Kamis, 07 November 2019

Penerimaan Mahasiswa Berprestasi

Foto:Meyazkiya


Mula-mula awal masuk ke dalam gedung pelepasan wisuda angkatan. Sebelumnya ada yang bertanya kepadaku. akan hal prestasi pada saat itu pula, saya berpikir tentang prestasi, pernah ditanya mengenai prestasi tak ada yang perlu dibanggakan diri sendiri dan dibanggakan oleh orang lain, apalagi dibanggakan Kampus. Sepertinya tidak perlu karena masih belum pernah melakukan apa-apa, pernah melakukan sesuatu seandainya itu bisa diterima di PIMNAS, yaitu Pekan Karya Mahasiswa (PKM) yang meliputi karya ilmiah, jika memang diterima patut kita banggakan. Namu jawabku padanya, pernah mengikuti namun itu karena tuntutan Beasiswa. Dan maafku padanya tersampaikan bahwa jika ada informasi berlebihan menganai diri saya, segera dihapus, ini akan saya informasikan dengan apa yang lakukan sebagai proses. Ketika pertanyaan terus dipertanyakan oleh Wakil Dekan (WD lll) Tiga namanya Hamidin. Bahwa dalam proses memang dilakukan selama kuliah, hanya bagian dari sepanjang jalan kuliah. Ketika Bapak WD III itu menanyakan judul buku yang pernah ditulis, sekilas menjawab dengan cara lain bukan judul buku disebutkan, tapi proses penerbitan. Berbunyi: 'mohon maaf Pak bukan ingin menggurui yang harus diketahui dari proses saya, memang bentul menulis buku, namun bagi semua Mahasiswa (i) semua bisa dilakukan, hanya tidak ada kesempatan saja. Karena dalam penerbitan ada 2 katigori 1. Penerbit indie, 2. Penerbit mayor, kedua tersebut memiliki perbedaan yang signifikan. Kalau buku yang saya terbitkan masuk pada ketigori terbitkan indie. Di toko buku tidak akan ditemukan, namun secara legalitas diakui, dan buku tersebut berjudul 'Gerilya' Kumpulan puisi. Dan ada buku selain itu namun belum diterbitkan karena buku tersebut masih belum pantas, tujuannya dijadikan buku untuk menyimpanan ide saja Pak, ada empat judul Cerpen, Puisi, dan Kumpulan opini. Yang kini masih dalam tahap penerbitan judulnya 'Idealisme Tanpa Batas' pengantar sudah dari Pak Rektor Unisma. Hanya itu yang bisa diberikan informasi mengenai saya Pak, tidak ada yang pantas untuk dibanggakan, semua hanya sebagai proses.

Pertanyaan itu datang lagi, 'Apa kamu membuka gerakan Literasi di Kampus?'. Kalau itu memang benar kami lakukan sejak Januari akhir hingga Sekarang. Gerakan Literasi ini dilakukan sebagai bentuk memperkenalkan dunia baca yang menjadi alternatif ketika Mahasiswa malas ke Perpustakaan pusat, dan bisa dikatakan ini bentuk wadah baca Mahasiswa (i) duduk santai sambil Membaca. Gerilya Literasi dilaksanakan setiap hari Selasa di Gasebo gedung FKIP-Unisma. Kegiatan literasi ini bisa dikatakan sudah efektif karena setiap melakukan lapak baca selalu ada transaksi peminjaman buku, kurang lebih 5-9 judul buku dipinjam oleh Mahasiswa (i). Dan kadang kalau saya diminta untuk dijadikan pembicara dibutuhkan diundang sebagai pembicara. Salah satu kegiatan yang dilakukan pada 2018 menjadi pembicara di Universitas Brawijaya (UB-Malang), Fakultas Kedokteran, dengan teman 'Literasi Sebagai Kesehatan Psikologis', di UKMP-UM bicara tentang 'Biografi Habibie, dan di UMM-Malang bicara tentang 'Sejarah Pers Indonesia' dan di Kampus Al-Qolam. Itu semua merupakan salah dua dari proses dilakukan, bukan karena bisa atau ada pengalaman melainkan sebuah diskusi tukar tepat kepada berbagi mereka.  Mungkin itu saja informasinya jika ada yang berlebihan itu tidak benar Pak. Ucapku dalam pesannya.

Pukul 14:00 Wib, datanglah undangan dikirim. Namun saya mempertanyakan kembali tentang undangan, dengan bahasa 'apakah tidak salah undangan diberikan ke saya, saya wisuda masih tahun depan?' ucapku melalui pesan WA. Balasanya 'datang saja cong itu khusus Mahasiswa yang memiliki inovasi' balsdnya dari wakil dekat III itu. 'Enggeh pak jika itu maksud bapak, semoga amanah dan bisa lebih baik lagi dan tidak sombong'. Ucapku dalam balas pesannya.

***

Diundangan tertulis pukul 18:30 sudah di tempat wisuda. Dalam benak bertanya-tanya apa yang akan diberikan dan apa yang akan disampaikan, pertanyaan itu didalam tidur dipertanyakan. Asumsi mungkin akan ada sedikit dan akan menjadi pembicara pada saat resepsi pelepasan wisuda 2018/2019 dan isi wisuda tersebut lebih banyak satu angkatan masuk kuliah, dan saya probadi belum lulus. Tidak ada yang dapat dipersiapkan kalau tidak hanya ingin membagi pengalaman kepada mereka tentang proses, dan kelulusan ini tidak menjadi final studi kita, melainkan ini awal dari studi kita yang sebenarnya. Karena akan lebih banyak bersentuhan dengan masyarakat, itu dibenak saya jika memang ada yang harus disampaikan.

Dan ketika sudah berada di tempat. Pertanyaan yang dilontarkan kepada teman-teman satu angkatan aneh-aneh, mulai dari ada apa datang ke acara Ini, ada yang ngejek ingin makan dan mau liputan, karena latar belakang aktivis di lembaga pers Mahasiswa. Semua pertanyaan ditampung dikumpulkan jadi satu kalau saya datang karena disuruh nyuci kotoran piring dsb. Hal itu disampaikan kepada setiap yang bertanya, sempat ketika ditanya oleh panitia di depan pintu tidak boleh masuk ke dalam lantaran undangan berbeda dan tidak ada, hanya menjawab kami disuruh WD III ke sini. Lalu kamu disuruh masuk.

Datanglah ke acara yang telah dilaksanskan, oleh pihak penitia wisuda. Ketika disebut nama untuk naik ke atas panggung dengan predikat Mahasiswa berprestasi, ketika berada di atas, teringat dengan tulisan Nietzsche yang mengiang-ngiang pada bulan itu pada saat baca 'The Outsider' dikutip oleh pemenang penghargaan dikutip ketika  Albert Camus pada saat berpidato dalam penerimaan pemghargaan nobel sastra dalam the outsider "Bukan hakim tapi pencipta akan menerintah, apakah dia seorang pekerja atau intelektual." hal itu menjadi pertanyaan besar, tanggungjawab besar pula. Apa yang bisa dilakukan dengan beban penghargaan.

Bersama dengan teman bernama Febi Akbar Rizky Mahasiswa Bahasa Inggris sementara saya Bahasa Indonesia. Teman selaku diskusi tentang tulisan dan dunia Literasi serta isu sosial yanh terjadi. Yang kadang selesai di tempat dan di luar tempat ketika belum selesai. Seorang santri yang selalu ingin berbagi. Dia pandai beretorika dan giat ingin menjadi penulis besar pula, sehingga buku pertama yang saya edit dan diterbitkan oleh perbit indie. Dan situ kita bercanda di tas panggung, dan berkata 'kita belum lulus, apa yang bisa dilakukan kita nanti atas beban baru kita ini' semua itu seperti mampi berdada di atas tapi tidak lulus padahal di bawah ada teman satu angkatan kuliah. Sudah lulus sedangkan kita masih saja dalam kondisi belum apa-apa.

Dan berharap bisa lebih baik dari sebelumnya.

Akhmad Mustaqim 2019
Penghargaan Mahasiswa berprestasi kepada saya dan teman.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar