Senin, 21 September 2020

Belajar UMKM dengan Prinsip 5R


Judul: Rantai Tak Putus 

Penerbit: Bentang

Penulis: Dee Lestari 

Cetakan: Pertama Agustus, 2020

Tebal: 209 halaman

ISBN: 978-602-291-724-3

Genre: Non-Fiksi 


Perekonomian masa pandemi covid 19, memaksa jutaan manusia di dunia mengurung diri di rumah masing-masing, Menimbulkan kelumpuhan banyak aspek secara global. Sektor ekonomi pun, menjadi salah satu faktor paling krusial. Semua bingung. Disisi lain banyak keterbatasan. Namun harus tetap bertahan dan mengembangkan sesuai dengan kemampuan untuk berinovasi di tengah keterbatasan yang dipaksakan untuk jaga jarak dan diam di rumah.

Buku ini menjadi refleksi untuk bisa mengembangkan serta memajukan ekonomi mikro. Khususnya perekonomian Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), yang produktif biasanya usaha tersebut dimiliki oleh perorangan. Dee Lestari dengan melakukan riset untuk menghasilkan karya non-fiksi ini, merepresentasikan bahwa dalam buku ini, berkisah seorang pengusaha bengkel dengan tekun mengaplikasikan dan menerapkan 5R; ringkas, rapi, resik, rawat, rajin. Pada dasarnya prinsip tersebut diusung oleh Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) (hal. 35).

Dee Lestari secara naratif sangat kreatif menyampaikan kepada pembaca.  Dee Lestari, lebih menekankan pada sebuah praktik paling sederhana ketika menjalankan UMKM. Tidak muluk-muluk dalam pengembangan usaha, lebih berfokus pada usaha yang dikembangkan oleh setiap individu maupun secara kelompok. Hal yang menjadi penting yaitu penerapan prinsip 5R dikebijakan internal. Karena dibutuhkan penegakan secara disiplin, baik bagi pemilik maupun staff (hal.108). Sebagaimana peran seorang pemilik untuk membangun sinergisitas dengan staff, secara maksimal menjalankan prinsip sebaik mungkin.

Tujuan prinsip 5R yaitu dijadikannya sebuah dasar di UMKM, berharap bisa meningkatkan kualitas usaha. Mashudi sangat terbantu dengan adanya prinsip tersebut. “Dulu bengkel ini di lantai tanah dan de’ bambu. Sekarang, sudah saya jadikan beton.”  Dengan menerapkan ilmu dari YDBA secara bertahap secara signifikan meningkat. (hal.63). Ternyata rapi itu, bukan cuma soal estetika. Bagitu barang lebih tertata, operasional juga jadi lebih mulus. Maka, pengetahuan yang diaplikasikan akan menjadikan usaha lebih baik.

Terlepas dari prinsip 5R di UMKM berjalan dengan baik. Hubungan antara pemilik dan karyawan harus dibangun secara harmonis. Sebab bukan hanya orientasi pendapatan namun, kerekatan antara pemilik dan pekerja bisa beriringan dengan baik. Dee Lestari begitu estetik menyusun kalimat sesuai dengan realitas bahwa pendekatan humanistik dan sikap profesional terbukti dapat meningkatkan kelas usaha. (hal. 54).

Maka, membaca Rantai Tak Putus terbitan Bentang 2020 karya Dee Lestari, mengingatkan pada salah satu buku berjudul Self Driving diterbitkan Mizan 2014 karya Rhenald Kasali. Jika Self Driving membahas akan hal dinamika diri sendiri yaitu pengendalian diri. Dan cocok dibaca oleh pemuda yang berumur 20-30 tahun yang sedang mengalami Quarter Life Crisis. Jika karya Dee Lestari ini, menawarkan perspektif baru yang patut diaplikasikan di masa pandemi covid 19 menyerang negeri ini, khususnya mengenai prinsip 5R penerapan di UMKM, secara baik yang telah berhasil dilakukan oleh Bapak Mashudi.

Solusi yang ditawarkan, bahwa kemanapun kita melayangkan pandang, UMKM Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah selalu hadir. Dari petani cabai hingga pemilik bengkel, UMKM menyediakan lapangan kerja terbanyak sekaligus alat terbaik untuk pengentasan kemiskinan dan pemerataan ekonomi. Namun, kuantitas tak selalu bertumbuh selaras dengan kualitas. Lantas, adakah formula ideal untuk menaikkan kelas UMKM di Indonesia, dengan prinsip 5R. point penting dari buku Rantai Tak Putus ilmu merupakan warisan yang langgeng ketika mata rantai dana berakhir dengan cepat, mata rantai ilmu tak terputus (hal.209).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar