Selasa, 18 Juni 2019

Perjalanan Yang Abadi


Perjalanan Abadi; pengabdian

Di arah barat ia menemukan sesuatu. Apapun yang ada akan menjadi berharga, apakah itu sebuah cita-cita lahir dari keinginan. Langkah kaki manusia tidak bisa menemukan kepastian kemana, kecuali segumpal darah dalam dada itu menentukan. Tidak semua bisa digapai dengan sebuah keinginan. Ketika menemukan sesuatu anghaplah itu sebuah cara Tuhan menunjukkan keagungannya.

Dari mana datangnya kehidupan, akan lahir dari sebuah pemikiran manusia sederhana ketika keluar dari zona kehidupan paling tenang. Siapa yang ia kerjakan dari sebuah peristiwa dalam diri ketika menemukan ketidak sesuaian. Dari awal ia sudah tidak ingin melakukan hal tersebut. Sosok seorang Ibu yang hanya hidup dalam keadaan tanda tanya membawa ia berjalan. Berjalan kemana?, pertanyaan itu hanya ada di dalam pikiran dan akan ditemukan ketika menunaikan perjalanan.

Malam Jumat legi tanggal 22, Juli 2014 ia melangkah keluar dari rumahnya untuk memenuhi panggilan hatinya. Walau tidak ada suara yang berbunyi sempurna tapi dorongan dalam diri seperti menjadi satu dengan hasrat, kegelisahan dan kekecewaan pada ayahnya tidak dibendung lagi karena menggap ada kata ingkar padanya. Suara itu seperti sesuatu yang harus bisa dipenuhi semenjak memahami tentang kenyaman cinta, dan doa dirinya dibutuhkan.

Keluar dari rumah waktu magrib, karena sangat berat dalam mengorbankan sesuatu harus meninggalkan, tanah yang menguatkan pikirannya. Walau bukan dilahirkan di tanah itu tapi bahasa pertama kehidupan pertama dipahami di tanah itu. Tanah bermama Kampong Konyik, terletak di bawah bukit Rongmarong, posisi rumah paling atas di kampung terus di belakang sudah tidak ada rumah kecuali ladang dan pohon-pohon menjadi hiasan rumah di bukit itu, sebagai saksi hidupnya Ia yang selalu mengabdikan diri pada Nenek bermahkota hitam hingga sudah bermahkota putih. Hal sederhana pengabdiannya dengan mencari rumput dan kayu bakar maka makan tidak akan mendapatkan omelan.

Hal paling penting kala masa kesenangan masih ada dalam jiwa dan dianggap peristiwa. Kala kecil paling berkesan ketika ia harus mempelajari Agama yang tentunya bertuhan kepada Allah Swt dan beriman atas utusannya pula Nabi Muhammad Saw. Dalam kesehariannya bisa dicatat dengan baik hari ini, kegiatan masa kecil itu. Ketika mentari akan terbit dengan kudrotnya secara konsisten bersama dengan kicauan burung-burung, ia harus pergi ke bukit mencari rumput kalau hari minggu libur sekolah. Hiburan paling digemari pergi ke sungai kecil setelah dari gunung mencari anak burung, untuk dijual setiap hari Senin dan membeli burung dara.

***

Semua itu akan hanya menjadi masa lalu; Dan kini masa depan telah tiada, kecuali kini yang harus dilewati menjadi harapan. Ia pergi ke Cilacap dengan rasa kesedihan bersama sepi. Berangkat dari lumbung rumah pertama sudah tidak didukung oleh isi tawon yang menghasilkan madu, maka perlu pemberontakan untuk bisa menyadarkan mereka yang tidak memahami. Malam jumat itu bergegas berangkat, teman ia yang mengantarkan ke tempat nunggu bus menangis tersedu-sedu bertanya.
"Serius akan berangkat, bagaimana dengan Neneknya?"
"Ada Allah kak, bismillah wes" dengan senyum dan kopiah Soekarno serta dengan sarungnya Ia minta tolong untuk serahkan ke rumah sebagai informasi kepada keluarganya untuk tidak dicari. Tangisan tambah histeris nanti pas pulang.

Perjalanan akan memiliki ujung walau tujuan tak memiliki untung kala sampai hanya ketika sudah tiba menghubungi keluarga dan meminta alamat yang dicari itu. Sebagai sesuatu dirindu olehnya. Keluarga yang ditinggal setelah tiba ditelfon meminta alamatnya, Jawaban apa yang akan memiliki impiannya selama hidupnya, 20 purnama tidak pernah muncul menyinari bumi dan mengabdi pada bintang dengan cahayanya tak terasa hanya ia menemukan sesuatu terang.

Tujuan yang dicari hanya menemukan keabadian dalam ceritaku, dan kini Ia hanya berdoa padaNya semoga masih dalam keadaan paling aman padanya. Setiap hanya akan menjadi sebuah peristiwa dalam sejarah. Ia hanya makhluk kecil hanya berdoa dan bekerja sesuai dengan cara mulianya.

Akhmad 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar