Banyanghitamputih.com |
“Senjata manusia/mahasiswa
untuk bisa mengubah dunia dan dunianya, adalah manusia yang terus membaca,
seorang tukang becak suka membaca akan melahirkan cara kehidupan berbeda dengan
apa yang diderita dan dirasa, serta untuk hidup apa adanya manusia akan
merasakan, namun akan memberikan cara berbeda dari yang sudah ada”.
Mengingat apa yang menjadi tujuan dari
kehidupan yang akan ditempuh untuk masa yang akan mendatang, sebagai penerus
bangsa agen of change (agen perubahan).
Bangsa ini butuh penerus yang cinta dan memahami keadaan lingkungan, sebagai orang
yang di amanahkan oleh Tuhan kita diberikan kesempatan untuk lebih kritis untuk
membentuk diri sendiri dan bangsa yang lebih baik dengan menempuh sekolah yang
lebih tinggi di Univesitas, dengan bermodal apa kita untuk melakukan itu semua
salah satunya membaca. Dengan membaca dan memahami setiap bacaan yang belum di
rasakan akan merasakan sehinnga akan membuka cakrawala paradigma yang menjadi
Negara Indonesia yang lebih baik, untuk itu semua kesadaran kita untuk membaca
terutama mengingat klasifikasi tingkat membaca kita diseluruh dunia negara kita
ketinggalan, berada di posisi paling bawah dibandingkan dari negara lainnya.
Jikalau bukan kita siapa lagi yang akan
membuktikan kecintaan kita ke negeri sendiri mengubah budaya membaca yang kuat
untuk mengubah diri sendiri setelah akan diri sendiri dan bagi nusa dan bangsa.
Mengingat dengan kata-kata yang menjadi motivasi saya pribadi,
“Bung Karno pemuda
yang berumur 21-22 tidak sesikitpun memikirkan negara ini gundulkan saja
kepalanya. Dan pidato JASMERAH”.
Dengan
seperti itu jelas kalau kita diperintahkan untuk membaca untuk mengenang semua
kata-kata di atas saya tafsirkan kalau tidak dengan membaca kita bagaiman
mengetahui sejarah dan berperan untuk bangsa.
Berjuang untuk niat yang baik mengubah
bangsa dengan pengetahuan yang dimiliki amal ma’ruf nahi mungkar. Buku gerbang
cahaya intelektual buku dan mahasiswa satu kesatuan relasi yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupannya, namun harus
digaris bawahi ialah bahwa mahasiswa kadang dalam membaca buku, akan lebih memilih
bacaan buku yang mereka suka, karena dengan apa yang disuka, akan mendapatkan
kenyamanan saat membaca sehingga paradigma atau pengetahuan dan pola pikirnya
akan lebih luas dan terbentuk.
Namun kebutuhan pertama yang harus dibaca
oleh mahasiswa ialah buku non fiksi (buku
pelajaran) yang benar-benar harus intim
dibaca karena yang paling menunjang dalam perkulihan menunjang mendapatkan
keluasaan teori dan meluaskan dengan realita untuk menciptakan cara.
Perbedaan dalam pandangan mahasiswa yang
satu ini sangat berbeda dengan yang lain, mahasiswa kelahiran Nganjuk
Habibulloh Al muzakki Semester III Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Sangat
menyukai dengan buku yang non fiksi (buku perkulihaan), namun kesukaan itu
sangat berbeda Ia lebih menyukai buku yang
ditulis oleh dosen yang mengajarnya, karena buku yang ditulis oleh dosen yang
mengajar sangat memberikan dorongan pada jiwanya, sehingga menumbuhkan rasa
kagum yang mengispirasi untuk lebih giat belajar pungkasnya, sehingga merasa
bahwa Ia dididik oleh insani yang
memiliki intelektual benar-benar luas.
Selain itu kebutuhan mahasiswa dalam
membaca buku bukan hanya buku pelajaran yang harus kita paksa baca, kadang
membuat lebih linglung berpikir. Yang
sangat enteng dibaca salah satunya ialah buku fiksi atau novel, karya sastra,
karena buku fiksi dampak positifnya sangat luar biasa, kenapa begitu selain
membarikan banyak hikmah yang sangat besar, sebagai jurusan bahasa kekuatan
dalam membaca walaupun itu berupa buku fiksi yang berupa novel dan sebagainya. Baginya
itu keharusan yang tidak boleh diselingkuhkan dalam kalangan mahasiswa,
membantu pola pikir yang lebih kritis dan membandingkan kehidupan nyata dengan
yang ada di dalam kehidupan kita sehari-hari, dengan membaca fiksi apa yang
tidak pernah dirasakan akan merasakan.
“Jika gemar membaca manusia akan merasakan apa yang
tidak pernah dirasakan. Serta akan meluaskan peradaan, sehingga mampu
menyesuaikan dalam keadaan dan sesuai moderniasasi hari ini, konservatif akan
membentuk diri manusia”.
Dilihat
dari perkembangan zaman beradapan tetap tidak ada perubahan, namun perkembangan
kehidupan yang sangat berbeda, dengan masa yang lampau dan manusia yang berpola
pikir yang berbeda, sama halnya dengan orang yang membaca karena mengingat
dengan firman Allah bahwa ayat yang pertama turun ikroah (Bacalah). Bahwa
membaca adalah pembeda dunia dan jendala dunia tabir kehidupan yang nyata,
karena dengan membaca akan menambah pengetahuan yang lebih luas, kebutuhan yang
sangat fital dalam kehidupan.
Salain
itu juga menurut mahasiswa bahasa inggris semester satu bernama Tantri Wayuni
asal Kalimantan Barat. Berpendapat buku dan mahasiswa itu “one heart”, mengapa demikian, karena buku adalah jendela untuk
menghidupkan pola pikir yang lebih kritis dan memahami apa yang belum
diketahui. Maka cahaya ialah pengetahuan manusia membentuk dirinya. Akan tetapi
perbedaan membaca mahasiswa bisa dilihat dari kesukaannya untuk membaca. Kalau
anak berasal kalimantan barat ini menyukai novel yang berbaur sejarah terutama
fiksi Indonesia, contohnya karya-karya Pram”.
Dengan
mengetahui sejarah dapat mengambil hikmah dari sejarah belajar pada sejarah
karena sejarah tidak pernah berbohong, karena kenyataan apa yang terjadi di
masa lalu, sudah terjadi belum tentu insani.
Membaca tidak ada batasan buku apa karena setiap buku penulis memiliki
ediologi fan niat yang berbeda-beda untuk buku yang diterbitkan. Terutama novel
yang pernah ia baca menggukan bahasa inggris contohnya novel Harry Potter,
dengan seperti itu membaca karya orang lain, rasa kepedulian dan menghargai
orang menulis, karena penulis itu akan memberikan gagasan yang lebih luas
dengan realita yang nyata menggambarkan dengan bentuk tulisan.
Dari
membacalah akan memahami semua lingkungan sekitar yang sangat dekat dengan
kehidupan sebagai insani. Setiap mahasiswa pengetahuannya didapatkan dari buku,
yang dimaksud buku itu dibuka dan dibaca agar pengetahuan itu didapat dari buku
yang dibacanya menurut mahasiswa yang bernama Taufik Hidayat Prodi Matematika
menyimpulkan kalau buku itu terbagi dua macam antaranya fiksi dan non-fiksi dan
keduanya ialah kebutuhan yang fital dibutuhkan oleh kita dan semua buku yang
dibaca akan memberikan manfaat besar ke dalam kehidupan sehari-hari.
Kita
khususnya setiap buku fiksi itu memberikan manfaat pada pembentukan karakter
atau sikap psikomotorik, seseorang untuk membentuk pola hidup yang lebih indah
mengambil cerminan dari kehidupan, fiksi dalam sebuah fiksi mengandung nilai
dan moral pola hidup yang diperindah untuk diterapkan dikehidupan nyata. Buku
non-fiksi yang mengacu pada ke pengetahuan secara ilmiah (pengetahua alam) yang
memberikan manfaat besar dalam kehidupan kita untuk membedakan sebuah teori
yang kita dapatkan dari buku untuk pembuktian kekuatan teori dengan kehidupan
nyata secara ilmiah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar