Sabtu, 31 Maret 2018

JASMERAH

pixabay.orang-orang


Menurut Winkel, Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengolahan pemahaman. Sejarah adalah silsilah, asal-usul, riwayat, sejarah ibarat kaca yang tidak pernah untuk dijaikan refleksi.
            Menoleh kebelakang sejenak kerena pelajaran terbaik adalah belajar pada yang telah terjadi, mengingat apa yang pernah dilontarkan secara tegas oleh pidato terakhir putra sang fajar proklamotor kita Bung Karno, dengan pidatonya yang dikenal pidato JASMERAH, pada Hari Ulang Tahun (HUT) tanggal 17 Agustus 1966,  bahwa banyak kesan dan pesan dalam pidatonya, yang ditekankan olehnya bahwa pentingnya sejarah, jangan sekali-kali melupakan sejarah. Setiap kehidupan yang ada di dunia ini mempunyai sejarah yang nyata, entah itu sejarah buruk dan sejarah yang baik, mengacu pada paradigma hidup, yang termasuk dalam sejarah pelajaran yang terarah ialah sejarah (reflection history).
            Semua yang terjadi dalam dunia ini pasti ada disejarah, bahwa dalam hal ini sebagai insani (manusia), merenungkan betul-betul perkara-perkara yang ada di dunia ini, bahwa sebab dan akibat adalah tidak akan dipisahkan dari Undang-undang Dunia, kita hidup di dunia Tuhan memiliki tujuan hendak menjadikan Khalifah di Bumi,(Al-baqaah,28) itu sebab Tuhan menciptakan dunia dan seisinya tidak semerta-merta, namun semua yang terjadi pada sejarah ini ada sebab dan akibatnya. Belajar terbaik bukan dari guru yang terbaik, numun dari pegalaman sejarah yang terbaik, maka kesempurnan belajar, belajar pada sesuatu yang telah terjadi karena yang terjadi tidak pernah membohongi, masa yang akan datang hanya cita-cita angan-angan semata masih belum memberikan bukti. Menginagat pada saat era orde lama Indonesia mengalami sejarah yang kelam buruk tahun 1965 yang di kenal G30S, yang sangat menjadi mimpi buruk negeri ini, di mana bangsa kita memiliki kenangan sejarah yang tidak akan terlupakan semasa hidup bangsa kita, itulah sejarah bangsa ini, apa tidak ada sebab dan akibatnya hal ini seperti ini, dalam menanggapi setiap kejadian harus menganalisa dengan beberapa pandangan agar tidak mudah untuk mengkafirkan orang lain, dan setiap kejadian itu Tuhan pasti memiliki rencana yang indah, akan ada hikmah dibalik kejadian, ketika memiliki banyak refrensi paradigma.
            Dalam hal ini banyak hal yang patut dielajari secara seksama dari sejarah, belajar sejarah yang terarah, bukan hanya akan mengetahui apa yang telah terjadi dimasa lampau, banyak pelajaran hidup yang dapat direnungkan dan di implemintasikan dalam kehidupan yang sekarang, akan balance (seimbang), ketika membentuk negara yang sejahtera ini maka tidak menutup mata kita untuk belajar pada sejarah, Sultan Hamid Khan II Turki hal ini berkaca kepada sejarah, masyarakat yang memang mampu menikmati hasil kerja pemerintah bahwa hak-hak yang memang betul-betul dapat menikmati rakyat, refleksi pada masa yang terjadi, rakyat merasakan apa nikmat negera ini yang ada pada rakyat, dan rakyat dapat menerima semua yang dilakukan orang atasan-atasan yang menjadi wakil rakyat, melakukan hal yang pasti kebenaranya untuk rakyat, maka hal ini kita semua patut belajar pada sejarah yang mana sejarah yang telah membuktikan kalau negara kita pernah mengalami kesejahteraan, dan rakyat pada masa itu tidak pernah menuntut ketidak adilan tentang hak-hak kewajibannya, karena sudah merasa terpenuhi. Pada era orde lama pemerintahan Soekarno-Hatta dianggap sukses, karena rakyat sudah memenuhi hak-haknya dan kewajibanya yang selaras untuknya, walaupun semua itu tidak dapat menerima, tapi sudah berjuang untuk rakyat.
            Dalam belajar yang terbaik, bahkan butuh pembelajaran yang telah terjadi dalam hal-hal yang baik pula, dan dipelajari dengan baik oleh sejarah, apa yang telah menjadi jalan hidup yang lurus pasti, karena sejarah tidak pernah berbohong, ketika sejarah tidak dibohongkan. Menurut bukunya dalam buku Demokrasi Kita Wakil Presiden pertama kita Muhammad Hatta, Demokrasi kita, Demokrasi Politik dan Ekonomi. Dalam hal ini yang akrab dengan sebutan Bung Hatta, menganjurkan belajarlah dari pengalaman dan pengalaman itu bagian dari sejarah, beliau menulis dalam bukunya Demokrasi Kita. Berdasarkan pengalaman yang diperoleh dari Benua Barat, dan bersendi pula kepada susunan masyarakat desa di Indonesia yang asli, kita tidak dapat mengemukakan kedaulatan rakyat yang lebih sempurna sebagai dasar pemerintahan Republik Indonesia, kepada rakyatlah kita kembalikan semua untuk mencapai sebuah impian negara ini, sehingga yang pandai merenungkan semua yang ada di rakyat implemintasikan dalam kenyataan ini, dengan refleksi sejarah.
            Dalam hal ini dapat mengambil setiap pembelajaran dari masa yang telah terjadi untuk dijadikan acuan dalam menjalani hidup, yang merdeka bagaimana sejarah telah membuktikan jika hidup itu memiliki cermin, dan cerminan hidup ada di sejarah, karena cermin itu tidak pernah berbohong. Menciptakan sesuatu yang menjadi langkah lebih baik, maka kmbalikanlah semuanya pada alur sejarah kita, dan renungkan setiap kejadian untuk dijadikan refleksi dan implemintasikan dalam hidup. Sehingga tercipta sesuatu yang lebih baik dari apa yang telah terjadi, tidak mengulangi sejarah yang telah terjadi, sehingga mengukir sejarah baru dalam hidupnya, ketika melakukan sesuatu untuk orang lain akan berkaca pada sejarah yang mempunyai education (pendidikan) yang terarah untuk semua yang merasakan dan menikmati sejarah dengan paradigma yang luas untuk menerapkan dalam hidupnya.
            Hidup itu belajar, kita hidup ini memiliki sejarah setiap individu, yang akan dapat diceritakan kepada orang lain terutama anaknya, agar anak tersbut kelak memiliki komitmen paradigma yang telah dialami oleh orang lain terutamana keluarganya, sehingga paradigma seorang anak itu tidak memiliki ruang untuk mengulangi kejadian-kejadian yang telah dialami oleh keluarganya, sehingga seorang anak memiliki paradigma yang lebih luas untuk tidak pernah mengulangi sejarah, maka dengan itu terciptalah ukiran sejarah baru dari seorang yang mampu mempelajari sejarah, dan sehingga selalu berusaha untuk tidak akan pernah mengulangi sejarah yang menurutnya kelam. Belajar bukan hanya yang ada di dalam kelas belajar yang baik itu dari pengalaman yang terbaik, sejarah yang terbaik bukan hanya memahami kejadian di masa lampau, setiap kejadian itu harus bisa menganalisa sebab dan akibat setiap sejarah tersebut, dan memahami bagaimana cara mendekati sejarah yang baik, untuk menerapkan dalam masa yang akan datang.
            Menjadi refleksi mengapa keluarga kita tetap seperti ini, tidak ada perubahan Bapak saya petani, yang tidak berkembang hanya cukup untuk dimakan, karena Bapak tidak sekolah dan tidak memahami bagaimana bercocok dengan baik, bagaimna merawatnya tanamannya, itulah sejarah bagaimana untuk belajar untuk mengubah jalan hidup berkaca pada sejarah yang nyata.
            Dengan hal ini semua harus mampu merennungkan setiap apa yang terjadi banyak pelajaran hidup yang terarah, dari sejarah untuk menjadikan sebuah refleksi melakukan tindakan yang positiv untuk selalu berusaha mengukir kembali sejarah yang telah terjadi, dengan memahami sebab dan akibat yang pernah dilakukan oleh sejarah, pelajaran dalam sejarah yang terbaik, memberikan sebuah paradigma baru ketika semua yang telah dipelajari sebab dan akibatnya dipahami, dengan refleksi sejarah yang telah terjadi sehigga dapat memilah dan memilih setiap cara untuk mencapai sebuah tujuan yang mengaca pada sejarah.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar