Kamis, 29 November 2018

Proses dalam Membuat Majalah LPM Fenomena

Saya mendapat jadwal kerja dari pukul 15:00-23:00 hari Kamis, hari itu kebetulan saya hanya kulia dua mata kuliah, yang keduanya terdiri dari SKS yang lumayan banyak yaitu enam SKS. Kebetulan hari itu mata kuliah ini semuanya praktik agak kewalahan dalam waktunya, apalagi mata kuliah yang mata kuliahnya itu dosennya tidak pernah masuk, sebenarnya kuliahnya hari jumat namun mengatur sendiri meminta hari kamis untuk melakukan perkuliahan, namun saya tidak akan menjelaskan nama dosen tersebut. 

Tenma-teman LPM Fenomena pada sibuk ingin bahas dan majalah ingin segera terbit. Mengapa saya ikut serta dalam kegiatan tersebut, tidak menutup kemungkinan karena saya pernah belajar di sana. Sehingga saya dianggap paling tua diangkatan 2016, sedangkan saya sendiri kuliahnya 2015 masuk kuliah. Teman-teman pada sibuk akan mengadakan rapat karena akan segera harus terbit majalah tersebut, tempat kumpulnya bertempatan di tempat saya bekerja, namanya Kedai Elle tempat jualan Kopi dan makanan. 

Diskusi dengan teman tadi malam meluas tanpa kemana mengenai ilmu yang tidak akan ada habisnya jika dibahas. Keluasan dalam khasanah ilmu terbentuk dari sebuah perbedaan  sebuah persepsi mengenai pandangan mengenai dunia, di mana ada teman yang namanya Iqbal mengatakan dunia adalah cara belajar tentang kegelisahan dengan bisa menciptaan sebuah karya yang mana setiap karya tulis darinya akan menimbulkan sebuah aroma kegelisahan sangat pada pembaca. Hal tersebut selalu menjadikan dirinya terkontaminasi dengan sebuah keadaannya yang membawa dirinya pada suatu moment setiap menulis mengingatkan dirinya pada ayahnya yang telah tiada. 

Ada lagi yang sangat menjadikan dirinya pada suatu hari di mana setiap dunia akan memiliki sebuah pandangan mengenai dunia. Sehingga dalam sebuah karyanya akan selalu menghadirkan sebua h pandangan baru dan mengingat dengan sebuah kehidupan baru, sehingga akan menawarkan pada setiap karyanya bisa membawa pembaca pada paragraf utama kehidupannya. 
Sehingga yang bisa menghidupi dirinya adalah karya tulisannya, karena dari tulisannya sangat percaya akan semua itu bukan hanya sekedar bisa menulis namun dari tulisannya bisa menghidupi dieinya. 

Saya sendiri sederhana dalam memandang dunia, sebab terlalu sempurna dunia yang telah Allah persembahan pada diri saya, dalam apa yang bisa saya lakukan pada dunia akan selalu memberikan sebuah penawaran baru dengan apa yang menjadi seorang tetap hidup dengan caranya sendiri, namun saya memberikan sebuah pendangan baru dengan menyelaraskan kehidupannya dengan sebuah pandangan yang bisa tuliskan, dan bisa dibaca olehnya serta bisa dicerna olehnya. Dunia adalah cara saya menemukan hal baru yang sekiranya setiap karya tercipta bukan karena sebuah keadaan yang melahirkan namun sebuah keadaan dilahirkan dari sebuah cinta dari dirinya.

Namun sebeum itu kami ber-enam membahas mengenai majalah. di mana itu bisa dikatakan rapat pengumpulan tulisan dari teman-teman dalam melakukan sebuah liputan dari beberapa hasil anggota LPM Fenomena. Sudah banyak anggota baru menuliskan sebuah gagasan yang dijadikan sebuah tulisan berharap dalam benaknya bisa diterbitkan di dalam majalah LPM Fenomena yang direnacakan nanti pada akhir Desember bisa terbit, sesuai tema majalah yang akan diangkat yaitu "Kriminilisasi Pendidikan", tema itu dijadikan tiga aspek pembahasan dari ketiga sisi yang dibahas yaitu:
1. Kriminilisasi pendidikan
Akan menjadi sorotan pembaca dalam majalah LPM Fenomena tahun ini, jika tahun lalu majalah tidak terbit dengan eksemplar yang banyak, namun tetap dalam melakukan sebuah praktik-praktik jurnalistik di dalam menghasilkan sebuah karya jurnalistik. 
2. Mengenai kebudayaan 
Budaya adalah salah satu pembahasan sangat luas pula bisa saja dikaitkan pada tema besar kita, bagaimna budaya menjadi sarana manusia bisa hidup dalam suatu wilayah akan tetap bisa membawa budaya yang menjadi ciri khas, akan tetapi akan tetap hidup dalam koridor yang bisa diterima dalam kehidupan tersebut, sehingga budaya itu penting salah satu kebiasaan yang mendidik akan karakter sebuah bangsa.
3. Kecintaa Bahasa Indonesia 
Bahasa adalah salah satu fungsi kehidupan dalam berinteraksi: dalam penggunaan bahasa yang baik yakin manusia akan hidup baik pula (selalu diterima dalam setiap bagian). Bahasa salah satu dari hal yang penting dalam dunia pendidikan motor dari segala ilmu adalah bahasa, ketika manusia bisa mampu menggunakan bahasa yang baik dan benar maka ia akan hidup lebih capat dalam sebuah wilayah tersebut. Maka perlu bahasa kita bahas dalam mencintai bahasa sehingga bahasa itu akan menjadi salah satu bentuk tertinggi, untuk bisa menguasai. Apalagi hari ini bahasa Indonesia menjadi bahasa yang banyak diminati oleh negara-negara lain di eropa, bahkan di salah satu Negara  Australia, bahasa Indonesia menjadi pelajaran wajib untuk dipelejari, sehingga banyak pula di setiap kampus khususnya di Unisma yang dari Uzbekistan belajar bahasa Indonesia dengan tujuan belajar bahasa Indonesia. 

Pembahasan sangat meluas, sehingga pembahasan sebuah kumpulan cerpen dimana cerpen nanti itu: bisa menjadi Antologi dan menjadi hal baru dalam LPM Fenomena bisa menerbitkan sebuah cerepen selain majalah. Sebenarnya tidak perlu gelisah jika anak sastra Indonesia ketika membicaarakan cerpen, kita pasti punyas setelah didata ternyata sudah banyak yang memiliki cerpen, salah satunya Atiya, Iqbal, Riska, dan Anin. Saya sendiri masih akan mencarinya kumpulan cerpen yang mungkin saja menjadi salah satu yang masuk ke antologi tersebut dan bisa menerbitkan secara bersama dalam bentuk antologi cerpen.

Ketika yang perempuan sudah pulang, karena waktu sudah menunjukan pukul 22:00 Wib, mereka harus pulang untuk, karenawajar perempuan punya jam malam (ke atas pukul 21:00 dikunci). Saya dan teman-teman ketiga anak masih bertahan, kembali pada paragraf pertama dan ketiga memmbahas hal yang paling jauh namun paling dekat dengan diri kita, bahasa mengenai karya yang tidak akan ada habisnya ketika kita mau menulisnya dalam sebuah bentuk karya tulis. 

"Tidak ada yang paling berarti dalam hidup manusia ketika ia tidak berpaling dari kenyataannya, sehingga tidak hanya menjadi manusia yang hanya menerima apa adanya"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar