Senin, 23 Mei 2022

SISI LAIN PENDIDIKAN

 

 

foto: akhmad
Buku Drak Academia, ditulis Peter Fleming pada tahun 2021, terbit  awal berbahasa Inggris diterbitkan oleh Pluto Press. Namun di Indonesia diterbitkan ulang dengan menggunakan Bahasa Indonesia oleh  penerbit Footnote Press (2022). Buku yang membuat pembaca menimbulkan pemikiran pesimistis dan sinis terhadap dunia pendidikan. Sesuai dengan judul buku ternyata membuka sisi gelap dunia pendidikan—yang dapat menyadarkan pembaca setelah tahu akan semua hal, langkah apa yang perlu dilakukan.

Pendidikan pada intinya membuka pola pandang yang sangat membuat kita lebih baik sebagai manusia. itulah hemat sederhana dalam memandang dunia pendidikan secara umum, sebelum memandang sisi lain akan dunia pendidikan lebih kompleks lagi. Terkadang secara praktik dan secara konsep menjadi kontradiksi serta menjadi pemikiran utopis. Jika hanya memandang dari luar dan semua orang baik diam kita bergerak tuk membenahi.

Buku Drak Academia tulisan Peter Fleming memberikan sebuah pandangan luas akan dunia pendidikan secara sisi gelap. Walaupun buku ini tidak memiliki latar belakang di Indonesia namun buku ini tetap memiliki relevansi atas dunia pendidikan kita. Secara latar berbicara tentang Britania Raya dalam dunia pendidikan yang gelap. Gelap merupakan metafora, yang perlu diartikan secara luas lagi yaitu ‘pendidikan perguruan tinggi’—merupakan sebuah arti sederhana kalau pendidikan tidak semuanya menjamin hidup manusia dan menganggap bahwa pendidikan tempat paling baik untuk segala hal, apalagi berpikir kalau pendidikan tempat menjamin hidup: karir, pekerjaan, dan menjadi pemikir.

Konsep pemikiran di atas tidak dapat dipertanggungjawabkan karena pendidikan tidak bisa menjamin itu semua secara Praktik. Sebab dunia pendidikan terkadang menjauhkan kita dari kehidupan kita yang begitu dekat dari realitas. Senada dengan apa yang disampaikan Caplan (2020), Perguraun Tinggi tidaklah lebih dari sinyal sosial dan hal yang membuang-buang waktu  jika hanya bertujuan untuk membangun kemampuan bekerja.

“…hal ini terbukti saat pandemic covid 19. Analisis Institusi Cato, Bryan Caplan, menyatakan bahwa krisis tersebut terdapat membantu menunjukkan kegagalan sistemik dari pendidikan tinggi di Amerika.” (Hal.9)

Kutipan di atas memberikan sebuah jawaban kalau dunia pendidikan sebenarnya tidak mampu memberikan  jawaban atas apa yang terjadi di sekitar kita. Semestinya dunia pendidikan yang dapat berpikir visioner mampu menimbulkan solusi baru dengan kondisi yang terjadi. Hal ini menjadi sample bahwa pendidikan menjauhkan dari kita dari realitas sosial. Dan dunia gelap pendidikan salah satunya di situ.

Dari segi sistem pendidikan jika dicermati  memiliki kecacatan jika hanya menjadi ladang komoditas saja. Bahwa mahasiswa hanya diajarkan pengetahuan atau tidak diajarkan bagaimana memiliki sikap kritis terhadap lingkungan sekitar, terkhusus kritis terhadap apa yang terjadi pada diri sendiri, untuk menemukan solusi.

“…Pada tahun 1960-an anti akademisi sayap kanan terus mengeluhkan perguruan tinggi sebagai institusi yang tidak berkembang,  sarang yang menyimpan budaya, dan kemalasan yang didanai oleh para pembayar pajak. Karena para professor sedang besantai membaca Marx semantara mahasiswa menyedotuang negara seperti ada hari esok, sehingga reformasi sangat dibutuhkan” (Hal. 58-59).

Peter Fleming pada gagasan di dalam bukunya, dia memberikan sebuah kritikan terhadap sistem yang kurang tepat dilakukan oleh para intelektual di dunia pendidikan. Mengapa hal itu terjadi di dunia pendidikan sebenar negara-negara maju. Jika itu terjadi, bukannya pendidikan hanya menjadi adu gengsi sebuah di ruang kampus, tapi dari segi pola pandangan atau pikiran tidak memiliki kualitas baik. Terkhusus dalam dunia pendidikan yang hanya menjadi jalan alternatif dalam memahami diri atau kemampuan dirinya.  Tidak akan menemukan malah akan membuat lebih jauh, karena secara tidak langsung tidak ada unsur-unsur kritis membangun atas dirinya.

Batasan atas dirinya untuk berkembang akan sangat kecil serta sulit. Maka sangat tidak bisa membuat berkembang secara baik secara pribadi—untuk memahami kemapuan diri yang perlu dikritisi. Begitulah seorang dalam  membuka diri lebih baik. ternyata sistem tersebut tidak mendukung atas kesadaran diri, malah tambah menjauhkan dengan cara-cara yang bersifat struktural.

“…Namun, bukankah ‘dampak’ yang diharapkan dari perguruan tinggi semestinya bersifat lebih positif, seperti mengembangkan vaksin Ebola dan teknologi bebas polusi? (hal.134-135).

Dampak dari suatu negara yang mengalami penurunan drastis dari segi suasana sosial. Contoh adalah pandemi covid 19 pada tahun lalu, dampak tersebut dirasakan dunia pendidikan. Padahal secara signifikan tidak memberikan dampak secara baik menangani suatu negara. Tapi dampak tersebut dapat dipandang dari segi anggaran dan  mengalir ke dunia pendidikan walaupun tidak memberikan solusi. Kasarnya dunia pendidikan hanya berada di menara gading.

Jika dipandang secara general sistem pendidikan, serta praktik, dan bahkan kesadaran dunia akademik bisa menjadi ujung tombak sebuah problematika sosial. Karena dua pendidikan ruang paling dekat dan bisa membuat manusia lebih bisa berpikir secara visioner. Dan para generasi yang berada di dunia pendidikan menanggulangi, bukan hanya menjadi bertengger di menara gading—yang seolah-olah mengetahui banyak hal, namun tidak bisa menanggulangi bahkan merasakan sendiri. Kesalahan itu yang menjadi pekerjaan kita secara bersama untuk bisa menyelesaikan dan membenahi dunia pendidikan yang gelap. Mungkin. 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar