Jumat, 18 Februari 2022

BATAS DAN KATA

Batas sebuah cara manusia menemukan dirinya sendiri siapa, yang sebenarnya. Batas adalah cara manusia untuk menemukan makna akan sebuah perjalanan hidupnya. Begitulah kerja  ‘batas’ secara makna untuk menjalin serta bisa menemukan arti jika dikaitkan seorang disetiap pertemanan. Sedangkan memahami ‘batas’ makna secara, fungsi, dan nilai–akan membuat manusia untuk lebih bisa berpikir jernih. Sebab hanya kejernihan tersebut, mampu membukakan hati menjadi jalan baik hidup, dan berkembang.

Batas secara ilmu bahasa memiliki unsur paling berpengaruh di dalam sebuah frasa, kalimat, dan bahkan paragraf. Kita bisa menemukan makna secara signifikan karena ada batas. Contoh kata “rumah” dan “cinta” hanya menjadi makan leksikal secara strukturalis akan punya arti/makna berbeda saat terpisah, begitupun ketika sudah digabungkan akan menghadirkan makna baru. Secara tidak langsung batas memiliki pengaruh besar dalam bahasa. Jika kaitkan dengan unsursuprasegmental dan segmental, akan punya pengaruh besar dalam makna.

Jika suprasegmental berkaitan dengan intonasi nada, sedangkan segmental dengan tanda baca. Semua di atas memiliki makna serta fungsi berbeda-beda. Sedangkan dalam kerja bahasa batas dan kata akan memiliki unsur pembeda untuk mencipta makna baru. Pembeda dari keduanya akan dipengaruhi siapa yang berbicara serta siapa yang memfungsikan berbahasa. Hal tersebut selalu menjadi pilihan ideal manusia memanfaatkan bahasa. Dan itu menjadi hal baik dalam hidup manusia untuk bisa memakai bahasa—yang sesuai dengan  konteks dan koteks.

Pembatas, merupakan pembatas untuk menentukan hasil bacaan dalam buku. Kalau batas berada di letak geografi akan berpengaruh garis masuknya negara ke satu negara lainnya. Sehingga sampai batas wilayah Malaysia dan Indonesia. Hal tersebut membutuhkan batas (pembatas wilayah). Karena tanpa pembatas manusia tidak akan memiliki makna yang secara general mampu diterima oleh kita.  Jika hal tersebut dikaitkan dengan bahasa. Batas secara umum dalam penyususunan kata, kalimat, dan bahkan paragfraf. Batas tersebut akan mempengaruhi hukum-hukum semantik, semantik, dan bahkan pragmatik.

Begitulah mungkin sebuah kerja manusia akan memberikan batas secar simbolis, maupun secara praktis. Jika seorang membatasi serta mengambil batas, sehinggabatas sangat penting dalam kerja bahasa. Batas dalam konsep lain akan melahirkan suatu nilai paling baik khusus dalam pertemanan. Memberi batas antara teman akrab perlu. Karena seorang kenal akrab haru, sekaligus perlu memiliki batas. Di antara seorang ketika menjalin pertemanan, tidak mungkin seorang akan selalu ada serta bisa saja sewaktu-waktu—menggantungkan kepada seorang teman dekat. Bukan tidak boleh, akan tetapi lebih condong sangat kecil untuk berkembang, sebab batas tidak berfungsi di antaranya—yang menjamin keindahan hidup.

Sederhanya, teman dekat sewaktu-waktu kita tinggalkan agar kita berkembang. Bukan meninggalkan lalu melepaskan selamanya. Namun perlu memiliki batas dan  mengenerti namanya preoritas umum dan khusus.

Fenomena Kata

Sedangkan “Kata” telah memiliki validitas individu secara kultur serta budaya. Sehingga dalam sejarah dalam aliran post-strukturalis. Jacques Derrida menuliskan dekonstruksi bahasa yang sangat baik untuk menemukan fenomena makna ditentukan secara individu. Boleh  atau sah saja menggunakan bahasa sesuai dengan apa yang diharapkan sendiri “sak karepe dewe…” secara makna akan memiliki cara sendiri menemukan. Sehingga tidak akan konvensi paling saklek untuk menentukan makna. Atau  dikenal dengan arbiter tidak berlaku di dalam konteks ini. Hal ini dapat dikatakan merupakan kegagalan Ferdinand D Saussure.

Namun, dalam interdisipliner linguistik, kita sering kali menemukan kajian ilmu pragmatik. Bahwa  setiap unsur bahasa yang disampaikan oleh manusia lain memiliki interpretasi serta makna berbeda jika secara kondisi serta semangat tentang apa yang terjadi. Maka sering kali bahasa merupakan sebuah fenomemena alam paling rumit jika dipandang secara logis.

Dalam pandangan para tokoh linguistik yang diakui pemikirannya, tidak akan kita pungkiri kalau hidup sangat dekat dengan namanya simbolik. Sehingga manusia sebagai makhluk simbolik akan dibenarkan dalam kehidupannya. Karena kehidupan  sehari-hari sangat kental ketika melakukan pembacaan serta pemahaman mengenai simbol.

Di jalan-jalan bahkan manusia sendiri dalam kehidupan  sehari-hari penuh dengan mempraktikkan simbol  ialah lambang berupa bunyi ataupun gambar. Manusia berbicara merupakan menggunkan lambang bunyi, manusia memandang sesuatu memperaktikkan hidup berlambang.

Sehingga seorang bisa saja menemukan makna lain  dari simbol yang secara general dipahami, tapi akan menjadi individualis menemukan. Yang menarik dalam fenomena bahasa yaitu kejadian manusia yang begitu dekat dengan bahasa. Secara manusia akan memiliki batas untuk menemukan makna secara khusus. Terkhusus dalam karya tulis secara kreatif memiliki pola serta cara tersendiri.

Kenapa  seseorang bisa menggunakan Bahasa Indonesia pada saat dihadapkan dengan dosen atau orang lebih tua. Bahasa yang tidak memiliki jenis kelamin biasa sering dirasakan oleh kaum perempuan tidak mendapatkan pengakuan. Sehingga merasa kalau pengakuan seorang perempuan muncul sebab hubungan paling baik antara laki-laki dan perempuan.

Jika kita cermati, bahasa tidak memiliki jenis kelamin. Akan tetapi, bahasa memiliki hubungan antara dua belah pihak antara pembicara dan antar pendengar. Sehingga bagaimana mungkin seorang menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar saat konteks memahami makna dan arti secara makna umum. Sehingga, bisa saja bahasa yang tidak memiliki batas akan menimbulkan chaose karena seorang masih berfokus pada prinsip; bahasa Indonesia perlu memiliki batas paling kenal di kehidupan sehari-hari; bahasa seorang ibu-ibu di pasar walaupun menggunakan bahasa Indonesia tertentu lebih menggunakan bahasa secara heterogen. Berbeda dengan bahasa Indonesia di ruang akademik, lebih formal sifatnya yaitu homogen: bahasa dan pembahasannya. Mungkin.


1 komentar:

  1. Cech Ceramic Or Titanium Flat Iron Set - TITIAN ROCKET
    We do not mens titanium earrings offer a full service plan for our ceramic or titanium flat iron titanium astroneer set. Our Ceramic Tile Iron Set are titanium sheet designed with all natural ecosport titanium stainless steel steel. titanium pots and pans

    BalasHapus