Minggu, 02 Januari 2022

CATATAN MEDAN PEMBATJA 2022

Foto buku yang dibincangkan,oleh Amd/kalisuko 

Awal tahun 2022, Minggu tanggal 2, Januari 2022 Malang, tempat Kali Joyosuko

Pengulas buku: Cak Pendek, Akhmad Mustaqim, Mutaminnah, Ika, dan Ravi

Ravi, Mumut, Ika, akhmad, cak Pendek. 


Mula-mula kita saling menunggu satu sama lain, padahal sudah ditentukan waktu yang disepakati. Pukul 13.00 Wib. Tapi, tidak bisa dipungkiri masalah selalu saja datang dengan sediri tanpa diprediksi. Begitulah rumus perjalanan hidup seorang—yang berkaitan dengan waktu—yang jarang tepat. Ini adalah beberapa contoh dari kegiatan kecil kita, formal maupun tidak terkadang mesti saja terjadi. Namun keterlambatan bukan kesalahan, melainkan hanya membentuk kebiasaan. Kalau ditanya pasti semua punya alasan kebenaran; baik atau buruk alasan perlu diterima.

Sebagai moderator yang akan memimpin diskusi siang ini… saya sekaligus akan menuliskan  beberapa catatan untuk buku yang diulas. Kebetulan ada partner serta teman baru—yang sangat baru karena baru ikut nimbrung, ada Ika dan Ravi. Pengulas buku berarti ada lima; Cak Pendek, Mutmainnah, Akhmad Mustaqim, Ika, dan Ravi. Seperti  biasa dibuka dengan paling sederhana menyodorkan kopi ke semua  yang mau meminumnya, lalu dimulai dengan sederhana dan dimulainya.

Seperti biasa ada kepala suku Mendan Membaca yaitu Cak Pendek, mengawali ulasan buku yang sudah dibaca, sebagai berikut ulasannya secara bergantian akan berjalan sesuai waktu yang telah disepakati. Jika ada yang ada didiskusikan akan diberi kesempatan, dipersilahkan:

 

Judul buku: Amba

Penulis: Laksmi Pamuncak

Pengulas: Cak Pendek

Genre: Novel

Buku ini berlatar sejarah yang tokohnya bernama Bisma, dokter lulusan Lipzig, Jerman Timur. Di Tahun 1965 secara tahun latar belakang tempat membahas mengenai sejarah. Kisah cinta antara Amba dan Bisma. Di akhir tahun 1965, bersama mahasiswa CGMI, Bisma dan Amba menghadiri acara yang di adakan di kampus URECA (Universitas Res Publika). Ketika acara berlangsung, tiba-tiba terdengar tembakan dan segerombolan orang masuk membubarkan acara tersebut. Di tengah kepanikan tersebut Amba telah kehilangan Bisma. Keesokan harinya, Amba mencari informasi tentang keberadaan Bisma. Selang beberapa bulan, Amba mendapatkan informasi kalau Bisma di asingkan ke Pulau Buru. Di tahun 2006, Amba yang masih mencintai Bisma memulai pencariannya ke Pulau Buru. Bersama kenalannya sekaligus tour guide, Amba mulai mengumpulkan informasi tentang keberadaan Bisma. Semasa di Pulau Buru, Bisma sering menulis surat untuk Amba. Tetapi surat ini tak pernah dikirim oleh Bisma. Penyebabnya, surat menyurat yang dikirim oleh Tapol mendapatkan screening terlebih dahulu oleh penjaga. Hal ini dilakukan agar keburukan-keburukan yang dialami Tapol selama pembuangan tidak diketahui oleh pihak luar. Oleh Bisma, surat-suratnya ia sembunyikan dalam gundukan tanah yang ia beri tanda dengan sebuah pohon. Bisma yang memiliki keahlian dokter banyak menyembuhkan orang-orang asli pulau itu. Sehingga masyarakat pulau tersebut menganggap Bisma mempunyai kelebihan menyembuhkan orang dan mereka menyebut Bisma sebagai Resi dari Waeapo atau Guru dari Waeapo. Di sinilah Amba sangat kesulitan mencari Bisma dikarenakan masyarakat, juga Kepala Suku setempat telah mengganti nama Bisma dengan sebutan lain. Di Pulau Buru Bisma dibantu seorang anak kecil untuk merawat alat-alat kedokteran dan membersihkan ruangan. Anak kecil ini berasal dari Wates. Sewaktu di Pulau Buru anak ia masih berumur 17 tahun. Ceritanya, anak ini mencari bapaknya yang di tahan entah di mana. Ketika ketemu, anak ini tidak mau berpisah dengan bapaknya. Karena rasa kemanusiaan, sipir mengizinkan tinggal. Ia ditempatkan di sebuah gudang. Si sipir memanfaatkannya utk membantu mengantar minuman/makanan dll. Karena kesalahan yang tak seberapa, bapaknya dibebaskan. Namun tidak dengan anaknya. Penyebabnya, ketika pergantian sipir, sipir yang baru tidak mengetahui asal-usul anak ini. Sehingga ia harus tetap di tahan sebelum ada kejelasan. Setelah itu anak ini ikut dipindahkan seperti halnya dengan tahanan lain ke Pulau Buru. Di akhir kisah, di Pulau Buru anak ini akhirnya meninggal dengan penyakit yang belum diketahui. Bisma mendampingi sampai nafas terakhir. Akhir riwayat hidup Bisma di habiskan di hutan yang menurut masyarakat sekitar ia punya kebiasaan pergi ke hutan kalau tidak ada kerjaan di kehidupan pulau Buru. Namun tidak kembalinya Bisma setelah pembebasan Tapol Pulau Buru masih menyisakan misteri. Di luar novel, Pram pernah menyebut dalam buku "Nyanyian Seorang Bisu" kalau masyarakat Pulau Buru itu masih jauh tertinggal. Hutannya masih perawan. Ketika para Tapol mulai di tempatkan di sana, pembangunan mulai di adakan. Hari ini sangat kontras kalau membandingkan dengan bangunan yang dulu pernah di kerjakan oleh para tapol dengan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Mulai dari irigasi, jalanan yang tertata rapi, begitu pula dengan rumah-rumah yang berdiri. Hingga sekarang kehidupan seorang mantri sangat dihormati. Secara tidak langsung strata sosial dihormati. Bisma membawa cara pengobatan secara ilmiah daripada orang sana mulanya hanya percaya kepada dukun, pengobatan-pengobatan yang ada. Pandangan secara ilmiah maupun non-ilmiah untuk cara hidup baik. Latar belakang di Pulau Buruh bukan orang sembarang atau bisa dikatakan seorang intelektual, memang banyak orang pintar kasarnya. Di luar novel membicarakan tentang pembuangan pertama dan selanjutnya itu berbeda. Ada masyarakat biasa dan juga masyarakat intelektual. Namun, itu semua dibuang karena partisipan PKI atau di PKI-kan. Apa ada alasan yang tersendiri mengapa dipilih Pulau Buru. Pertanyaan dilontarkan oleh Ika, apa tidak ada pulau lain. Jawabannya Orde Baru saat itu memilih tempat itu karena masih sangat kecil kehidupan masyarakat sana. Tempat tersebut jauh dari suhu politik serta masih hutan alami. Juga menghindari isu nasional maupun internasional bila ternyata di Pulau Buru banyak terjadi kekerasan kemanusiaan yang dilakukan oleh penguasa.

 

Judul buku: Pada Sebuah Kapal

Penulis: NH. Dini

Pengulas: Ika

Genre: Novel (Fiksi)

Novel Pada Sebuah Kapal berkisah tentang kehidupan. Tokoh bernama Sri, latar belakang di Semarang, ia merupakan anak ke 5 dari 5 saudara. Sri kecil dekat dengan ayahnya karena ayahnya sangat mendukungnya dalam menari, namun  sayang ayahnya mmeninggal ketika ia berusia 10 tahun. Ketika Sri umur 24 tahun ibunya meninggal.

Ketika di Semarang Sri bekerja sebagai penyiar radio lalu ketika ibunya telah tiada ia mencoba beradu nasib di Ibu Kota. Sri mencoba melamar sebagai Pramugari. Ditempat selesai ia bertemu dengan temannya Narti. Hasil seleksi mengumumkan bahwa Sri tidak lolos karena menurut hasil tes kesehatan ia mengidap penyakit paru-paru basah. Kemudian ia melamar sebagai penyiaran radio disalah satu stasiun radio terbesar di Jakarta selain itu juga ia melanjutkan hobinya menari. Setelah beberapa waktu ia diajak Narti untuk bertemu, disana Narti mengajak beberapa temannya salah satunya adalah Saputro, yang merupakan salah satu Pilot di salah satu maskapai, hubungan mereka lambat laun menjadi dekat, bahkan keluarga mereka ikut menyukai Saputro, sampai suatu hari Sri dilamar oleh Saprutro dan mereka memutuskan untuk menikah namun Saputro mendapat tugas keluar negeri selama 6 bulan. Sedang Sri mencoba mempersiapkan pernikahannya. Ketika 6 bulan berlalu kabar tidak mengenakan jatuh di telinga Sri, Saputro meninggal dalam kecelakaan.

Sri sakit hati karena Saputro meninggal dan mereka gagal menikah. Sri mencoba menenangkan diri di Bandung, namun ia merasa harus segera bangkit dan kembali ke kota untuk menari meneruskan hobinya menari, ia diberi kesempatan menari di Kedubes Jakarta, di sana ia bertemu dengan seorang diplomat Prancis bernama Vincent. Ia melihat Vincent seorang yang baik dan kalem akhirnya mereka memutuskan untuk menikah.

Pernikahannya dengan  Vincent sebenarnya ditentang oleh keluarga Sri, namun Sri tetap kekeh meski harus mengorbankan kewarganegaraannya. Naasnya pernikahan bahagia yang dibayangkan Sri tidak terjadi, Vincent berubah menjadi orang yang egois, pemarah, dan suka menyuruh-nyuruh Sri. Bahkan ketika ia menganggap bahwa kehadiran anak dapat menghadirkan kebahagiaan dan perubahan pada rumah tangga mereka, nyatanya tidak. Sampai suatu ketika mereka akan berlibur dari Jepang (Kobe) ke Paris namun Vincent hanya membeli tiket pesawat untuk dirinya sendiri sedang Sri dan anaknya harus menggunakan transportasi kapal.

Dalam kapal itulah cerita baru Sri dimulai, ia bertemu dengan banyak orang dari berbagai negara, dan juga ia bertemu seorang kapten bernama Michel, awalnya mereka saling menatap tanda mereka saling tertarik. Sampai suatu ketika Sri meminjam buku pada Michel dan karena alasan itu mereka bertemu dan selingkuh. Tentu mereka saling memberitahu bagaimana pasangan mereka yang sama-sama berubah dan membuat mereka tidak bahagia. Dan karena mereka saling jatuh cinta namun mereka sangat kesusahan untuk bercerai (karena ditentang dalam budaya dan agama), mereka tetap memutuskan untuk berhubungan walau masih terikat dengan pasangan masing-masing. Di Paris Sri akan selalu menemui Michel di dermaga.

Penulis menyampaikan seorang nilai kehidupan yang sangat kental dari kehidupan dekat. Kehidupan perselingkuhan  seorang. Nilai yang akan disampaikan oleh penulis "perempuan harus setia.." sampai ending cerita yaitu tetap berselingkuh. Padahal ingin berpisah karena terikat perceraian tidak boleh karena di Gereja. 

Sosok perempuan yang punya pendirian mengambil keputusan. Penulis menyampaikan bahwa perubahan sikap seorang saat berkeluarga, perubahan sikap. Sehingga kalau memang terjadi perubahan kehidupan seseorang mengenai kelalaian perselingkuhan. Padahal kehidupan  yang memang terjadi eksistensi manusia.

Novel ini sepertinya memiliki unsur dedikasi perselingkuhan yang memiliki dasar kuat. Ingin menyampaikan kalau perselingkuhan itu punya dasar yang tidak tabu untuk kehidupan dunia perselingkuhan punya dasar. Perselingkuhan memiliki dasar kebahagiaan mencari kebahagian yang ada.

 Selain itu juga NH Dini ingin mendobrak beberapa narasi lama seperti "kehadiran anak dapat menghadirkan kebahagiaan" / "pernikahan dapat menghadirkan kebahagiaan" dari sini NH Dini ingin menjelaskan bahwa kehidupan ini sangat absurd dan tidak pasti, tidak selalu narasi-narasi yang tumbuh subur di kultur budaya ini terjadi pada setiap perempuan.

 

Judul buku: Filosofi Teras

Penulis: Henry Manampiring

Genre: Filsafat

Pengulas: Mutmainah Qolbi

 

Buku filsafat ini bicara tentang kebahagian seorang.  Filsafat Stoa mengenai seni hidup seorang yang masih sangat relate dengan kehidupan saat ini. Pembahasan mengenai kehidupan manusia untuk mengontrol diri.

Dikotomi kendali adalah hal yang berada dibawah kendali kita dan hal yang bukan dibawah kendali kita. Namun buku ini mengajarkan dan memberikan peta pemikiran mengenai cara-cara sederhana dilakukan oleh manusia untuk hidup tenang. Sehingga dapat menjadi manusia memiliki pandangan luas tanpa memvonisnya, seorang salah dengan hanya satu pandangan subjektif. 

“Filosofi Teras” ini, Tentang pertimbangan mengenai hidup seorang  contoh dari dikotomi kendali yang tidak dibawah kendali, seperti Kekayaan, ketenaran, pendapat orang lain, tentang semesta alam itu tidak masuk ke dalam kendali kita. yang bisa berada di bawah kendali kita seperti opini, tujuan, cara bertindak dan apapun yang terjadi dalam diri.

Stoisme mengajarkan keadaan. Selalu ada bagian dalam diri kita yaitu kemerdekaan tentang berpikir. Namun tetap memberikan tanggung jawab atas hidup. Tentang apa yang menjadi pilihannya, itulah yang dilakukan oleh para kaum stoisisme. Ajaran untuk memiliki prinsip hidup sederhana tanpa merugikan orang lain, sesuai dengan pilihannya. 

Persiapan diri apa yang akan dilakukan seorang diri. Contoh dalam kehidupan saat ini seorang mahasiswa menghadapi dosen, yaitu dengan mempersiapkan diri, memahami materi, tujuan, metode dengan jelas agar apa yang disampaikan menjadi baik dan itu termasuk dalam hal yang bisa dikendalikan sebagai manusia, tentang keadaan yang akan terjadi nanti bukanlah hal dibawah kendali manusia. Hidup yang bicara tentang hal perlu dilakukan.

Bagaimana presensi hidup yang harus dibangun secara positif. Interpretasi dan persepsi kita. menghadapi orang lain untuk bisa melakukan kehidupan. Cara berpikir sebelum bertindak untuk bisa memberikan penilaian kepada orang lain. Persepsi dan interpretasi mengenai apa yang terjadi situasi mengetahui alasannya.

Kehidupan stoisme juga tentang memaklumi apa yang telah dilakukan oleh orang lain, menyadari bahwa hidup juga mengenai pilihan, menikmati/memaki. tentang bagaimana mengalihkan energi negatif ke positif.

Rumpun pemikiran yang sinisme, pandangan mengenai kehidupan seorang Diogenes seorang yang memilih jalan hidupnya sendiri tanpa terkontaminasi orang lain di masa Raja Alexander Agung. kehidupan Yunani, satu hidup dengan Alexander Agung. Dunia tidak apa-apa tapi tidak berlebihan. Diogenes dikenal seorang filsuf yang tidak terlalu ambisi dengan hidup mewah yang menjauhkan dari dirinya sendiri, maka salah satu kisah paling menarik dalam pelajaran hidup manusia. Pada saat ditawari oleh seorang raja mengenai kehidupan mewah, tawarannya berupa; harta, tahta, dan wanita. Asalkan raja tersebut diajarkan ilmu pengetahuan. Namun jawaban Diogenes menjawab “awas raja kamu hanya menghalangi sinar matahari…” begitulah asal muasal hidup yang diambil dalam serpihan kisah di dalam filosofi teras. 

 

Judul buku: Kecerdasan Semiotika

Penulis: Yasraf Amir Piliang

Pengulas: Ravi

Genre: Esai Filsafat

 

Buku ini bicara filsafat kecerdasan, dikatakan Cassirer bahwa manusia adalah makhluk simbolik (animal symbolicum) atau makhluk yang terjerat oleh tanda yang dibuatnya, dengan demikian sejatinya kecerdasan manusia adalah kecerdasan dalam memahami tanda, bagaimana kelemahan manusia jika menggunakan statistika dalam pendefinisian kecerdasan (IQ). Namun, pemahaman terkait pembentukan pola pikir kita terkait kecerdasan didasarkan pada rata-rata semenjak Qullet mengatakan bahwa seluruh masalah humaniora dapat diselesaikan dengan statistika. Statistika solusi utama yang metodenya menggunakan rata-rata. Semua hal yang harus sama dengan rata-rata yang ada.

Dalam suatu kelas tidak suka dan bisa tidak bisa matematika dan satu anak tidak bisa yaitu tidak bisa maka dianggap "bodoh" oleh kecerdasan rata-rata itu, karena pola pikir statistik yang positivistik. Sehingga menimbulkan pandangan umum bahwa hal yang tidak biasa/berbeda dengan rata-rata akan dianggap tidak baik.

Kecerdasan seseorang bukan karena menjadi unggul di suatu budaya. Namun kecerdasan manusia adalah ketika ia menciptakan budaya. -Nassim Nicholas Thalib

Ken Kwan Soetanto yang datang ke Jepang itu belajar, tapi dia mengajar. Rata-rata yang datang ke sana tidak semestinya mengajar tapi dia malah bisa mengajar. Ini bukti bahwa Soetanto melawan rata-rata yang ada.

Jika manusia keluar dari rata-rata itulah sejatinya kecerdasan.

A True Sign Of Intelligence Is Not Knowledge but Creativity -Albert Einstein.

Dalam kesadaran kita, hak tak umum akan dibasmi oleh rata-rata. Kesadaran yang kosong itu ditulis oleh budaya dengan alat berupa bahasa.

Manusia menularkan bahasa melalui tanda yang pada bentukannya menjadi gagasan yang disebut meme oleh Dawkins, yaitu virus akal budi. Seorang yang menolak rata-rata disebut Liyan (other), dengan pola melawan meme yang disediakan.

Adapun kehidupan yang kini dirasakan dalam pandangan Yasraf, penuh dengan rata-rata yang dianggap ideal dan itu merupakan kritikan oleh Yasraf dalam buku ini. Bahkan contoh-contoh mengenai rata-rata tidak valid sudah berhasil. Salah satunya Pak Sukanto seorang Indonesia belajar di Jepang tapi dia juga menjadi seorang pengajar di Jepang. Jika semua orang menganggap itu tidak bisa ternyata masih bisa dibuktikan. Bahwa bukan rata-rata itu menjadi pilihan paling baik, melainkan menciptakan budaya baru dengan keahlian diri tersebut berupa kecerdasan. 


Judul : Realisme Magis Dan Filsafat

Penulis : Jorge Louis Borges

Pengulas : Akhmad

Genre : Kumpulan Esai 

Mula-mula berangkat dari kegelisahan sendiri membeli buku ini, karena buku ini menjadi kebutuhan saya untuk kedepan ini menggarap tugas akhir kuliah. Secara,didasari oleh realisme magis sebagai penelitian, dikecewakan karena tak sesuai ekspektasi. Buku berbicara soal esai pendek, filsafat realisme magis, penulis merupakan sosok pelopor realisme magis argentina, buku ini merupakan refleksi atas beberapa karya, berkaitan dengan filsafat milik Martin Heidegger. Sastra dapat memadukan filsafat, kehidupan real dapat menjadi magis, saat kita hidup pasti ada pertunjukan, pertunjukan itu juga merupakan bentuk realisme magis.

Di Indonesia realisme magis berbicara soal ritual yang sangat kental, seperti sesajen, genderuwo. Kajian buku ini menggunakan metode tekstual, karena ada bentuk-bentuk ontologi, bagaimana kita menganggap realisme magis itu ada di dalam kehidupan sehari-hari, contoh kasusnya adalah novel cantik itu luka karangan eka kurniawan. Borges memiliki pengaruh besar dalam realisme magis dunia, bukunya ini membahas hal berat dengan kemasan yang ringan.

Buku mungil yang sangat memberikan pandangan luas mengenai dunia realisme magis—yang dipelopori oleh Jorge Luis Borges mengenai realisme magis, dan filsafat. Buku ditulis oleh Wawan Kurniawan cuplikan bacaan mengenai pandangan  secara subjektif. Secara substansi berisi mengenai esai sederhana namun memiliki rasa kuat mengenai dunia sastra dan silsilah bacaan sastra dan filsafat.

Buku ini tidak termasuk tematik, tapi buku ini tidak muluk-muluk murni pandangan Borges, tapi buku kumpulan esai ini kaya dengan beragam topik—yang diangkat dari banyak kondisi tapi dasarnya sastra. Walaupun buku ini ada kesan hanya tulisan ringan  namun buku ini juga memberikan satu pandangan kompleks mengenai sastra di luar Indonesia.

Bacaan yang mendalam mengenai buku ini berfokus dengan topik realisme magis serta absurditas. Salah satunya penulis memberi pandangan dalam tulisan esai di buku ini, mengambil salah satu penulis luar negeri yaitu Franz Kafka, di mana di dalam teksnya tersebut mengulas; mengiris-iris pandangan Kafka dari yang sederhana tapi kunci pemahaman mengenai teks serta tawaran informasi dan pengetahuan muncul di dalamnya. Begitulah sekilas sederhana salah satu esai dalam buku ini.

Selain itu, ada juga mengenai silsilah secara meluas mengenai pandangan Borges. Secara, ia  ternyata karya-karya mengandung unsur-unsur filsafat. Kalau didekati dengan pendekatan struktural. Setelah itu, ternyata para penikmat atau pegiat sastra memberikan tesis atas karya-karya Borges. Kalau karya-karya Borges sangat kental dalam kehidupan sehari-hari penuh dengan unsur-unsur filosofis.

Dalam ulasan kali ini berfokus ke dalam judul yang lebih dominan di cover tulisa “Jorge Luis Borges Realisme Magis, dan Filsafat” penerbit Basa Basi (2021). Realisme magis di Indonesia dengan luar negeri khususnya ke Amerika Latin, atau golongan pembawa nuansa ‘realisme magis’ dalam karya sastra memiliki semangat berbeda-beda. Kalau di Indonesia juga sudah jelas di paragraf awal perbedaannya dengan yang ada di luar Indonesia.  Realisme magis akan berfokus pada hal-hal riil dan magis.

Seorang penulis realisme magis sangat punya keterampilan mengenai analisis. Dari data analisis ditemukan melakukan argumentasi atau melakukan refleksi terhadap objeknya. Jika saya pribadi lebih berfokus dengan sebuah analisis sebuah objek novel “Seratus Tahun Kesunyian” karya Gabriel Garcia Marquez, penulis asal Kolombia. Sedangkan kalau di Indonesia mengambil karangannya Ayu Utama dengan judul “Simple Miracles”—yang secara lebih detail menampilkan realisme magis  bernuansa Indonesia. Sehingga semangatnya apakah memiliki perbedaan, serta tujuan dalam sebuah cerita punya nilai tersendiri.

Buku ini, buku pertama kali dibaca awal tahun ini 2022. Tidak sengaja membeli, tertarik dengan judul buku yang terpampang di cover. Selain itu, kebutuhan penelitian tugas akhir—yang secara juga membahas realisme magis. Karena saya membaca belum selesai, semoga ketika melanjutkan tidak kecewa atas asumsi baik mengenai cover dan judul dan sesuai kebutuhan bacaan, ini. Mungkin.

 

Selamat berjumpa kembali di Medan Pembatja 2022 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar