Kamis, 09 November 2017

Puisi Refleksi Para Pahlawan



gambar malixscjdw.wordpres.com
 
Haayy Bung Karno Bapak Revolusi Indonesia... Dengan bangga kita semua.
Heeyy Bung Hatta Bapak Demokrasi kita... Dengan bangga kita.
Rovolusi-revolusi disuarakan, dengan bangga, kau pemuda membawa bendera.
Hay Syahrir, Tan Malaka, Suderman, kau angkat segala gelanggang pemikirannya demi kemerdekaan I-N-D-O-N-E-S-I-A.
Kau bentuk metode dengan membenturkan pikirannya, untuk mengusir penjajahan kolonial, yang bengis dan sadis. Dengan sadis maka lahirlah tragedi kemerdekaan cita-cita kita.
Harus kita aminin bersama kembali...
Lagi-lagi Bung Tomo, yang membukakan hati pemuda Surabaya, Madura, serta Jawa lainnya, bagaimana mempertahankan kibaran bendera merah putih, untuk tetap berkibar dengan memebakar semangat muda mengusir Inggris, yang diancam pemuda Surabaya menyerahkan senjatanya.
Bahkan dengan linggis-linggis keberanian serta ketaqwaan, bahwa kemerdekaan Indonesia tidak boleh diganggu gugat, yang mengguggat akad perang tak akan ditolak. Dengan memabakar semangat merdeka Indonesia...  disuarakan Allohuakbar 3x.
Pada saat kelam 1928 lamanya. Telah ada pembentukan pemuda intelektual yang dipelopori oleh M. Yamin dan kawan-kawan. Melakukan Diskursus-diskursus untuk, menjadikan Nusantara... sebagai sebutan I-N-D-O-N-E-S-I-A. Sebagai lahairnya bangsa kita, Indonesia dan bahasa kita, Bahasa Indonesia.
Biarlah Belanda tak menganggap Indonesia ada, bahwa mereka tetap menganggap Hindia Belanda yang kaya raya, dengan bangga Belanda mempatri jika Indonesia dikuasi Belanda.
Refleksi kita...
Beberapa kesadaran kita Bangsa Indonesia jika Kapitaslis yang bengis, bertopeng Feodalis untuk bisa membinasakan Indonesia dengan mengukir otak-otak kita dengan upah-upah. Sehingga Imprealisme lahir dalam diri mereka memaksakan anak-anak bangsa kita, tetap menjadi budak-budak mereka hingga lupa dengan merdeka.
Kelahiran Revolusi Indonesia....
Jika 1945 lahir sebagai Negara Indonesia yang merdeka, Revolusi Jihat diteriak oleh Kiyai Hasim Ass’ary dengan pengorbanan darah-darah mengalir mengarah pada banteng-banteng Indonesia merdeka... bahwa kita sebagai manusia harus merdeka sebagai manusia dilahirkan dengan kemerdekaan yang mutlak.
Lahirlah kaum intelektualitas dengan sebutan Mahasiswa.
Salam Mahasiswa...
Hay pemuda-pemuda yang berada di gedung-gedung tinggi. dengan fasilitas, kertas-kertas berharga, setelah kau pahami sejarah mereka yang telah mendahului kita, kau tak mungkin seperti mereka Bung Hatta, Tan Malaka, Suderman, Sukarno dari penjara-penjara mengaji penderitaan rakyat, bagaimana Indonesia tanpa kemerdekaan.
 Maka jikalau kau hanya mementingkan kualitas integgritas diri, dengan kebobbrokan-kebobbroakan alamamater kita, sebagai insan manusia yang dianggap intelektual sebagai mahasiswa, tanpa bergerak mengajak masyarakat mengangkat martabat pentingnya pendidikan.
Maka Aristoteles dan Plato tidak akan terpatri dalam jiwa-jiwa pemikiran kita, jika peradapan manusia masih berkiblat pada eropa. Padahal senja telah bersinar lagi, pantang pemuda menerima nasibnya, dengan bahagia apa adanya, padahal dengan darma-darma Indonesia pemuda akan bisa keluar dari nasibnya untuk merdeka.
Kelahiran Pahlawan baru...
Maka, akan jadi apa Indonesia, jika kau pemuda berbahagia tanpa ada persembahan kebebasan diri, tanpa menjadikan dirinya pada bagian Indonesia.
Jangan kau diam jika kau tak ingin dijadikan garam, bergeraklah agar kau menjadi manusia yang menemukan kemerdekaan negeri sendiri dan kemerdekaan negeri Indonesia. Jangan kau mati muda, lantaran kau menjadi pemuda tak berharga, dalam perguran tinggi. Maka berbanggalah dengan bahagia mati tua bermakna untuk kita dan Indonesia.
Salam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia...

Surabaya, 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar