Gambar:pixyabay.com |
Saat sepi kadang Tuhan menyembunyikan arti kenyaman dan
ketenangan.
Namun kadang itu ku benci dari rindu yang ingin sekali
dimanja,
Saat sore sudah mau malam, di pinggir Kota Malang alang
kepalang saat berjuang
Saat malam mulai tiba mencoba berdialog dengan gelap
Kadang ada nostalgia dari arti wanita yang berarti namun
tak pasti.
Kecuali malam yang berganti siang tak terjadi, gelap itu
terasa mati.
Namun tak ingin membenci, lantaran Kau Wanita yang mengisi
disetiap tinta hitamku habis
Benalu tak berbentuk amplak telah rusak, tapi naluri masih
memimpikan bahwa Kau masih berarti.
Sebuah suara puisi yang indah menguatkan aku pada setiap
rindu, aku selalu tuliskan rangkaikan kata demi kata untuk menjadikan sebuah
frasa dan klausa bahkan kalimat, walaupun abu-abu tak berwarna jelas.
Bahwa kau ada namun tiada dalam keberadaanya,
Ku rangkai sebagai obat kegelisahan dan rinduku.
Walaupun Kau ku benci, namun itu tak selamanya.
Hingga pada suatu masa di mana nanti setiap
rangkaian perjalanan tinta yang tercipta akan bercerita di meja makan ataupun
di depan batu nisan-Mu.
Malang, 25 April 2018
01:32 Wib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar