Kamis, 12 September 2019

Mengenal Kepribadian Alm. BJ. Rudy Habibie

Gambar: karya Eka Dina Fitri

Berdamailah dan Tumbuhlah; Kesetiaan, nasionalis, speritualis.
BJ. Habibie semoga tenang di alam sana dan bertemu di surga bersama Ibu Ainun.

Negeri ini digemparkan dengan kehilangan sosok negerawan yang menginspiratif banyak orang. Teringat pada masa kecil dulu, dengan masa kecil kala ditanya akan jadi apa ketika besar nanti, pastiku menjawab. Akan seperti Bapak Habibie yang bisa membuat pesawat. Masa itu saya tidak tahu sosok seperti dia, mengapa semua mendambakanya, bukan hanya mengaguminya tapi kepribadian yang nyaris sempurna sebagai manusia. Sosok yang setia, nasionalis, dan spritualis. Hal ini yang akan jarang dimiliki oleh seorang pimimpin besar negeri ini. Kecerdasan yang memang jenius. Teori masih digunakan di Jerman dan relevan tak lekang zaman.

Penemuan pentingnya itu mengantarkan Habibie menduduki jabatan sebagai wakil presiden Messerschmitt Boelkow Blohm Gmbh (MBB) di tahun 1969. MBB merupakan industri pesawat terbang besar di Jerman. (CNN 11/09/19)

Selama berada di Jerman, Habibie secara tekun mengembangkan temuannya tersebut yang kemudian dikenal dengan sebutan 'Teori Habibie' dan 'Metode Habibie'. Teori temuannya tersebut telah dipatenkan dan diadopsi untuk kemajuan teknologi kedirgantaraan. (CNN 11/09/19)

Teringat, pada dua tahun lalu awal masuk kuliah pada saat itu teman mengirimkan sebuah foto dan potongan tulisanya BJ. Habibie, karena berangkapan keputus-asaan yang menabrakku kala itu tidak ada harapan kuliah lagi, dan sadar kalau teman bertujuan agar tidak ada rasa putus asa lagi atas apa yang telah menjadi pilihanku.

Semoga bunga bentuk kata akan terbalaskan hari ini bisa berada di luar alam semesta bisa diterima dan harumnya merona. Selamat jalan Bapak BJ. Habibie. Semoga tenang di sana dan bertemu dengan Ibu Ainun.

Hari Rabu tepat tanggal 12, September 2019. Presiden ke 3 Indonesia menghebuskan nafas terakhir. Ingin sekali membuat puisi padanya. Karena beliau salah satu orang yang menghampiri pikiranku pada awal-awal masuk kuliah, menjadi sosok mengispirasi. Pada awal kuliah 2015 temanku, Namanya Lutfi dia teman dekatku, dan dia menjadi salah satu orang yang pertama memperkuat tekad Untuk kuliah. Samping itu ia juga sering mengirimkan kata-kata motivasi kepadaku, kata-kata yang dikirim, yaitu pemikiran dari Alm. BJ. Habibie. Dari kata-kata yang banyak dia kirimkan kepada saya dan selalu diingat "Kuliah bukan tujuan akhir dari belajar kita harus terus belajar, dan yang ke-2 saya ingat hingga akhir ini, qoutesnya beliau paling umum dibuat andalan mahasiswa; "Kesuksesan bukan dilihat dari nilai IPK tapi dari keseriusan dan usaha" hal itu menjadi penguatku di awal kuliah yang begitu dilema karena menjadi orang yang dikatakan tidak bisa apa-apa dan patokannya hanya qouet tersebut.

Sekarang telah tiba di mana akan menjadikan rindu padanya, dan akab menjadi orang paling menginspirasi. Semoga ketiadaannya akan menjadikan kita semua tahu tentang arah pemikiran, dan bisa berbiak dalam diriku, semangatnya serta ketekunannya, serta bacaan bukunya konsisten.

Tepat sekarang saya telah semester IX kuliah mampiku dulu. Dan ketika melampaui jalanku hingga kini. Bisa dikatakan kalau semangat yang saya bawa berkat kata-katanya beliau. Dan ketika beliau sudah tiada semua masih seperti biasa kata-kata menghantuiku bukan tentang waktu untuk menyelesaikan studi, memang target namun di luar itu hidup sebuah perjalanan panjang, di mana setiap langkah tidak pernah tertip kadang, dan tidak serapi ketika kita berpikir tentang hidup dan menuliskan tentang konsep hidup. Hari ini terjadi maka mulailah berjalan.

Sekarang saya memperjuangkan skripsi bisa segera selesai. Karena penuh perjuangan dalam mengambil mata kuliah ini. Mulai dari biaya, dispensasi, dan sampai-sampai ingin menggadaikan buku bacaan. Hal itu menjadi pertimbangan dalam menyelesaikan intinya segera selesai dan tidak mengecewakan seorang teman yang telah menungguku bisa lulus bersama. Dan keluarga di rumah.

Kembali lagi dengan sosok BJ. Habibie sosok paling tekun, dalam pandaganku menganggap bahwa setiap apa yang ada sebuah peristiwa yang pasti. Dalam hidupnya pernah menonton flimnya, mengenai beliau. Masih teringat keberanian dan kekuatan spritualnya. Sosok yang kuat dan cerdas akan menjadi salah kelebihannya. Pada saatnya meninggal kurang lebih umur di bawah 10 tahun, meninggal tepat melakukan sholat berjemaah, pada sujud terakhir langsung menghembus nafas terakhir, sepontanitas karena lama tidak bangun, BJ. Habibie mengingatkan dengan sebutan Subhananllah berkali-kali tetap sujud, ternyata ayahnya meninggal kala melakukan sujud. BJ. Habibie tahu kalau sudah dia melewati kesadaran Kakak dan Ibunya, untuk menggantikan Imam dalam keadaan yang tetap sujud dan jatuh terkapar, sholat tetap diselesaikan.

Ketangkasan ke jeniusannya menjadi edukasi tersendiri. Bahwa dalam mengambil sikap akan menjadi salah satu cara dan jalan baginya. Sebagaimana bisa dalam benak anak berumur segitu. Hal itu tidak akan lepas dari lingkungannya, ayahnya, Ibunya, dan saudaranya memiliki peran penting baginya dalam menjadikan dirinya sebagai pribadi yang pantas diteladani.

***
Tengah malam tepat setelah saya pulang kerja. Di Kedai Kofe Elele namanya di mana saya bekerja. Pada malam itu pula saya dan Mas Nuzul, Mas Pram, disusul kurang lebih akan selesai diskusi datang Nasai. Kita me diskusikan mengenai gerakan literasi di Malang khususnya di Unisma Kampus di mana saya kuliah.

Pada awalnya saya hanya membahas skripsi Mas Nuzul, bisa dikatakan konsultasi. Judul skripsi yang dibawa agak rancu bagiku, "Konflik Lakon Utama dan Novel Revolusi dai Secangkir Kopi", dibuka dengan hal itu saya memberikan masukan agar lebih spesifikkan judulnya dengan menambahkan "konflik tokoh utama" hal itu telah lancar akan dibahas besok ketika sudah di Perpustakaan.

Pembicaraan berlanjut. Mengenai tulis salah satu teman menanyakan bagaimana tulisan bisa masuk ke media, Koran, sepertinya teman-teman LPM Fenomena mudah. Saya langsung menjawab jika ingin masuk koran dan tulisan dimuat palajari dulu karakter tulisan di media tersebut. Untuk di koran media cetak ada batasan bukan hanya tulisan bagus tapi batasan jangan dilanggar, tulisan bagus tapi melebihi karakter tidak akan dimuat. Begitu pun di media daring panjang tulisan ada yang mempermasalahkan ada pula yang tidak. Kebijakan media berbeda.

Pukul 01:30 Wib. Waktunya pulang kerja. Setelah tiba di kos, saya langsung membuka laptop dan Hp. Ingin sekali melihat biografi BJ. Habibie. Berberapa kemudian ada salah satu teman mahasiswa dari Universitas Negeri Malang UM Namanya Kevin. Di chat saya dan menanyakan mengenai sepak terjang BJ. Habibie yang peran UU Pers, apakah saya tahu, dan dijawab tahu tapi baca bukunya belum selesai. Ternyata dia meminta menjadi pemateri di (Dinar) Diskusi Nusantara dilaksanakan biasanya pasa saat hari Senin 2 Minggu sekali. Dalam waktu dekat saya sendiri harus belajar lagi dan mencari Buku BJ. Habibie.

***
Hari semakin terang. Keadaan perkulihan sudah aktiv banyak dari sekian banyak mahasiswa baru dengan semangat baru. Ketika saya melewati tempat yang biasa seperti saya menjadi mahasiswa paling lama. Apa semua mahasiswa akhir berpikir seperti itu, tentunya itu hanya hati saja yang membawanya. Sebenarnya tidak ada masalah. Semua akan tiba pada suatu masa di mana hal yang akan dirasa akan segera berakhir, dan akan berganti hari lain. Semoga panjang umur perdamaian dan persoalan segera terselesaikan.

Dalam jiwa akan ada nama pejuang sosok seperti dia yang akan selalu membawa nilai-nilai kemanusian serta semangat nasionalisme dan kesetiannya. Membuka dan menggedor hati generasi kini yang seperti suka dihidangkan sifud-sifud yang mengalir dalam darah semangat, melembekkan dan meresahkan kala semua tlah tak menemukan peryaan paling manusia rasa sempurna.


Akhmad Mustaqim 2019
Menulis di Perpustakaan Pasca Sarjana, sambil baca novel Kubah karya Ahmad Tohari.

1 komentar: