Minggu, 29 Mei 2022

YANG MENGGEMA TERUS MENGGANGU: HUKUMAN ATAU RASA PEDULI

 Menghindar dari orang baik untuk sementara karena pernah melakukan kesalahan besar kepadanya kadang perlu. Dengan menjauh untuk sekedar berpikir atau bermuhasabah akan banyak hal dari apa yang telah dibuat kepadanya, hingga merasa kecewa dan sedih. Seperti cara itu baik dengan niatan tidak selamanya akan pergi, sebab membenahi tak secepat bahkan tetap sadar bahwa di bawah matahari kita masih bisa melakukan sesuatu tidak hanya kepadanya. Apalagi kebaikan. Sebab malu karena sering menyiarkan kebaikan malah melakukan keburukan atau toxic kepada orang terdekat, yang dianggap baik selama berteman empat tahun. Malu itu pasti. 

Saat-saat ia menerima pesan dari hasil pembicaraan terakhir. Saat itu, ia tidak membalas pesan terakhir, terjadi kepikiran yang tidak wajar. Awal mula memang menganggap biasa, tapi ternyata sampai kebawa mimpi. Hal itu bukti bahwa itu mungkin di bawah skizofrenia, karena hanya pada tataran mimpi lalu hilang karena kesadaran kembali normal dalam psike yang ditulis Jung. Namun ada yang aneh serta membuat selalu berpikir akan hal-hal yang menimpa. Mungkin itu perasaan suka atau merasa kehilangan, atau sebab karena telah lama berteman saat melakukan kesalahan membuat sakit, membuat kepikiran. Mungkin itu perasaan berlebihan, tapi perlu intropeksi diri perlu agar tak pernah mengulangi kesalahan. 


Meminjam kata bijaksana dari seorang diplomat dan ahli hukum Amerika, Edward John Phelps (1822-1900), orang yang tidak pernah melakukan kesalahan biasanya tidak pernah menghasilkan apa-apa. Perkataan itu seperti menjadi reprensentasi seorang yang pernah melakukan percobaan dalam hidupnya. 


Dalam kondisi atau kronologi seorang teman yang telah memberikan aba-aba kepadanya. Saat itu, ia merasa sangat terpukul dengan sikapnya. Apa memang perkataan sedemikian rupa membuat sakit hati, ternyata dengan sikap pesan serta perkataannya dapat dikatakan "iya, sangat marah"--setelah Dia membalas pesan dengan narasi panjang akan membalas dan memberikan penjelasan akan asal serta usul kesalahan. Seperti itulah kejelasannya, saat itu hati serasa sesak mendengar segala keluh serta kesah yang dithan-tahan. Dalam kondisi merasa bersalah memang itu pukulan keras. Dengan kesadaran penuh 'kehilangan dalam hidup bukannya hal biasa, itulah seperti pengorbanan' dan akan sadar kalau ini dunia, tempatnya hal-hal salah dan melakukan kesalahan wajar. 


Dari sisi lain ada yang aneh. Ini mungkin perasaan merasa bersalah berlebihan atau memang sudah ada perasaan lain bersemayam selama berteman lama dengannya. Hal itu yang belum bisa dipecahkan atau masih terngiang-ngiang di kepala dan kadang lepas di hati bikin sedih, saat merasa bersalah. Mengambil sebuah keputusan dari sebuah kejadian salah satu cara terbaik, apalagi menghukum diri sendiri untuk introspeksi diri kesadaran paling baik. Agar tidak pernah menyadari selalu baik bahkan bentuk menebus kesalahan terbesar dengan mengasingkan diri, itu perlu dan baik. 


Adapun yang telah dilakukan secara baik satu sisi, tidak pernah masalah. Sebab sisi tersebut yang merasa salah serta paling merugikan orang lain. Mungkin seperti apa yang telah dilakukan Dilan kepada Milea, dalam novel berjudul "Dilan 1991" ditulis Pidi Baiq, mengambil satu adegan epik dan berkesan yang berbunyi, "jika suatu saat nanti ada orang yang menyakitimu, maka saya pastikan orang itu hilang dari muka bumi!" Ujar Dilan sambil tersenyum kepada Milea. Suatu saat, tiba di mana hari dan tanggal tidak baik bagi Dilan, ia seperti termakan dengan doanya sendiri. Memang Dia tidak memutuskan, tapi malah sebaliknya Milea memutuskan, sebab berkali-kali Dilan melanggar apa yang tidak diharapkan olehnya. Sehingga putuslah hubungan mereka berdua. Dengan sikap tanggung jawab, walaupun sakit hati diputuskan oleh Milea, Dilan pergi mengantarkan pulang. 


Hal tersebut menjadi sebuah salah satu cara dalam hidup seorang--yang sebenarnya tidak bermaksud untuk melukai tapi tetap terjadi dengan cara terbaik pernah dilakukan. Ternyata bagi anak-anak penikmat senja menuliskan "biarkan saja dia tak bahagia denganku, tapi cara terbaik serta doaku akan selalu mengarungi hidupnya..." dan pada akhirnya konsep tersebut masuk ke dalam dunia ide yang ideal, tidak berlaku di dunia realitas. Begitulah mungkin hidup kita yang tak buru-buru jatuh cinta, karena cinta bukan perlombaan. Walaupun Dia bukan siapa-siapa dan suatu saat akan tetap selalu ada di dalam hati, mungkin saja itu cinta. Atau berpikir positiflah kalau itu cara terbaik belajar menanggung segala hal. Mungkin.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar