Sabtu, 01 Juni 2019

Pancasila Mati di Era Modernisasi; Sebagai Identitas Bernegara

foto; diambil.dari.lpm.fenomena

Bulan Juni tanggal 1 menjadi bulan dan tanggal yang sakral; dan dikenal dengan bulan lahirnya negara yang memiliki identitas berwarganara Indonesia. Yang mencetuskan dasar negara Indonesia dikenal dengan Pancasila. Dan apakah Pancasila mati di era modernisasi?, mari refleksi bersama.

Bulan Juni bukan sekedar peringatan lahirnya pancasila. Paling utama bagaimana mengamalkannya. Bagi yang berada dikalangan dunia sastra dikenang pula dengan puisi Sapardi Joko Damono dengan judul Hujan di Bulan Juni. Di Bulan ini juga ada peristiwa luar biasa karena akan menjadi penentu Bhinika Tunggal Ika. Dan dikenal dengan lahirnya dasar Negara Indonesia.

"Hari Lahir Pancasila jatuh pada tgl 1 Juni 1945"

Kita semua akan memahami hari ini salah satu hari berbesajarah. Ketika menginat perumusan dasar ideologi Negara. Maka harus kita sadari bahwa dari proses ini bapak pendiri bangsa terdahulu bermawas diri dan hati-hati menentukan jati diri negara karena dasar ini sebagai bentuk identitas bernegara. Dan akan menjadi amalan bagi warganegara yang hidup di Indonesia.

Bulan Hari lahirnya pancasila ditetapkam oleh Sukarno dan Hatta tahun 1945. Penghargaan yang diberikan kepada orang-orang yang berperan merumuskan kemerdekaan, penghargaan itu  disebut dengan sebutan Piagam Jakarta. Di Dokukurutsu Junbi Cosakai Badan Penyidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama kali mengadakan sidang pada bulan 29, Mei 1945, hingga tgl 1 Juni 1945 ditetapkanlah dan disepakati bahwa rumusan Soekarno diterima dengan dasar yang diberi nama Pancasila.

Dalam perumusan itu tidak mudah memerlukan diskusi panjang. Perbedaan pendapat tidak akan selalu tepat, hasil duduk dan musyawarah dengan Ridho Allah terbuka dan lahir dari para pendiri bangsa pemikiran jernih. Tujuan menentukan sebagai pedoman dasar negara kita, walaupun dengan waktu begitu singkat melewati proses perbedaan pendapat oleh beberapa para tokoh. Banyak usullan yang dilontarkan pada forum tersebut. Dari beberapa tokoh mungkin yang penulis sebutkan  yaitu tokoh satu ini; Moh. Yamin dengan rumusun yang diberinama "Asas Negara ada Lima"; 1.Peri kebangsaan, 2. Peri kemusiaan, 3. Peri ke-Tuhanan, 4. Peri kerakyatan, 5. Kesejahteraan rakyat.

Namun bukan hanya M. Yamin salah satu tokoh lainnya yaitu; Supomo yang mengusulkan juga dasar itu ia memberi nama, "Dasar Negara Indonesia Merdeka" terdiri dari; 1.Persatuan, 2. Kekeluargaan, 3. Mufakat, 4. Demokrasi, 4. Musyawarah, 5. Keadilan Sosial. Namun kedua tokoh tersebut belum bisa dimufakati bersama dari rumusan yang mereka usulkan. Dengan banyaknya pertimbangan oleh beberapa orang-orang yang berada dalam forum.

Desir angin selalu ada di dalam forum pikiran manusia yang tidak sama, berinisiatif ingin menyamakan presepsi. Datanglah putra sang fajar dengan membawa dasar negara Indonesia. Orang itu bernama Soekarno diakhir ia datang dengan banyaknya perselisihan para pendiri bangsa yang belum bisa disepakati dengan beberapa usulnya. Ia membawa hasil rumusannya dan membacakan di mimpar, dasar itu telah disususn yang diberi nama "PANCASILA" yang memiliki lima butir yang akan dijadikan dasar negara, lima butir terdiri dari; 1. Kebangsaan Indonesia, 2. Internasionalisme dan Peri Kemanusian, 3. Keraykatan atau Demokrasi, 4. Kesejahteraan Sosial,5. Ketuhanan Yang Maha Esa, rumusan tersebut ketika dibacakan dengan beberapa narasi yang mampu menggugah hati pendengar Sorekarno menerima tepuk tangan luar biasa dari penyampaian itu dan dianggap bahwa dari rumusan yang paling cocok di Negara Indonesia dan bisa diamalkan oleh para generasi yaitu "PANCASILA",

Tepat dengan penerimaan itu terciptalah dasar negara dan pada saat itu pula di tetapilah bahwa pada tgl 1 Juni 1945 sebagai hari lahirnya Pancasila.


***

Beberapa nama panitia kecil yang dibentuk BPUPKI dilansir dalam berita Detik.com.  Selanjutnya BPUPKI membentuk panitia kecil untuk merumuskan dan menyusun Undang-Undang Dasar dengan berpedoman pada pidato Bung Karno tersebut. Lalu dibentuklah Panitia Sembilan terdiri dari Soekarno, Mohammad Hatta, Mr. AA Maramis, Abikoesno Tjokrosoejoso, Abdul Kahar Muzakir, Agus Salim, Achmad Soebardjo, Wahid Hasjim, dan Mohammad Yamin yang ditugaskan untuk merumuskan kembali Pancasila sebagai Dasar Negara berdasar pidato yang diucapkan Soekarno pada 1 Juni 1945 dan menjadikan dokumen
Hari ini tidak akan kita lupakan pula bahwa pada hari ini tepat hari mengenang para pendiri dalam menyusun dasar negara.

Hari ini banyak dalam bentuk memperingati hari lahirnya Pancasila, salah duanya yaitu dengan antusias mengucapkan hari Lahirnya Pancasila, hal tersebut anekaragam beberapa teman-teman organisasi membuat poster sebagai perayaan memperingati hari Pancasila. Hal tersebut sebagai bentuk eksistensi kita berwarga Negara namun yang paling penting bukan pada bentuk eksistensi namun harus memahami esensi dari hari perayaan Pancasila.

"Lahirnya Pancasila sebagai bentuk adanya kehidupan baru yang bisa kita amini bahwa Negara telah lepas dari jajahan, dengan menbentuk dasar negara bentuk kesadaran bahwa kita harus memiliki identitas yang sesuai dengan dasar negara, dengan cara apa mengamalkan apa yang ada dalam Pancasila"

Dalam mencapai itu semua harus bisa memahami intisari dari sebuah negeri dan dasar ini sebagai pondasi, ibarat bangunan kalau ingin kuat maka perlu kuatkan pondasinya. Maka bangunan itu akan kuat, siapa yang kuat dalam suatu negara yaitu manusia atau masyarakat warganara itu sendiri.

Selamat hari lahir Pancasila
Di bulan juni bukan hujan yang sakral
Di bulan juni hari sakral tanggal 1 yang harus kuta tahu dan amalakan

Akhmad 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar