Minggu, 08 September 2019

Kata-kata Membunuh Sepi; Miss You


Kata-kata Membunuh Sepi; Miss You
Ada sebelum dunia tercipta, rasa ada kala hanya bahasa tercipa. Manusia ada karena ada cahaya sebelumnya. Cinta datang sebelum rasa.

Hari semakin cepat semua teman-teman ada yang menjauh ada pula yang mendekat. Hari ini seandainya bisa saya rayakan akan menjadi hari bahagia yang dapat saya sakralkan, namun bagiku itu tidak akan menjadi hal paling penting untuk bisa membuka segala kegelisahan.

Hari yang tenang yang paling untuk dikenang. Tgl 5, September 2019 akan menjadi hari paling bisa saya rekam secara detail, tanpa menulis sepertinya akan menjadi jalan sejarah paling senang tuk dikenang, bagiku itu akan menjadi sesuatu cerita mengenai rasa yang paling saya tidak tahu mengapa ia tercipta dalam diriku, dan itu tidak bisa salahkan. Perasaan hanya bentuk dan dia sebagai objek dari apa yang bisa dirasakan. Namanya tidak dapat disebut namun suaranya lebih lembut dan bisa menembus dimensiku.

Namanya Iqbal dan Deri, teman satu jurusan dalam perkulihan jurusan bahasa dan sastra Indonesia. Sekarang dia melakukan praktik pengalaman lapangan dikenal dengan PPL. Tentunya banyak carita dari apa yang pernah dirasa di sekolah tepatnya SMP. Dan banyak masalah bagi anak-anak siswa sekolah tersebut, tentunya hal biasa Seumuran itu.

Hari ini Iqbal menelfon dan mengajak bertemu dengan nada kalau ia memaksa bertemu, padahal pada saat itu saya ingin sekali tidak dikasihai seseorang. Bagiku minta dikasihani hanya membentu masalah baru, walau pada dasar yang sadar bisa menjalninya. Hidup terlalu luas dan tanpa ada batas.

Bertemulah kita dengan mereka salah satu tempat, tempat yang sederhana di mana saya bekerja. Dalam harapan kalau kesunyian ini akan menjadi ramai. Kala ada yang didamba darinya yang bersuara kala Iqbal menelfon. Ia itu bertanya dan suara dari orang itu "Miss you Mas". Suara membuatku bertanya dasar apa keluar dari bahasa itu.

Bahasa bentuk eskpresi dari intuisi. Suara akan bentuk representasi dari gerak hati. Pertanyaannya dari mana datangnya bahasa apakah sebuah pengalaman perasaan hingga keluar menjadi bentuk kata. Eksistensi Itu ada dalam bentuk ekspresi yang nanti akan dinikmati oleh para pendengar komunikasi mengenai kontak batin, dan hal itu dalam filsafat sebuah antropologi metafisika, ketika semua menanyakan tentang hasilnya makna.

***

Ketika datang di tempat itu, tidak datang pemilik suara yang lembut menyambut, ternyata pulang. Suara Itu hanya datang kala teman menelfonya. Lalu, dia berkata kalau tidak bisa ke sini. Hanya berkata istirahatlah dulu lalu lanjutkan bicara dengan yang awal menelfon. Sodoran uang itu diberikan saya hanya bertanya.
" Uang, apa Ini? "
"Uang yang kakak butuhkan, ini dari sebuah komunitas pake dulu buat kebutuhannya."
"Saya tidak mau, kebutuhan sudah kelar, dispensasi sudah selesai." dengan rasa tidak mau direpotin dan dikasigani.

Semua perjalanan akan menjadi langkah setiap siapapun. Dan apapun yang menjadi jalannya patut dirayakan dan kalau perlu direnungkan agar semua yang ada bisa dicipta sesuai keadaan manusia. Hidup adalah sebuah persoalan kalau dipikirkan, namun kerumitan tercipta dalam alam pemikiran Haideger bahwa ada dalam diri manusia, manusia bisa lebih manis kala ide manusia tidak terlalu menangasi apa yang terjadi. Kesangsian semua itu tercipta manusia yang membentuk. Apa Tuhan, tentunya tidak sejahat itu membuat sesuatu, Tuhan hanya mencipta agar manusia yang bisa membawa sebuah peristiwa yang bukan hanya diderita, kerumitan ada karena manusia ada.

Hal itu dirasakan oleh manusia yang hanya bisa tertawa tanpa mau menerima. Perjanjian dengan diri sendiri menjadi jalan sunyi kita dalam melakukan sesuatu yang sesuai. Sejarah yang ada hanya ada kala manusia bisa menemukan rekam jejaknya. Pengalamanya akan ada dalam diri manusia yang metafisika dalam filsafahya.

Kegandurangan hari ini hanya mencipta sebuah hal baru menemukan sesuatu. Entah susuai atau usai dari yang ada hanya membawa peristiwa sederhana manusia rasa. Representasi dari bahasa hanya akan membuat manusia paham dengan dirinya, dia Tidak akan berkata sebagai manusia perkerjaannya manusiawi. Mengabdi seperti sisifus dalam menjani hidup samahalnya menusia yang mengabdi tanpa ada rasa, karena manusia dicipta sesuai dengan kesalahan manusia oleh Allah Swt nabi Adam As dihukum karena melanggar memakan larang yang telah ditentukan.

Aku pernah bertanya pada kebahagian yang pertama telah diberikan kepadaku pada saat di Nirwana, mengapa di depan ada foto yang kosong memfoto bumi pada saat galap dan cahaya di tengahnya jelas begitu absrud. Aku berpikir bahwa sebelum saya masuk ke sini ada makhluk hidup bukti foto ini siapa yang melakukannya.


Akhmad Mustaqim 2019

Ditulis di Kedai Elele tempat kerja dan di Perpustakaan Kota Malang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar