Kamis, 28 Februari 2019

Ulasan buku Sepontong Senja untuk Pacarku



Buku Sepontong Senja Untuk Pacarku
Karya: Seno Gumira Ajidarma 

Dalam buku ini menceritakan dua insan yang memliki sebuah prinsip besar. Tokoh yang bernama Alena dan Sukab. Kebesaran seorang pria (Sukab) memiliki perasaan yang begitu besar terhadap orang yang dicintai. Dalam potongan cerpennya mengatakan "Aku Memberikan Sepontong Senja ini untuk Alena, sebagai kebesaran cintaku padamu, aku memberi bukti tidak hanya memberikan kata-kata atau bahasa, aku menganggap semua kata-kata tidak ada gunanya lagi sekarang semua orang bisa berkata-kata dan berbahasa, tanpa mendengarkan kata-kata orang lain, maka aku persembahan sepotong senja ini untukmu Alena sebagai bukti", pembuktian dari seorang laki-laki kepada pasangannya begitu besar namun kefatalan kala hal itu berlebihan, apapun yang berlebihan tidak baik. Kebesaran berlebihan kadang menutupi kekurangan diri bahkan membutakan hati seorang untuk persembahan seorang yang diyakini bahwa Alenalah membuat hidupnya berwarna.

Seorang Alena dengan komitmen tinggi tidak menerima apa yang diberikan kepadanya, sebab cinta tidak harus memberikan sebuah persembahan yang istimewa kepada seorang, cukup apa adanya untuk bisa membuat bahagia walau besar persembahan, namun belum tentu menjadi keinginan hati. Dan ketika tidak diharapkan maka bukan kebahagiaan didapatkan namun kesengsaraan bagi orang banyak terhadap apa yang dilakukannya. Membutakan hati manusia jangan terlalu berlebihan dalam mencintai. Dengan seperti itu akan ada kerugian besar atas cinta yang harus dibagikan ke manusia, alam, dan hewan maka di dunia ini manusia harus bisa memiliki rasa kasih sayang yang sama untuk diberikan kepadanya membagi atas ketika yang disebutkan itu. Sebab manusia memiliki hak membagi karena manusia yang sempurna mampu mencipta dunia dan membawa dunia.

Kekuatan rasa yang ditunaikan oleh Sukab terbentuk karena dipengarui latar kehidupan Sukab yang ada di pesisir, yang setiap sore melihat keindahan senja berwarna kemerah-merahan. Sehingga terbentuk keinganan besarnya, dengan jiwa zaman dirinya memiliki kekuatan atas segala yang ada pada jiwanya yang terus hidup. Sebuah perjalanan untuk mencapai sebuah tujuan utama Sukab mempersembahkan cintanya pada Alena dengan memberikan persembahan yang berbeda dengan manusia lainnya, ketika semua orang mempersembahan cinta dengan cara berbahasa Sukab menghindari hal itu, dengan tujuan membawa dirinya mencapai kebahagiaan walau semua orang mencari apa yang dicuri kala sore itu.

Beberapa lama Senja berada ditangan tukang post, dan semua manusia mencarinya senja tersebut. Ketika itu menjadi idaman semua manusia keindahannya, dan semua orang mencarinya ketika senja itu hilang. Seluruh manusia di dunia merindukan dan semua ingin merasakan senja tu.Ketika senja itu hanya diberikan kepada satu orang, manusia yang lain akan merasakan estetika apa ketika itu dipersembahkan pada orang yang special, tentunya seorang Sukab sangat egois. 

Dalam artian sederhana dalam karya Seno Gumera Ajidarma itu Sepotng Senja untuk Pacarku bahwa jangan terlalu berlebiha dalam mencintai. Namun interpretasi lain dari Sepotong Senja ini, bisa dikatakan ini memberikan sebuah tafsir lebih dari sebuah pengorbanan dan senja sebagai alat merayu. Bisa pula senja yang dimaksud oleh penulis berbeda makna. 

Beberapa kali melakukan diskusi mengenai karya SGA yang Sepotiong Senja untuk Pacarku. Senja yang diberikan kepada Alena, itu bukan alat merayu dan bukti memberitahukan rasa. Melainkan senja itu ialah sebuah keadilan yang harus bisa dinikmati oleh banyak orang dan semua orang banyak yang menginginkannya dan semua orang harus merasakannya. Jadi, Sukab tidak boleh memberikan keadalilan tersebut pada satu orang saja, karena keadilan ialah tujuan semua manusia bisa rata. 

Dalam potongan cerpen lain, Alena menanggapi pengorbanan Sukab sesuatu yang tidak baik "tolol" ucapnya. Yang dilakukan kepadanya bukan sebuah peruangan yang konyol, persembahan senja itu tidak hanya harus dimiliki seorang saja, semua orang harus memiliki. Pengorbanan yang seperti itu bukan membuat saya suka kepada Sukab kata Alena malah menganggap Sukab tidak memiliki sikap yang apa adanya, dan tidak memahami perasaan Alena, kalau pengorbanan besar merugika orang lain tidak pantas dilakukannya. Karena jelas Alena tidak menerima pemberian itu dan pada potongan cerpennya mengatakan bahwa "Aku tidak mencintaimu Sukab". Cara itu malah membuat tambah marah besar, kebahagian bukan diukur dari ukuran yang besar namun dilihat dari ketulusan, Sukab mencoba menutupi diri bahwa pengorbanan luar biasa menganggap hal itu sempurna. Semua itu salah dan Alena membenci lantaran ketidak jujuran dan pengorbanan cintanya merugikan orang. 

Terima kasih ini ulasan buku sederhana mengenai apa yang saya baca. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar