Menjaga Apa yang Harus Dijaga
September-25-2015
Mentari sudah tak memberikan sinarnya
pada bumi, Bulan sudah tak bersinar, kalilawar sudah terbangun dari tidurnya,
dalam malam sepi hanya nyanyian jangkrik yang setia temani dalam malamku
menjadikan lantunan suasana indah. tempat yang sederhana di balakang rumah yang
penuh banyak ilalang dan duri-durinya, sanngat lumayan angker saat gelap,
bagaikan rumah dalam hutan, namun memang sudah takdir tuhan hidup dalam rimba nafas
ku tiada bosan nya menghirup udara belakang rumah sejak masa senangnya
bermainku, hingga sekarang pada masa mengetahui arti hidup. Saat malam yang
terbiasa sunyi tempat yang biasa ku hampiri sebelum tidur tiada sangka dalam
sepi getaran di dalam saku dan cahaya dalam saku kananku ada satu panggilan masuk
di hampone genggamku, ada nomer baru masuk menelfon ku, tanpa banyak berpikir aku
menganggat dengan mengucap salam “Assalamualaikum hallo maaf ini siapa.?
Jawaban salampun tiada jawaban, sampai salam dua kali salaman”Assalamualaikun
hallo. tiada sedikitpun jawaban, hanya suara tangisan yang ber derung, tangis
yang tak jelas terdengar, “ini siapa.? Kenapa nangis hallo.Tanya sekali lagi
aku pada penelfon. dalam malam yang sepi mendengarkan tangisan ingatan aku
langsung terpacu teringat kuntilanak, “hallo ini siapa.? Nakut-nakutin aku ya.?
Tanya yang ke tiga kalinya,”hallo Assalamualikum.
“Wealaikumsalam kakak... “ dengan suara
yang serak tangisan.
“Behh kamu tak dek alfa, kakak kira
siapa nomer baru tumbenan ada yang telfon kakak, kenapa kamu nangis dek… ?”
“Adek mau cerita ke kakak, karena
satu-satunya orang biasa mengerti kakak…’’
“Iya ayo cerita dek, “ tapi adek bukan
alasan aja kan mungkin kangen ke kakak ya? hehe…”
“GR kamu kakak hmmm…” adek ada masalah
kakak yang tak pernah aku rasakan dalam hidupku aku di kejar-kejar kebingungan
dan penyesalan tiada henti deraian air mata tiada waktu jika ku ingat itu,,,”
“Hmm gitu dong senyum dek..” masalah apa
kok sampe segitunya dek, gak lebaykan adek hehe… ?” iya adek pasti setiap
masalah itu akan ada sebabnya dan akibatnya, tiada masalah juga tiada jalan
keluarnya dek begitupu…” tut..tut..tut.. berakhir sudah telfon nya belum
selesai memberikan saran dan masalahnya yang membuat menangisnya.? Bingung.”
Sepi pun kembali pada malam yang telah larut malam ini, jam di hampone menujuk
kan 19:30 WIB.
Waktu pun sudah larut malam aku singgah
dari tempat yang sunyi tanpa bintang itu, hendak pulang ke rumah untuk
beristirahat kerena besok hendak sekolah berangkat pagi, di perjalanan bunyi
hempone yang di genggang untuk menyinari gelapnya jalan, bergetar ada sms dari
adek yang menelfon tadi.
“kak maaf, ketemu besok di sekolah, adek
lanjutin cerita ku besok. Selamat malem kakak….”
Isi pesan dalam sms nya,” tak ada
balasan karena tidak ada pulsa. Perjalan menuju ke rumah pun telah sampai isi
rumah yang memang jauh dari keramaian, tempat tinggal yang sederhana di isi
hanya tiga orang keluarganya hanya berisi nenek, bapak, dan mama tirinya.
Terasa sepi malam-malam nya, kerena mereka semua lelah siang hanya di sempatkan
untuk kerja ke lading dan mencari rumput, tidurpun tidak akan larur malem. Tiba
di rumah nya membuka kamar tempat biasa tidur sebelum membuka pintu kamar, hendak mencuci kakinya
sehingga langsung masuk ke dalam kamarnya untuk beristirahat. . .
Ayam berkokok, kalilawar hendak tidur
kembali senja mentari dari arah timur telah terbit. Semangat sekolah yang
setiap hari menjadi rutinitas nya tiada jenuh untuk membuang kebodohan yang ada
pada dirinya dengan belajar di sekolah dengan kaki yang menjadi saksi bisu
menderapkan kebumi setiap embun pagi membasahi rumput, semanagat pun bagaikan
mentari yang setiap pagi mentari terbit dari timur setia terbit dengan cahaya
nya.
Tiba di sekolah yang mana tempat iya
menuntut untuk mendapatkan cahaya ilmu dari tuhan dengan teman-teman yang iya
belajar bersama, kelas yang di tempati 11-IS-2. Yang di pandang anak yang nakal
katanya…
“Maja selamat pagi semangat ya tumben
pagi-pagi datang.”
Iya pagi juga kak dut, biasa aja aku
berangkat pagi hmmm.” Mapel apa kak sekarang…?”
“Gaul kamu gak tau mapel yang di
pelajari…” yaa Alloh kak, gimana mau maju bangsa ini..”
“hehe inilah aku dengan seribu kali
kekuramgan ku kak, tiada yang sempurana hidup ini kecuali Alloh SWT…!”
“Pinter ya sekarang weeckk..”mapel
bahasa indo…”
“siipplah kak, makasih ya dutt,..”
Waktu yang berjalan tanpa terasa bunyi bel
masuk, telah berbunyi. Saat belajarpun telah di mulai dengan di awali dengan
doa-doa keyakinan masing-masing siswa dan siswi, KBM berjalan dalam kelas yang
indah saat belajar bersama, Tanya jawab pun telah di lakukan siswa dan guru,
aku hanya berdiam mendengarkan apa yang menjadi percakapan meraka, tanpa terasa
waktu yang tak berbentuk memberikan buktinya saat waktu itu hanya bias di
rasakan tak dapat dilihat. Bel istirahat pun sudah berbunyi, hati senang
bersorak siswa/siswi. Istirahat yang digunakan untuk makan dan sebagainya, hati
setiap orang tidak biasa di tebak bukan hanya di manfaatkan buat makan, namun
hal yang di larang di sekolah sebagian siswa tiada rasa bersalah dosa melakukan
nya, namun inilah hidup tiada mungkin semua itu berada di surge tiada mungkin
semua itu ada di neraka mesteri hidup.
Aku berjalan menuju ke kantin, yang
arahnya sampingan dengan kelasnya alfa, tak berjanji ketemu di tempat yang tiada
rencana di tentukan karena kuasa tuhan, aku bertemu dengan adek alfa tadi malem
nya menangis dalam telfon. Aku pun segera duduk di samping kelas nya, menemani
dia yang bengung saat duduk sendiri,..
“dek alfa sini duduk.hehe ”
“ hmm iya kakak…” maaf kak seharusnya kan
aku yang nawarin kakak duduk…” oia tadi malem kehabisan pulsa.
“Hehe mangkanya kamu ngelamun adek, Iya tidak
apa-apa kok…”
“Adek sudah lama tah disini…”Oia ada
masalah apa kamu tadi malem kok menangis…?”
“Iya lumayan dari tadi yang pas bell
istirahat…” berat ini kak aku benci dengan diriku sendiri kalau ingat masalah
ini kak. “
“Apa ada masalah dengan cowoknya
sepertinya kemaren lusa masih boncengan pas pulang sekolah…” memang dek dunia
ini tidak akan selamanya indah walaupun tuhan telah menciptakan lebih sempurna,
itupun juga cinta itu tak akan selamanya berbuah manis walaupun itu nyata
anugrah terindah dari tuhan, contohnya ini adek dengan sii nuril kemaren masih
merasakan dunia bagaikan dunia milik nya berdua, sekarang sudah tiada tanpak
indahnya dunia kalian.
“Bukan itu kakak, salah penafsiran kamu
kak…” dengan deraian air mata yang tak mampu terhan dari matanya menetes deras
di pipinya, merona indah saat di pandang, tiada tanpak keindahan saat air mata
deraian melintas di pipinya. Adek tiada keindahan dunia yang tanpak saat adek
kehilangan mutiara yang berharga pada diriku kak, semuanya itu bagaikan singa
menemukan daging segar pasti akan di makan tiada banyak berpikir, tak ada niat
aku ini kakak buat melepaskan itu semua kak awalnya ku hanya bermain kerumahnya
sepulang sekolah waktu itu, aku tidak bisa menjga apa yang harus aku jaga
sesuai yang kakak pesankan ke aku dulu masih SMP,,,!” maafin adek, kakak tiada
niat aku, namun semua itu tak berdaya saat itu kak.
“Memang hidup itu penuh mesteri tanpa di
tebak tak ada yang ingin namun terjadilah, tuhan tidak salah jangan salahkan
tuhan menciptakan semua yang terbaik buat ummatnya, menyesal percuma semua
telah terjadi bagaikan nasi menjadi bubur, yang pantas di perjuangkan di jaga
benar-benar jaga apa yang harus di jaga terlepas oleh duai armara dunia yang
fana, kakak harap kamu bisa menghapus dan berjanji pada dirinya untuk tidak
akan melakukan hal yang seperti binatang, bagaimanapun adek mandi di luasnya
laut samudra pasifik tiada kesucian yang kamu dapatkan dari dirimu, hanya satu
yang akan bisa mengembalikan ke sucian mu taubatan nasuha, namun kelak doa pada
suami mu yang harus ingat, sampaikan kelak pada suami mu apa yang telah terjadi
yang tak mampu kamu jaga hilang dalam terkaman binatang buas...”! aku akan
hajar dia dek biar tidak di ulangi lagi, karena tidak mampu menjaga apa yang
harus iya jaga pada mu dan dirinya…
“Jangan kakak tiada masalah selesai
dengan pemikiran yang keras.”
Kerumunan gaduh tak biasanya terdengar
dan suara siswa/siswi berteriak bahwa ada banjir dan semua siswa di pulangkan
lebih cepat dari kepsek, lewat bell tiga kali bunyi, kepanikan pun aku
langusung ingat pada keluarga, tanpa lama aku ambil telfon untuk menelfon ke
bapak menanyakan kepastian nya, namun alhamdulilah semua selamat keluarga ku.
“Kak maja ayo pulang rumah mu kenak
banjir kak dan sekarang banjir telah sampai di depan gerbang sekolah kak…
“Iya-iya kak dutt jangan panic gini
semua sudah alloh rencakan ini” keluargaku alhamdulilah mereka selamat
kak…”keluargamu telfon ini hp buat nelfon tanyakan keadaan nya gimana. Karena
semua yang kita ini indah kedepan nya tiada seangka hanya sedetik tuhan
memberikan keindahaan nya pada kita.
“alhamdulilah kak selamat semua
keluargaku. Hanya kambingku ikut tenggelam kak hua hua…”
Dunia bisa di cari keindahan ini hanya
sesaat kak semua yang terjadi semua ada sebab dan akibat itulah rahasia tuhan
yang gaib yang mustahil kita tebak, pandailah menanam sebuah pohon di dunia
agar kelak bisa memetiknya.
Semua yang gelap bersama alang-alang yang
berada di belakang rumah rata dan serampun sudah tidak tanpak, keindahan dunia
bukan surga yang hakiki, surampun tak hakiki, namun yang tanpak hanya sunyi
yang tak berubah dalam gelapnya malem serta bersama Mentari tetap bersinar
dalam kesetiaan nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar