Minggu, 29 Agustus 2021

PERJALANAN DAN KENANGAN

:kepada dua orang teman


Mula-mula mereka sering nongkrong di kopian tempatku bekerja. Ya, istilahnya mereka sering ngopi. Tepat pada saat itu teman-teman pers kampus mengajak ngobrol dan diskusi tipis mengenai pemberangkatan ke Metro Tv. Saat itu ada  teman yang sudah pernah sampai ke  tempat tersebut. Ia juga sudah dapat beasiswa dari Metro, tepatnya nama program beasiswa Metcom. Setelah perbincangan mengenai kunjungan pers mahasiswa ke media. Ambisi mereka ingin sekali berangkat kunjungan ke media profesional. Tepat pada saat itu ada target Bandung dan Jakarta. Media yang dituju sudah ada, hanya saja belum menindak lanjuti. Begitu sudah ditentukan rute dan akan ke mana melangkah, berangkatlah kita bertiga sebagai juru penembus ke tempat--yang nanti akan dikunjungi bersama anak lembaga pers kampus.
-
Tiba di Jakarta kurang lebih kita telah melakukan perjalanan ke mana-mana. Tujuan utama sebagai orang yang hanya ingin mengunjungi media dan ingin menjalin kerjasama. Rute awal langsung ke The Jakarta Post. Salah satu media terbesar juga di Indonesia atau di Jakarta yang menggunakan bahasa asing, bahasa Inggris. Setelah itu, salah satu teman bilang akan ke Mata Najwa. Tapi, mungkin tidak jodoh. Lalu langsung ke Metro TV. Sehari itu urusan segera di kelarkan semua. Karena kita sama-sama dikejar waktu, sebab masih kuliah. Lalu setelah menemukan kebutuhan akan hal kerjasama bersama Metro yang sudah jelas, sedangkan kalau dari The Jakarta Post masih diambang pertanyaan. Dan suruh nunggu kabar selanjutnya lagi, dengan ketentuan waktu yang ditetapkan. Namun, berbeda dengan yang di Metro sudah jelas dan pas, karena kunjungan edukasi ini menjadi salah satu program kalau di Metro. Lalu langsung diminta proposal kerjasama. Akan tetapi, kita sama-sama belum bawa. Hanya menunggu komunikasi lebih lanjut dengan dalih proposal akan dikirim email dan minta nomor salah seorang staf Metro. Urusan selesai dan jelas. Lalu kita berangkat ke Perpustakaan Nasional di sana hanya jalan saja.
-
Malam sudah tiba, kita sama-sama bingung akan ke mana. Setelah mencari buku di TIM (Taman Ismail Marzuki) malamnya. Lalu kita langsung melanjutkan ke Monas lalu ke Kota Tua. Di sana ada kehidupan yang aneh, apa mungkin karena terlalu menganggap berlebihan. Atau, karena latar belakang berbeda dan merasakan demikian. Suasana kota tersebut selain ramai juga ada bangunan yang unik. Bangunan Belanda yang menjadi ikon bagusnya kawasan tersebut. Sambil melangkah dan mencari suasana baru, mulai dari makan, tempat, dan hiburan yang edukasi serta baik, selalu dicari. Ya, minimal perjalanan ini tidak hanya dolen saja, tapi juga ada langkah baik, yang berbiak, entah cepat atau lambat berpengaruh.

Saat langkah jauh dan menelusuri ibu kota. Memanfaatkan perjalanan jauh, lalu mencari persinggahan istirahat. Ada teman di yang di kuliah di Universitas Islam Jakarta, itu dihubungi lalu istirahat hari pertama sudah menemukan tempat, selamat dari tidur di hotel islam atau di hotel merah putih. Ternyata niat baik selalu berbiak itu pasti ada dan selalu benar adanya. Ya, kalau karya puisi Jokpin kutipan dari puisi berjudul "Kamus Kecil" berikut kutipannya; /kalau ingin jadi bintang harus tahan banting/bahkan ibu tak pernah kehilangan iba/bahwa yang baik akan berbiak/bahwa untuk menjadi gagah harus gigih./ Itulah yang dianggap benar dalam setiap perjalanan kita, dan menguatkan psikologi diri. Sampailah di mana kita menemukan hal baru dalam hidup, yaitu pengalaman baru dari seorang petualang. Pengalaman hanya membaca perlu, tapi pengalaman realita kan mempertajam pola pikir dan kerja nyata. Begitulah kerja manusia dalam hidup--yang terus berputar dan selalu ingin terus berpikir. Dan nanti dapat diamani sekaligus dijadikan ilham, baik. Begitulah.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar