Kamis, 06 Januari 2022

PERTEMUAN, PERMAINAN, DAN HAL-HAL LAIN

Awal tahun 2022 bukan sekedar ngopi pertemuan ke IX.


foto:arif/om-kopi


Jika ada pertanyaan. Pertemuan apa yang paling senang, saat bertemu dengan seorang—yang jauh lama tidak bertemu dengan kondisi sehat—serta ibu yang lama tak bertemu tanpa disengaja dan sudah lama mendengarkan kata “ibu” darinya, kecuali “tak kenal mukanya” tapi ketemu di jalan raya atau sepi, tanpa menyapa tapi petuahnya ditemukan, itulah pertemuan paling sakral dalam hidup. Yang sebenarnya ada rindu yang menggigil meronta-ronta, sesekali terjadi dan kaki melangkah pergi menemui. Bicara rindu, puncak paling tinggi untuk mengobati yaitu mendoakan dan melihat pagar rumahnya, sambil lalu memantau baju apa yang dikenakan—tanpa diketahui—itulah rindu yang tak akan menjadikan abu, bahkan tak sia-sia mati mudanya, sebab ada rindu yang dijunjung tinggi untuk memuliakan.


Sudah sekian lama memang, jarang kita berkumpul bersama dengan formasi lengkap ada; Der, Arif, Umi, Liyya, dan Ayu. Di awal tahun 2022 ini kita pertama kali bertemu. Semoga saja ini jadi jalan baik kita semua di awal bulan serta tahun baik ini menghasilkan akhir baik pula, serta mampu melalui baik dan buruk kehidupan kita yang menimpa kita semua, dapat teratasi. Lalu kita bisa menikmati seperti halnya kita mendengarkan Dian Sastrowardoyo mengalih wahana ke musikali puisi, dinyanyikan di hadapan Rangga dalam film Ada Apa dengan Cinta 1. Atau seperti seorang menikmati musik—tuk menjadi tenang.


Sudah sekian lama, kita tidak bertemu, lntaran ada faktor banyak hal menghalangi kita semua. Bukan hanya mengenai kesibukan pribadi, mungkin memang ada yang sengaja menghindari. Namun itulah pertemanan yang sesekali tak ingin menemukan kesangsiang akan hal persoalan, terpenting tetap menjaga komunikasi dengan baik serta mengambil nilai-nilai terkandung di dalam setiap pertemuan-tuk menemukan perbedaan—yang sekiranya manusia bisa lebih baik dari segi: pertemanan, kesuksesaan  dalam berproses, serta menggapai harapan yang general berjalan secara maksimal  tanpa beban. Sederhananya begitu.


“Bukan Sekedar Ngopi” sebuah adagium yang ingin disampaikan secara tersirat-jika ngopi jangan saja ngopi, tapi harus bisa mengembangkan inspirasi, serta bisa menghasilkan apa yang dicari, bukan tentang hal yang mencaci, mendengki, dan merasani-namun, kita ingin sekali bisa mengambil hikmah dari setiap pertemuan kecil, mampu dikembangkan jadi pertemuan memiliki nilai pengetahuan. Kurang lebih demikian. Dan kita hari ini sudah lengkap formasinya, kata tagline teman  yang buat story di akun instagramnya “is back time #bukan  sekedar ngopi,”  hal itu merepresentasikan reaksi senang dalam simbol pertemuan perlu diabadikan dengan berdoa foto. Banyak cara membuat momenta baik dilakukan seorang. Jika saya  dengan cara menuliskan dengan cara paling sederhana, namun ingin sekali punya rasa yang abadi hati dalam kehidupan.


Saya dan Arif duduk bermalas-malasan di warung kopi bernama Om Kopi di paling pojok luar, lebih tepatnya tempat yang tidak biasa kita duduk saat bertemu. Kita duduk sambil bermalas-malasan sambil menunggu teman-teman seperjuangan yang lama tidak kumpul bareng lantaran di antara kita ada yang sakit. Kini puji syukur sudah sembuh semua dan kita bisa bersua kembali dengan keadaan sehat. Dengan senyum dan tawa sambil bicara banyak hal, tanpa mengurangi rasa syukur atas sehat yang telah diberikan kepada kita semua. Dan paling bersyukur daripada teman-teman yang belum berkesempatan  kumpul belajar, kita masih masih bisa belajar bersama dengan banyak hal dilakukannya, ya, walaupun hanya sekedar kumpul untuk menyelesaikan tugas, tapi tetap saja hal lain dibicarakan dengan paling sederhana tapi tetap penuh makna. Begitulah sederhana kita rasakan. Selain itu bersyukur ada Liyya, yang baru pulang dari rumahnya membawa buah naga untuk kita, ya minimal makanan buah bergizi, bertambah, itulah nilai pertemanan perlu dikenang dan diapresiasi.


Saat bertemu, kita tidak hanya bertemu dan bicara banyak hal tugas atau hal-hal lain. Akan tetapi juga bicara tentang humor dan permainan. Seperti bermain Tik tok serta saling berhumor dengan joks humor masuk akal maupun tidak. Dalam pelajaran bahasa Indonesia ada humor dan anekdot. Dalam anekdot selalu menawarkan humor tersirat disampaikan dengan cara melakukan sindiran dengan bahasa tersirat, sedangkan kalau humor hanya menghasilkan tawa yang nilainya hanya bahagia.


Adapun yang dilakukan oleh seorang teman dengan canda tawa berupa humor. Bicara tentang guyonan serta hal-hal membuat tertawa, bisa juga mereka menghasilkan tawa contoh sederhana “buah ini besar…!” ujarnya, sambil tertawa senang mereka tertawa. Begitupun Umi dan Liyya candanya—yang sedikit aneh tapi kadang menghibur. Sedangkan Arif—yang seperti mengajarkan pola pikir aneh-aneh saat bicara hal-hal lucu tapi menggiring ke unsur-unsur tabu, begitulah kurang lebihnya. Sedangkan Ayu dan saya hanya tersenyum sambil menyimak canda tawa, kita semua. Sedangkan saya untuk menjadi lucu perlu latihan lagi. Secara pribadi belajar dari youtube menonton lawak “Lapor Pak” yang akhir-akhir ini lucu dan saya suka dengan lelucon; rayuan lucu, joks aneh lucu, dan permainan bahasa Indonesia digunakan menjadi lucu.


Pertemuan tersebut ditutup dengan cara paling sederhana. Makan buah naga sambil tertawa. Bahkan ada yang hingga terpikal-pikal, mungkin disitu letak pertemuan dan pertemanan punya nilai. Sedangkan awalnya mungkin murung dan lama tidak berkumpul. Ya, walaupun Deri masih belum ikut saat itu, tapi dia pasti punya alasan yang kuat dengan apa yang dilakukan dalam prosesnya—yang lebih baik, dia akhir-akhir ini punya kesibukan buat konten video di youtube. Ininya awal tahun ini kita melakukan pertemuan dengan harapan paling baik untuk kedepannya. Begitulah mungkin yang pantas untuk dibicarakan sebelum bicara tentang plan 2022 ini.


                ***


Setelah itu, saya yang memang sudah memiliki janji dengan teman-teman main futsal, harus meninggalkan teman-teman bukan sekedar ngopi lebih awal. Namun Arif yang pandai menggunakan bahasa persuasif semua malah ikutan ke tempat permainan futsal, tanpa memikirkan ada yang baru sembuh dari sakit ikutan, tanpa berpikir dampak baik buruknya. Mereka ikut ke lapangan futsal.


Dalam permainan futsal ataupun sepak bola. Saya ingat dengan esai-esai yang sering dibaca di medium Zen Rs, dan kalau di Kumparan sering membaca esai Mahfud Ikhwan novelis Indonesia yang terkenal dengan buku berjudul “Dawuk”. Dalam pembacaan saya mengenai permainan sepak dalam esainya beliau, jika ditanya mengenai posisi paling ideal saat bermain futsal atau sepak bola akan memiliki menjadi sayap kanan. Jika Mahfud Ikhwan senang sebagai bek, karena harus menjaga gawang sebelum pertahanan terakhir kiper.


Hal itu sederhana bagi  kita semua dalam memilih posisi. Tidak harus memilih pasangan atau memilih posisi di lapangan untuk bermain. Saat itu ada peran paling baik selain pemain di dalam lapangan untuk bisa menikmati permainan sambil lalu berpikir untuk mencetak gol untuk mencapai tujuan akhir yaitu kemenangan. Begitulah rumus sederhana kita dalam mencapai serta melakukan permainan. Selain itu, bukan hanya bicara tentang menang, tapi juga tentang jiwa dan raga agar sehat.


Namun, dalam sejarah permainan sepak bola. Selain pemain memiliki peran ternyata ada juga yang berperan penting juga yaitu penonton. Pada saat itu ada Liyya, Umi, Ayu, dan Arif. Ikut ke lapangan menonton sepak futsal. Tidak terlalu dihiraukan kalau saya pribadi, karena mereka ikutan hanya kena provokasi serta bahasa persuasif Arif. Dampak baik dan buruk sebenarnya tidak tahu menahu saya hanya bermain untuk sehat. Dan sebagai pribadi berterima kasih karena teman-teman sudah ikutan, walaupun mereka tidak tahu ngapain ikut dengan tujuannya, mungkin saja mereka ingin mencari hiburan. Kalau bahasa sekarang healing baru akan membantu menghilangkan pusing.


Kagetnya saat diberitahukan kalau di antara mereka tidak kuat dingin dan harus segera pulang duluan. Saya sebagai orang yang bermain tidak terlalu peduli awalnya mereka ikuti, saya merasa bersalah dan tentu hanya maaf terlontar dan doa baik kepadanya dilontarkan. Sehingga berharap untuk ke depan tidak usah ikut-ikutan kalau dampaknya membuat fatal. Ini sebagai pelajaran dari kita sebagai teman semoga kita semua dalam lindungannya dan sehat selalu, serta panjang umur untuk hal-hal baik.


Semoga di awal tahun 2022 ini menjadi awal baik bagi kita semua. Serta kita tidak pernah berpikir kalau masa akan datang hal-hal tidak terduga datang, sehingga kita semestinya menyadari sehingga mempersiapkan diri di awal bulan dan tahun dengan plan baik. Sehingga adagium “start awal baik menjanjikan finish yang baik pula…” begitulah mungkin hal sederhana dalam doa bentuk tulisan dapat dipanjatkan semoga tidak mengurangi nilai baik kita semua.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar