Rabu, 16 Oktober 2019

Kerja Kemanusian

Foto:akhmad

Kerja Kemanusian; Mewadai


Hari ini tgl 14 diacara Sanggar Hut Sanggar Malaka yang ke 3, saya ngelapak baca karena dapat undangan dari beberapa hari lalu dari salah satu kru Sanggar Malaka. Kegiatan ini juga mendakan penggalangan dana, pementasan teater, dan musik. Dan ada juga mengangangkat tentang nilai mengenai Kebudayaan di Maluku.

Dalam setiap waktu ketika perjalanan akan menjadi kenangan saya akan terus melakukan. Dan teman bertanya tentang apa yang saya lakukan hari ini, bahwa setiap lapak buku gratis apa fungsinya. Saya hanya menajwab hidup bukan tentang fungsi dan manfaat, namun tentang kebebasan untuk melakukan kebaikan yang tanpa ikut-ikutan. Dan bagiku apa yang indah dalam perjalananku merupakan sebuah cara sendiri yang tanpa ditunggangi.

Kegelisahan hari merupakan sebuah kegelisahan yang mewakili hidup yang lain. Sebab cara ini paling sederhana memahami beberapa budaya dari kehidupan yang lain. Ketika semuanya hanya berbicara tentang keinginan dirinya tapi di sini saya ingin membagi cara paling sederhana bagi kehidupan kita.

Sepertinya apa yang saya lakukan merupakan hal paling tidak bisa dihalangi lagi; karena Menurutku ini representasi dari rasa kecintaan atas negeri ini, dan mewadani kecerdasan bagi kehidupan mereka dalam keadaan sadar akan pentingnya membaca. Bahwa buku adalah teman paling baik dalam hidup, ketika semuanya bosan dan tidak bisa memberikan sebuah pengertian hanya buku tanpa diaolog denganya namun dengan ikhlas menemaninya.

Dalam fenomena yang ada kerja kemanusian tidak semudah kita bayangkan. Mulai dari awal kita membawa buku, memasukkan sebelumnya. Lalu mengendong membersihkan buku-buku yang kotor, membeberkan karpet, dan bahkan ketika tempatnya kotor harus dibersihkan tempatnya dengan menyapu. Meletakkan buku ke tempat untuk ditata.

Mengapa harus melakukan hal ini, bagiku ini satu-satu keinginan tersendiri tanpa intervensi. Aktivitas Kampus tidak semurni ini dalam belajar, di kampus selalu ada tekanan yang tidak sesuai dengan keinginan. Sedangkan ini sebuah kebebasan diri dalam mengabdikan diri pada keinginan untuk bisa membaca ketika melakukan hal ini.

Dengan lapak baca yang sering kemana-mana belajar memperkaya budaya, dengan budaya yang beranekaragam maka kita tidak mudah diam, dalam membawa sebuah perubahan. Berkolaborasi dengan satu tujuan menjaga intervensi kepentingan kotor. Dan ini kebebasan kita ketika telah banyak hasil bacaan yang kian lama semakin tidak tahu.

Malang, 14, Oktober 2019

1 komentar: