Jumat, 09 Maret 2018

Mahasiswa dan Buku

Banyanghitamputih.com


“Senjata manusia/mahasiswa untuk bisa mengubah dunia dan dunianya, adalah manusia yang terus membaca, seorang tukang becak suka membaca akan melahirkan cara kehidupan berbeda dengan apa yang diderita dan dirasa, serta untuk hidup apa adanya manusia akan merasakan, namun akan memberikan cara berbeda dari yang sudah ada”.
Mengingat apa yang menjadi tujuan dari kehidupan yang akan ditempuh untuk masa yang akan mendatang, sebagai penerus bangsa agen of change (agen perubahan). Bangsa ini butuh penerus yang cinta dan memahami keadaan lingkungan, sebagai orang yang di amanahkan oleh Tuhan kita diberikan kesempatan untuk lebih kritis untuk membentuk diri sendiri dan bangsa yang lebih baik dengan menempuh sekolah yang lebih tinggi di Univesitas, dengan bermodal apa kita untuk melakukan itu semua salah satunya membaca. Dengan membaca dan memahami setiap bacaan yang belum di rasakan akan merasakan sehinnga akan membuka cakrawala paradigma yang menjadi Negara Indonesia yang lebih baik, untuk itu semua kesadaran kita untuk membaca terutama mengingat klasifikasi tingkat membaca kita diseluruh dunia negara kita ketinggalan, berada di posisi paling bawah dibandingkan dari negara lainnya.
Jikalau bukan kita siapa lagi yang akan membuktikan kecintaan kita ke negeri sendiri mengubah budaya membaca yang kuat untuk mengubah diri sendiri setelah akan diri sendiri dan bagi nusa dan bangsa. Mengingat dengan kata-kata yang menjadi motivasi saya pribadi,
“Bung Karno pemuda yang berumur 21-22 tidak sesikitpun memikirkan negara ini gundulkan saja kepalanya. Dan pidato JASMERAH”.
Dengan seperti itu jelas kalau kita diperintahkan untuk membaca untuk mengenang semua kata-kata di atas saya tafsirkan kalau tidak dengan membaca kita bagaiman mengetahui sejarah dan berperan untuk bangsa.
Berjuang untuk niat yang baik mengubah bangsa dengan pengetahuan yang dimiliki amal ma’ruf nahi mungkar. Buku gerbang cahaya intelektual buku dan mahasiswa satu kesatuan relasi yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupannya, namun harus digaris bawahi ialah bahwa mahasiswa kadang dalam membaca buku, akan lebih memilih bacaan buku yang mereka suka, karena dengan apa yang disuka, akan mendapatkan kenyamanan saat membaca sehingga paradigma atau pengetahuan dan pola pikirnya akan lebih luas dan terbentuk.
Namun kebutuhan pertama yang harus dibaca oleh mahasiswa ialah buku non fiksi (buku pelajaran) yang benar-benar harus intim dibaca karena yang paling menunjang dalam perkulihan menunjang mendapatkan keluasaan teori dan meluaskan dengan realita untuk menciptakan cara.
Perbedaan dalam pandangan mahasiswa yang satu ini sangat berbeda dengan yang lain, mahasiswa kelahiran Nganjuk Habibulloh Al muzakki Semester III Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Sangat menyukai dengan buku yang non fiksi (buku perkulihaan), namun kesukaan itu sangat berbeda Ia lebih menyukai buku  yang ditulis oleh dosen yang mengajarnya, karena buku yang ditulis oleh dosen yang mengajar sangat memberikan dorongan pada jiwanya, sehingga menumbuhkan rasa kagum yang mengispirasi untuk lebih giat belajar pungkasnya, sehingga merasa bahwa Ia dididik oleh insani yang memiliki intelektual benar-benar luas.
Selain itu kebutuhan mahasiswa dalam membaca buku bukan hanya buku pelajaran yang harus kita paksa baca, kadang membuat lebih linglung berpikir. Yang sangat enteng dibaca salah satunya ialah buku fiksi atau novel, karya sastra, karena buku fiksi dampak positifnya sangat luar biasa, kenapa begitu selain membarikan banyak hikmah yang sangat besar, sebagai jurusan bahasa kekuatan dalam membaca walaupun itu berupa buku fiksi yang berupa novel dan sebagainya. Baginya itu keharusan yang tidak boleh diselingkuhkan dalam kalangan mahasiswa, membantu pola pikir yang lebih kritis dan membandingkan kehidupan nyata dengan yang ada di dalam kehidupan kita sehari-hari, dengan membaca fiksi apa yang tidak pernah dirasakan akan merasakan.
“Jika gemar membaca manusia akan merasakan apa yang tidak pernah dirasakan. Serta akan meluaskan peradaan, sehingga mampu menyesuaikan dalam keadaan dan sesuai moderniasasi hari ini, konservatif akan membentuk diri manusia”.
Dilihat dari perkembangan zaman beradapan tetap tidak ada perubahan, namun perkembangan kehidupan yang sangat berbeda, dengan masa yang lampau dan manusia yang berpola pikir yang berbeda, sama halnya dengan orang yang membaca karena mengingat dengan firman Allah bahwa ayat yang pertama turun ikroah (Bacalah). Bahwa membaca adalah pembeda dunia dan jendala dunia tabir kehidupan yang nyata, karena dengan membaca akan menambah pengetahuan yang lebih luas, kebutuhan yang sangat fital dalam kehidupan.
Salain itu juga menurut mahasiswa bahasa inggris semester satu bernama Tantri Wayuni asal Kalimantan Barat. Berpendapat buku dan mahasiswa itu “one heart”, mengapa demikian, karena buku adalah jendela untuk menghidupkan pola pikir yang lebih kritis dan memahami apa yang belum diketahui. Maka cahaya ialah pengetahuan manusia membentuk dirinya. Akan tetapi perbedaan membaca mahasiswa bisa dilihat dari kesukaannya untuk membaca. Kalau anak berasal kalimantan barat ini menyukai novel yang berbaur sejarah terutama fiksi Indonesia, contohnya karya-karya Pram”.
Dengan mengetahui sejarah dapat mengambil hikmah dari sejarah belajar pada sejarah karena sejarah tidak pernah berbohong, karena kenyataan apa yang terjadi di masa lalu, sudah terjadi belum tentu insani. Membaca tidak ada batasan buku apa karena setiap buku penulis memiliki ediologi fan niat yang berbeda-beda untuk buku yang diterbitkan. Terutama novel yang pernah ia baca menggukan bahasa inggris contohnya novel Harry Potter, dengan seperti itu membaca karya orang lain, rasa kepedulian dan menghargai orang menulis, karena penulis itu akan memberikan gagasan yang lebih luas dengan realita yang nyata menggambarkan dengan bentuk tulisan.
Dari membacalah akan memahami semua lingkungan sekitar yang sangat dekat dengan kehidupan sebagai insani. Setiap mahasiswa pengetahuannya didapatkan dari buku, yang dimaksud buku itu dibuka dan dibaca agar pengetahuan itu didapat dari buku yang dibacanya menurut mahasiswa yang bernama Taufik Hidayat Prodi Matematika menyimpulkan kalau buku itu terbagi dua macam antaranya fiksi dan non-fiksi dan keduanya ialah kebutuhan yang fital dibutuhkan oleh kita dan semua buku yang dibaca akan memberikan manfaat besar ke dalam kehidupan sehari-hari.
Kita khususnya setiap buku fiksi itu memberikan manfaat pada pembentukan karakter atau sikap psikomotorik, seseorang untuk membentuk pola hidup yang lebih indah mengambil cerminan dari kehidupan, fiksi dalam sebuah fiksi mengandung nilai dan moral pola hidup yang diperindah untuk diterapkan dikehidupan nyata. Buku non-fiksi yang mengacu pada ke pengetahuan secara ilmiah (pengetahua alam) yang memberikan manfaat besar dalam kehidupan kita untuk membedakan sebuah teori yang kita dapatkan dari buku untuk pembuktian kekuatan teori dengan kehidupan nyata secara ilmiah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar