Kamis, 02 Juni 2022

PANDAI MENDENGAR PANDAI BELAJAR HIDUP

"Kepada masa lalu yang tak menjanjikan apa-apa, tapi menawarkan kisah-kisah panjang melatih hidup masa depan, masih absurd..." 

Masa silam yang terjadi akan memiliki sebuah keunikan hidup di masa akan datang atau sekarang yang terjadi. Saat dulu kita terus ditawarkan dengan konsep baru akan kehidupan yang ideal, sesuai dengan kehidupan manusia bijaksana. Hal itu tak akan menghilangkan sebuah keadaan kesadaran manusia akan dirinya. Bahwa suatu sederhana yang luar biasa mampu diterima oleh indera pendengar. Tentu menyimpan kejelasan pembicaraan mengenai nilai. 


Saya yang memang ngantukkan dari kecil. Sehingga teman-teman tidak suka bersamaku kalau melihat pengajian-pengajian di kampung. Karena mereka tak ingin disusahkan lantaran harus menggendong bawa pulang. Apalagi bagi teman yang biasanya tak hanya datang ke pengajian untuk mengambil berkah kyai, melainkan mereka salah satunya juga ingin bertemu si doi, yang telah dikabari melalui sms atau facebook kepadanya. Sangat tidak akan mau kalau denganku kemana-mana. 


Daerah terkecil itu membuat hidupku kini yang memiliki pandangan atau kekuatan akan terus melakukan perjalanan jauh hingga kini. Walaupun orang-orang menganggap selalu buruk masalah masa lalu seorang. Sehingga apa-apa yang terjadi selalu dianggap buruk. Dalam hal kecil ini, saat di perantau sangat membantu dari dalam berupa dorongan seperti motivasi diri, karena ada kecintaan atas proses. 


Di perantau, ternyata tak pernah jauh dari kehidupan masa lalu di latar belakang keluarga, lingkungan teman, dan lingkungan kampung kecil, itu terjadi. Hal paling sederhana terjadi yaitu dari cara bertahan hidup, yang bagaimanapun terjadi bisa tetap hidup, tanpa meminta-minta atau berbagi nasib kepada orang lain. Paling sederhana pada saat memakan dengan memakan yang ada, makan nasi hanya dengan kerupuk serta ditambah royco. 


Cerita saat itu, seperti menjadi nikmat tersendiri jika diceritakan pada diri sendiri. Atau memang mau bercanda dengan seorang teman. Berharapnya, bisa menghibur mereka. Karena saat bercerita awal kuliah belum ada teman. Saat bercerita sendiri juga tertawa, terbahak-bahak bersama teman di kopian. 


Ceritanya saat memakan nasi dengan royco. Jika ingin makan nasi+ayam, cukup membeli royco rasa ayam. Jika ingin rasa sapi, juga beli royco rasa sapi. Saat bercerita dengan narasi dan wajah tertawa, mereka senang. Saya merasa secara pribadi kalau tak ada penderitaan terus-menerus terjadi. 


Kejadian tersebut tak lepas dengan apa yang telah terjadi di kampung kecilku di masa lalu. Karena sejak Sekolah Dasar (SD), saya sudah mencari uang dengan menjual es lilin keliling. Saat itu sederhananya ingin punya sangu dan bisa beli mainan sendiri, tak perlu minta ke nenek. Walaupun ada pula yang menganggap kalau hidup itu buruk. Karena jika dilakukan secara bersamaan belajar dan juga bekerja. Namun bukan itu yang kini bisa dirayakan, tapi bagaimana pelajaran hidup di masa lalu dengan banyak mendengar dan berbicara akan tetap terus hidup secara baik. 


Kejadian masa lalu itu terjadi bukan karena hanya karena kondisi. Akan tetapi, karena mendengar apa yang disampaikan nenek, paman, dan tetangga kalau hidup tak begitu diuntungkan bagi saya dan nenek, yang saat itu menjual krupuk hasil racikan  sendiri. Saat dijual tidak terlalu banyak peminatnya. Pesan saat mau subuh itu masih terngiang-ngiang di kepala hingga sekarang dan sangat relevan dikehidupan di perantau. Pesannya, "kalau hidup itu terus sadar akan diri, dan jangan hanya menyisakan uang untuk disimpan, tapi memang harus ambil khusus disimpan untuk masa lebih lama dan jangka panjang... jangan terlalu banyak makan di luar, makan di rumah dan jangan sering keluar 'keluyuran' sebab sekecil apapun nominal akan keluar!" Mungkin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar