Bukankah aku yang
menanti
Bukankah aku yang
memberi
Selamat pagi dirimu
yang aku isi puisiku dengan raut wajahmu sebagai pelengkap kopi di sampingku
Aku tanyakan aroma
kabar barumu yang pada pagi ini, yang datang kabar Koran berita
Harum aroma kamu masih
saja tersimpan di dalam lantunan puisiku
Saat matahari
menyinari bumi
Saat itu pula rindu
mengadu tentangmu
Kau yang sekali lagi berarti
saat sepi
Tak tahu kalau sepi
tanpamu, akan hanya ada puisi yang sunyi tanpa arti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar