Unisma Malang, Mahasiswa bukan sekedar bisa kuliah masuk kelas dan
keluar kelas. Mahasiswa juga harus mampu membagi waktunya untuk bisa berkumpul
dengan teman-teman sejawatnya, bukan hanya berkumpul tetapi dalam berkumpulnya
bisa membuat mahasiswa berisi. Pada Jum’at 23/03/18 pukul 15:15 WIB, di ruangan
kuliah C202A. Himpunan Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia (H-PBSI) Universitas
Islam Malang (UNISMA), mengadakan diskusi dengan judul diskusi budaya atau yang
dikenal “DISHUB”, kegiatan diskusi yang pertama itu mengangkat tema” Bangun
Jiwa Tri Dharma, Pada Pendidik Era Milenial”. Dengan harapan mahasiswa bisa
lebih kreatif dan kritis dalam membangun, bukan lebih diam dengan kemampuan
yang dimilkii, ujar salah satu panitia “Dishub” mahasiswa semester VI Maimuna pada
saat diwancarai.
Kegitan diskusi bertujuan untuk lebih
mendalami apa arti dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, serta mendalami dan
menyelami arti dengan cara mengimplemintasikan dikehidupan mahasiswa, khususnya
mahasiswa jurusan pendidikan. Kegiatan diskusi itu juga dibuka oleh Ketua
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Dr. Moh. Badrih M,Pd, membuka dan sekaligus
menjadi pemantik dalam diskusi tersebut, serta banyak harapan-harapan yang
diharapkan kepada mahasiswa Prodi PBSI, kegiatan belajar tidak hanya
memperbagus nilai yang ada dalam kelas, di luar kelas pun juga banyak yang
perlu didiskusikan untuk memperluas peradapan dan mempererat peradapan, ujar bapak
doktor muda itu pada saat menyampaikan dan memotivasi pada saat diskusi
berlangsung.
Pada saat diskusi berlangsung banyak
mahasiswa yang datang, pada awalnya diskusi hanya ada 10 mahasiswa PBSI, pada
pertengahan diskusi berjalan 30menit Ketua Badan Ekesekutif Mahasiswa Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (BEM-FKIP), yang bernama Faruk datang untuk mengikuti
diskusi dengan semangat. Kegiatan diskusi berlanjut itu banyak hal yang dibahas
pada pembahasan diskusi, mulai dari sejarah pendidikan, terlahirnya pendidikan
di Indonesia serta melahirkan sistem-sistem yang ada di Indonesia dalam dunia
pendidikan. Sehingga mahasiswa diajak untuk lebih dalam memahami tentang
pendidikan dan menggali tentang asal-usul pendidikan.
Term Of Refrence (TOR) yang dibegikan pada
peserta yang mengikuti diskusi mengajak mahasiwa akan aktif dalam diskusi uktuk
menjadikan refrensi ketikda diskusi berlangsung. Dengan adanya TOR maka diskusi
akan mengarah pada sebuah fokus pembahasan, karena keterbatasan pemahaman tentang
Tri Dharma serta bagaimana mahasiswa bisa melakukan tugas sebagai mahasiswa. Sebagai
mahasiswa yang memiliki sebutan agent of
change dan social control. Jalannya
diskusi terlanjut ada beberapa argumen-argumen mahasiswa dengan pandangan-pandangan
tentang mahasiswa di era milenial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar