Jumat, 27 Agustus 2021

PAK SAMAN

Mula-mula Pak Saman bercerita pada saat memijat. Katanya "tidak boleh kalau pijet hari selasa dan jumat!" Ujarnya, sambil memijat teman yang sakit perutnya. Tidak tahu menahu sebab tidak bolehnya pijat di hari tersebut. Asumsi kecilku,--apa mungkin karena kecapean pada hari tersebut. Sehingga harus membuat sistem demikian.

Pak Saman banyak orang yang cocok pijet kepadanya. Lantaran banyak orang yang di kampung setempat--bernama kampung Konye' Desa Alasrajah, Kec. Blega, Kab. Bangkalan. Di kampung kecil tidak begitu terkenal, tapi tukang pijet tersebut jadi wilayah punya nama, walaupun dikenal tukang pijet. Bukan sangkal putung tapi dikenal dengan minyak--yang digunakan pada saat pijet.

Pada umumnya tukang pijet hanya jadi profesi sampingan. Akan tetapi, berbeda dengan para spesialis yang semestinya masuk sekolah ke perguruan tinggi. Maka akan jadi ahli dan profesi benaran, ya, walaupun tidak punya lisensi menjamin hidupnya, ketika seorang hanya menjadi tukang pijet. Andai tukang pijet 'hasilnya menjanjikan' ya, seorang tukang pijet secara ekonomi sejahtera mengalahkan perantau pejual sate. Pasti banyak masyarakat tersebut menyangi Pak Saman.

Konon, Pak Saman bukan hanya dikenal sebagai tukang pijet, tapi juga sebagai seorang warga yang rajin cari rumput dan di rumahnya punya pohon mangga dan punya pohon sirih, yang banyak. Biasa masyarakat kampung meminta dan tak segan kalau butuh banyak membelinya. Karena malu kalau minta dengan banyak.  Selain itu, ia juga dikenal keturunan dari nenek moyangnya tukang pijet, sehingga ia minat secara sangat jelas sanadnya.

Orang pijet di kampung bukan hanya memerlukan durasi lama atau enaknya pas mijetnya, tapi juga menjadi salah satu faktor apakah sanad keturunan tukang pijet itu. Karena masyakarat masih meyakini dan secara psikologis, punya anggapan tukang pijet yang ahli keturunannya jelas dan juga punya dasar keilmuan, yang jelas akan jadi dasar awal keyakinan rasional kita. Usut demi usut oleh masyarakat, kalau  memijat bukan sekedar pijat. Dan ada yang berkata, salah satu masyakat berkata namanya Ramli "Kak Saman pijet, dan melarang hari tertentu tidak boleh pijet dan dilarang, bukan tanpa dasar, ia diajarkan oleh kakeknya dulu. Hari tersebut jangan menerima pijet tidak boleh, kalau tetap maksa tidak akan sembuh sakitnya walaupun pijet, malah membahayakan si pemijat!" Ujar Ramli, setelah bercerita tentang anaknya yang setelah pulang pijet dari Pak Saman, itu.

Salain itu, ada alasan paling rasional, kalau memang mau dirasiokan. Yaitu, bagaimana ia selama satu minggu suntuk melakukan aktivitas banyak. Yaitu; mencari rumput, membajak, dan kadang membenahi air ke sumur. Rutinitas itu, kadang membuat sistem yang baik dalam masa karir mijet menjadi sampingan. Selain pemasukan (penghasilan hari-hari) utama di cari rumput, untuk sapi. Selingan nominal buat tambahan yaitu pijet, dan cukup beli rokok. Begitulah.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar