Senin, 21 Mei 2018

Senja Disembunyikan Tuhan

Gambar:pixyabay.com


Saat sepi kadang Tuhan menyembunyikan arti kenyaman dan ketenangan.
Namun kadang itu ku benci dari rindu yang ingin sekali dimanja,
Saat sore sudah mau malam, di pinggir Kota Malang alang kepalang saat berjuang
Saat malam mulai tiba mencoba berdialog dengan gelap
Kadang ada nostalgia dari arti wanita yang berarti namun tak pasti.
Kecuali malam yang berganti siang tak terjadi, gelap itu terasa mati.
Namun tak ingin membenci, lantaran Kau Wanita yang mengisi disetiap tinta hitamku habis
Benalu tak berbentuk amplak telah rusak, tapi naluri masih memimpikan bahwa Kau masih berarti.

Sebuah suara puisi yang indah menguatkan aku pada setiap rindu, aku selalu tuliskan rangkaikan kata demi kata untuk menjadikan sebuah frasa dan klausa bahkan kalimat, walaupun abu-abu tak berwarna jelas.
Bahwa kau ada namun tiada dalam keberadaanya,
Ku rangkai sebagai obat kegelisahan dan rinduku.

Walaupun Kau ku benci, namun itu tak selamanya.  
Hingga pada suatu masa di mana nanti setiap rangkaian perjalanan tinta yang tercipta akan bercerita di meja makan ataupun di depan batu nisan-Mu.



Malang, 25 April 2018
01:32 Wib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar