Minggu, 07 Oktober 2018

Senja di Saku Mandasari


  
Jika jalan sudah gelap, langkah kaki sudah tak menemukan makna, maka aku melihat yang ia di bawah ranting pohon hijau itu
Kekuatan doa hanya mereka yang tak kenal bosan, panas, bahkan sering menyapaku, di lampu merah dengan bahasa "Aku yang sudah berapa hari tidak makan".
Aku iba bukan karena rasa, namun karena keadaan.
Andai senja dalam saku mampu mambantu maka ia akan bahagia sertwa tertawa dengan suasana.
Tanpa bahasa yang aku dapat rangakai dalam hati hanya satu kalimat bahasa "Kau diciptakan bukan untuk tidak merdeka”.
Kadang kau melupakan cara yang terbaik,
Jangan berharap nasib terbaik bisa dicicipi, sangguh muskil Tuhan ciptakan pada ihwal, jika kesempurnaan “iya”. 
Nasib terbaik tidak pernah diciptakan namun cara terbaik telah Tuhan diberikan.
Hari ini telah berlalu, kau tak perlu benalu terus menjadi hantu. Jika esok bertemu di persimpangan lampu merah lagi, jangan sampai ranting-ranting jadi kenyaman yang menjerumuskan.
Semesta masih saja dalam suasana tanda tanya yang luar biasa. Langkah yang tak hanya satu jalan, satu setan pun tak tahu.
Kelemahanmu tak melatih dirimu tuk berani, Jika kau tak mengerti, maka teruslah melangkah dan berdoa, siapa tahu bumi memehami panasnya kakimu yang berbau anyer, membuahkan sebuah hasil.
Percayalah langkahmu akan membawamu.
Selamat tahun baru yang selalu kau rindu nanti ketika aku telah kembali mengenyam pendidikan, kau sumber dari caraku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar