Sabtu, 12 September 2020

REVOLUSI PENDIDIKAN MASA PANDEMI


Masa pademi semua orang akan merasakan sebuah kegelisahan bersama, tanpa terkecuali. Khususnya di negara Inggris, iItalia, dan Indonesia masih belum mengalami penurunan hasil membaik. Banyak cara telah dilakukan, berharap akan tetap lebih baik dengan cara paling dilakukan secara bersama. Mungkin semua orang telah tahu kalau virus corona ini berasal dari Wuhan China kini telah menyebar ke seluruh dunia. Kehadiran pandemi ini memberikan dampak luar biasa, paling signifikan dari sektor perekonomian mulai dari ekonomi mikro hingga makro akan mengalami degranasi, jika tidak stabil krisis, mari kita semua melakukan refleksi pasca pandemi ini diantisipasi. 

Namun, dalam tulisan ini bukan perihal per-ekonomi melainkan mengenai dunia pendidikan yang tentu menjadi perhatian paling sentral. Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan  Bangsa Bangsa (PBB) Unisco merilis ancaman kepada masa depan anak sekolah seluruh dunia 300 juta siswa terganggu terhadap kegiatan sekolahnya dan terancam hak-hak pendidikan mereka di masa depan. 

Dampak besar pada dunia pendidikan akan terjadi kepada dua objek menurut hemat saya. Pertama psikologis anak akan terganggu, paling sederhana sekolah tidak akan maksimal dengan dunia anak adalah bermain tidak dipungkiri di rumah anak biasanya harus bermain, kali ini harus belajar. Tentu, akan memberikan ketidak nyamanan kepada orang tua yang harus terus membagi waktu kerja sambil mendampini anak untuk sekolah secara daring. Kedua kepada guru (tenaga pendidik) yang akan mengalami gegar pendidikan mengapa demikian, tidak dipungkiri setiap guru tidak akan semua bisa mengoprasikan media sosial, atau lebih tepatnya memahami aplikasi yang bisa dijadikan wadah mengajar. Sebagian guru, khusus yang berada di desa bukan tidak ingin mengajar muridnya. Namun, ada yang tidak bisa mengoprasikan hp, laptop, dan sejenisnya. Kepanikan pada elektronik pasti akan terjadi pada sebagian guru.

Sekolah dalam bentuk virtual tentu ada nilai postif dan negatifnya. Sebab jika dipandang dari segi positifnya dalam konteks pendidikan sekarang sudah masuk pada suatu di mana orang tua memang betul-betul menjadi guru pertama mengajarkan anaknya, karena pemerintah telah menginisiasi mengenai penyebaran covid 19 dengan cara tidak keluar rumah. Dari dampak negativ seorang kepala keluarga atau ibunya, akan merasakan apa yang telah terjadi kepada per-ekonomian tidak setabil secara internal, serta arus terus mendampingi seorang anak sambil bajalar dengan membelikan kouta untuk menyambukan ke internet. Hal tersebut akan menjadi pekerjaan sangat berat dan ganda. 

Bersyukurlah kepada anak yang memiliki orang tua kreatif. Sebab akan selalu menampung cara sebagaimana seorang anak tetap bisa belajar dengan baik di rumah. Jika tidak membuat nyaman kondisi di rumah jangankan untuk belajar, sekolah pun akan menjadi bosan. Sebab anak sekolah terkadang bukan karena butuh pengetahuan, namun lebih ingin banyak bermain di sekolah bersama dengan temanya, jika itu tidak dimaksimalkan dengan baik akan merasakan stress, tidak mau belajar di rumah karena tidak ada temannya. Seorang anak tidak akan terlalu tahu banyak dengan detail apa yang terjadi pada dunia yang mengalami gonjangan besar, menghadapi pandemi ini. 

Masyarakat telah melakukan usaha kecil dari bawah telah dimulai. Maka dari atas perlu ada ketentuan serta ada standarisasinya, sebab ekor akan selalu mengikuti kepala di mana berjalan. Kecuali memang kepalanya tidak melangkah dengan baik. Apalagi masih bersikap anak kecil saling menyalahkan. Ada yang menyalahkan pemerintah ada pula yang menyalahkan masyarakat karena tidak saling sinergi. Maka kebijakan pemerintah sangat menjadi penting dalam kondisi seperti ini. Pandemi covid 19 ini akan mengganggu kesetabilan dunia pendidikan. 

Menteri pendidikan baru periode kedua Presiden Joko Widodo mengkampanyekan kemerdekaan belajar di tahun 2020 hingga jika tidak diubah lagi yang disuarakannya tersebut Unas khusus sekolah di Indonesia ini tidak akan dilakasanakan atau dihapus. Namun, semua itu terkendala dengan adanya pandemi ini maka tidak lain perjalanan program kerja tidak akan maksiamal. Dunia pendidikan hari ini tentu diseluruh dunia mengalami hal serupa. Maka yang harus menjadi pekerjaan menteri pendidikan, segera menyusun kurikulum darurat pendidikan, sehingga revolusi pendidikan harus terjadi. 


Kurikulum Darurat Pendidikan

Perubahan seharusnya  terjadi dari segi pendidikan ini. Sebab jika tidak ada, progresif pendidikan kita tidak akan samapai pada final atau stabil dengan baik, secara praktik di masyarakat. Seorang guru masih bingun dengan cara-cara apa harus dilakukan, karena tidak semua guru bisa menguasai alat-alat yang tersedia sekarang, atau bahkan masih tidak biasa menyampaikan pelajaran dengan cara jarak jauh. Ada yang menganggap guru harus bisa memberikan sentuhan secara verbal. 

Revolusi pendidikan sebuah cara paling baik untuk bisa meng-cover jalannya stabilitas pendidikan. Harus ada cara yang bisa memberikan standariasi mengajar seorang guru yang baik sebab tidak bisa dipukul rata dengan sistem awal yang khusus keadaan normal yang seorang guru masih bisa bertatap muka dengan muridnya, permasalahannya itu tidak bisa terjadi pada tenaga pendidik kita hari ini. Kondisi seperti memang harus ada jalan alternative agar kondisi lebih membaik khusus di dunia pendidikan. 

Hal ini harus ada kerja kolektif saling sinergi antar guru, wali murid, dan pemerintah. Untuk menanggunali atau mengatasi gegar pendidikan yang tidak pernah terjadi di masa-masa sebelumnya. Jika tidak ada gerakan seperti itu, yakin dedikasi pendidikan di Indonesia akan mengalami sebuah ancaman pada generasi emas yang katanya ada demografi pada tahun 2040, jika persiapan anak-anak didik sekarang tidak dipupuk dengan baik, tidak akan bisa menikmati bonus demokrafi. 

Sebab keadaan ini tidak dapat diprediksi kapan pandemi ini berakhir. Semua masih dalam tanda tanya akan masa depan diri sendiri apalagi negeri ini. Ekonomi serta virus corona masih belum menemukan keseimbangan atau bahkan mana yang harus didahulinya, masyarakat bingung akan kejelasan maka jalan paling baik sistem segera menjadi alternatif untuk menjadi jalan paling efektif dalam memeberikan keseimbangan dalam proses belajar mengajar masa pandemi menghadapi covid 19. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar