Senin, 18 September 2017

Catatan Pemuda Barisan Pemuda Penebus apakah Penerus?

Barisan Pemuda Penebus apakah Penerus?

Barisan telah dirapatkan kaumlah muda masih tanda tanya, akan kemana dan akan seperti apa nantinya inilah proses perjuangan kaumlah muda bercita-cita, banyak mahasiswa baru dihadapan kita, banyak wajah-wajah baru, wajah baru bagaikan daun muda yang hijau, masa ini, di mana masa ini adalah masa di kembalikan seperti halnya anak kecil belajar berjalan lagi, wajah merona dari anak muda kaumlah muda mudi bagaikan Bisma dan Srikandi penerus bangsa dan terlihat wajah-wajah pemuda yang berbaris rapi di depan gedung-gedung tinggi menghiasi kampus yang mereka banggakan, raut wajah masih saja terlihat asing ketika masih belum mencicipi dunia kehidupan perkulihan yang sejatinya. Ada yang menggap bahwa Kampus yang meraka pilih adalah tempat menyogok Tuhan untuk memenuhi kehidupannya yang dikiblatkan, ada yang mengganggap jika Kampus adalah tempat Ia mendapatkan apa yang mejadi impian dan cita-citakannya menjadi orang-orang besar yang bergelar, ada yang menggap bahwa ini surganya kaumlah muda dalam merayakan kehidupan (tempat hidones).
Semua terlihat indah dari wajah-wajah pemuda yang memaksa dirinya untuk menjadi manusia yang lebih bermakna dalam memberikan apa dan bagaimana untuk dirinya sendiri dan pada nusa dan bangsa sehingga merasa dirinya akan menjadi bagian bukan berbicara posisi, namun berkomitmen akan menjadikan dirinya sebagai fungsi sebagai manusia yang senantiasa selalu berusaha menjadi manusia yang memperindah tempat yang dijadikan teduhan singgahan. Sehingga selalu merasa setiap bersinggah atau berteduh selalu merasa itulah tempat terindah dan menciptakan tempat itu lebih indah, sebagaimana naluri manusia diciptakan oleh Tuhan menjadi kholifah di bumi, menjaga dan merawat semua isinya sehingga dapat menciptakan dunia baru dalam menganggap dunia sebagai amanahnya sebagaimana harus bisa mengmbangkan dan menciptakan sebuah keindahan yang didasari dengan kecintaan.
Penebus Apakah Hanya Menjadi Penerus?
Penerus dan penebus bangsa akan berlomba-lomba dari sekian banyak teman yang memiliki cita-cita dan keinginan sedikit banyak hampir mirip, walaupun pada hakikatnya tidak akan lepas dari tujuan material kelangsungan hidupnya dari cita-citanya sama, serta ingin menciptakan dan merayakan kehidupan ini dengan rasa kesenangan, akan tetapi semua ini memiliki cara dan bagaimana melangkah dan menjalani sebuah proses yang menjadikan dirinya sebagai pemeran dalam dunia yang berada di temapat yang penuh sandiwara (dunia panggung sandiwara), menjalani bagaimana melakoni hidup ditempat manusia beritelektual yang sering disebutkan mahasiswa, sehingga akan merangkai, merumuskan kehidupan untuk kehidupan lebih baik, dan menjadikan langkahnya sebagai kaum muda yang memiliki integritas diri yang sangat tinggi dan menjunjung diri jika tiada yang lebih baik namun hal itu lebih identik memilih hidup yang lebih baik dengan cara melepasakan dirinya sebagai manusia yang pandai merumuskan kehidupan mempelajari apa yang  belum pernah dirasakan dan mempelajari bagaimana cara untuk bisa memakasakan dirinya keluar dari sendi-sendi kehidupan dirinya untuk mencari siapa dirinya apakah akan menjadikan dirinya sebagai penerus sendirinya, pada arah yang sejalan dengan sebelumnya, dan apakah akan memperjuangkan dirinya untuk sebagai penebus dirinya dan penebus dosa-dosa para pemimpin yang tak memahami arahnya revolusi diri dan revolusi negeri bangsa ini, maka seorang yang akan menemukan semua itu sebagai penerus dan sekaligus penebus, seharusnya daun muda bangsa pemuda Indonesia yang menyandang nama mahasiswa memiliki jiwa sebagaimana jiwa itu adalah sebagai penerus dan penebus, penerus untuk dirinya sebagai mempertahankan kebudayaan kearifan lokal dan kearifan modernisasi yang selaras dengan negeri bangsa Indonesia untuk dirinya, dan penebus untuk negeri serta menanamkan  naluri intelektual, spiritualitas sebagai tonggak pengukuh untuk dirinya dan negeri ini akan ke mana akan melangkah.
Wajah-wajah itu adalah memancarkan harapan tidak kepastian dan menemukan beberapa keadalian dari wajah baru mereka semuanya terasa sangat memberikan paras isyarat keberanian yang sangat bersih, akan tetapi esensial mahasiswa dengan wajah seperti itu akan memberikan jawaban pada tindakan (aksi) mereka nantinya bagaimana mereka berperan sebagai posisi apakah sebagai fungsi yang mereka bawa, dalam melakukan eksistensi, berekpresi memerakan lakonnya di dalam Kampus yang diharapkan akan menjadikan manusia yang lebih baik dan manusia yang lebih berarti, namun semua wajah-wajah itu terkombansi dalam pancaran naluri dari para mereka yang memaksa yang selalu ingin hidup dalam memerdekakan dirinya, dan memerdekakan orang lain, peran itulah sebagai bukti. Semua terpancar dalam wajah-wajah indah mereka dalam memaksakan dirinya keluar dari nalurinya sehingga menderitakan dirinya pada kepentingan bersama, sehingga itulah puncak dari keberhasilan dalam menempuh bahwa dirinya adalah kaumlah muda penerus dan penggerak dalam sendi-sendi dunia dengan memanusiakan manusia (Humanisme), terutama dalam memberikan peran terhadap masyarakat sebagai generasi bangsa yang akan dilatih sebagaimana menjadi seorang yang peka atas keadaan dan menjadi penyeimbang Negara Indonesia sebagai generasi emas bertindak dalam kebijakan dan penerus, penebus yang telah tidak sesuai dengan kehendak alam.
Esensial Mahasiswa

Sehingga seorang mahasiswa itu tidak lupa akan dirinya sebagai agent of change dan social control, sebutan keduanya itu jadikan renungan paling dalam sebagai awal masuk menjadi mahasiswa berkontemplasi dengan kedua sebutan itu terhadap mahasiswa, serta menanyakan pada dirinya apa, bagaimana, dimana, untuk menuanaikan kedua hal tersebut dan peran mahasiswa itu, memerankan dirinya pada siapa perubahan akan diciptakan, jika tidak merenungkan sejenak tidak akan memahami, perubuhan yang signifikan membentuk atau mengubah dirinya sendiri, dengan ilmu yang dipelajari akan pasti dan berarti dalam membebani dirinya sebagai perubahan indiviuaslis dan secara universal dan kontrol sosial terhadapa lingkungan hidup dan pada masyarakat terdekat serta meluaskan dirinya dalam memperhatikan pendidikan dalam berperan dalam hal positif yang aktif, peran itu akan didambakan oleh para masyrakat dan para pemimpin-pemimpin negeri yang telah mendahului kita, mereka sebagai pahlawan perjuangan. Sebagai mahasiswa juga harus tidak lupa akan dirinya pada Tri Darma Perguruan Tinggi yang menjadikan dirinya tinggi dan dijujung olehnya, bukan dijunjung oleh Perguruan Tinggi yang dijalani hari ini hingga nanti lulus mendapatkan sebuah nama tambahan yang dikemas dalam bahasa menyandang gelar yang menunjukan bahwa telah menjadi kaumlah intelektual tinggi disetigmakan memperoleh Ilmu seintisme, dan menemukan sebuah pemikiran-pemikiran baru tentang kosmologi, hanya yang terakhir apakah segala yang diperoleh memberikan kontribusi pada Tri Darma yang butir ketiga pengabdian pada masyrakat, memanfaatkan pengetahuannya mengkorelasikan pada kepentingan bersama dalam masyrakat terkecil hingga pada masyrakat terbesar, menciptakan sebuah gagasan dan tindakan dalam sendi-sendi berpikir yang elektis kreativ serta visioner, melunturkan pola pikir primitiv dalam paradigma kehidupan sosial masyarakat. Semua bentuk keberhasilan sebagai kaulah muda berilmu sebagai penerus dan sekaligus penebus Bangsa yang hiruk maruk dalam perjalanan  revolusi, semoga kita berada dibagian apa yang dicita-citakan dan diharapkan Tuhan.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar