Kamis, 11 Juli 2019

Bincang Buku The Sea Close By

gambar:Pelangi Sastra

Diskusi bincang buku karya Albert Camus bersama Lingkar Study Filsafat Descrusce Malang, berjudul The Sea Close By.

Beberapa hari lalu saya dan teman seperjuangan di ruang literasi yang diberikan nama 'mengaji kata' melakukan diskusi. Diskusi tersebut merupakan kegiatan rutinan setiap Senin. Buku yang didiskusikan karya Albert Camus The Sea Close By. Hasil dari apa yang dibaca bacaan secara bergilir untuk bisa memaknai teks. Pada pembahasan buku tersebut tidak lain, tidak bukan akan masuk pada interpretasi teks dengan dasar pembedah filsafat karena tidak mungkin tidak menemukan nilai filosofis didalam karya Albert Camus. Mengaji buku Albert Camus maka harus ditarik ke belakang kalau latar belakang Ia bukan hanya mencipta karya fiksi namun non-fiksi bahkan karya filsafat. Dan ia juga dikenal sebagian karyanya bernilai absurdisme.

Pada Selasa tgl 9 2019. Komunitas Pelangi Sastra Malang melakukan bincang buku yang berjudul The Sea Close By, berkolaborasi dengan Lingkar Studi Filsafat Discourse (LSFD) Bersama mereka berdiskusi tentang filsafat dan arah pemikiran Albert Camus. Dari mana datangnya Absurdisme: bahwa tidak ada yang paling sistematis kecuali kekosongan itu sendiri mengabadikan melalui, semakin mencari tentang makna hidup maka akan semakin tidak memiliki apa-apa atau menemukan apa-apa.

Ketika ingin mengenal Albert Camus esay Sisifus ditulisnya. Bahwa dalam mitologi Yunani dikenal bahwa anak raja bernama Sisifus dihukun oleh dewa dikutuk untuk melakukan pengabdian terhadap kutukan itu. Bahwa ia dikutut untuk mendorong batu dari bawah ke atas bukit tinggi lalu ia turun lagi ke bawah untuk melakukan itu bertahan bertahun-tahun dilakukan secara terus menerus tanpa ada kelelahan. Absurdisme bentuk pengabdian yang melakukan sesuatu tanpa tujuan apa-apa hanya bentuk pengabdian aja pada dewa, tanpa menanyakan dari apa manfaat atau berpikir tentang sistematis.

Kutipan dalam buku The Sea Close By.
"Apakah hidup seperti ini, dalam kesediahan yang nikmat, dalam kedekatan yang sangat dekat dengan bahaya yang namanya tidak diketahui ini, adalah sama dengan bergegas menuju kehancuran? sekali lagi, tanpa istirahat, mari kita pergi".

"Aku selalu merasakan bahwa aku tinggal di dalam ombak yang tinggi, tempat di mana ancaman, pada inti sebuah kebahagiaan yang transenden".

Bahwa arti absurdisme dalam bajasa latin terdiri dari kata Ab-surd berarti tuli, atau bodoh. Di eropa tokoh sebelum Albert Camus ini kita kenal namanya Nietzsche juga. Garis pemikiran ini mungkin menjadi salah satu untuk menemukan arti dalam teks yang merupakan karya termasuk fiksi auto biografi Penerjemah mengatakannya.

***
Mungkin hari ini akan masuk pada pembahasan tentang karya dari Perspektif dua pertama dari arah pemikiran filsafat ke dua dari segi sastra. Dalam bincang buku pemateri bernama Dyah Monica dan Nafiatul Khusnah mereka dari Lingkar Studi Filsafat Descrusce (LFSD).

Mereka berpendapat dalam hasil bacaannya bahwa buku ini menyimpan banyak interpretasi. Dari segi metafor maka pendekatan paling sederhana dengan persembahan estetika sastra seperti hidup.
Dyah Monica sebagai pembaca The Sea Close By. menggunakan pendekatan Onomatopia dalam bahasa Yunani adalah kata atau sekelompok kata yang menirukan bunyi-bunyi dari sumber yang digambarkannya. Jadi memaknai dari apa yang ada dalam pemahaman tersebut hanya mencoba untuk memahami dari segi bunyi atau teks didalamnya. Sehingga artinya adalah "perbuatan nama" atau "menamai sebagaimana bunyinya".

Nafiatul hanya menjawab apa yang disanggah oleh salah temannya satu komunitas Lingkar Studi Filsafat Descrusce. Bahwa bincang buku ini sangat berani kata Atoinul sebagai peserta diskusi. Bahwa di Prancis dan Inggris literatur ini tidak pernah jadi pembahasan, ketika ini menjadi pembahasan sangat berani. Ia juga menjelaskan bahwa karya Albert Camus ini merupakan karya yang terakhir diakhir hidupnya. Jika ditarik dari Genalogis tidak menutup kemungkinan bahwa Albert Camus walau lahir di Aljazair tapi ia hidup di Paris dan peranh didekat dengan Jean Paul Sartre yang dikenal dengan pemikiran Eksistensialis dari Prancis dan ia pernah sewaktu bersama dalam satu meja berdiskusi dengan Sartre. Hal itu menjadi rujukan dalam pikiran Camus akan berkaitan dengan silsilah turunan atau kekerabatannya. Hal ini dipinjam dari istilahnya Aforisme Nietzsche. Hal itu menjadi sebuah hasil tidak begitu absurdisme juga dalam pembahasan. Pertanyaan; apa yang menjadi makna sederhana dari diksi " Laut" sebuah metafor yang merupakan karya dari Camus itu banyak membawa kata laut.

"Dalam kata laut sebuah bentuk representasi dari Camus bahwa dalam diri manusia bentuk laut, ketika kita mampu menyelami yang absurdisme dalam diri maka ketika keluar akan tiba makna baru yang transenden". Dan untuk memaknai teks dalam karya sastra banyak cara pendekatannya jika merasakan sesuatu paling beda dalam tidak ada masalah. Rolan Baryes dalam esai interteks karya Sapardi Dkoko Damono mengatakan, bahwa pada tahun 1956 ia mendeklarasikan bahwa penulis dan makna berbeda.dan bahkan dipisahkan dari karyanya, dalam kesimpulan makna ada pada diri pembaca". Tambahan dari moderator.

Clossing ditutup dengan pembacaan bab I "Apakah hidup seperti ini, dalam kesedihan yang nikmat, dalam kedekatan yang singkat dekat dengan bahaya yang namanya tidak ditahui ini, adalah sama dengan bergegas menuju kehancuran? Sekali lagi, tanpa istirahat, mari kita pergi.

Akhmad 2019
Bincang Buku The Sea Close By karya Albert Camus di Beans Cofe bersama dengan Kominitas Lingkar Studi Filsafat Descrusce. Dyah Monica dan Nafiatul Husnah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar