Sabtu, 19 Februari 2022

GAMBAR, LAGU, DAN PESIMISTIS

 

Diambil dari facebook akun suhaimi 

Oprah Winfrey pernah menuliskan (127.2014) aku selalu menganggap diriku sebagai pencari. Dan itu berarti hatiku selalu terbuka untuk melihat--dalam segala bentuk--keteraturan ilahi dan kesempurnaan uang tak ada tandingannya dalam cara kerja semesta.


Masa pandemi memang tidak dapat kita prediksi baik-baik saja. Kalau melihat semua sempoyongan dalam menjalani pola hidup berbeda dan jauh dari kehidupan normal. Normal di sini selalu dikaitkan dengan pola hidup manusia yang dianggap ideal, tidak ada hal yang berat dalam hidup. Padahal kehidupan yang tidak ada masalah itu adalah kehidupan yang ada masalah. 


Pada suatu ketika, saat kita menjalani hidup begitu kompleks. Memang semua baik-baik saja belum tentu itu benar karena masih memiliki problematika sendiri dari segi sisi lainnya. Apakah pernah kita berpikir secara luas dan logis dalam hal ini. Masalah paling besar dalam hidup--yang tidak dapat dipecahkan dalam pikiran kita saja--tak kecuali masih memiliki kesempatan menemukan solusi. Paling sederhananya. Solusi dalam hidup kita memang tidak pernah berupa barang atau hal yang pasti, namun 'waktu' yang panjang salah satu solusi paling ideal dalam menentukan. 


Pandemi sebenarnya bukan masalah paling memuncak dalam hidup kita apalagi di masa sekarang ini. Kalau mau mengiris-iris problematik kehidupan begitu luas dan dalam, mungkin saja kita memerlukan satu atau dua lagi masalah hidup yang dibenturkan agar memahami apa yang lebih penting dihadapi lebih perlu diperjuangkan selain mempermasalahkan secara bersama merasakan. Masalahnya sebenarnya ada pada diri sendiri. Manusia yang senantiasa menyalahkan atau mudah membuat alasan. Sepertinya rumus ini selaras dengan adagium klasik kita "hanya seekor keledai saja yang jatuh di lubang yang sama..." adagium itu memberikan satu pandang yang amat luas. Kalau menyadari akan hal tersebut manusia sering melakukan kesalahan yang sama dari dulu dan sekarang. 


Perhatikan gambar ini. Jika kita memperhatikan kondisi manusia yang begitu sulit dan begitu rumit dihadapi banyak masalah. Manusia bergelantungan tersebut sedang merasakan apa dalam kondisi seperti itu, sedangkan yang dihadapi hanya beberapa hewan buas, yang secara mereka akan kalah secara pemikiran kalau kondisi normal. Kenapa manusia tidak memikirkan kalau hewan berada di kondisi manusia bergelantungan  tersebut, apakah bisa ia selamat. Kalau manusia, masih meyakini dalam kondisi tersebut masih bisa selamat asalkan belum mati. Kalau masih berikan kesempatan hidup perlu hadapi dan menunggu akan sebuah ketidakmungkinan terjadi yaitu "Selamat sari ancaman..." contohnya itu saat harus jatuh maka siap-siap lah ular dan semuanya kaget gagal fokus ke manusia, hanya seperti itu satu sampel, masih ada sampel lainnya.


Dalam kondisi seperti ini, sebagai manusia punya pikiran akan tetap bertahan dengan kondisi seperti itu dulu, lalu menunggu tumbangnya pohon, siapa tahu buaya di bawah akan kabur, ular, dan singa kaget dan tidak fokus dengan manusia yang bergelantungan. Hal ini ini seperti lagu yang spesimis yang saya pribadi kurang sepakat dengan lirik "aku takut dewasa, aku takut kecewa..." dan seterusnya... Dalam konteks seperti ini bukan lagi logika berpihak, tapi rasa yang bergerak. Kadang pasrah dan menunggu terjadi terdahulu akan muncul solusi yang pasti, bukan hanya gambaran yang tertera menjadi ancaman dan meninggalkan setiap cerminan (reflektif). Contoh di gambar hanya diagonalistik. Kenapa tidak pernah terpikir kalau seorang lain atau perempuan lewat singa dan ular salah fokus lalu lelah menunggu gelantungan manusia yang satu ini, yang semuanya sepertinya hanya menunggu, belum terjadi. Siapa tahu semut-semut yang ada di pohon menggerutu ular dan ular itu merasa terganggu lalu pindah tempat. 


Akhir-akhir ini banyak lagu Indonesia khususnya Band Indie mencipta lagu yang sedih atau kepedihan. Entah itu kepedihan lagu tentang cinta, tentang hidup, atau tentang cita-cita tak sampai. Mungkin bisa ambil satu contoh lagu yang dianggap pesimistis, hemat saya. Kurang lebih begini liriknya; /...aku tambah dewasa,,, takut aku kecewa/ takut tak seindah yang kukira ../ lagu dinyanyikan Idgaf judul "Takut" rilis 2021. Lagu ini menggambarkan sosok seorang yang pesimis akan pilihan hidup. Secara makna begitu... namun secara lirik dan nada begitu bagus. Nada rendah. Mungkin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar