Senin, 01 Januari 2018

MIMPI SEPATU KACA HATTA BAPAK DEMOKRASI KITA



Bung Hatta bapak demokrasi kita, yang memberikan cara memikirkan kemerdekaan yang lahir dari diri sendiri. Memberikan cara menjalani koprasi kita Negara Ripublik Indonesia yang kata Najwa Shihab masih merindukan sosok Bung Hatta yang tertata dalam menangangi bangsa. Sepatu yang dicita-citakan menjadi hal yang berharga sampai tidak sampai pada menikmati apa yang sudah di depan mata dengan harta yang ada, pada saat menjadi presiden, sepatu tidak sempat dibeli hingga nadinya berhenti. Namun Hatta tetap memilki jasa melaupaui batas itu.
Semua apa yang ada di dunia kebutuhan dalam kelangasungan hidup sangat memiliki kebutuhan yang sangat familiar yaitu materi. Karena pasrah dalam kehidupan tidak semunya akan diberikan kepada Tuhan, kita hidup sudah diberikan pola pikir yang sangat sempurna dibandingkan dengan mahkluk hidup yang lainnya, kesempurnaan yang dimiliki akan membuat pola pikir dan menerapkan kehidupan yang berbeda kadang manusia hidup berpikir harus bahagia dengan harta, sesungguhnya pada dasar bahagia, dapat diciptakan oleh manusia dengan keadaan setiap individu dengan bagaimana memerdekakan dirinya, dengan caranya sendiri dan sangatlah relative dalam perspektif kebahagiaan, biarlah kita berpikir untuk kita dan kata-kata yang memberikan makana pada pembaca.
Impian mendapatkan segala sesuatu yang nyaman aka ada disetiap insan yang ada di bumi, kaum tani, buruh, pengangguran, dan sebagimana. Tidak pernah bercita-cita untuk menjadi seperti apa yang ia dipandang orang lain, pekerjaan yang dilakukan adalah rendahan namun itu sebuah cara kebahagian mereka. Perspektif itulah yang menjadikan dasar seorang pemimpi untuk mengubah dan bermimpi jika hidup adalah kebahagian tersendiri yang memiliki dorongan untuk mempertahankan kehidupan yang mereka jalani, jika senang dan bahagia bersama apa yang dianggap tidak bahagia hilangkan rasa yang ada dalam kebahagian yang dimiliki manusia itu.
Maka tidaklah terlalu fokus dengan apa yang dikatakan namun fokuslah apa yang dikerjakan, mereka menganggap bahagia tentunya akan memiliki perpekstif berbeda dengan apa yang diucapkan mereka, karena kemerdekaan sesungguhnya ada dalam diri manusia setiap individu, tetapi kemerdekaan tidak hanyalah ada dalam pikiran, melainkan dalam perjuangan yang konkrit, jika seorang dokter bisa memberikan sebuah cara bagaimana ia bisa memberikan keringan dalam kesakitannya manusia. jika kita petani membenahi tanaman dan bibit, bubut kita dengan cara kita. Maka kemampuan manusia tercipta dengan sesuai cara-caranya yang dibawanya, namun bisa menirukan cara-cara terbaik orang lain, untuk membenahi apa yang sudah terjadi yang belum bisa menghiasi diri pribadi, cara itu bisa membenahi diri yang lebih mandiri dengan cara yang diberikan Tuhan pada kita namun tidak mengetahuinya, maka dengan manusia yang lain dapat menciptakan cara dan bisa memberikan cara baru dengan tujuan manusia yang sama, konsperasi manusia memberikan cara apa yang di derita dengan bahagia yang ada pada manusia lainnya.
Jika mimpi kita berkiblat pada satu tujuan maka kita akan memaksakan diri kita sebagai kudrot manusia, bahwa kebebasan kita tidak digunakan secara signfikan. Maka bumi manusia yang mengarahkan akan dikemanakan, akan dijadikan bahan apa? Maka manusia hanya bisa melakukan bukan hanya memimpikan dalam kehidupan nyata. Jika keinginan manusia belum pernah tercapai dalam kehidupan kita, maka jangan takut sebagai manusia karena itu masih belum diberikan kepastian kapan, namun pasti diberikan jika itu suatu cita-cita yang memberikan keutamaan untuk dirinya yang mencita-citakan. Karena yang ada dalam di dunia akan selalu ada dalam usaha kita sebagai manusia jika kita masih bisa berusaha dengan cara-cara yang ingin dapatkannya. Maka Tuhan dan proses pasti memperhitungkan.
Masa muda masa di mana bercita-cita dengan sebuah paragraf panjang dan akan banyak kaitan dengan kalimat majemuk bertingkat, untuk bisa menemukan apa yang akan ditemukan. Merasakan setiap perjalanan menemukan kalimat majemuk bertingkat. Analoginya dalam kehidupan mengulang-ngulang kesalahan di dalam merenungkan akan mampu mengembalikan pada arah jalan yang menyelaraskan. Jika pada masa lalu pernah melakukan kejahatan setiap malam direnungkan dengan cara sebelum tidur, memikirkan kebaikan dalam tindakan seharian yang telah dilewati, serta memberikan hal positif khusus dirinya, bersyukurlah jika masih bisa berpikir untuk orang lain. Maka itu sebuah keberasilan dalam hidup menemukan siapa dan apa yang akan terjadi di masa akan datang, karena masa muda bukan hanya memikirkan masa depan, namun mengerjakan apa yang sekarang ada dihadapan kita.
Jika kita kaitkan dengan sebuah cita-cita para generasi bangsa yang lalu telah berjumpa dengan Sang Pencipta lebih awal, maka kita sebagai masyarakat Indonesia mengingat dan mengambil hikmah dari sejarah yang dilakukan oleh Moh. Hatta, atau dikenal Bung Hatta. Masa muda yang berintelektual, sebagai mahasiswa berkuliah di Belanda yang memiliki cita-cita akan nantinya bisa memerdekakan Indonesia dengan cara pemikiran anak muda Indonesia. Kita apresiasi pemikirannya yang sangat visioner. Bukan hanya cita-cita yang hanya ada dalam keinginan namun Ia berusaha bagaimana Indonesia merdeka dengang dedikasi yang signifikan.
Dalam kisah hidupnya yang harus kita cermati kita teladani dari pemikirannya, serta tindakannya, dalam perkataanya yang menjadi doa Bung Hatta berkata “saya tidak akan menikah sebelum Indonesia merdeka”. Dalam hal itu banyak kekayaan dedikasi dalam pemikirannya yang mencakup kecintaan terhadap manusia, jiwa nasionalisme, kekokohan regelius, serta kekokohan pendiriannnya. Memberikan inspirasi dalam kehidupan sosial, moral, cara hidup. Untuk bisa menjadikan sebuah pelajaran berharga.
Yang menjadikan sejarah yang tak pernah terlupakan dalam sejarah jika kita melek terhadap sejarah dalam kehidupan Bung Hatta, Ia pernah menginginkan memiliki Sepatu Bally, yang diinginkan dari mulai sebelum menjadi Wapres hingga mengakhiri hidupnya tidak tercapai. Jika memerdekakan Indonesia bisa kenapa? hal yang kecil untuk memiliki sepatu tidak bisa, karena hal itu menunjukkan bahwa hal yang terbesar dicita-citakan bersama dengan melakukan bersama (gotong royong). Sedangkan Sepatu itu sebuah kepentingan pribadi yang harus menguji diri sendiri bagaimana nanti untuk mendapatkan sepatu itu, dan bisa menikmati sendiri. Untuk bisa berdiri tegap dengan caranya sendiri dengan mengabdikan dirinya pada dirinya sendiri, karena itu sebuah kepentingan pribadi yang tidak akan dikaitkan dengan kepentingan negeri.

Biarkanlah bapak demokrasi kita memberikan inspirasi kita, dalam pandangan hidup, serta dalam kehidupan politik, ataupun kehidupan manusia sederhana, serta bagaiamana bisa manusia menguasai apa yang tidak nyata yang ada dalam diri seperti Bung Hatta yang bukan hanya harta yang dibela. Membiasakan manusia berbahasa dengan cara memanusiakan manusia, yang tidak hanya memerdekakan dirinya. Keinginan yang terbaik ketika kita memperhatikan apa yang baik untuk orang lain. Dan kita memperjuangkan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar