Sabtu, 29 September 2018

Romusa di Kafe Elele



Robusta yang ku takar tak dapat kukira saat dirasa
Hitamnya masih saja setia
Kudrot pahitnya saja diganti
Yang pahit ku sulam dengan manis
Lantai yang masih saja bermakna ketika kaki menjelma di atasnya menjadi perkenalan beberapa kali
Mengenal manis dan pahit robustra bukan terpaksa bukan menerima namun mencerna robustra cita rasa dunia
Dengan apalagi aku mengenal rasa kalau tak mencicipi disini
Secangkir kopi robusta tercipta dari namamu
Nama yang aku dambakan yang kuanggap penawar
Dari pahit dan manisnya robustra  yang sesuai cita-cita bisa dirasa bahwa itu cinta
***
Setelah robustra dingin rasa itu berbeda, tidak tau kenapa
Memaksa bahwa senja disulam dengan robustra akan tetap terasa sama; kecuali hati telah memaksa
Sebab membenci samahalnya menderita
Senyum samahalnya bahagia yang menunda derita.

Malang 29, September 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar