Semakin tinggi bacaan manusia semakin rendah pula
termakan profokasi manusia. Hal ini
menjadi bukti bahwa literasi sebagai alternatif dalam menerima informasi, yang
tidak mudah teprofokasi. Ketika ingat dengan metamorfosisnya seorang Filsuf
Jerman Friedich Nietzsche dalam buku Zarathustra (Nietszche, 2017:1) bahwa yang
terberat adalah merendahkan dirimu sendiri agar melukai kesombonganmu dan
membiarkan kegilaanmu keluar agar mengejek kearifanmu.
Hal itu menunjukkan bahwa setiap kearifan manusia
akan melahirkan sebuah kerendahan diri dan tidak akan meninggikan dirinya.
Sehingga dalam keadaan seperti itu manusia memerlukan kontrol yang dapat
mengatur dirinya agar tidak terjerumus akan jurang-jurang kehancuran. Dan tugas
dari apa yang telah dilakukan bagaimana bisa mengontrolnya dan mengembangkan
agar terus berkembang. Literasi dan manusia bagaimana terus berkembang dalam
kehidupan kita dari lingkungan hidup kita.
Saat hujan menyapa dengan sebuah tanya, tanpa maksud
apa-apa pada saat itu sebagai manusia
bertannya pada diirinya “apa hari ini sebuah cita-cita masa depanku?”. Sebuah
perjalanan akan menyisakan kesan pada setiap peralanan, alam selalu mempersembahkan apa yang telah dititahkan ketika memaksakan
untuk mengikuti perputaran alam. Suasana pertemuan dalam sebuah perjemuan pada
sebuah ilmu pengetahuan sangat banyak jalan untuk menempuh.
Pada saat kuliah aktiv sebagai
mahasiswa akan mengemban beberapa banyak tanggung jawab “katanya”, ketika kita
yang lain sibuk dengan tugas tanggungjawab laporan, yang akan diserahakan
kepihak sekolah, suasana kos sudah tidak kondusif. Banyak dari antara buku
dalam rak hanya menjadi instalasi pemandangan yang menuai estetika pencitraan
ketika mengmbil buku hanya berdebu dalam rak buku yang telah terkumulkan.
Rasa-rasanya kemaraian itu menunda kegelisahan serta
menguji bahwa literasi sebagai pondasi sudah tidak dihiraukan kembali,
dengan keadaan manusia dalam menciptakan
sebuah karya ketika sudah menjadikan kita untuk lebih bermakna dalam membaca.
Ketika Unisco melakukan penelitian pada 2016 mengenai tingkat literasi di Indonesia
dikategorikan rendah dan lemah, karena hasil dari data bahwa rata-rata dari
1.000 orang Indonesia yang suka pada literasi hanya 1 orang. Proses penelitian
itu dilakukan dengan peringkat baca; Koran, majalah, dan buku sangat rendah
dalam hasil dan pembelian atau koleksi buku orang Indondesia.
Sifat malas adalah kudrot dalam diri
manusia, jika nyaman dengan sebuah keadaan bersiaplah untuk digilas oleh
peradapan. Peradapan lebih kejam dari
kejahatan para kriminalisasi ketika perjalanan tidak pernah memberikan sebuah
marwah terhadap kisah tuk masa akan datang. Dengan proses membacalah manusia
bisa Berjaya serta bisa berkarya, berbuuat baik manusia akan bisa dicipta namun
sebuah cara terbaik yang mampu memberikan hak cipta pada kehidupan manusia.
Kemalasan itu hanya bisa dilawan dengan sebuah keinginan, dengan seperti itu
maka akan meruntuhkan sebuah kemalasan.
Pada suatu hari yang lalu saya
mendapatkan pesan watshap, berbunyi
permintaan untuk menjadi pemateri 19, September 2018 di Fakultas Kedokteran
Unversitas Brawijaya (FK-UB), kala itu saya sangat kaget karena merasa belum
siap, dikarenakan saya sendiri masih
semester VII, karena itu adalah pilihan untuk bisa belajar dengan apa yang
berkan kepada saya mungkin saja itu amanah. Dan saya rasa itu sebuah titahan
dari Allah Swt diberikan agar saya bisa belajar lebih giat mengenai teori serta
tetantang kehidupan. Setelah itu saya putuskan untuk menerima apa yang sudah
menjadi pilihan yang penting niatkan untuk belajar.
Banyak hikmah yang dapat saya ambil
dari apa yang dapat saya bagikan nantinya. Langkah awal saya mengambil
data-data peringkat literasi yang ada di Indonesia, karena materi yang diminta
yaitu mengenai literasi “Budaya baca, Diskusi dan Menulis”, sebuah keresasahan
dan kebahagian lantaran ini menjadi tantanangan kepada kompetensi pada diri
sendiri serta bagaimana mental bisa memberikan pandangan pada mahasiswa FKUB
yang dalam klasifikasi disiplin ilmu tergolong pada disiplin ilmu eksaskta. Sehingga
tugas saya sebagai orang yang nantinya bisa memberikan stimulus dan peserta bisa
merespon apa yang bisa saya sampaikan, harus lebih siap dengan persiapan
mateng. Setelah mencari serta mendapatkan data dari apa yang ditemukan sangat
memiriskan karena peringkat negara palinng rendah Negara Indonesia berada
diposisi paling bawah nomor 2 di atasnya Bostwana. Ini permasalahan sangat
memilukan dari tahun ketahun 63 tahun yang lalu kata Taufik Ismail negara kita.
Paling menarik dalam literatur
menemukan data mengenai pentingnya literasi. Tulisan itu ada di dalam risetnya
media tirto.id bahwa Francis Bacon sorang filsuf Inggris mengatakan bahwa
“Pengetahuan adalah kekuatan, siapapun pelakukanya”. Kalau kita mennjau lebih
dalam mengenai sejarah, pada saat berjayanya seorang Fir’un Berjaya bukan
semata-mata dengan kekuatan militernya, Fir’un memiliki perpustakaan sendiri
yang mengoleksi buku 20.0000 buku. Hal itu menjadi refleksi dalam kehidupan
dalam pentingnya literasi baca. Membaca adalah kekuatan manusia ketika mampu
menguasai apa yang telah dibaca. Dengan seperti itu pula saya bisa sadar atau
kritis atas pentingnya membaca bukan hanya memberikan dampak pada diri sendiri
namun akan memberikan dampak pada kehidupan kemaslahatan ummat serta membantu
atas kemajuan perkembangan sains sebagai sumbangsih mengenai pentingnya
perkembangan zaman, dengan pengetahuan yang dimiiki akan memberikan dampak
terhadap fungsi orang lain serta punya nilai estetik.
Setelah mendapatkan di sini saya
mempersiapkan diri mengenai teknis bagaiamana nanti bisa menyampaiakan mengenai
budaya literasi, dengan keadaan yang jarang istirahat secara teratur. Ketika
sudah sudah siang pergi ke Perpustakaan Pascasarjana untuk baca-baca literatur
yang berkaitan dengan kesehatan literasi, setalah menemukan sangat menarik,
karena kesehatan literasi sangat penting pada kehidupan dalam membangun
kognitifitas serta psikomotorik dalam perkembangan hidunya. Otak akan selalu
sehat ketika keterampilan membaca, diskusi, serta diskusi (dunia literasi) diintensifkan
dengan serius. Ketika masyarakat cerdas bersiaplah negara akan berkelas.
Ketika semua bisa dilakukan dengan
baik dalam mengelola sebuah wadah baca maka akan ada dampak positif yang mampu diterima oleh mahasiswa
khususnya. Sehingga literasi akan menjadi sebuah kebutuhan bagi calon kaum
intelektual. Membaca sebagai tugas manusia yang telah menjadi anjuran kita
dalam hidup. Dan itu sudah menjadi anjuran Allah SWT dalam Al-Quran surat
Al-allaq ayat 1 artinya “Bacalah dengan menyebutkan nama Tuhanmu”. Hal itu
menjadi bukti bahwa kita hidup anjurannya yaitu membaca, dan menulis bentuk
bonus.
Biografi
Akhmad,
Mahasiwa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (FKIP-UNISMA), Aktiv di LPM
Fenomena, HMJ PBSI, dan Komunitas Gerilya Literasi.
JUDI ONLINE TEXAS POKER
BalasHapusJuga Taruhan Kartu Tradisional Sakong Online
Bayar Pakai GoPay
========================================================================================================
Anda Dapat Bermain Setiap Hari dan Selalu Menang Bersama Poker Vita
Situs Situs Tersedia bebebagai jenis Permainan games online lain
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kami Terima semua BANK Nasional dan Daerah, OVO&GOPAY Deposit dan Penarikan Dana. Untuk permasalahan apapun Anda selalu dapat menghubungi Tim Support kami, Kami online 24 jam/7 hari untuk menjawab pertanyaan Anda dan menangani masalah apapun
Whatsapp : 0812-222-2996