Teringat pada masa
yang telah terlewati kadang aku berpikir dan harus percaya pada Tuhan yang
telah takdirkan padaku, kadang juga sebaliknya karena sudah jalan dan tuhan
merahasiakan semua takdir keindahan dan ketidak baikan pada setiap manusia yang
telah terjadi pada setiap manusia terutama pada aku yang telah aku rasakan
semerta-merta semua itu Tuhan yang rencanakan, sebagai manusia aku hanya
ikhtiar dan menjalankan apa yang menjadi impianku, walaupun kadang jauh dari
kekhilafan saat melangkah, entah kelak itu indah atau tidak aku hanya berusaha
dan mencoba untuk menjalankan semua itu sesuai mimpi dikehidupan yang nyata
bukan mimpi saat mata terlelap mimpi dikehidupan yang nyata penuh dengan
perhitungan untuk melangkah, masalah mimpi itu akan menjadi nyata, aku akan
pesrahkaan saja semuanya kepada yang Khalik, karena hanya Ialah yang maha
mengetahui catatan Lauhil Mahfud, apa yang terjadi sekarang biarkan aku hadapi
sekarang.
Kadang saat aku
renungkan kembali pada terjadi padaku pada saat malam bersejarah dalam hidupku
sebelum mentari terbenam di ufuk barat pada malam jum'at legi (jum'at manis)
pahit manis yang aku rasakan, gelisah dalam hati mencari sebuah mimpi yang
diimpikan, teringat janji yang pernah yang diucapkan seorang Bapak dua tahun
yang lalu, jikalau sudah lulus sekolahnya nanti kamu akan aku berikan alamat
Ibu mu, setelah tiba saatnya aku coba menanyakan semua yang pernah diucapkan olehnya,
setelah aku bertanya ternyata jawabnya itu hanya membuat aku tergores hati,
jawaban yang tidak rialistis dan logika tidak mampu memberikan makna. Bapak
sudah lupa tidak tau Rumaah Ibu kamu nak, dalam hati aku berkata kasar kenapa
harus dinikahi kalau memang tidak tau Alamat Ibu yang tidak jelas, sebagai anak
hanya diam saja setelah ada ucapan dari orang tua yang membuat hati teriris.
Suasana gelap senja
di ufuk barat sudah tidak memberikan cahaya indah dan gelapnya malam sudah
terasa lebih gelap daripada hati yang aku rasakan mendengarkan sebuah argumen
dari Bapak yang pernah memberikan harapa untuk bisa bertemu dengan seorang yang
telah mengantarkan aku ke bumi. Pikiran sudah tidak mampu berpikir panjang
bertepatan senja terbenam aku harus meniggalkan Rumah yang sudah berapa tahun
udara segarnya yang membuatku seperti saat ini tumbuh dengan keadaan sehat dan
seorang Nenek yang sudah bermahkota putih yang membesarkan aku hingga kini aku
dewasa, hanya dalam hati tegores untuk segera jauh bersamanya dan aku harus
bergeriliya untuk batin yang sangat delima akan kemana aku memikirkan untuk
menemukan apa yang menjadi sebuah impianku yang nyata, hanya tekad yang harus aku lakukan untuk
mengubah semua apa yang aku impikan untuk menjadi nyata dan mengharapkan Tuhan
selalu memberikan secercah cahaya kepadaku, agar setiap jalan yang aku lakukan
ini tidak berakhir dengan sia-sia dan Tuhan yang Maha tau akan memberikan yang
terbaik untuk langkahku yang salah untuk dengan niat yang baik.
Aku harus melangkah
jauh dengan meninggalkan kecemasan yang berharap berbuah kelancaran dalam
langkahku untuk bisa mengetahui wajah dari seorang yang telah mengantarkan aku
ke Dunia ini untuk mengarapkan doa-doa yang sakti dari seorang Ibu, yang
mengubah Dunia gelap selamanya, dan berubah menjadi terang selamanya denganya
seorang “IBU”. Langkah sudah menuju jauh aku sudah sampai ke seperempat jalan
tujuan yang ada, tapi alamat tidak ada, temanpun tak ada yang menemani kata
hati yang sangat ingin mengetahui seorang yang mempunyai doa yang lebih cepat
ijabah oleh Tuhan “Ibu”, tiba aku ke tempat yang biasa aku tempati yaitu
Pelabuahan Kamal Bangkalan Madura, sangat indah pada malam itu suasana yang
dihiasi oleh kerlap-kerlip lampu kapal dan lampu panjang yang menjulang indah
lampu Suramadu yang menggabungkan antara Surabaya dan Madura sangat indah
dipandang, sehingga kerlap-kerlip lampu Surabaya yang sangat indah menghiburku
pada malam itu, namun itu semua tidak sesuai dengan keadaan hati sehingga tidak
menerimanya seperti malam-malam sebelumnya, sekarang keindahan itu tidak
berhasil membuat aku tersenyum, yang biasanya tempat ini menjadi penghilang
penat yang aku rasakan, saa itu keindahan hilang tergantikan delima hati dan
wajah seorang Ibu terpancar jelas diantara cahaya gemerlap lampu yang indah,
yang membuka hati bertanya kemana aku harus melangkah, setelah ini kaki
mdmpunyai langkah tujuan, yang tidak mempunyai tujuan dan alamat yang konkrit,
hanya Kota Cilacap yang aku ingat kalau tempat tinggal seorang Ibu yang sangat
aku rindukan yang keberadaanya ada tanpa kepastian, suasana hati tak
tergantikan delima hati dan wajah seorang Ibu terpancar jelas diantara cahaya
gemerlap lampu yang indah malam itu, yang membuka hati bertanya kemana aku
harus melangkah setelah langkah tujuan ini tidak mempunyai tujuan dan alamat
yang pasti, hanya kota yang aku tahu, dari seorang Ibu yang sangat aku rindukan
doa-doanya, dan mencoba membuka tabir rahasia Tuhan yang ghaib tanpa aku
ketahui kepastiaanya hanya dengan Ikhtiar yang aku perjuangkan. Bergeriliya
dengan keyakinan gigih ingat dengan Firman Alloh SWT. Manjeddeh wejedeh aku hanya yakin dengan kelimat itu, untuk
menguatkan hatiku melangkah.
Angin menemaniku dan
tontonan indah yang ombak saksikan ketika aku melamun dan menatap cahaya
gemerlap lampu yang indah dengan kekosongan hati yang sangat sunyi dan sepi,
walaupun kapal dan manusia mondar-mandir di belakangku tiada yang membuat aku
nyaman dengan dengan keadaanku pada saat itu. Namun aku tetap merakasakan
kesepian, ketika aku dikirimkan seorang teman wanita yang pada saat itu ia
berjalan dengan temannya yang kebetulan wanita yang malam-malam itu mengenakan
kebaya batik berjalan di belakangku dan menghampiri kesendirianku yang sangat
sunyi aku rasakan, tiba-tiba ada wanita itu kekasih dari shabatku melangkah
dengan rasa ragu mendekatiku untuk bertanya kalau aku ini adalah teman dari
kekasihnya, aku pun segera menoleh ke arah yang menanyakan aku, langsung aku
ingat kalau wanita yang masih sekolah SMKF kalau itu pasangan shabatku, aku
segera menyuruh ia duduk, dan ia pun tidak menolak tawaranku, setelah aku
tawarkan ia duduk temannya itu mengajak pulang dan ia mengatakan pulang
terlebih dahulu, karena ia merasa ada teman dari shabatnya yang sendiri yaitu
aku, dia mengajak aku ngobrol menanyakan beberapa pertanyaan karena tidak wajar
aku anak Desa ada di Pelabuhan Kota,
malam sudah larut kapal sudah banyak tidak melaju, ia setia menemaniku
yang kesendiriannya awalnya sunyi, sepi, dan delima dengan tujuannya ke Kota Cilacap
tempat yang aku tuju, disitulah aku merasa kalau Tuhan memberikan jalan
kepadaku pelantara dari kekasih shabatku. Cerita sudah panjang lebar waktu
sudah tidak terlihat dan terasa karena asyik bercerita, karena banyak
pertanyaan yang di lontarkan oleh wanita yang meghampiriku, menunjukan pukul
00:16 WIB.
Sehingga delima itu
terbuka oleh banyak saran yang ia lontarkan padaku pahit manis yang wanita
katakana seumuran 19 Thn itu, membuka naluri aku untuk berpikir yang logis dan
realistis dengan tindakan yang aku laukan ini, langkah yang jauh dari kepastian
untuk mengelilingi Kota Cilacap dengan kaki saja tanpa tujuan yang pasti tidak
akan menjanjikan sebuah hasil yang manis. Wanita itu membuka cayaha kecil,
untuk aku dapat berpikir yang sangat baik untuk langkahku yang harus penuh
dengan perhitungan.
Aku hanya mengikuti
saranya yang aku pikir itu baik, kata-kata yang aku ingat darinya, melangkah
itu harus pasti, karena ini kehidupan nyata, bukan hanya mimpi yang indah saat
tidur, jadi butuh perhitungan agar tidak menyia-nyiakan umur kamu, hingga
saatnya kamu nanti sampai ke impianmu yang nyata, kamu tidak akan pasti
mendapatkan apa yang kamu lakukan, kalau kamu memaksa perjalananmu ini yang
tidak penuh perhitungan, yakin waktu akan terbuang sia-sia, dan tidak akan
menemukan titik terang, waktu sulit yang akan menjawaban perjalananmu.
Semua saran aku
pikirkan menggunakan logika semua itu benar setelah aku pikirkan menggunakan
naluri dan itu berhasil membuka naluriku untuk berpikir secara logis, saat itu
pula aku putuskan aku tinggal di Kota aku sendiri untuk mengumpulkan uang
setelah terkumpul aku harus menanyakan kembali pada Bapak, berharap bisa
diberikan alamatnya, setealah uang terkumpul dan bertemu dengan mama. Sejak
malam itu juga aku memulai mekirkan bagaimana aku bertahan hidup di Kota sendiri,
walau Kota sendiri namun aku belum banyak tempat yang aku ketahui di Kota
sendiri yang penuh cerita, hanya Pelabuhan Kamal yang menurutku tempat paling
membuat aku tenang dan nyaman. Setelah wanita itu memberikan saran ia sangat
mempuyai rasa empati padaku, sehingga ia hendak mencari tampungan sementara
untuk tempat tinggal aku.
Namun malam itu aku
ditemani hingga mentari terbit, sangat aku berterima kasih aku kepada Tuhan
karena telah mengirimkan seorang yang akan menjadi penolongku saat aku tidak
sadar, namun keputusan sudah bulat tidak akan aku pulang sebelum aku ketemu Ibu
kandung aku, itu yang telah aku tuliskan dalam isi surat yang aku tinggalkan di
Rumah, biarkan kalau sudah ada uang aku menghubungi kembali Bapak untuk meminta
alamat yang dapat membuka impianku bertemu Ibu.
Aku memutuskan untuk
mencari kost untuk sementara di Kota ini, hp sudah aku matikan untuk
menghilangkan jejak dan biar aku tidak kepikiran ketika ada orang yang
memberikan kabar padaku, aku hanya pasrah kepada Alloh semoga semuanya
baik-baiknya terutama pada Nenek aku yang sangat dikwatirkan karena faktor usia
yang sudah mengkwatirkan. Setelah aku putuskan untuk kost aku mencari pekerjaan
dan akan aku usahakan tidak selalu merepotkan wanita yang telah membantu aku,
waktu sudah berjalan lama uang yang aku punya sudah tidak akan bertahan lama
untuk berthan hidup, 1 bln, sudah aku lalui di kost, soal pekerjaan Tuhan belum
menjawab doa-doaku. Aku harus lebih keras untuk mencari pekerjaan yang
terpenting aku dapat bekerja yang halal aku akan kerjakan, namun mencari
pekerjaan itu tidak semudah membalikan telapak tangan, memang banyak pekerjaan
namun yang pas dengan diri kita itu yang sulit untuk di dapatkan, teringat
dengan kenyataan yang aku lihat mugkin si tukang becak yang aku lihat tidak
pernah punya cita-cita menjadi tukang becak, kalau tidak karena kebutuhan dan keadaan yang memaksakan
ia harus menjalankan apa yang menjadi penyambung hidupnya, aku melihatnya
kenyaaatn itu semua batin aku berdialog dengan diriku sendiri, apakah aku akan
seperti mereka sambil hati menjerit teteskan air mata, betapa kerasnya hidup
ini, betapa hidup ini tak seindah merangkai mimpi, ini hidup di luar ingin
bertahan hidup, betapa tak pernah aku pikirkan ini terjadi padaku, namun itu
semua aku bersyukur karena dengan seperti ini banyak pelajaran hidup yang dekat
dengan kehidupan yang tak pernah aku rasakan sebelumnya. Setelah 1 bln lebih
6hari, Tuhan memeluk doa-doaku dari situlah aku mendapatkan panggilan dari PT.
Sales dan aku langsung di ajak untuk bekerja pada saat itu hati senang pertama
kerja dengan keadaan yang mendesak, tidak pernah berpikir panjang yang peting
kerja ini dapat membantuku untuk bertahan hidup, itu sudah anugrah dari Alloh
sudah lebih dari cukup yang harus aku syukuri, walaupun kerja menjadi sales
katanya kerjaan yang paling rendah utuk kalangan orang yang mempuyai ijasah SMA
atau dikalangan orang-orang Akadimisi, namun semua pekerjaan itu baik asalkan
halal, tidak merugikan orang lain. Awal kerja aku sangat senang karena kerja
pertama yang aku jalani ini perkerjaan yang sangat menyenangkan, karena
pekerjaannya itu jalan-jalan tapi bekerja mendapatkan uang, pertama kerja
kebetulan tempat yang harus aku singgahi dari rumah ke rumah itu Desa Tanjung
Piring yang terletak di pesisir pantai, kebetulan ada tempat wisata juga yang
lebih dikenal sebutan Mercusuar menara yang indah, tapi aku baru mengetahui
menara itu walaupun terletak di kota sendiri, tapi wajar aku tidak tahu karena
pusat kota ini jauh dengan rumahku, yang terletak ada di pedesaan. Ternyata
tempat dan menara tertua di Kota Bangkalan Mercusuar yang tingginya dengan 115m
yang dibangun pada zaman Belanda Z.M Willem III, Tahun 1879 yang terletak di pesisir Tanjung
Piring sungai yang lurus dengan Kota Gersik itu mempunyai banyak mistik, konon
yang paling nyata kalau punya hubungan atau pacaran jangan bersama-bersama
pergi ke tempat itu apalagi mengikuti trend
zamannya sekarang berselfi dengan
pasanganya pergi ke tempat tersebut, tidak akan lama hubungannya tersebut ada
masalah yang berbuah putus. Banyak mistik itu membuktikan, yang dialami oleh
teman wanita yang membantu aku ia bersamaan dengan kekasihnya beberapa bulan
yang lalu bersama pasanganya pergi ke Mercusuar tersebut, setalah dapat 1bln,
mereka bertengkar sampai tidak menemukan solusi yang dapat meredekan keduanya
untuk menemukan solusi mempertahankan hubungannya, sehingga mereka harus
memutuskan hubungan yang sudah dibina selama 1 setengah tahun. Itu yang sangat
nyata mistik di tempat itu, dan banyak juga
bukti nyata selain itu, yang membutikan bahwa tempat wisata sederhana
itu sangat tidak ingin didekati hal-hal yang berbaur maksiat.
Waktu sudah tidak
terasa kejanuhan dan manis pahit aku lalui selama ini, Setalah aku bekerja
dapat 7bln, di kota sendiri namun keberadaan tidak ada yang mengetahui, aku
sudah menghubungi keluarga tapi ternyata semua itu tidak sesuai dengan harapan
uang terkumpul, namun alamat tetap saja keluarga terutama Bapak mempertahankan
tidak memberitahuakan, dan ia memberikan alamat Ibu kalau aku sudah pulang.
Akupun segera berpikir untuk pulang dan entah kenapa aku kepikiran kalau aku
ini orang yang sangat lack of education (kurang
pendidikan) sehingga Tuhan merencanakan berbeda dengan impianku, Alloh
membukakan hatiku untuk berencana untuk berkuliah agar menimba ilmu pendidikan
dan tidak mengulang sejarah yang telah aku rasakan, aku didik oleh orang yang
tidak berpendidikan tinggi, hanya pendidikan islam yang diajarkan pada aku,
darisitulah aku harus mengukir sejarah baru untuk masa yang akan datang, yaitu
kepada anak-anak ku jangan sampai merasakan apa yang aku rasakan ini terulang
kembali, dengan cara aku harus mempunyai pendidikan yang lebih untuk mendidik
anak-anakku kelak, karena anak yang baik akan datang dari keluarga yang
mempunyai pendidikan yang baik pula.
Alhamdulila aku sudah
mendaftarkan diri Universitas tanpa sepengetahuan keluarga setelah itu aku
pulang, aku sangat bersyukur karena Tuhan memberikan aku kesempatan untuk
melanjutkan sekolah lagi ke jenjang lebih tinggi tanpa aku rencanakan, aku juga
ingat dengan niatku waktu sekolah kalau aku harus ketemu dengan Ibu kandungku
kalau tidak dengan keadaan bekerja, dalam keadaan aku mengeyam pindidikan
(Sekolah) puji syukur kepada-NYA walaupun belum bertemu Ibu di Tahun ini,
mungkin Tahun-tahun yang akan datang, karena rencana Tuhan lebih indah daripada
apa yang aku rencanakan, karena hanya Ialah yang maha mengetahui apa yang
sebelumnya dan sesudahnya terjadi pada yang terbaik dan juga yang terburuk
untuk seluruh manusia.
Alhadulilah sekarang
aku dapat Berkuliah walaupun belum dapat bertemu dengan Ibu kandungku dalam
waktu dekat ini, namun aku harap Alloh membuka semua tabir rahasia yang sangat
aku rindukan cahayanya dari seorang Ibu, Tuhan embanlah doaku dengan cahayamu
agar aku merasakan kado dari surgamu Tuhan yaitu seorang ’IBU” biar bukan hanya nama yang aku hafal disetiap
doaku, wajahnya yang seperti apa yang aku rindukan, kenyataan ini aku tulis
untukmu Ibu yang aku jalani semoga engkau mengetahui perjuangan ini, kalau
perjuangan ini masih belum berarti untukmu biarkan sejarah yang membuktikan,
kalau memang Ibu berusaha ingin melupakan aku, biarkan aku yang berusaha untuk
menemukanmu dan memohon maaf atas semua salah dari Bapak dan Keluargaku dan aku
berharap doamu Ibu. (Miss you mom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar