Jumat, 16 Juni 2017

Puisi Untuk Sahabat Nadiku

Untuk Sahabat Nadiku 

Untuk Shabat hati yang ada di sini, yang paling dekat dengan nadiku, dalam hal apapun saat ku tersenyum dan menangispun kau tetap ada disini beridiri.

Keberadaanmu bukan hanya ada pada meteri namun dalam pemikiran pun selalu ada.

Saat aku berjalan ke Sawah kau melangkahkan kakinya membuntuti langkahku, menghapuskan jejak-jejak langkah kaki yang kotor kacau balau.

Sawahku mulai keruh, kau menyalurkan air ladangnya. 

Ku tertawa kau tersenyum, ku duka lara, kau tertawa dengan laraku.

Kau ku anggap malaikat namun kau tak bersayap, dan aku takut mortad menggap kau malaikat.

Aku terjatuh, kau angkat aku, ku mulai tertidur kau bangunkan ku, dan berkata kalau ini magrib janganlah tidur, saat kau terbentur kau harus atur tidurmu.

Kau datang bukan hanya dalam tidurku namun kau datang dalam dunia nyataku, hadir datang tuk menghibur, mebaur, membaca ku yang tak ada dalam buku, namun memahami setiap segelintir debu-debu jalanku.

Kalau dunia ini kosong, kau dengan sendirinya muncul tanpa siapa yang memerintah, kematianmu ku tak mengerti. 

Namun saatku berhenti berlari dan pikiranku sudah tak berfungsi, kau hilang bersama detak nadiku.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar