gambar: juneljuste.com |
Generasi Perbudakan Yang Tidak Disadari
Kebobrokan
manusia pada kemewahan kadang dapat memperbudak diri tanpa disadari, diri ini
dikontrol oleh teknologi, bukan manusia mengontrol teknologi tanpa disadari,
kita diperbudak diri walaupun itu sebagai bukti kebebasan. Abrams Maslow
menuliskan bahwa kebebasan hak paten diri manusia. Tapi kebebasan apa yang
dapat dipertanggung jawabkan.
Segala pemikiran
manusia yang memiliki batasan sehingga manusia hanya bisa merencanakan dan
melakukan apa yang telah menajadikan dirinya sebagai kewajiban. Ketika manusia
bergerak mengikuti siklus alam tanpa melawan arus dengan maraknya perkembangan
zaman. Bahwa hari ini jiwa dan raga
dijajah oleh diri sendiri, jika ada goo
foud telah memanjakan diri kita, serta banyak lagi virus lain
menejerumuskan pada kebobrokan dalam perkembangan. Manusia telah merdeka akan
tetapi kemerdekaannya dipenjarakan sendiri oleh arus siklus perkembangannya,
merasakan kecilnya manusia yang hanya bisa mampu beradaptasi dengan sebuah
kebaruan serta misi pemuda membenahi diri, untuk bisa menemukan arti dari
setiap langkah perjalanan manusia yang pasti dalam diri sangat suci, akan
tetapi enggan beradaptasi perkembangan. Memenjarakan diri bahwa dirinya telah
diwarisi merdeka oleh Sang Ilahi.
Penjajah telah
tak menjajah manusia lagi merdeka dengan memaksakan dirinya, untuk membatasinya
dengan apa yang dilahirkannya, bahkan dalam dunia khususnya di Indonesia
mengamini segala yang ada dalam kehidupan nyata ini. Serta melakukan tanpa
melupakan akan yang dikerjakan oleh kesadaran diri manusia, hingga lupa akan
dijajah keboborakan dirinya, serta tidak pernah menanyakan pada dirinya bahwa
dirinya adalah sempurna tapi tak menyangka karena dirinya tak merasakannya,
enggan merenungkan dirinya.
Dialog-dialog
dengan dirinya yang telah dilupakan untuk menemukan apa yang akan dikerjakan
oleh manusia, tak sadar bahwa ada teman dalam diri manusia ketika manusia mau
berpikir dan menanyakan dirinya pada dirinya. Akan tetapi kadang manusia
serta memenjarakan pada penjara yang tak
berjeruji besi, tapi tentang kenyamanan hati, yang tak diliputi oleh hati untuk
menemukan arti, yang pasti untuk mengertikan diri dalam ber-negeri. Dalam diri
manusia ada yang bermakna akan tetapi manusia enggan menemukannya, yaitu hati
yang sangat nyaman dan tenang ketika kerisauan manusia menyentuhnya dengan
hati, maka lahirlah rasa cinta dalam cita-cita manusia, ketika terbentuk cinta
maka akan melahirkan keindahan dalam kehidupan manusia.
Bahaya yang
paling ditakuti dalam dunia ini, hanya ada dua mati karena menemukan kematian
pada diri sendiri, mencintai sesuatu tanpa menekuni apa yang dicari tanpa rasa
cinta yang disepakati oleh hati. Yang tersial manusia mencari arti untuk tidak
menyadari apa yang terjadi apa yang akan harus dicari, dan menyadari berdiri
dengan berkaca pada air bahwa gelombang air akan menunjukkan arti yang tak
pasti dengan diri manusia yang sangat tergoncang oleh hati, namun air akan
menjadi salah satu sumber kehidupan manusia dan alam.
Sesungguhnya penjajahan yang paling ditakuti oleh
manusia seharusnya, yang ditemukan dalam kehidupan akan menemukan kematian
dalam hidup, serta yang tersial tidak merasakan kematian dalam hidup.
Nabi Muhammad
Saw pernah bersabda bahwa perang terbesar bukanlah perang badar, akan tetapi
persang terbesar sesungguhnya adalah perang melawan dirinya. Sesuai juga jika
kita kaitkan dengan republik kita bahwa Bapak Proklamator kita pernah berkata
bahwa dalam pidatonya bahwa mengusir dan berperang penjajahan Belanda lebih
mudah, yang lebih sulit adalah melawan bangsa sendiri. Kedua istilah kata-kata
bijak ini memberikan interpretasi sangat dalam jika kita kaitkan dengan
kehidupan sekarang.
Hari ini telah
sampai di mana awan mendung serta angin menghembus tak tertata dalam jiwa,
melawan arus sangat menentang membiarkan arus akan terjerumuskan, membenturkan
diri untuk menyadari bahwa berdiri diatas arus dengan bertahan melawan bersama
awan yang selalu statnan, berada dalam dataran yang rentan aman, hanya hujan
yang kadang tidak dapat menyesuaikan. Kabut tipispun turun terselimuti angin, kerisauan manusia pada
dunia sangat kacau, yang tersial diriku yang hanya memikirkan dunia dengan
perjuangan kematian dalam perkembangan ini, tak tembul dan tak jarang datang
kembali, untuk menjaga diri dan menemukan arti menjaga apa yang harus dijaga
telah tak disadari bahwa dunia nanti sepi. Keadaan kadang mengajarkan merasakan
kematian, kadang pula mengajarkan kebencian dalam kehidupan, bahwa manusia yang
berjalan terus diberikan kerisauan manusia tak menjanjikan ketulusan saat
terombang-ambing kegalauan perayaan dunia yang sifatnya fana dan tiada pada
saatnya. Hanya dengan bunga-bunga yang dipersembahkan dengan rasa cinta manusia
akan senantiasa hidup dalam jiwa-jiwa manusia yang senantiasa berkelana dalam
rimba dunia yang penuh makna dalam kematiannya.
Serta kuburannya
manusia akan selalu dikenang dalam masanya yang menanmkan segala mimpi-mimpi
dalam kehidupan nyata dengan rasa cinta, saat kau bosan dengan hidup maka
ingatlah pada kematian setelah hidup, maka kau akan menemukan cinta dan
keindahan dalam keberadaan manusia yang tiada. Hanya ada dua dalam kerisauan
hidup setelah menemukan jalan yang telah dicita-citakan. Yang pertama mengeluh
untuk memperhalus perasaan, yang kedua menyerah akan membuat memperkeruh
keadaan. Bertahan adalah jalan untuk mengeluh tanpa menyerah, karena titik
akhir tidak akan berhenti dengan direncanakan seorang penulis ilmuan eksakta,
ketika mereka saat berada di tengahpun akan melanjutkan sebuah pembahasaan dari
perjalanan, hingga sampai pada penulisan titik akhir tanpa batas, bukan
segalanya dari cahaya, kita bagaimana sastra dengan estetikanya, serta teologi
cara menyelami anugerah yang dijalani dengan pencipta. Berkaitan dalam keadaan
kita sebagai manusia, sehingga lahirlah revolusioner, kemerdekaan manusia,
tiada dengan ketidak sia-siaan, maka akan senatiasa hidup dalam ketiadaan, mati
dalam kepastian cita-cita para pengabdi-NYA sehingga cerita akan selalu
memaksakan untuk menghidupkan para penjuang sesungguhnya dari apa yang
ditarekatkan sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar