeda selain rasa ceker asin ada yang lain yaitu; mengenai ingatan kampung halaman, keluarga, dan kesetiaan. 

Makanan dan masakan ternyata, ada filosofi tersendiri memaknai masakan dan makanan. Jika mengingat dengan puisi Alfian Dippahatang berjudul "Dapur Ajaib" Terbit di Basa Basi 2017. Puisi tersebut kental membahas kaitannya dengan makanan. Dapat dikatakan kalau dikategorikan yaitu gastronomi atau gabungan sastra dengan makanan. 

Setiap kita merasakan masakan akan selalu ingat dengan tempat. Hal paling sederhana saat merasakan makanan , yang saat itu juga jauh dari keluarga, ketika makan dan makanan tersebut enak akan teringat dengan kenangan paling berkesan. Seperti biasa rumah merupakan museum kenangan paling sempurna perlu diingat kita. 

Saat memakan masakan yang enak, saya secara pribadi selalu ingat dengan masa lalu. Bahkan ingat dengan masa kecil--yang berkaitan dengan rasa membekas--di ingatan. Makanan paling berkesan bukan yang nyaman, namun ada suasana serta siapa yang memasak makanan tersebut. 

Dalam hal ini baru kali ini bertahun-tahun di Malang mengatakan masak bareng dengan teman-teman. Ya, walaupun saya pribadi tidak ikut masak dan sumbang beli bahan yang akan dimasak. Bahkan, saya seperti seorang bingung mau ngapain, syukur ya bisa ngupas mangga untuk dimakan pasca-makan, selain itu juga mengambil air. Sisanya ditanggung oleh teman-temanku yang handal masak dan pandai berbicara: aneh-aneh, banyak bermanfaat atau tidak yang penting bisa membentuk keakraban (solid, teman bukan sekedar ngopi), masak-masak--yang dimasak ceker untuk dimakan bersama. 

Hemat saya dalam pertemanan ini bukan tentang hal enak sendiri atau sedih sendiri. Akan tetapi, konsep tersebut tidak berlaku, kita masih saja saling berbagi antar satu dan lainnya. Ya, walaupun banyak banyak bahagianya, yang dapat dibahas dan dirasakan. Tapi bahagia yang kita bangun bukan bahagia membutakan hati: ketawa buta hati dan menertawakan orang lain (membicarakan aib orang dan merugikan batin), itu tidak. Kita masih sangat relevan walaupun perlu lagi menguji diri dalam hal ilmu pragmatik: konteks dan koteks. Secara humor dan anekdot sangat sedikit dikuasai, secara lentur baik disengaja atau tidak. 

Adalah Deri, Umi, Liyya, Arif, dan saya sendiri. Ada Ayu sebenarnya yang biasa ikut kumpul. Namun ia masih ada kesibukan yang tidak dapat ditinggalkan sehingga kadang tidak bisa ikut kali ini. Kita punya grup yang isinya informatif dan edukatif. Jika membahas hal berkaitan pendidikan dan sekedar menyelesaikan tugas di luar grup ini masih aktif. Dalam benak sempat berpikir dan jadi doa, semoga grup ini tidak hanya tempat hibah sampah, tapi ya ada nilai-nilai baik. Seperti masak-masak--yang sangat bersyukur membebani pola makan sehat--ketimbang biasanya makan, kita makan berubah menu. Nikmat paripurna dan nikmat Tuhan apalagi punya teman di perantauan baik-baik bahkan suka masak. Mungkin ini definisi yang sangat personal untuk disampaikan, tapi perlu agar tidak menghadirkan definisi kesangsian. 

Masak-masak ini bentuk keakraban kita. Bicara tentang masak-masak mengingatkan pada memoar ketika di kampung, pondok, sekolah, dan teman-teman bermain masa kecil. Maka itu juga yang kuat dalam ingatan kalau keakraban pertemuan disimbolkan dari makanan. Secara masakan yang dimasak oleh seorang teman yang tulus akan mengalir ke dalam tubuh kita menjadi sehat dan kuat, sehingga dapat beraktivitas dengan maksimal lagi. Ingatan tersebut akan selalu diingat karena tidak ada embel-embel apa saat memasak kecuali ingin berbagi saja dan makan bersama. 

Dalam puisi Alfian Dippahatang Dapur Ajaib (2017) memberikan perspektif kuat pada puisi yang berjudul "Sibuk di Dapur" puisi tersebut sangat memberikan penjelasan secara puitik. Bahwa sibuk di dapur bentuk ketulusan. Ini mungkin simbolik seorang pasangan kepada suaminya. Berikut ini puisinya; 


Sibuk di Dapur 


Kesetiaanku terbangun saat melihatmu

sibuk di dapur menyiapkan makanan. 

Aroma kebahagiaan itu tercium dari tumis

bumbu yang sedap kuhirup dari racikanmu. 

Hawa panas dari perapian membuat wajahmu

yang keringatan dan berminyak kian beraura. 

Pancaranmu kulihat jelas, bahwa kesiapanku

menerima beban dalam cinta kubawa sampai mati 

Kita berkunjung ke pasar melengkapi bahan-bahan dapur.

Buatmu selalu semangat memasak makanan enak-enak. 

Kini, jejak kakimu tak lagi menyentuh lantai dapur.

Perutku tabah makan apa saja, tubuhmu kian akrab di kasur. 


Puisi di atas jika dianalisis secara teks, dapat diambil dari satu pandangan secara peran yang ada di dapur menunjukkan kalau ada ketulusan. Tidak kita pungkiri seorang ibu yang secara umum dekat dengan kita masih kecil, sangat kental bahkan kerap kali ada di tempat yang mencerminkan simbol ketulusan. 

Penggalan puisi "Kesetiaanku terbangun saat melihatmu sibuk di dapur menyiapkan makanan." Si aku lirik di sini tidak muncul karena penulis masih menampilkan sikap tidak patriarki terhadap perempuan. Bahkan tidak ingin ada dominasi bahkan subordinasi, potongan puisi tersebut bersifat netral. Tergantung siapa yang mendefinisikan kalau orang ada di dapur sibuk menyiapkan makanan akan timbul rasa yang kuat untuk tetap setia. 

Namun jika direduksi dengan seorang teman. Jika kita memasak dan masakan dapat dinikmati oleh teman akan menimbulkan rasa yang setia dalam pertemanan. Begitupun yang telah dilakukan kita tim bukan sekedar ngopi hehe. Mereka punya sebutan "Bestie" bahasa Italia memiliki arti "binatang buas" padahal kalau ingin mengikuti yang benar kata "Bestie" Dalam bahasa Inggris merupakan bahasa Inggris slang atau kata tidak baku. 

Pada intinya setiap pertemuan yang selalu menawarkan makanan akan punya ruang tersendiri berupa kenangan, pesan, dan kesan. Begitulah yang dapat dikatakan dalam bahasa sederhana untuk bisa menimbulkan suatu bahasa yang berkesan. Maka masakan selalu menghadirkan kesan tertentu. Karena kita tidak hanya bicara tentang kesan tapi juga tentang kelulusan nanti bisa bersama serta sukses semua sesuai bidangnya. Mungkin.



Kamis, 09 Desember 2021

MASALAH

"Hidup tanpa masalah ibarat gula tanpa manis, jika hidup penuh tantangan maka ada kebahagiaan pasca itu..."

Manusia tidak pernah menganggap kalau dirinya lepas (tidak akan ada keruwetan hidup) menghindari  masalah, semua manusia punya masalah. Maka manusialah spesies paling banyak masalah di bumi ini. Begitulah yang pantas dalam membahas serta memahami masalah. 

Namun, sebagai seorang pemikir sekaligus menemukan solusi jangan hanya menyerah pada keadaan, sebab dunia dengan dasar sudah ada pedomanan. Jika muslim ada al-quran, Kristen Katolik ada injil, Konghucu kitab Sishu Wujing, Hindu kitab Weda, Buddha kitab Tripitaka, dan kitab agama lain yang jadi pedoman hidup. Secara,,, Pencipta mereka punya cara pada umat sebagaimana bisa hidup dan bisa mengembangkan kehidupan di bumi dengan baik dan bijak. Saya rasa hidup begitulah secara tidak sadar dilakukan, bahkan sedih dan bahagia pun demikian. 

Kita biasanya menemukan banyak masalah bisa ditemukan di kehidupan. Tentu hal ini menjadi cara hidup perlu dipelajari. Saya pernah mendapatkan pesan dari seorang, dia itu orang gila di dunia seni teater. Perkataan yang membekas dalam diri "manusia itu tempatnya manusia, jika tidak ingin punya masalah jadilah hewan..." Perkataan tersebut terngiang-ngiang di kepala dan sepertinya ada benar kalau dipikir sendirian sambil mengaint-kaitkan. 

Padahal masalah yang dihadapi oleh kita sering kali bukan tentang menyelesaikan masalah besar di negara, melainkan tentang masalah yang sangat susah diselesaikan dalam diri. Mungkin itu memang sangat sederhana bagi seorang anak muda mencari cara-cara hidup ideal. Sedangkan keinginan yang keluar dari masalah tak mudah jika berkaitan diri. 

Jika seorang mampu mempertahankan dan menemukan urusan keluarga jadi bahagia. Masalah itu sepertinya tidak akan pernah selesai oleh manusia. Manusia yang tidak hanya menghadapi urusan domestik paling tragis serta perlu menangis, masih banyak tangisan untuk bisa dilakukan. 

"Keluarga orang paling dekat, hal wajar bisa menimbulkan masalah untuk bisa dijarah resah, tapi indah…"

Sesuatu apa yang terjadi paling menyentuh yaitu biasanya keluarga. Seorang hanya bisa saja itu membuka masalah hidup sederhana. Tentang hidup paling ideal hidupnya. 

Kehidupan yang begitu indah pada saat seorang keluarga menaruh hidup nyaman, itu paling ideal hidup sederhana. Saat makan di rumah sayur kelor, glanding, dan sup kubis. Sehingga pola tersebut selalu merasakan hidup indah. 

Saat kecil seorang yang tidak ingin pesimis, saya mencoba menjadi pendengar yang baik. Namun tidak semua orang bisa melakukan baik, sehingga kalau memang mampu dilakukan apa yang didengar akan berusaha untuk tidak menjadi seorang yang sia-sia dalam hidup. 

Di saat sudah beranjak dewasa ini, terkadang kita tidak ingin dipilihkan dalam hal apapun. Baik itu tentang hidup atau pilihan pasangan yang akan terjadi dalam diri. Namun ada pula dipilihkan sehingga mendapat kegelisahan yang tak dapat dihindari. Karena saat kita memilih sesuai ego akan ada yang dikorbankan. 

Ada orang yang memutuskan untuk keluar dari masalah, ada pula yang lari dari masalah. Mungkin itu jalan baik seseorang atau sekedar lari dulu penyelesaian keadaan yang gemuruh dan tak ingin membagi luka kepada orang lain atau seseorang yang dekat dengannya. Tapi, akan tiba waktunya yang nanti bisa disampaikan kepada orang penting dan menjelaskan kalau semua tidak ingin ada beban berulang-ulang tersampaikan. Mungkin.



Selasa, 07 Desember 2021

CATATAN MEDAN PEMBATJA

CATATAN MEDAN PEMBATJA 

Foto: Amd/Bintang Kecil


Pembincan buku: Cak Pendek, Akhmad, Fafa, Endan, dan Ngkus 

Moderator: Ngkus 

Pencatat: Akhmad Mustaqim 

Minggu 5/12/2021 tempat, toko buku Bintang Kecil.

Seperti biasa dibuka dengan cara sederhana dan bisa membuka pembicaraan yaitu salam sekaligus menyampaikan beberapa hal peraturan saat bincang buku berlangsung, lalu dimulai sebagai berikut:


Judul buku: Tanah Air Baru, Indoensia 

Penulis: Hilde Janssen 

Pengulas: Cak Pendek 

Genre: Autobiografi 

Penulis buku merupakan antropologi dari Belanda. Menulis buku ini awal  mula disebabkan foto antara Jakarta. Pertemuan dari Dolly ketua PP Yapto. Ada kakaknya sudah meninggal. 

Dimulai dari dolly pada tahun 1946-1947 dari Belanda. Pertama kali perkenalan Dolly yang datang ke Indonesia lalu menikah dengan Yapto, ia juga keturunan ningrat. Lalu mereka menikah pertama kali memperlakukan pertemuan itu di kapal. 

Pertemuan di Kapal ada Benny dan Nini yang  sudah  menikah di Indonesia. Ia sebagai seorang pekerja kasar. Pada saat itu, 1947 pada saat itu Indonesia berstatus Quo yaitu Batavia, dikuasai oleh Belanda dari beberapa wilayah. Ibu kota yang pindah ke Yogyakarta. 

Dolly saat itu pergi ke rumah mertuanya. Sementara yang ketiga yaitu Korbus. Untuk pergi ke Jawa Timur tepat di daerah Jember. Mereka datang ke sana sebagai seorang pembantu PMI (Palang Merah Indonesia). Setelah itu pindah ke Malang. Hingga sekarang belum ditemukan hingga sekarang bernama Ijen, sehingga tidak ada yang tahu, karena alamat hanya di. 

Juli 1947 pabrik Faroka terbakar. Orang-orang di daerah Ijen mengalami kehidupan  yang tidak aman saja. Mereka bertiga nekad tidak akan ada masalah. 

Pada saat itu, presiden merasa sinis. Awal mula menggunakan fasilitas. Beberapa cara tiga bersaudara sangat berambisi dan tertarik di negara baru ini, baginya sebagai seorang eksil Belanda. 

Pada saat memasuki 65. Suami Nini ditangkap. Si Dolly dipanggil ke Jakarta. Di jakarta yang waktu itu tempat dolly berada di belakang A. Yani. Kejadian di Jakarta sebagai saksi. 

Selanjutnya anak mereka diungsikan ke Belanda. Yanto sebagai orang yang tetap memperdulikan kehidupan mereka bertiga. Hingga tahun 65 tinggal di Malang. Secara garis besar cerita ini berkisah tentang orang Belanda menikah di dengan orang Indonesia. Bahkan bapak Yapto ini adalah ketua pertama PP. Pendiri Nasution. 


Judul buku: Art Living 

Penulis: Erich Fromm  

Genre: Esai Psikologis

Pengulas: Ngkus

Buku yang sangat penting ketika masuk ke perusahaan. Pembahasan buku secara memiliki dan keinginan. Bentuk keterasingan manusia yang diharuskan mengikuti pola produk. Manusia yang hilang secara eksistensialis. 

Eksistensi manusia-manusia secara subjektif kehidupan manusia metropolis. Kehidupan yang ada di ruang-ruang kerja komunitas. Manusia yang ingin memiliki semu. 

Manusia yang hanya menjadi objek. Keinginan manusia yang diikat untuk memiliki hal-hal. Memiliki atau menjadi. Dalam kehidupan manusia yang semestinya menjadi bukan memiliki. Bahkan ekstensi lebih tinggi sebagai menjadi. 

Patriarki dari pandangan Form yaitu, seorang yang menganggap kalau laki-laki dan perempuan sebagai objek dan apa yang dimiliki sehingga seperti barang. Kesalahan fatal. 

Buku yang lebih konsumerism kesadaran manusia semu. Sebenarnya manusia tidak memposisikan sebagai pemilikan barang, tapi lebih apa yang di menjadi. Narsisme yang paling tinggi "aku memiliki maka ada". 

Transformasi untuk menjadi manusia yang perlu dibahas. Tujuannya manusia dapat terlepas dari apa yang dimiliki.  Keterasingan dari objektifikasi. Hilling adalah bentuk. 


Judul Buku: Man's Search For Meaning 

Penulis: Viktor Frankl 

Genre: Psikologi Populer 

Pengulas: Akhmad Mustaqim 

Secara garis besar buku ini membahas tentang pola hidup seorang pejuang yang ada di sel konsentrasi Nazi. Secara latar belakang penulis seorang psikiater, ia juga seorang penulis sekaligus tokoh dalam perjalan hidupnya. Secara tidak langsung penulis menyampaikan perjalan hidup selama di sel konsentrasi secara detail dan baik. 

Buku ini dapat dikatakan buku yang cocok bagi seorang pencari jalan hidup. Secara tidak langsung serta menggurui ingin sekali penulis memberi pandangan jika hidup sulit tidak melulu tentang ekonomi melainkan menyelesaikan urusan pribadi yang bisa membuat hidup survive. Sebab hidup seorang punya cara hidup serta pola penyelesaian berbeda. Tak perlu berpikir kalau hidup berat hanya dirinya yang menghadapi. 

Jika kita cermati secara subjektif. Bahwa perspektif hidup manusia sangat sulit, karena kita perlu menyadari kalau hidup sulit itu memang secara kodrati ada pada diri manusia. Namun baginya manusia tidak hanya diajarkan bahkan diantarkan dengan penderitaan, melainkan juga perlu menyelesaikan persoalan hidup dengan cara-cara serta sudah ada pedomannya. Hanya saja manusia kadang tidak mampu menjelaskan secara baik akan dirinya sendiri sesuai dengan kebutuhan diri. 

Secara substansi isi buku itu membuat kehidupan manusia tidak hanya hitam putih. Jika direduksi ilmu psikiater yang dimiliki olehnya, punya kesadaran akan dirinya terlebih dahulu. Jika pola pikir tersebut telah terbentuk serta menjadi kebiasaan dalam hidup, diyakini akan jadi dasar kuat menjalani hidup. Tidak menye-menye. 

Viktor Frankl keganasan dan kekejian di kamp, ia yang juga seorang psikiater belajar menemukan makna hidup. Kita tak dapat menghindari penderitaan, tetapi kita dapat memilih cara mengatasinya, menemukan makna di dalamnya, dan melangkah maju dengan tujuan baru. 

Teori Frankl, yang dikenal yaitu sebagai logoterapi, menjelaskan bahwa dorongan utama kita dalam hidup bukanlah kesenangan, tetapi penemuan dan pencarian dari apa yang secara pribadi kita temukan bermakna. 

Jadi, secara umum, buku ini menjadi salah satu pandangan seorang mengenal dirinya. Bisa saja seorang mampu membuka perkenalan langkah sulit dalam hidup setelah membaca buku ini menemukan cara bahkan lebih tenang. Secara tidak langsung diri kita akan diserang untuk bisa lebih tenang menghadapi hidup lebih jelas dalam pandangannya. 

Buku ini secara terjemahan sangat baik dan bagus. Membaca buku ini seperti baca buku bahasa Indonesia atau karya orang Indonesia, sebab bahasa yang sangat lentur dan tidak ada bahasa asing secara padanan bahasa. Kecuali memang nama tempat di dalam buku ini tidak diubah, seperti Nazi dan Auschwitz. 

Secara latar belakang kisah buku ini mengisahkan pada Perang Dunia II tepatnya 1942 dan 1945. Dia bertahan hidup, sementara orangtuanya, saudara laki-laki, dan istrinya yang tengah hamil akhirnya meninggal di kamp. 

Terakhir buku ini sangat kuat membawa unsur keseimbangan diri manusia dalam menjalani hidup. Bagi seorang yang ingin menemukan  jati diri laki-laki atau perempuan baca buku ini. Nilai terkandung di dalam buku ini sangat kompleks, serta memberikan sebuah pandangan sangat luas dan jelas bahwa hidup ini tempat masalah dan juga ada solusi dari setiap masalah. Perlu ditanamkan yaitu pola pikir positivistik atas segala perjalanan hidup, karena dengan  seperti itu manusia bisa survive. 


Judul buku: Tentang Kepercayaan Agama 

Penulis Slavoj Zizek 

Genre: Esai Filsafat 

Pengulas: Endan 

Buku ini secara garis besar agama sebagai fungsi bahwa secara tidak sadar didikte oleh kapitalis. Doktrin terhadap agama yang memiliki pandangan tidak logis jika dipikir. 

Dalam hal ini juga berkaitan dengan  nasib manusia yang semestinya tidak berpikir menerima. Padahal manusia perlu sadar kalau agama sebagai penenang bagi masyarakat. 

Agama di barat sebagai jimat. Obat sebagai perdamaian di dalam hati. Bagaimana seorang bisa menghadapi modernisasi sebagai hidup yang didikte kapitalis. 

Agama Tao sebagai pencipta. Menerima logika modernisasi melepaskan diri dari apa yang ada di manusia lakukan. 

Digitalisasi sekarang ini, punya dua fiksi. Sang diri (tubuh ini) bisa lepas dari tubuh diri lepas. Bisa membelah menjadi entitas. Serta bisa bersifat sementara dan terus menerus. Memiliki dunia dua. 


Judul buku: Arabella 

Karya: Geother Heyer 

Genre: Novel

Pengulas: Fafa 

Buku ini berlatar London tokoh seorang Pastur, yang punya 4 anak. Salah satunya Arabella. Keluarga kaya yang Pastor itu menikah dengan orang kaya menikahi Pastor. Nyoman Briblinton, Arabella yang sebagai orang memiliki postur tubuh baik dan cantik. Ia seorang desa, lalu berangkat ke London. 

Dari seorang desa datang ke kota dengan postur tubuh baik dan cantik. Arabella yang memang disukai oleh banyak orang kota. Kebohongan yang dilakukan oleh Arabella mengaku orang kaya, padahal dia tidak kaya. 

Debut pertama Arabella pada saat di pesta. Saat diBaptis. Pada saat itu ada budak yang disiksa oleh majikan, ternyata ia membantu budak. Sifat humanisme tinggi. Secara latar belakang didirikan Arabella oleh Pastor. 

Cara pandang seorang yang sangat menganggap kalau hidup bisa menjamin  sesuai harapan. Ketika orang ingin kaya menikah dengan orang kaya.

Sampai jumpa lagi... 
Terima kasih...