Minggu, 03 Desember 2017

PERSPEKTIF SEPEREMPAT MANUSIA


Gambar: penterest.com


PERSPEKTIF SEPEREMPAT MANUSIA

Manusia pada dasarnya diciptakan dalam keadaan yang sempurna tiada lagi yang paling sempurna kecuali manusia, dan manusia memiliki pemikiran yang sangat realistis, logis, magis, daripada makhluk hidup yang lainnya.
Makhluk hidup di dunia tidak ada perbedaan dalam hidup manusia, semuanya sama rasa dan sama rata, yang membedakan dalam kehidupan adalah hanya Allah SWT, yang mampu memberikan penilaian yang konkrit dalam hidup, dan hak Tuhan menjadi otoriter yang percaya kepada manusia hidup di bumi, menjadi khalifah (pemimpin), sehingga perbedaan manusia hanya ada satu Ahasnu Taqwin, ketaqwaan terhadap Sang Pencipta (Q.S al-Hujarat: 13).
Sesama manusia yang hidup dalam dunia, hanya dituntut untuk bisa hidup saling sinergi dan saling mengisi, menglengkapi, menjaga, sehingga saling menghargai. Sikap dalam kehidupan ini karena pada dasarnya diciptkan dari kadar yang sama, hanya saja cara dan pola kehidupan manusia yang berbeda, sehingga regenerasi manusia memiliki keanekaragaman, ada yang mencintai proses dan yang mempercayai keajaiban, walaupun pada dasarnya sama-sama tidak mengetahui hasil akhir dari apa yang dilkukan hari ini untuk esok terjadi.
Keberadaan manusia dalam dunia ada karena Tuhan, telah menciptakan dengan rasa yang sama rata, dengan manusia yang satu dengan manusia yang lain, manusia hidup seharusnya tidak ada herarki dalam hidup. Seterata hanya ada dalam kehidupan yang menjadi tolok ukur, yang tidak baik dalam hidup manusia, sehingga kehidupan manusia diberikan batasan oleh sasama manusia, bukannya manusia diciptakan dengan kadar yang sama, namun kontruksi sosial atau hukum dunia telah konkrit, sehingga manusia hidup banyak merasakan hal yang paling baik dan merasa yang paling tinggi, dan tidak merasa bahwa kehidupan manusia pada dasarnya diciptakan dengan kadar yang sama, sama-sama diciptakan dari tanah lihat, kecuali Jin dan Setan.
Sudah terlihat jelas bahwa hidup diera yang sangat memberikan pandangan yang berbeda, setiap manusia bahwa sangat jelas ketika melihat sesuatu yang ada di sekitar kita, bahwasanya kehidupan manusia dikuasai oleh materi (yang ada), dan berkiblat pada dunia saja. Bahwa jelas materi bukan segalanya dan akan merasakan hal yang mereka inginkan, tanpa tidak peduli apa yang akan dirasakan oleh orang lain. Yang memiliki uang lebih banyak akan mudah dalam menunjuk-nunjuk dengan jari tangannya kaum feodalisme, yang terfatal, yang masih dikatakan baik, ketika menunjuk-nunjuk dengan rasa yang hormat, sangat fatal jika ada yang menujuk dengan tangan yang sangat tidak baik, yaitu tangan yang tidak sopan atau dengan tangan kiri. Bahwa pemikiran manusia yang memiliki jiwa yang seperti itu, tidak pantas menjadi figur, menjadi refleksi bagi manusia sadar, karena sesuatu hal yang baik lebih menghormati hidup orang lain. Love is wisdom cinta kebijkasanaan, dan pendidikan akan menjadi kontrol manusia.
 Setiap manusia tidak ada seperempat manusia, manusia diciptakan kudrot sama sempurna sesama manusia, yang menjadi bencana manusia yang tidak memanusiakan manusia, dengan rasa bangga akan dirinya, tidak merasakan bahwa hidup itu konstingensi.
Manusia sosial human socity saling menghargai dan mengormati, tidak ada batasan apalagi sekat materi, bahwa kehidupan pada dasarnya sama, jika menghormati dalam kehidupan sangatlah wajar ditekankan dalam kehidupan, sehingga sebuah kewajiban dalam hakikat manusia, namun menghormati karena rasa takut dalam diri manusia tidaklah diajarkan dalam Agama Islam, tidak ada seterata atau kelas bahwa perbedaan hidup hanya Allah SWT yang hak, bukan manusia yang menentang apa yang telah digariskan, sebagai manusia yang sama rata dan sama rasa. Perbedaan manusia hanya terletak pada ketakwaan, nilai tertinggi merupakan nilai kemanusian adalah ketaqwaanya terhadap Allah Swt (Q.S al-Hujarat: 13).
 Perspektif manusia tidaklah semata-mata memandang hanya dari satu sisi, tidaklah seharusnya manusia memandang fenomena alam, dan apa yang ada di manusia dari satu pandangan, sangatlah tidak realistis bukannya perbedaan manusia sebuah keindahaan Dunia dan semua yang indah karena adanya perbedaan namun, bukan perbedaan dalam kelas sosial dunia, esensi manusia sama rasa dan sama rata dalam pandangan yang maha kuasa, hanya ketaqwaan yang membedakan.
Kehidupan manusia hanya ada karena ada yang mengadakan, tercipta dari sesuatu perbedaan, dalam perbedaan bukanlah seharusnya dinilai dari apa yang dilihat, agar tidaklah mudah dalam mengkafirkan apa yang apa yang dilihat, bicara dengan apa yang ada pada era yang sangat Tuhan tidak menentukan hidup manusia kadang berpaling dari apa yang menjadi hidup manusia buta, bukan buta mata indra tapi buta mata hati karena apa yang terjadi memiliki landasan harta adalah hal yang mati, tiada yang berkuasa lagi kecuali harta, dengan harta manusia akan banyak merasa kalau hidup hanya berjuang untuk uang berkiblat pada dunia, padahal perjuangan adalah sebuah kebebasan dan kemerdekaan yang mutlak yang harus diperjuangkan agar memiki sebuah pendangan, dan bukan regenerasi yang hanya mengandalkan uang. Jika materi yang menjadi tolok ukur maka manusia hanya memiliki haraga. Hidup yang panjang ketika kehidupan yang dijalani memiki perjalanan yang sangat memberikan jalan yang baik bagi orang lain, dengan landasan ketaqwaan, yang tidak hanya mamandang manusia seperempat manusia, semuanya sempurna tanpa ada yang terhina dan tidak memilki kehidupan yang bermakna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar