Gambar: penterest.com |
PERSPEKTIF SEPEREMPAT MANUSIA
Manusia pada dasarnya diciptakan dalam keadaan yang sempurna tiada lagi yang
paling sempurna kecuali manusia,
dan manusia memiliki pemikiran yang sangat realistis, logis, magis, daripada makhluk hidup yang lainnya.
Makhluk hidup di dunia tidak ada perbedaan dalam hidup
manusia, semuanya sama rasa dan sama rata, yang
membedakan dalam kehidupan adalah hanya Allah SWT,
yang mampu memberikan penilaian yang konkrit dalam hidup, dan hak Tuhan menjadi
otoriter yang percaya kepada manusia hidup di bumi, menjadi khalifah (pemimpin),
sehingga perbedaan manusia hanya ada satu Ahasnu
Taqwin,
ketaqwaan terhadap Sang Pencipta (Q.S al-Hujarat: 13).
Sesama manusia yang
hidup dalam dunia, hanya dituntut untuk bisa hidup saling
sinergi dan saling mengisi, menglengkapi, menjaga,
sehingga saling menghargai. Sikap dalam
kehidupan ini karena pada dasarnya diciptkan dari kadar yang sama, hanya saja cara dan pola kehidupan manusia yang berbeda, sehingga regenerasi manusia memiliki
keanekaragaman, ada yang mencintai proses dan yang mempercayai keajaiban,
walaupun pada dasarnya sama-sama tidak mengetahui hasil akhir dari apa yang dilkukan
hari ini untuk esok terjadi.
Keberadaan manusia
dalam dunia ada karena Tuhan, telah menciptakan
dengan rasa yang sama rata, dengan manusia yang
satu dengan manusia yang lain, manusia hidup seharusnya tidak ada herarki dalam hidup. Seterata hanya ada dalam kehidupan yang menjadi tolok ukur, yang tidak baik
dalam hidup manusia, sehingga kehidupan
manusia diberikan batasan oleh sasama manusia, bukannya manusia diciptakan dengan kadar yang sama, namun kontruksi sosial atau hukum dunia telah konkrit,
sehingga manusia hidup banyak merasakan hal yang paling baik
dan merasa yang paling tinggi,
dan tidak merasa bahwa kehidupan manusia pada dasarnya
diciptakan dengan kadar yang sama, sama-sama diciptakan dari tanah lihat, kecuali Jin dan Setan.
Sudah terlihat jelas
bahwa hidup diera yang sangat memberikan pandangan yang berbeda, setiap manusia bahwa sangat jelas ketika melihat
sesuatu yang ada di sekitar kita,
bahwasanya kehidupan manusia dikuasai oleh materi
(yang ada), dan berkiblat pada dunia saja. Bahwa jelas materi bukan segalanya dan akan merasakan hal yang mereka inginkan,
tanpa tidak peduli apa yang akan dirasakan oleh orang lain. Yang memiliki uang lebih banyak akan mudah dalam menunjuk-nunjuk
dengan jari tangannya kaum feodalisme, yang terfatal, yang masih dikatakan
baik, ketika menunjuk-nunjuk dengan rasa yang
hormat, sangat fatal jika ada yang menujuk
dengan tangan yang sangat tidak baik,
yaitu tangan yang tidak sopan atau dengan tangan kiri. Bahwa pemikiran manusia
yang memiliki jiwa yang seperti itu,
tidak pantas menjadi figur, menjadi refleksi bagi manusia sadar, karena sesuatu hal yang baik lebih menghormati
hidup orang lain. Love is wisdom cinta kebijkasanaan, dan pendidikan akan menjadi kontrol manusia.
Setiap manusia tidak ada seperempat manusia,
manusia diciptakan kudrot sama
sempurna sesama manusia, yang menjadi
bencana manusia yang tidak memanusiakan manusia, dengan rasa bangga akan
dirinya, tidak merasakan bahwa hidup itu konstingensi.
Manusia sosial human socity saling
menghargai dan mengormati, tidak ada batasan apalagi sekat materi,
bahwa kehidupan pada dasarnya sama,
jika menghormati dalam kehidupan sangatlah wajar ditekankan dalam kehidupan, sehingga sebuah kewajiban dalam hakikat manusia,
namun menghormati karena rasa takut dalam diri
manusia tidaklah diajarkan dalam Agama Islam,
tidak ada seterata atau kelas bahwa perbedaan
hidup hanya Allah
SWT yang hak, bukan manusia
yang menentang apa yang telah digariskan, sebagai manusia yang sama rata dan sama rasa. Perbedaan manusia hanya
terletak pada ketakwaan, nilai tertinggi merupakan nilai kemanusian adalah
ketaqwaanya terhadap Allah Swt (Q.S al-Hujarat: 13).
Perspektif
manusia tidaklah semata-mata memandang hanya dari satu sisi, tidaklah
seharusnya manusia memandang fenomena alam,
dan apa yang ada di manusia dari satu pandangan, sangatlah tidak realistis
bukannya perbedaan manusia sebuah keindahaan Dunia dan semua yang indah karena
adanya perbedaan namun, bukan perbedaan dalam kelas sosial dunia, esensi manusia sama rasa dan sama rata dalam pandangan yang maha
kuasa, hanya ketaqwaan yang membedakan.
Kehidupan manusia hanya
ada karena ada yang mengadakan, tercipta dari sesuatu
perbedaan, dalam perbedaan bukanlah seharusnya dinilai dari apa yang dilihat, agar tidaklah mudah dalam mengkafirkan apa yang apa
yang dilihat, bicara dengan apa yang ada pada era yang sangat Tuhan tidak
menentukan hidup manusia kadang berpaling dari apa yang menjadi hidup manusia
buta, bukan buta mata indra tapi buta mata hati karena apa yang terjadi
memiliki landasan harta adalah hal yang mati,
tiada yang berkuasa lagi kecuali harta, dengan harta manusia akan banyak merasa
kalau hidup hanya berjuang untuk uang berkiblat pada dunia, padahal
perjuangan adalah sebuah kebebasan dan kemerdekaan yang mutlak yang harus
diperjuangkan agar memiki sebuah pendangan,
dan bukan regenerasi yang hanya mengandalkan uang.
Jika materi yang menjadi tolok ukur maka manusia
hanya memiliki
haraga. Hidup yang panjang
ketika kehidupan yang dijalani memiki perjalanan yang sangat memberikan jalan
yang baik bagi orang lain, dengan landasan ketaqwaan, yang tidak hanya mamandang manusia
seperempat manusia, semuanya sempurna tanpa ada yang terhina dan tidak memilki
kehidupan yang bermakna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar