Selasa, 28 April 2020

Kitab Suci Paulo Coelho


Paulo Coelho

Masa paling tidak ditemukan plot pikiran, tindakan, serta bagaimana memaksimalkan hidup. Hal itu tidak lain disebabkan oleh banyak faktor pada awal dan pada akhirnya diri sendiri disalahkan, sebagai pelampiasaan menjadi korban. Terus apa yang paling bisa maksimal dari semuanya. Masa seperti ini tidak lain hanya ada dalam diri yaitu hati (kitab suci kasatria cahaya) dalam bahasa yang dituliskan oleh Paulo Ceolho.

Dalam buku bersampul biru kombinasi hitam itu. Berisi banyak kisah dari Kasatria Cahaya yang selalu menuntut memaknai, merasa, dan berjuang dengan cara-cara bijak. Bagaimana bisa mungkin, ketika keadaan hati tidak mampu menguasai sebuah angan-harapan-persoalan-tindakan-final-lalu kembali pada awal lagi. Hal tersebut dinamika hidup yang bisa dikatakan menjadi hukum alam berkumandang pada kehidupan manusia sadar tidak sadar.

Mungkin sebagian orang bahkan kita hanya bisa menemukan apa yang lebih dekat dari kita yaitu;hati. Jika dengan rasa akan membuka segala sesuatu, apa itu semua bisa dikatakan kalau 'hati' sopir manusia dan jasadnya itu hanya 'kendaraannya' yang hanya tampak, diterima oleh banyak orang akan tafsiran baik dan buruknya, tanpa menimbang. Dan itu memang kudrot manusia menilai yang tampak.

Pada dasar manusia sebenarnya tidak bisa menemukan kasatria cahaya jika keramaian dan kesunyian hanya diisi dengan sebuah kesibukan orang lain, sosial media, dan bahkan jotos-jotossan pikiran dilempar sana sini dan enggan menyaringnya, padahal yang dilemparkan menimbulkan luka-luka kecil yang menciderai naluri (kasatria cahaya).

Buku dengan berjudul Kasatria Cahaya kitab suci tersebut dari bentuk minimalis tapi pragtis ukurannya kemungkiman 16x12 tidak masuk dalam standarisasi cetakan buku yang ditentukan oleh badan penerbit nasional. Namun, tidak mengirangi isi dan kualitas tulisannya apa yang akan disampaikan kepada pembaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar