Sabtu, 23 September 2017

Cerita Perjalanan Terjebak Di Kota Penuh Cerita

http://www.fotokritik.com/1214008/yalniz-adam
Terjebak Di Kota Penuh Cerita

Teringat pada masa yang telah terlewati kadang aku berpikir dan harus percaya pada Tuhan yang telah takdirkan padaku, kadang juga sebaliknya karena sudah jalan dan tuhan merahasiakan semua takdir keindahan dan ketidak baikan pada setiap manusia yang telah terjadi pada setiap manusia terutama pada aku yang telah aku rasakan semerta-merta semua itu Tuhan yang rencanakan, sebagai manusia aku hanya ikhtiar dan menjalankan apa yang menjadi impianku, walaupun kadang jauh dari kekhilafan saat melangkah, entah kelak itu indah atau tidak aku hanya berusaha dan mencoba untuk menjalankan semua itu sesuai mimpi dikehidupan yang nyata bukan mimpi saat mata terlelap mimpi dikehidupan yang nyata penuh dengan perhitungan untuk melangkah, masalah mimpi itu akan menjadi nyata, aku akan pesrahkaan saja semuanya kepada yang Khalik, karena hanya Ialah yang maha mengetahui catatan Lauhil Mahfud, apa yang terjadi sekarang biarkan aku hadapi sekarang.
Kadang saat aku renungkan kembali pada terjadi padaku pada saat malam bersejarah dalam hidupku sebelum mentari terbenam di ufuk barat pada malam jum'at legi (jum'at manis) pahit manis yang aku rasakan, gelisah dalam hati mencari sebuah mimpi yang diimpikan, teringat janji yang pernah yang diucapkan seorang Bapak dua tahun yang lalu, jikalau sudah lulus sekolahnya nanti kamu akan aku berikan alamat Ibu mu, setelah tiba saatnya aku coba menanyakan semua yang pernah diucapkan olehnya, setelah aku bertanya ternyata jawabnya itu hanya membuat aku tergores hati, jawaban yang tidak rialistis dan logika tidak mampu memberikan makna. Bapak sudah lupa tidak tau Rumaah Ibu kamu nak, dalam hati aku berkata kasar kenapa harus dinikahi kalau memang tidak tau Alamat Ibu yang tidak jelas, sebagai anak hanya diam saja setelah ada ucapan dari orang tua yang membuat hati teriris.
Suasana gelap senja di ufuk barat sudah tidak memberikan cahaya indah dan gelapnya malam sudah terasa lebih gelap daripada hati yang aku rasakan mendengarkan sebuah argumen dari Bapak yang pernah memberikan harapa untuk bisa bertemu dengan seorang yang telah mengantarkan aku ke bumi. Pikiran sudah tidak mampu berpikir panjang bertepatan senja terbenam aku harus meniggalkan Rumah yang sudah berapa tahun udara segarnya yang membuatku seperti saat ini tumbuh dengan keadaan sehat dan seorang Nenek yang sudah bermahkota putih yang membesarkan aku hingga kini aku dewasa, hanya dalam hati tegores untuk segera jauh bersamanya dan aku harus bergeriliya untuk batin yang sangat delima akan kemana aku memikirkan untuk menemukan apa yang menjadi sebuah impianku yang nyata,  hanya tekad yang harus aku lakukan untuk mengubah semua apa yang aku impikan untuk menjadi nyata dan mengharapkan Tuhan selalu memberikan secercah cahaya kepadaku, agar setiap jalan yang aku lakukan ini tidak berakhir dengan sia-sia dan Tuhan yang Maha tau akan memberikan yang terbaik untuk langkahku yang salah untuk dengan niat yang baik.
Aku harus melangkah jauh dengan meninggalkan kecemasan yang berharap berbuah kelancaran dalam langkahku untuk bisa mengetahui wajah dari seorang yang telah mengantarkan aku ke Dunia ini untuk mengarapkan doa-doa yang sakti dari seorang Ibu, yang mengubah Dunia gelap selamanya, dan berubah menjadi terang selamanya denganya seorang “IBU”. Langkah sudah menuju jauh aku sudah sampai ke seperempat jalan tujuan yang ada, tapi alamat tidak ada, temanpun tak ada yang menemani kata hati yang sangat ingin mengetahui seorang yang mempunyai doa yang lebih cepat ijabah oleh Tuhan “Ibu”, tiba aku ke tempat yang biasa aku tempati yaitu Pelabuahan Kamal Bangkalan Madura, sangat indah pada malam itu suasana yang dihiasi oleh kerlap-kerlip lampu kapal dan lampu panjang yang menjulang indah lampu Suramadu yang menggabungkan antara Surabaya dan Madura sangat indah dipandang, sehingga kerlap-kerlip lampu Surabaya yang sangat indah menghiburku pada malam itu, namun itu semua tidak sesuai dengan keadaan hati sehingga tidak menerimanya seperti malam-malam sebelumnya, sekarang keindahan itu tidak berhasil membuat aku tersenyum, yang biasanya tempat ini menjadi penghilang penat yang aku rasakan, saa itu keindahan hilang tergantikan delima hati dan wajah seorang Ibu terpancar jelas diantara cahaya gemerlap lampu yang indah, yang membuka hati bertanya kemana aku harus melangkah, setelah ini kaki mdmpunyai langkah tujuan, yang tidak mempunyai tujuan dan alamat yang konkrit, hanya Kota Cilacap yang aku ingat kalau tempat tinggal seorang Ibu yang sangat aku rindukan yang keberadaanya ada tanpa kepastian, suasana hati tak tergantikan delima hati dan wajah seorang Ibu terpancar jelas diantara cahaya gemerlap lampu yang indah malam itu, yang membuka hati bertanya kemana aku harus melangkah setelah langkah tujuan ini tidak mempunyai tujuan dan alamat yang pasti, hanya kota yang aku tahu, dari seorang Ibu yang sangat aku rindukan doa-doanya, dan mencoba membuka tabir rahasia Tuhan yang ghaib tanpa aku ketahui kepastiaanya hanya dengan Ikhtiar yang aku perjuangkan. Bergeriliya dengan keyakinan gigih ingat dengan Firman Alloh SWT. Manjeddeh wejedeh aku hanya yakin dengan kelimat itu, untuk menguatkan hatiku melangkah.
Angin menemaniku dan tontonan indah yang ombak saksikan ketika aku melamun dan menatap cahaya gemerlap lampu yang indah dengan kekosongan hati yang sangat sunyi dan sepi, walaupun kapal dan manusia mondar-mandir di belakangku tiada yang membuat aku nyaman dengan dengan keadaanku pada saat itu. Namun aku tetap merakasakan kesepian, ketika aku dikirimkan seorang teman wanita yang pada saat itu ia berjalan dengan temannya yang kebetulan wanita yang malam-malam itu mengenakan kebaya batik berjalan di belakangku dan menghampiri kesendirianku yang sangat sunyi aku rasakan, tiba-tiba ada wanita itu kekasih dari shabatku melangkah dengan rasa ragu mendekatiku untuk bertanya kalau aku ini adalah teman dari kekasihnya, aku pun segera menoleh ke arah yang menanyakan aku, langsung aku ingat kalau wanita yang masih sekolah SMKF kalau itu pasangan shabatku, aku segera menyuruh ia duduk, dan ia pun tidak menolak tawaranku, setelah aku tawarkan ia duduk temannya itu mengajak pulang dan ia mengatakan pulang terlebih dahulu, karena ia merasa ada teman dari shabatnya yang sendiri yaitu aku, dia mengajak aku ngobrol menanyakan beberapa pertanyaan karena tidak wajar aku anak Desa ada di Pelabuhan Kota,  malam sudah larut kapal sudah banyak tidak melaju, ia setia menemaniku yang kesendiriannya awalnya sunyi, sepi, dan delima dengan tujuannya ke Kota Cilacap tempat yang aku tuju, disitulah aku merasa kalau Tuhan memberikan jalan kepadaku pelantara dari kekasih shabatku. Cerita sudah panjang lebar waktu sudah tidak terlihat dan terasa karena asyik bercerita, karena banyak pertanyaan yang di lontarkan oleh wanita yang meghampiriku, menunjukan pukul 00:16 WIB.
Sehingga delima itu terbuka oleh banyak saran yang ia lontarkan padaku pahit manis yang wanita katakana seumuran 19 Thn itu, membuka naluri aku untuk berpikir yang logis dan realistis dengan tindakan yang aku laukan ini, langkah yang jauh dari kepastian untuk mengelilingi Kota Cilacap dengan kaki saja tanpa tujuan yang pasti tidak akan menjanjikan sebuah hasil yang manis. Wanita itu membuka cayaha kecil, untuk aku dapat berpikir yang sangat baik untuk langkahku yang harus penuh dengan perhitungan.
Aku hanya mengikuti saranya yang aku pikir itu baik, kata-kata yang aku ingat darinya, melangkah itu harus pasti, karena ini kehidupan nyata, bukan hanya mimpi yang indah saat tidur, jadi butuh perhitungan agar tidak menyia-nyiakan umur kamu, hingga saatnya kamu nanti sampai ke impianmu yang nyata, kamu tidak akan pasti mendapatkan apa yang kamu lakukan, kalau kamu memaksa perjalananmu ini yang tidak penuh perhitungan, yakin waktu akan terbuang sia-sia, dan tidak akan menemukan titik terang, waktu sulit yang akan menjawaban perjalananmu.
Semua saran aku pikirkan menggunakan logika semua itu benar setelah aku pikirkan menggunakan naluri dan itu berhasil membuka naluriku untuk berpikir secara logis, saat itu pula aku putuskan aku tinggal di Kota aku sendiri untuk mengumpulkan uang setelah terkumpul aku harus menanyakan kembali pada Bapak, berharap bisa diberikan alamatnya, setealah uang terkumpul dan bertemu dengan mama. Sejak malam itu juga aku memulai mekirkan bagaimana aku bertahan hidup di Kota sendiri, walau Kota sendiri namun aku belum banyak tempat yang aku ketahui di Kota sendiri yang penuh cerita, hanya Pelabuhan Kamal yang menurutku tempat paling membuat aku tenang dan nyaman. Setelah wanita itu memberikan saran ia sangat mempuyai rasa empati padaku, sehingga ia hendak mencari tampungan sementara untuk tempat tinggal aku.
Namun malam itu aku ditemani hingga mentari terbit, sangat aku berterima kasih aku kepada Tuhan karena telah mengirimkan seorang yang akan menjadi penolongku saat aku tidak sadar, namun keputusan sudah bulat tidak akan aku pulang sebelum aku ketemu Ibu kandung aku, itu yang telah aku tuliskan dalam isi surat yang aku tinggalkan di Rumah, biarkan kalau sudah ada uang aku menghubungi kembali Bapak untuk meminta alamat yang dapat membuka impianku bertemu Ibu.
Aku memutuskan untuk mencari kost untuk sementara di Kota ini, hp sudah aku matikan untuk menghilangkan jejak dan biar aku tidak kepikiran ketika ada orang yang memberikan kabar padaku, aku hanya pasrah kepada Alloh semoga semuanya baik-baiknya terutama pada Nenek aku yang sangat dikwatirkan karena faktor usia yang sudah mengkwatirkan. Setelah aku putuskan untuk kost aku mencari pekerjaan dan akan aku usahakan tidak selalu merepotkan wanita yang telah membantu aku, waktu sudah berjalan lama uang yang aku punya sudah tidak akan bertahan lama untuk berthan hidup, 1 bln, sudah aku lalui di kost, soal pekerjaan Tuhan belum menjawab doa-doaku. Aku harus lebih keras untuk mencari pekerjaan yang terpenting aku dapat bekerja yang halal aku akan kerjakan, namun mencari pekerjaan itu tidak semudah membalikan telapak tangan, memang banyak pekerjaan namun yang pas dengan diri kita itu yang sulit untuk di dapatkan, teringat dengan kenyataan yang aku lihat mugkin si tukang becak yang aku lihat tidak pernah punya cita-cita menjadi tukang becak, kalau tidak  karena kebutuhan dan keadaan yang memaksakan ia harus menjalankan apa yang menjadi penyambung hidupnya, aku melihatnya kenyaaatn itu semua batin aku berdialog dengan diriku sendiri, apakah aku akan seperti mereka sambil hati menjerit teteskan air mata, betapa kerasnya hidup ini, betapa hidup ini tak seindah merangkai mimpi, ini hidup di luar ingin bertahan hidup, betapa tak pernah aku pikirkan ini terjadi padaku, namun itu semua aku bersyukur karena dengan seperti ini banyak pelajaran hidup yang dekat dengan kehidupan yang tak pernah aku rasakan sebelumnya. Setelah 1 bln lebih 6hari, Tuhan memeluk doa-doaku dari situlah aku mendapatkan panggilan dari PT. Sales dan aku langsung di ajak untuk bekerja pada saat itu hati senang pertama kerja dengan keadaan yang mendesak, tidak pernah berpikir panjang yang peting kerja ini dapat membantuku untuk bertahan hidup, itu sudah anugrah dari Alloh sudah lebih dari cukup yang harus aku syukuri, walaupun kerja menjadi sales katanya kerjaan yang paling rendah utuk kalangan orang yang mempuyai ijasah SMA atau dikalangan orang-orang Akadimisi, namun semua pekerjaan itu baik asalkan halal, tidak merugikan orang lain. Awal kerja aku sangat senang karena kerja pertama yang aku jalani ini perkerjaan yang sangat menyenangkan, karena pekerjaannya itu jalan-jalan tapi bekerja mendapatkan uang, pertama kerja kebetulan tempat yang harus aku singgahi dari rumah ke rumah itu Desa Tanjung Piring yang terletak di pesisir pantai, kebetulan ada tempat wisata juga yang lebih dikenal sebutan Mercusuar menara yang indah, tapi aku baru mengetahui menara itu walaupun terletak di kota sendiri, tapi wajar aku tidak tahu karena pusat kota ini jauh dengan rumahku, yang terletak ada di pedesaan. Ternyata tempat dan menara tertua di Kota Bangkalan Mercusuar yang tingginya dengan 115m yang dibangun pada zaman Belanda Z.M Willem III,  Tahun 1879 yang terletak di pesisir Tanjung Piring sungai yang lurus dengan Kota Gersik itu mempunyai banyak mistik, konon yang paling nyata kalau punya hubungan atau pacaran jangan bersama-bersama pergi ke tempat itu apalagi mengikuti trend zamannya sekarang berselfi dengan pasanganya pergi ke tempat tersebut, tidak akan lama hubungannya tersebut ada masalah yang berbuah putus. Banyak mistik itu membuktikan, yang dialami oleh teman wanita yang membantu aku ia bersamaan dengan kekasihnya beberapa bulan yang lalu bersama pasanganya pergi ke Mercusuar tersebut, setalah dapat 1bln, mereka bertengkar sampai tidak menemukan solusi yang dapat meredekan keduanya untuk menemukan solusi mempertahankan hubungannya, sehingga mereka harus memutuskan hubungan yang sudah dibina selama 1 setengah tahun. Itu yang sangat nyata mistik di tempat itu, dan banyak juga  bukti nyata selain itu, yang membutikan bahwa tempat wisata sederhana itu sangat tidak ingin didekati hal-hal yang berbaur maksiat.
Waktu sudah tidak terasa kejanuhan dan manis pahit aku lalui selama ini, Setalah aku bekerja dapat 7bln, di kota sendiri namun keberadaan tidak ada yang mengetahui, aku sudah menghubungi keluarga tapi ternyata semua itu tidak sesuai dengan harapan uang terkumpul, namun alamat tetap saja keluarga terutama Bapak mempertahankan tidak memberitahuakan, dan ia memberikan alamat Ibu kalau aku sudah pulang. Akupun segera berpikir untuk pulang dan entah kenapa aku kepikiran kalau aku ini orang yang sangat lack of education (kurang pendidikan) sehingga Tuhan merencanakan berbeda dengan impianku, Alloh membukakan hatiku untuk berencana untuk berkuliah agar menimba ilmu pendidikan dan tidak mengulang sejarah yang telah aku rasakan, aku didik oleh orang yang tidak berpendidikan tinggi, hanya pendidikan islam yang diajarkan pada aku, darisitulah aku harus mengukir sejarah baru untuk masa yang akan datang, yaitu kepada anak-anak ku jangan sampai merasakan apa yang aku rasakan ini terulang kembali, dengan cara aku harus mempunyai pendidikan yang lebih untuk mendidik anak-anakku kelak, karena anak yang baik akan datang dari keluarga yang mempunyai pendidikan yang baik pula.
Alhamdulila aku sudah mendaftarkan diri Universitas tanpa sepengetahuan keluarga setelah itu aku pulang, aku sangat bersyukur karena Tuhan memberikan aku kesempatan untuk melanjutkan sekolah lagi ke jenjang lebih tinggi tanpa aku rencanakan, aku juga ingat dengan niatku waktu sekolah kalau aku harus ketemu dengan Ibu kandungku kalau tidak dengan keadaan bekerja, dalam keadaan aku mengeyam pindidikan (Sekolah) puji syukur kepada-NYA walaupun belum bertemu Ibu di Tahun ini, mungkin Tahun-tahun yang akan datang, karena rencana Tuhan lebih indah daripada apa yang aku rencanakan, karena hanya Ialah yang maha mengetahui apa yang sebelumnya dan sesudahnya terjadi pada yang terbaik dan juga yang terburuk untuk seluruh manusia.
Alhadulilah sekarang aku dapat Berkuliah walaupun belum dapat bertemu dengan Ibu kandungku dalam waktu dekat ini, namun aku harap Alloh membuka semua tabir rahasia yang sangat aku rindukan cahayanya dari seorang Ibu, Tuhan embanlah doaku dengan cahayamu agar aku merasakan kado dari surgamu Tuhan yaitu seorang ’IBU”  biar bukan hanya nama yang aku hafal disetiap doaku, wajahnya yang seperti apa yang aku rindukan, kenyataan ini aku tulis untukmu Ibu yang aku jalani semoga engkau mengetahui perjuangan ini, kalau perjuangan ini masih belum berarti untukmu biarkan sejarah yang membuktikan, kalau memang Ibu berusaha ingin melupakan aku, biarkan aku yang berusaha untuk menemukanmu dan memohon maaf atas semua salah dari Bapak dan Keluargaku dan aku berharap doamu Ibu. (Miss you mom)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar