Minggu, 16 Juni 2019

Perantauan tempat Pengasingan

Merantau= Mengasingkan


Sudah tiba di Malang tempat perayaan dan juga pertempuran amor fati.

Di pengasingan  akan ditemukan ruang paling sempit. Dan melahirkan misi mencari, mengabdi, dan merealisasi. Dan akan bertanya, dari mana datangnya pemikiran dari teman, keadaan, dan apa yang ditemukan dalam bacaan.
Yang paling mulia lahir dari misi naluri bertujuan tentang kemanusian, Tuhan, dan alam. Dan memahami amor fati sejati.

Kadang disini waktu 24 jam masih kurang andai bisa ditambah jadi 25jam begitu senang. Dan disini menjadi tempat paling sunyi kadang paling ramai; kadang membuat damai kadang juga terbuai. Semua menjadi kudrot.

Ketika sudah tiba, setelah nafas diam, degup istirahat sebentar ingat dengan pesan-pesan; keluarga, guru, alam, dan teman-teman.

Keluarga nyangoni doa
Bapak nyangoni uang dan doa
Nenek nyangoni doa lancar sehat selalu
Bibi nyangoni doa semoga lancar

Guru ngaji berpesan cepat kembali kalau lulus
Guru Maderasah berpesan jangan lupa mengasah
Guru SD berpesan jangan lupa mengasuh
Guru SMP berpesan jangan lupa mengasih
Guru SMA berperan jangan lupa pada guru "Karena tak ada mantan guru"

Tetangga nyangoni ucapan selamat
Pak Rasid tetangga nyangoni rokok yang berpesan "Berikan kepada teman-temanya, kalau uang tidak punya hehe".

Teman-teman masa kecilku nyangoni doa semoga lancar katanya dan Sambil cari pasangan.
Teman-teman SMA nyangoni pesan jangan lupa pada kita "Katanya"

Teman-teman Pesantren nyangoni jangan lupa guru ngaji; Yang meninggal gurunya suruh sempatkan nykar atau dikhususin pas di perantauan.

Tanah kelahiran yang diinjak nyangoni rindu. Pada saat diperantauan tidak tahu apa-apa lagi (bingung), kembalikanlah semua itu pada yang dirindu, ya, tanah kelahiran itu dikaji, dingat, lalu tanggungjawabnya, agar semangatnya kembali lagi dengan tujuannya yang satu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar