Aroma buku pertama harumnya tercerna dari
sendi-sendi bahwa semesta ada di dalamnya
Menanyakan bahwa semesta perlu banyak hal yang
harus dipahami
Jika kau ingin belajar dari semesta bukalah
buku itu
Sebab buku buah hasil dari kehidupan manusia
yang memahami semesta
Dengan proses apa kita bisa
Tanpa ada rasa hambar aku mencoba mencerna
aroma
Isinya yang semua ditukil melalui rasa hingga
lahirlah dirimu
Dari estetika yang metafisika
Ketika tenggelam terkadang rasa dalam jiwa datang
Menerjemahkan senja
Merasakan senja
Menikmati tanpa memiliki
Dirimu yang elok nan berseri-seri dalam negeri
kecil ini
Ku rasa semesta dicipta olehnya
Lantaran lekuk alis matamu seperti hanya
menatap semesta
Ada hal yang tak dapat aku cerna
Ketika diselimuti rasa semua tak senada dengan
aroma buku itu
Bahkan semesta membawaku pada taraf jumawa
Sebab diriku dicipta bukan hanya dari tanah
A B C
A: adalah aku
B: adalah buku
C: adalah Cintaku
Aku tafsir dengan caraku
Aku terjemahkan dengan rumusku
Aku ialah yang angkuh hanya lima dari dua
puluh empat jam bersimpuh menempuh hidup dengamu
Mungkin itulah kegagalan merebut cintamu saat
sepertiga malam ku selalu merayu
Buku ialah tempatku berkelana menemukan cara
terbaik untukmu
Cinta ialah rasa yang aku kukuhkan dengan
“aku” yang angkuh “buku” yang ku temukan masih saja mempertanyakan rasa apa
yang dipersembahkan
Kesempurnaanmu masih saja tergambar melalui
estetika alam yang misterius seperti halnya rasaku padamu
Aroma buku dan kamu masih saja penuh tanda
tanya
Walaupun aroma merona mempesona
Dirimu masih tak ada tara diantara sebab kuasa
itu ada dalam jiwa
Yang setiap saat itu meronta bahkan berontak
tidak merima
Malang, 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar