Senin, 29 Juli 2019

Tak Pernah Berharap Ada



Penjaga perpus di Kota Malang

Sebuah kebaikan dan cinta tidak akan pernah lepas dari kehidupan. Kedua hal itu akan menjadi dasar hidup manusia. Tidak dapat dipisahkan tapi dapat juga di jauhkan lantaran pemikiran kita dan gerak hati yang berbeda.

Tulisan ini akan bentuk rekaman peristiwaku. Ketika waktu tempo hari itu menjaga buku (ngelapak buku). Jaga buku bagian dari hobiku karena dihari sebelumnya sudah sering melakukan hal itu, setiap Senin di Kampus membuka lapak baca Buku Gratis. Tidak pernah merasa tidak nyaman atau jenuh dengan keadaan paling jenuh, ada yang mengatakan bahwa bukan hobi yang dibanggakan kerja seperti ini. Bahkan ada yang mencemooh bagaimana melakukan sesuatu itu tidak memiliki nilai guna dan makna. Sering perkataan itu datang menghampiri telingaku namun itu bukan suatu masalah bagiku, karena diriku memiliki prinsip apa yang dilakukanku ini ketika bicara tentang tindakan, terpenting Apa yang lakukan hari ini tidak merugikan orang lain akan terus dilakukan tanpa memperhatikan bicara orang lain, apalagi sampai memasukkan perkataan orang lain masukkan dalam hati.

Di Perpustakaan Kota, tepatnya di Perpus pusat Kota Malang. Menjaga buku dari kegiatan Patjar Merah, walau sebenarnya itu bukan kaitannya tapi ini sebagai rentetan kegiatan sebelum pembukaan bazar buku keliling dan festival literasi. Mas Deni memintaku untuk menjaga buku karena ia sendiri sibuk panitia acara Patjar Merah yang akan beberapa hari dibuka. Saya sendiri kebetulan tidak mendapatkan tugas pas hari berlangsungnya kegaitan Patjar Merah itu.

Hari pertama saya melakukan lapak buku ditemeni salah satu teman. Namanya Iqbal ia sering di tempat kerja dan kebetulan tidak memiliki kesibukan. Ketika saya bicara akan membuka lapak buku di Perpus Kota Iqbal ingin ikut karena hobi baca dia kalau hobi jaga bisa sebenarnya tidak. Hari pertama Ketika bertemu dengan bagian kariyawan Puskot namanya Pak Santoso dia meminta kegiatan bazar buku ini selama tiga hari. Karena saya tahu dengan kondisi daerah Malang tidak terlalu suka membeli buku tapi ada juga suka membaca. Dan saya menolaknya karena saya harus bantu diacara pembukaan di acara inti Patjar Merah. Tentunya akan hanya sampai hari Sabtu. Pertama hanya laku satu dan itu seperti memiliki cerita sendiri bagiku.

Cerita itu bagiku memiliki kekuatan tersendiri di mana semalaman diriku tidak tidur dan langsung berangkat jaga buku. Teman yang menemaniku seperti juga tidak istirahat semalaman. Pada awal berangkat ia berkata "Nanti tidur kita gantian Mas" "boleh, siap".
Mata sudah seperti remot tidak ada batreinya hanya ada bentuknya rasanya tidak ada. Terang seperti gelap di kelopak mata, terang menjadi sayu, air minum sudah habis belum tahu kalau ada cran lansung minum.

Awan semakin terang keputihan terlihat jelas. Wajah baru dari dimensi tanpa disadari ada nilai dan etika menimbulkan estetika manusia. Penjaga Perpus yang begitu nyaman bersama dengan kawannya. Ketika duduk memberikan nilai kepadanya, ia memperhatikanku dalam menjual buku, dalam perjalanan waktu didatangi olehnya diriku menanyakan.
 "Apakah sudah makan". Pertanyaan itu dilemparkan oleh perempuan itu.
Dengan rasa malu menjawab " Iya sudah".

Menjaga buku bagian dari latihan kesabaran. Menunggu rasa mencipta, membuka raga menepis jiwa yang kosong menyongsong keangkuhan jiwa agar lebih halus.

Akhmad 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar