pixabay.orang-orang |
Menurut Winkel, Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengolahan pemahaman. Sejarah adalah silsilah,
asal-usul, riwayat, sejarah ibarat kaca yang tidak pernah untuk dijaikan
refleksi.
Menoleh
kebelakang sejenak kerena pelajaran terbaik adalah belajar pada yang telah
terjadi, mengingat apa yang pernah dilontarkan secara tegas oleh pidato
terakhir putra sang fajar proklamotor kita Bung Karno, dengan pidatonya yang
dikenal pidato JASMERAH, pada Hari Ulang Tahun (HUT) tanggal 17 Agustus 1966, bahwa banyak kesan dan pesan dalam pidatonya,
yang ditekankan olehnya bahwa pentingnya sejarah, jangan sekali-kali melupakan
sejarah. Setiap kehidupan yang ada di dunia ini mempunyai sejarah yang nyata, entah
itu sejarah buruk dan sejarah yang baik, mengacu pada paradigma hidup, yang
termasuk dalam sejarah pelajaran yang terarah ialah sejarah (reflection
history).
Semua
yang terjadi dalam dunia ini pasti ada disejarah, bahwa dalam hal ini sebagai insani (manusia), merenungkan
betul-betul perkara-perkara yang ada di dunia ini, bahwa sebab dan akibat
adalah tidak akan dipisahkan dari Undang-undang Dunia, kita hidup di dunia
Tuhan memiliki tujuan hendak menjadikan Khalifah di Bumi,(Al-baqaah,28) itu
sebab Tuhan menciptakan dunia dan seisinya tidak semerta-merta, namun semua
yang terjadi pada sejarah ini ada sebab dan akibatnya. Belajar terbaik bukan
dari guru yang terbaik, numun dari pegalaman sejarah yang terbaik, maka kesempurnan
belajar, belajar pada sesuatu yang telah terjadi karena yang terjadi tidak
pernah membohongi, masa yang akan datang hanya cita-cita angan-angan semata
masih belum memberikan bukti. Menginagat pada saat era orde lama Indonesia
mengalami sejarah yang kelam buruk tahun 1965 yang di kenal G30S, yang sangat
menjadi mimpi buruk negeri ini, di mana bangsa kita memiliki kenangan sejarah
yang tidak akan terlupakan semasa hidup bangsa kita, itulah sejarah bangsa ini,
apa tidak ada sebab dan akibatnya hal ini seperti ini, dalam menanggapi setiap
kejadian harus menganalisa dengan beberapa pandangan agar tidak mudah untuk
mengkafirkan orang lain, dan setiap kejadian itu Tuhan pasti memiliki rencana
yang indah, akan ada hikmah dibalik kejadian, ketika memiliki banyak refrensi
paradigma.
Dalam
hal ini banyak hal yang patut dielajari secara seksama dari sejarah, belajar
sejarah yang terarah, bukan hanya akan mengetahui apa yang telah terjadi dimasa
lampau, banyak pelajaran hidup yang dapat direnungkan dan di implemintasikan
dalam kehidupan yang sekarang, akan balance
(seimbang), ketika membentuk negara yang sejahtera ini maka tidak menutup mata
kita untuk belajar pada sejarah, Sultan Hamid Khan II
Turki hal ini berkaca kepada sejarah, masyarakat
yang memang mampu menikmati hasil kerja pemerintah bahwa hak-hak yang memang
betul-betul dapat menikmati rakyat, refleksi pada masa yang terjadi, rakyat
merasakan apa nikmat negera ini yang ada pada rakyat, dan rakyat dapat menerima
semua yang dilakukan orang atasan-atasan yang menjadi wakil rakyat, melakukan
hal yang pasti kebenaranya untuk rakyat, maka hal ini kita semua patut belajar
pada sejarah yang mana sejarah yang telah membuktikan kalau negara kita pernah
mengalami kesejahteraan, dan rakyat pada masa itu tidak pernah menuntut ketidak
adilan tentang hak-hak kewajibannya, karena sudah merasa terpenuhi. Pada era
orde lama pemerintahan Soekarno-Hatta dianggap sukses, karena rakyat sudah
memenuhi hak-haknya dan kewajibanya yang selaras untuknya, walaupun semua itu
tidak dapat menerima, tapi sudah berjuang untuk rakyat.
Dalam
belajar yang terbaik, bahkan butuh pembelajaran yang telah terjadi dalam
hal-hal yang baik pula, dan dipelajari dengan baik oleh sejarah, apa yang telah
menjadi jalan hidup yang lurus pasti, karena sejarah tidak pernah berbohong,
ketika sejarah tidak dibohongkan. Menurut bukunya dalam buku Demokrasi Kita
Wakil Presiden pertama kita Muhammad Hatta, Demokrasi kita, Demokrasi Politik
dan Ekonomi. Dalam hal ini yang akrab dengan sebutan Bung Hatta, menganjurkan
belajarlah dari pengalaman dan pengalaman itu bagian dari sejarah, beliau
menulis dalam bukunya Demokrasi Kita. Berdasarkan pengalaman yang diperoleh
dari Benua Barat, dan bersendi pula kepada susunan masyarakat desa di Indonesia
yang asli, kita tidak dapat mengemukakan kedaulatan rakyat yang lebih sempurna
sebagai dasar pemerintahan Republik Indonesia, kepada rakyatlah kita kembalikan
semua untuk mencapai sebuah impian negara ini, sehingga yang pandai merenungkan
semua yang ada di rakyat implemintasikan dalam kenyataan ini, dengan refleksi
sejarah.
Dalam
hal ini dapat mengambil setiap pembelajaran dari masa yang telah terjadi untuk
dijadikan acuan dalam menjalani hidup, yang merdeka bagaimana sejarah telah
membuktikan jika hidup itu memiliki cermin, dan cerminan hidup ada di sejarah,
karena cermin itu tidak pernah berbohong. Menciptakan sesuatu yang menjadi
langkah lebih baik, maka kmbalikanlah semuanya pada alur sejarah kita, dan
renungkan setiap kejadian untuk dijadikan refleksi dan implemintasikan dalam
hidup. Sehingga tercipta sesuatu yang lebih baik dari apa yang telah terjadi,
tidak mengulangi sejarah yang telah terjadi, sehingga mengukir sejarah baru
dalam hidupnya, ketika melakukan sesuatu untuk orang lain akan berkaca pada
sejarah yang mempunyai education (pendidikan)
yang terarah untuk semua yang merasakan dan menikmati sejarah dengan paradigma
yang luas untuk menerapkan dalam hidupnya.
Hidup
itu belajar, kita hidup ini memiliki sejarah setiap individu, yang akan dapat
diceritakan kepada orang lain terutama anaknya, agar anak tersbut kelak
memiliki komitmen paradigma yang telah dialami oleh orang lain terutamana
keluarganya, sehingga paradigma seorang anak itu tidak memiliki ruang untuk
mengulangi kejadian-kejadian yang telah dialami oleh keluarganya, sehingga
seorang anak memiliki paradigma yang lebih luas untuk tidak pernah mengulangi sejarah,
maka dengan itu terciptalah ukiran sejarah baru dari seorang yang mampu
mempelajari sejarah, dan sehingga selalu berusaha untuk tidak akan pernah
mengulangi sejarah yang menurutnya kelam. Belajar bukan hanya yang ada di dalam
kelas belajar yang baik itu dari pengalaman yang terbaik, sejarah yang terbaik
bukan hanya memahami kejadian di masa lampau, setiap kejadian itu harus bisa
menganalisa sebab dan akibat setiap sejarah tersebut, dan memahami bagaimana
cara mendekati sejarah yang baik, untuk menerapkan dalam masa yang akan datang.
Menjadi
refleksi mengapa keluarga kita tetap seperti ini, tidak ada perubahan Bapak
saya petani, yang tidak berkembang hanya cukup untuk dimakan, karena Bapak
tidak sekolah dan tidak memahami bagaimana bercocok dengan baik, bagaimna
merawatnya tanamannya, itulah sejarah bagaimana untuk belajar untuk mengubah
jalan hidup berkaca pada sejarah yang nyata.
Dengan
hal ini semua harus mampu merennungkan setiap apa yang terjadi banyak pelajaran
hidup yang terarah, dari sejarah untuk menjadikan sebuah refleksi melakukan
tindakan yang positiv untuk selalu berusaha mengukir kembali sejarah yang telah
terjadi, dengan memahami sebab dan akibat yang pernah dilakukan oleh sejarah,
pelajaran dalam sejarah yang terbaik, memberikan sebuah paradigma baru ketika
semua yang telah dipelajari sebab dan akibatnya dipahami, dengan refleksi
sejarah yang telah terjadi sehigga dapat memilah dan memilih setiap cara untuk
mencapai sebuah tujuan yang mengaca pada sejarah.(*)