Selasa, 05 Februari 2019

Menyoal Peran Santri di Negeri



Santri adalah salah satu peserta didik yang berada dan belajar di tempat berbeda dengan tempat atau lembaga pada umumnya. Namun fungsi sebagai manusia, seorang santri sama dengan fungsi manusia yang belajar di luar pesantren. Hanya dibedakan dalam bentuk posisi, jika sekolah umum berada di tempat terbuka, sangat bebas di lingkunggannya, sangat berbeda dengan kehidupan pendidikan di pondok pesantren.
Dalam hal kedua fungsi dan posisi bukan bermaksud penulis memberi dikotomi mengenai ilmu. Namun dengan kedua tersebut sudah ditekankan hanya posisi dan fungsi yang akan dibahas, mengenai pengetahuan semuuanya tidak ada yang salah dari keduanya, selagi pengetahuan difungsikan kearah kebabaikan, sehingga tidak perlu kita memberi justifikasi dan membangun dikotomi ilmu. Membedakan ilmu samahalnya menyalakan Allah SWT pada karunia-Nya. Sebab dalam dunia tidak ada ilmu yang tidak baik semuanya baik (tidak ada ilmu yang tidak baik yang Allah karuniakan) namun sebuah pengetahuan ibarat dua belah mata pisau jika dibuat kebaikan menjadi baik, jika dibuat buruk akan menjadi buruk. Sehingga manusia yang mengendalikan ilmu, kesimpulannya semua ilmu Allah pada dasarnya baik.
Santri di posisi salaf atau santri yang murni pada pengetahuan agama atau lebih mendalami ilmu agama khususnya Agama Islam yang berada di sebuah tempat, sehingga akan mempermudah manusia dalam memperdalam atau mendalami agama atau pengetauan.  Sebab seorang santri akan di tempatkan di tempat yang di kenal dengan Pondok (tempat) Pesantren (kumpulan manusia yang belajar agama) (PP), sebagai tempat santri belajar. Jika itu salaf, murni akan mempelajari ilmu agama murni. Namun kita juga banyak tahu bahwa pesantren sekarang sudah banyak memperhatikan modrnisasi sehingga lahirlah santri modern. Atau santri yang multi mempelajari agama secara intensif tapi tidak meninggalkan kebaruan yang berkembang pada saat ini. Contohnya santri modern seperti Gontor, Annur, Gasek , Al-Amin, dan Nurul Jadid dsb, sudah mengalami modernisasi pendidikan agama, contohnya santri yang lulus dari PP tersebut sudah memiliki bahasa minimal menguasai tiga bahasa, bahasa daerah, bahasa Indonesia, bahasa Inggris. Hal itu bukti sederhana santri hari ini sudah menerima dan mulai masuk ke ranah pelajaran pada umumnya agar santri ketika lulus tidak memiliki perbedaan dengan peserta didik pada umumnya.
Jika sekolah pada umumnya lebih bebas atau tidak terikat dengan peraturan di pondok. Kegiatannya bisa dilakukan secara bebas serta pelajaran yang di dalamnya akan mengacu pada pembelajaran umum, namun tidak pula melepaskan pelajaran agama. Maka tidak perlu memberikan sebuah dikotom ilmu tentang kedua tersebut, pada intnya manusia belajar dengan niat menghilangkan rasa kebodohan maka tidak perlu dibedakan dalam posisi belajar. Karena tujuan manusia belajar dasarnya sama.
Peran santri sebenarnya juga memiliki peran yang signifikan terhadap negeri ini. Mengapa demikian, dari sekian banyak seorang tokoh besar banyak yang lahir dari dunia pesantren salah satunya Soekarno mondok di HOS Cokroaminoto di Panileh Surabaya. Tan Malaka juga lahir dari Pondok di Suluki Bukit Tinggi, KH. Hasyim As’ary pahlawan dan tokoh Nahdatul Ulama (NU) pernah mondok di Arab bersama dengan Moh Dahlan Pahlawan serta tokoh Muhmmadiyah di Indonesia, serta tokoh seperti Presiden ke IV KH. Abdurrohman Wahid (Gus Dur) pernah di pondok Al-Azar. Hal tersebut menjadi bukti bahwa peran santri di negeri ini sangat signifikan mencetak jiwa nasionalisme yang tinggi terahadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pola pandang harus diubah. Jangan  menganggap pesantren sebelah mata tidak ada peran terhadap negeri ini. Jika menelisik ke sejarah pada 10 November 1945, masa itu bentuk klimaks yang dikenal dengan fatwa rovolusi jihat yang disuarakan oleh gerak para santri pada tanggal 23 Oktober 1945, sehingga santri salah satu perjuang negeri ini dalam menghadapi kolonialisme.
Kelebihan Santri Dalam Belajar Kelebian Santri
Namun cara pesantren hari ini dalam belajar sangat berbeda. Lebih dimatangkan dalam karakter keagamaan yang dianutnya, sehingga pondasi yang ada di dalam dirinya menjadi pondasi kuat, sehingga tidak goyah untuk menjadi santri yang milenial menerima dengan mudah pelajaran; apalagi dengan peradapan zaman hari ini. Modernisasi menjadi kebanggan sekaligus tantangan, mengapa demikian moderniasi ketika tidak diimbangi karakter agama maka mata pisau terkadang difungsikan ke hal negativ.
Di dalam dunia kerja seorang santri akan lebih diminati. Karena dianggap karakter santri dalam etos kerja yang diharapakan disetiap perusahaan, pabrik dsb. Karena pendidikan di dalamnya sangat intensif karakter: karakter santri menurut Kiai Sahal 2015 ada tiga karakter yang dimilii santri: yaitu 1) teguh dalam hal kaidah dasar dan syariah, 2) toleransi dalam hal syariah atau tuntunan sosial, 3) memiliki dan dapat menerima sudut padang yang beragam terhada permasalahan, 4) menjaga dan mengedapankan ralitas sebagai panduan sikap dan perilaku keseharian. Dala risetnya Hamid 2015 menemukan nilai-nilai karakter santri: pertama, nlai dasar berupa tawassuth (moderat), tawazun (seimbang), tasammuh (toleransi), dan I’tidal (adil). Kedua nilai personal berupa keimanan, ketawakalan, kemampuan baik, disiplin, kepatuhan, kemandirian, cinta ilmu, dan menuup aurat. Ketiga nilai sosial berupa kemampuan baik dalam kinerja, sopan santun, menghormati guru, memulikan kitab, menyayangi teman, uswah hasanah, tawadzu’: doa guru, berkah, dan pisah antaa laki-laki dan perempuan ( Hamid Times Indonesia 17,Oktober 2018)
Maka kebanggan seorang santri hari ini menjadi momok dan sorotan utama dikehidupan masyrakat. Karena seoran santer memiliki kelebihan dalam kehidupan sosial, diranah pekerjaan serta perpolitikan meliki keistimewaan. Jika pengetahuan yang dimiliki sesuai dengan apa yang dikerjakan sesuai dengan kebijakan dirinya, sebagai santri yang duduk di birokrasi, santri politikan, dan santri seorang kiayai, bersikap manusia yang bijaksana dalam kebajikan sebagai fungsi manusia.
Selamat hari santri 2018 semoga selalu menjadi abdi negara yang selalu menjaga NKRI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar